• About this blog
  • Clearance Sale!
  • Newbery Project
  • Popsugar Reading Challenge 2023
  • Previous Challenges
    • BBI Read and Review Challenge 2017
    • Challenges 2014
    • Challenges 2015
    • Lucky No.14 Reading Challenge
    • Lucky No.15 Reading Challenge
    • POPSUGAR Reading Challenge 2017
    • Popsugar Reading Challenge 2018
    • Popsugar Reading Challenge 2020
    • Popsugar Reading Challenge 2021
    • Popsugar Reading Challenge 2022
    • What’s in a Name 2018
    • Twenty-Ten Challenge
    • Challenges 2012
    • Challenges 2013
  • Round Ups
  • The Librarian

~ some books to share from my little library

Tag Archives: teens

One of Us is Lying by Karen M.Mcmanus

04 Monday Jun 2018

Posted by astrid.lim in fiction, young readers

≈ 5 Comments

Tags

campus life, fiction, Gramedia, mystery, mystery/thriller, popsugar RC 2018, teens, terjemahan, twist ending, young adult

Judul: One of Us is Lying

Penulis: Karen M.Mcmanus

Penerjemah: Angelic Zaizai

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (2017)

Halaman: 408p

Borrowed from: Ferina

Lima murid secara tak terduga masuk kelas detensi di Senin sore akibat pelanggaran yang mereka semua sangkal.

Bronwyn: jenius sekolah, nilai selalu sempurna dan (setahu orang-orang) tidak pernah melanggar peraturan.

Addy: cewek populer tipikal film seri remaja, dengan pacar yang tak kalah populer namun memang suka posesif.

Nate: pecundang sekolah, tidak ada yang heran ia masuk kelas detensi, meski ia berkeras kali ini ia tidak bersalah.

Cooper: atlet asal negara bagian Selatan, masa depan cerah namun ia memiliki rahasia yang tidak diketahui siapapun.

Simon: sumber gosip terdepan di sekolah, pencipta aplikasi gosip yang dibenci dan ditakuti oleh semua warga Bayview High.

Kejutannya: sebelum detensi berakhir hari itu,Simon tewas. Dan itu bukan kecelakaan. Yang lebih parah, polisi menemukan draft artikel yang belum terbit, yang berisi gosip terheboh dari keempat rekan Simon di ruang detensi. Semuanya tentu mengaku tak bersalah. Tapi.. kenyataan berkata lain. Tentu ada satu orang yang berbohong. Siapakah dia?

Membaca buku ini rasanya seperti menonton film Breakfast Club dengan unsur horor pembunuhan ala film Scream. Entah kenapa mengingatkan saya dengan nuansa tahun 90an ๐Ÿ˜€

Mungkin karena itu juga saya jadi bisa menikmati kisah One of Us is Lying. Ceritanya familiar tapi untungnya tidak terlalu terjebak pada prediktabilitas. Masih ada unsur kejutan tak terduga yang berhasil diselipkan di dalamnya. Memang ada beberapa twist yang terlalu fantastis, tapi secara keseluruhan masih ok dan bisa diterima.

Saya sendiri senang dengan penggambaran para karakter di dalamnya, yang awalnya memang terlihat tipikal, namun semakin ke belakang menyimpan rahasia dan sisi lain yang cukup menarik untuk diikuti. Perkembangan karakternya dibuat berlapis-lapis sehingga tanpa sadar kita jadi peduli dengan mereka, bahkan yang terlihat tanpa harapan seperti Addy si cewek populer atau Nate si berandal. Kisah cinta antar karakternya juga tidak terlalu cheesy seperti buku YA pada umumnya, dan tidak membuat unsur ketegangan dan misteri buku ini terlupakan.

Karen Mcmanus adalah nama baru di dunia buku, dan ternyata bisa memikat saya lewat buku young adult bergenre misteri yang berhasil ditulis dengan menyegarkan. Tak sabar untuk melihat hasil karyanya yang berikut!

Terjemahan buku ini juga terbilang cukup baik, sudah agak lama juga saya tidak membaca buku YA terjemahan, tapi ternyata bisa langsung masuk tanpa rasa kagok.

Submitted for:

Category: A book you borrowed or that was given to you as a gift

We Were Liars by E. Lockhart

21 Thursday Aug 2014

Posted by astrid.lim in fiction, young readers

≈ 8 Comments

Tags

america, dysfunctional family, english, fiction, review 2014, summer, teens, tragedy, twisted, young adult

we were liarsTitle: We Were Liars

Writer: E.Lockhart

Publisher/Edition: Delacorte Press (First Edition, 2014)

Pages: 227p

Bought at: Periplus Bandara Soetta (IDR 186k, disc 10%)

This is a story about The Sinclair family, an old, rich family from Boston. They own a private island near Martha Vineyard called the Beechwood Island, where they spent their summers and each daughter has a house for their own family.

The grandchildren, along with a friend of family (and American Indian boy named Gat), have their own group. They called themselves the Liars.

The Liars are Cadence (our narrator), Johnny (the jock), Mirren (the rainbow) and Gat (the outsider). They shared their crazy moments, greatest fears and endless laughter. They love each other and think nothing can stop them.

Until one day, a sad, dark tragedy happened, and nothing is the same anymore. They drifted apart, and Cadence was the only one who can solve the problem, bring back the Liars as they used to be.

We Were Liars is the kind of book that you can easily love or hate with all your heart. Some can say it is unoriginal, pretentious and trying too hard to be brilliant. But I’m with the other side. The Liars captured my heart truly, maybe because they remind me of my own childhood with my cousins and siblings. Things that I missed the most and can’t have it anymore.

I love the way Lockhart pictured the Sinclairs, a snob but dysfunctional family with their covered up flaws.

The daughters who only cared about money- and the grandfather, super patriarch who was fairly racist.

But the grandkids, I love them. I love their chaotic relationships that -again- remind me of my own family. The days of crazy pranks, love and hate relationships and sneaking out in midnight coloring our hair purple ๐Ÿ™‚ And the dogs! The golden retrievers that also always been a part of my life, just like the Sinclairs have.

Anyway. Either you’ll love or hate this book, but you have to admit that the juicy plots, beautiful setting and twisted ending- although not 100% original- fits the story nicely.

And even though some of the dialogues are pretty cheesy, I can still live with that ๐Ÿ™‚

ย 

Map of Beechwood Island, land of the Sinclairs

Map of Beechwood Island, land of the Sinclairs

ย 

Wintergirls by Laurie Halse Anderson

25 Friday Jul 2014

Posted by astrid.lim in fiction, young readers

≈ 11 Comments

Tags

america, BBI, english, fiction, review 2014, sicklit, teens, tragedy, young adult

wintergirls1Judul: Wintergirls

Penulis: Laurie Halse Anderson

Penerbit: Speak (2010)

Halaman: 278p

Beli di: Amazon (USD 5.72)

I took the knife out of my pocket and cut my palm, just a little. “I swear to be the skinniest girl in school, skinnier than you.”

Cassie’s eyes got big as the blood pooled in my hand. She grabbed the knife and slashed her palm. “I bet I’ll be skinnier than you.”

“No, don’t make it a bet. Let’s be skinniest together.”

“Okay, but I’ll be skinnier.”

Lia dan Cassie telah bersahabat sejak kecil, namun seiring bertambahnya usia, lebih banyak pengaruh negatif yang saling mereka berikan satu sama lain. Saat SMA, mereka bertekad menjadi yang paling kurus dan sempurna. Cassie selalu memuntahkan makanan yang ia telan, sementara Lia berpuasa non stop, selalu menghitung kalori yang masuk ke dalam tubuhnya.

Kontes tidak sehat ini menyebabkan persahabatan mereka merenggang, dan mereka semakin terpuruk ke dunia mereka sendiri, menjelma menjadi wintergirls– gadis-gadis kurus kering yang seolah tidak hidup di dunia nyata dan menghilang seiring menyusutnya tubuh mereka.

Suatu hari Cassie ditemukan meninggal di sebuah kamar motel. Tragedi ini seolah menampar Lia, membuatnya merasa bersalah sekaligus ketakutan, apakah ia akan menyusul Cassie? Apakah sudah saatnya ia benar-benar mundur dari dunia ini?

Laurie Halse Anderson selalu berhasil menyajikan kisah remaja dengan issue yang berat namun mudah dicerna. Sangat gampang terjerumus ke dalam cerita yang pretensius jika seorang penulis terus mengangkat konflik serius seperti ini. Tapi Anderson bukan sembarang penulis. Ia mampu memberikan kesan manusiawi pada tokoh-tokohnya, membuat pembaca berusaha relate dengan mereka.

Awalnya, sulit bersimpati dengan Lia karena saya sama sekali tidak bisa membayangkan apa yang membuat seorang remaja menjadi penderita anorexia. Namun perlahan-lahan Anderson memaparkan kisah keluarga Lia, ambisi orang tuanya, perasaan tidak diterima, dan insecurity yang sangat parah, yang membuat saya bisa lebih mengerti karakter Lia.

Pergumulan Lia mengatasi anorexia nya juga digambarkan dengan sangat detail. Saya merinding sendiri membayangkan tubuh Lia yang sudah seperti tulang berlapis kulit, namun ia masih juga merasa terlalu gemuk dan menjijikkan.

Wintergirls bukan buku yang mudah untuk disukai. Selain temanya yang berat, setting ceritanya di sebuah kota kecil di New Hampshire saat musim dingin juga terasa sangat gelap. Tema kematian, keluarga yang tidak bahagia, penyakit dan tekanan hidup, semuanya cenderung membuat depresi. Untunglah masih ada Emma- adik tiri Lia- yang menjadi penyeimbang cerita. Hubungannya dengan Lia menjadi salah satu dari sedikit alasan mengapa hidup masih bisa terasa indah.

Sekali lagi, Anderson berhasil memukau saya lewat tangan emasnya.

Baca juga review saya untuk buku lain Anderson di sini dan sini.

Anorexia vs Bulimia

Keduanya adalah eating disorder yang banyak diderita oleh anak perempuan serta wanita dewasa (meski kini jumlah penderita laki-laki semakin bertambah). Perbedaan paling jelas ada pada symptom nya:

Anorexia: makan semakin sedikit dan sedikit, seringkali berpuasa. Olahraga secara berlebihan, selalu khawatir dengan kalori yang masuk ke dalam tubuh. Tidak pernah puas dengan berat badan, terobsesi menimbang badan terus menerus. Berhenti menstruasi (pada perempuan) dan disfungsi ereksi (pada laki-laki).

Bulimia: selalu khawatir dengan berat badan. Makan berlebihan (binge eat), lalu memuntahkan kembali makanan yang sudah masuk (biasanya menggunakan jari), Menstruasi tidak teratur. Dan terlepas dari segala usaha ini, biasanya berat badan tetap berada dalam batas normal.

Submitted for:

Posbar Tema Buku Sicklit bulan Juli 2014

Posbar Tema Buku Sicklit bulan Juli 2014

The Girl in The Park by Mariah Fredericks

21 Monday Apr 2014

Posted by astrid.lim in fiction, young readers

≈ 4 Comments

Tags

campus life, english, fiction, mystery/thriller, new york, review 2014, teens, young adult

girl in parkJudul: The Girl In The Park

Penulis: Mariah Fredericks

Penerbit: Schwartz & Wade Books, First Edition (2012)

Halaman: 217p

Beli di: Better World Books (USD 7.48)

Hidup Rain berubah total saat Wendy, mantan sahabatnya di sekolah, ditemukan terbunuh di Central Park. Semua orang menganggap Wendy sebagai cewek yang suka bersenang-senang, dengan hobi merebut pacar orang lain. Kematiannya dihubungkan dengan berbagai dugaan buruk, apalagi terjadi setelah Wendy pergi dari sebuah pesta- dengan cowok incarannya yang juga pacar cewek populer di sekolah mereka.

Namun Rain tidak ingin percaya dengan semua gosip yang didengarnya- baik dari teman-teman sekolah maupun koran gosip New York. Ia masih ingat jelas sosok Wendy, yang -sebelum dikenal sebagai cewek liar di sekolah mereka- adalah teman terbaiknya, yang meningkatkan rasa percaya dirinya yang rendah akibat mulutnya yang sumbing (meski sudah dioperasi saat kecil). Wendy mendesak Rain untuk bahagia menjadi dirinya sendiri- dan bahkan bangga menjadi sosok yang berbeda.

Rain bertekad untuk menyelidiki kematian Wendy- mencurigai teman-teman sekolahnya sendiri, mulai dari cewek populer yang pacarnya berusaha direbut Wendy, sampai cowok-cowok yang pernah berpacaran dengan Wendy. Apakah pembunuhnya sesuai dengan dugaan Rain?

The Girl In The Park sudah lama berada dalam wishlist saya karena saya tergoda membaca sinopsisnya- pembunuhan dengan latar SMA elite di Manhattan tidak bisa tidak mengingatkan saya pada serial Gossip Girl yang terkenal. Segala macam intrik persahabatan, persaingan, dan permusuhan antar anak sekolah dari keluarga kaya, dibumbui misteri pembunuhan, terlalu sayang untuk dilewatkan.

Namun meski premisnya cukup menarik, eksekusi Mariah Fredericks di buku ini tidak sesuai ekspektasi saya. Rain memang cukup menyenangkan sebagai karakter utama, tapi saya tidak bisa relate dengan Wendy. Cewek yang berusaha jadi populer tapi akhirnya malah seperti bitchy, tidak bisa mengundang simpati saya meski ia adalah korban dalam cerita ini. Mungkin karena itu juga saya jadi tidak terlalu peduli dengan hasil penyelidikan Rain. Bagaimanapun, karakter korban merupakan faktor penting dalam suatu kisah pembunuhan, dan Wendy bukanlah seseorang yang mudah disukai- meski Rain tentu berpendapat lain.

Karakter-karakter lainnya, para tersangka Rain, juga digambarkan dengan tidak terlalu meyakinkan. Fredericks tampak tertatih-tatih dalam menyajikan petunjuk demi petunjuk, dan terlihat ragu ingin membawa prasangka pembaca ke arah mana. Karena itulah, twist di akhir cerita juga tidak se “menendang” yang saya harapkan. Ya, ada beberapa kejutan dan aha moment, tapi tidak sekuat yang saya inginkan dari kisah misteri model begini. Mungkin karena target pembaca Young Adult juga, kisah yang harusnya bisa lebih gelap dan misterius, akhirnya hanya terasa seperti setengah matang. Sayang memang.

Recommendations

Kisah pembunuhan di sekolah adalah salah satu genre favorit saya. Saya suka kisah misteri yang juicy, apalagi dengan latar belakang anak sekolahan, kampus atau sejenisnya. Intrik antar geng dan saling mencurigai di dalam pertemanan selalu menjadi bumbu yang asyik. Berikut beberapa yang sudah pernah saya baca dan kesan-kesan saya:

Cat Among The Pigeons (Agatha Christie)

Kisah seru ala Hercule Poirot. Pembunuhan demi pembunuhan terjadi di asrama puteri Meadowbank yang biasanya adem dan terhormat. Mengingatkan dengan buku-buku Enid Blyton tapi dibumbui twist ending yang super seru ๐Ÿ™‚

Special Topics in Calamity Physics (Marisha Pessl)

One of my faves! Ceritanya tentang guru perempuan yang terbunuh, dan rahasia gelap hidupnya yang berusaha dikuak oleh sebuah geng anak-anak populer di sekolahnya. Tapi Blue, anggota terbaru geng itu, mencium sesuatu yang lebih kelam. Buku ini yang membuat saya resmi menjadi fans berat Pessl.

The Secret History (Donna Tartt)

Sebenarnya menurut saya buku ini agak overrated karena karakter-karakternya yang terlalu pretensius. Tapi cerita tentang sekelompok mahasiswa di kampus elit Amerika yang melakukan pembunuhan berencana terhadap salah satu anggota gengnya memang tidak bisa dilewatkan begitu saja.

Hickory, Dickory, Dock (Agatha Christie)

Satu lagi persembahan Agatha Christie ๐Ÿ™‚ Kali ini settingnya di kos-kosan mahasiswa internasional di London. Pembunuhan dan segala jenis peristiwa aneh muncul di sini, memaksa Poirot untuk turun tangan. Meski kisahnya nggak seseru Cat Among the Pigeons, tapi malah jadi favorit saya karena karakter para mahasiswa internasional ini pas banget beradu dengan Poirot yang orang asing ๐Ÿ™‚

The Rule of Four (Ian Caldwell & Dustin Thomason)

Sayang buku ini belum sempat saya review. Kisahnya lumayan seru karena berlatar di sebuah kampus ivy league, Princeton. Detail banget settingnya karena penulisnya memang alumni Princeton. Kisah pembunuhan, konspirasi dan kode-kode ala Dan Brown memang tidak terlalu orisinal. Tapi tetap seru dan masih bisa dinikmati kok ๐Ÿ™‚

Kalau masih penasaran dengan genre ini, silakan cek list Goodreads yang ini. Banyak buku seru yang tiba-tiba masuk ke wishlist saya ๐Ÿ˜€

 

Wishful Wednesday [101]

12 Wednesday Mar 2014

Posted by astrid.lim in meme

≈ 26 Comments

Tags

meme, teens, wishful wednesday, wishlist, young adult

wishful wednesdayHari Rabu yang kelabu dan berhujaaaan…. Setelah minggu lalu Jakarta cerah ceria, kirain musim hujan sudah berakhir, tapi ternyata minggu ini si hujan datang lagi, kayaknya masih nggak rela disuruh pergi ๐Ÿ˜€

Minggu ini, saya penasaran berat dengan satu buku yang kayaknya lagi hits banget promosinya di mana-mana, termasuk reviewnya malang melintang di Goodreads maupun blogger-blogger luar negeri.

We Were Liars (E. Lockhart), adalah novel Young Adult yang kisahnya (katanya nih) berkisar seputar keluarga, persahabatan, rahasia, dan misteri. Kalau baca review-reviewnya sih sepertinya partial ya, ada yang suka banget tapi ada juga yang bilang ini cuman sekadar hype yang berlebihan saja.

we were liars

A beautiful and distinguished family.
A private island.
A brilliant, damaged girl; a passionate, political boy.
A group of four friendsโ€”the Liarsโ€”whose friendship turns destructive.
A revolution. An accident. A secret.
Lies upon lies.
True love.
The truth.
ย 
We Were Liars is a modern, sophisticated suspense novel from National Book Award finalist and Printz Award honoree E. Lockhart.ย 

Read it.
And if anyone asks you how it ends, just LIE.

Apakah bukunya akan sekeren sinopsisnya? We’ll see. Sudah lumayan lama juga nggak baca buku YA yang wow. Siapa tahu buku ini bisa mengobati kekangenan itu ๐Ÿ™‚

Kalau kamu, apa wishmu minggu ini? Share yuk!

  • Silakan follow blog Books To Share โ€“ atau tambahkan di blogroll/link blogmu =)
  • Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) atau segala hal yang berhubungan dengan kebutuhan bookish kalian, yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku/benda itu masuk dalam wishlist kalian ya!
  • Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post). Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian.
  • Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)

Eleanor & Park by Rainbow Rowell

19 Wednesday Feb 2014

Posted by astrid.lim in fiction, young readers

≈ 13 Comments

Tags

america, cover lust, english, fiction, name challenge 2014, review 2014, romance, teens, young adult

look at that GORGEOUS cover!

look at that GORGEOUS cover!

Title: Eleanor & Park

Writer: Rainbow Rowell

Publisher/Edition: St. Martin’s Press International Edition (2013)

Pages: 328p

Bought at: Kinokuniya Nge Ann City (SGD 16.91)

Please meet Eleanor: red hair, big bones, reaaally white (a bit pale), awkward, weird clothes, screaming “poor” all over, and in short, white trash.

Now please meet Park: Asian-American, handsome, cool but reserved, self conscious, always thought that he couldn’t live to his father’s expectation.

In an unexpected circumstances, Eleanor (a new girl at school) has to sit with Park (who always sits alone) in school bus every day. Awkward and shy at first (especially because Park feels afraid that people will get him for being friends with the misfit Eleanor), slowly they become closer, through music and comic books.

But before them, laid the huge problems: Eleanor’s family, her mean step dad, her bunch of brothers and sisters, her helpless mom who’d been abused all the time by the step dad. Meanwhile, Eleanor tried so hard to fit into Park’s family, an ideal household with cool Mom and Dad and a nice brother. And together, they embraced the first love as if it’s a dangerous minefield, filled with tears, challenges, unknown future, and broken hearts. But they took their risks, because hey! There are sweet memories too, the feeling of first kiss and loving a person as if it’s your last chance.

I remember putting Eleanor & Park in one of my Wishful Wednesdays long long time ago, before it’s getting huge and becoming a best seller everywhere. And I’ve just had a chance to buy the paperback when I went to Singapore last month. I love this cover version and was glad to buy this edition.

Actually the story is okay for me. It’s cute and has an 80s vibe that’s quite catchy (although the 80s actually only showed through the walkman and song choices in the entire book).

But again, probably because I’ve read it when I’m in my 30s (like I feel with so many YA books nowadays), the vibe doesn’t quite catch my heart that much. It feels a bit stale for me, like reminiscing my first love with some mismatched circumstances. Anyway. I like the idea of trying to fight for your first love- however impossible it seems. But there are some things that I couldn’t really grasp from the book:

1. The impression of this book that wants to show that Eleanor and Park are both the “outsiders” – the misfits of the high school. But actually, Park is not an outsider. Sure, he’s a minority, being Korean-American in a suburb in Oregon in the 80s was not easy. But he’s handsome, can do martial art, and even the popular girls fell in love with him.

2. Park’s parents: I just don’t understand why they let Park go at the end of the book (no real spoiler here) instead of going to the police and reporting what happened in Eleanor’s house. Maybe because it’s a small town or because it’s the 80s? But I just couldn’t grasp the decision they made- as a parent, I’ll do it differently.

3. The ending: I actually love the ending- it created a sense of longing for me. But I hope there won’t be sequels. Please, it will ruin everything.

Overall, I think Eleanor & Park is a sweet love story of two kids from a very different background. It contained two main themes: first love, and complication of family problems. But the thing I don’t really feel from this book is the smooth transition between the two main themes.

Rowell seemed to write about two different things: sweet high school love story (complete with the thrilling of first kiss or first time exploring each other’s bodies), and bitter family story (especially in Eleanor’s house, where abuse and bullying happened all the time- without any real explanation of why those things happened).

It feels too extreme for me- jumping from teenage lovey dovey scenes to serious, dark scenes of sexual harassment and other related issues. I wish Rowell could present it in different way, or choose only one theme to make it not as pretentious and/or too innocent as it is.

But relax, I don’t give up on Rainbow Rowell though- I guess I’ll try one of her adult books after this ๐Ÿ™‚

Submitted for:

aname-1

ย 

Wishful Wednesday [84]

13 Wednesday Nov 2013

Posted by astrid.lim in meme

≈ 35 Comments

Tags

meme, mystery, teens, wishful wednesday, wishlist, young adult

wishful wednesday

Hola! Selamat datang hari Rabu ๐Ÿ™‚ Harinya berandai-andai tentang buku.. Menjelang akhir tahun, dan khususnya event Secret Santa BBI, penting banget niiih tebar-tebar kode di mana-mana… Salah satunya bisa lho lewat Wishful Wednesday #mendadakpromosi

Anyway, minggu ini pilihan jatuh pada buku bergenre Young Adult. Iyaaa, setelah sempat agak bosan dan merasa ketuaan baca buku-buku YA, kangen juga rasanya baca genre ini yang bukunya berkesan banget. Berdasarkan review di beberapa blog luar dan Goodreads, aku penasaran berat dengan buku yang satu ini: Picture Me Gone dari Meg Rosoff.

Sekilas sinopsisnya:

picture me goneMila has an exceptional talent for reading a roomโ€”sensing hidden facts and unspoken emotions from clues that others overlook. So when her fatherโ€™s best friend, Matthew, goes missing from his upstate New York home, Mila and her beloved father travel from London to find him. She collects information about Matthew from his belongings, from his wife and baby, from the dog he left behind and from the ghosts of his pastโ€”slowly piecing together the story everyone else has missed. But just when sheโ€™s closest to solving the mystery, a shocking betrayal calls into question her trust in the one person she thought she could read best.

Keren banget kaaan…semi-semi detektif misteri gitu, dipadukan dengan kisah hubungan father-daughter yang selalu bisa bikin aku termenye-menye. Kayaknya ngingetin sama tipe-tipe bukunya Marisha Pessl deh (tetepppp nggak bisa move on ;p)

Kebetulan memang belum pernah juga baca bukunya Meg Rosoff, meski ternyata dia sudah menulis beberapa buku yang dapat berbagai penghargaan. Jadi makin penasaraaaan ๐Ÿ™‚

Kalau kamu, apa wish mu untuk hari ini?

PS: sebelum lupa, jangan lupa pantengin Wishful Wednesday minggu depan yaaa, ada edisi Giveaway untuk merayakan hari ulang tahun yang punya blog ๐Ÿ™‚ See you then!!

  • Silakan follow blog Books To Share โ€“ atau tambahkan di blogroll/link blogmu =)
  • Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) atau segala hal yang berhubungan dengan kebutuhan bookish kalian, yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku/benda itu masuk dalam wishlist kalian ya!
  • Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post). Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian.
  • Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)

Summer and The City

07 Tuesday May 2013

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ 4 Comments

Tags

english, fiction, new york, romance, series, teens

summer and the cityTitle: Summer and The City

Writer: Candace Bushnell

Publisher: Balzer + Bray (2012)

Pages: 468p

Bought at: Books and Beyond, Siloam Kebun Jeruk (IDR 85k)

This sequel starts just right after the ending of the first book, The Carrie Diaries. Carrie Bradshaw, a high school graduate from a small town in Connecticut, has her first chance to pursue her dream of becoming a writer. She falls in love at the first sight with New York City, where she sits in a writing class/workshop and taught by a famous writer, Viktor Greene.

Here, Carrie meets many new acquaintances, some of them are going to be her long term friends. There are some guys, obviously, with their own flaws and mysteries, alluring Carrie to a new different world she never thought she could actually live in.

Along the way, Carrie has developed a special friendship with Samantha Jones and Miranda Hobbs, and we get the chance to know more about their past, their families, their lives before NYC, something that never been discussed in Sex and The City series. I understand now why Samantha became the bitch that she is, or why Miranda seemed so rigid all the time. At the end of the book, Carrie made a decision that would change her life forever- and what will become the Carrie Bradshaw we all know from the famous series.

This book is a perfect companion for every SATC fan. It has the answers to the unexplainable questions during the series. Looking through everyone’s past, and also how their friendships were developed, are things I like the most about this book. I also love the fact that Carrie always had a strong taste in fashion and lifestyle, not afraid to wear anything, create something new and different, just the way she does after she becomes a true writer/socialite in Manhattan.

And through this book, we were taken into a journey of love- Carrie’s love for New York City, the Big Apple who will become her future and beloved home. The small secret alleys, the vintage boutiques, the bustling streets, the crazy subways, cool clubs and fancy cafes, together with the underrated restaurants and cozy hang out places. It’s impossible not to fall in love with the city too after reading this book!

PS: Love, love the cover!!

FLASHING NEWS:

Candace Bushnell is planning to write another book in this series, yeay!

“In the third book, Carrie is 18 and her father won’t give her any money so she has to take crazy odd jobs. This is the kind of thing you had to do back then.”

Let’s hope there will be more of NYC’s craziness, more of Samantha and Miranda dramas, and more developing friendship with Charlotte, who we just met at the end of the 2nd book.

Bushnell admitted that she wrote Carrie’s journeys based on her experience when she was pursuing her dream to become a writer, back in the 80s.

Seraphina

28 Thursday Mar 2013

Posted by astrid.lim in fiction, young readers

≈ 15 Comments

Tags

BBI, english, fantasi, fiction, gift, series, teens

seraphina1Judul: Seraphina

Penulis: Rachel Hartman

Penerbit: Doubleday (2012)

Pages: 368p

Gift from: @pdini

Buku ini adalah salah satu bukti nyata dari “Don’t judge a book by its cover”. Sejujurnya, cover model-model seperti ini, dengan tokoh perempuan sebagai titik sentral, ditambah aura-aura layaknya film seri remaja, hmmm…not my cup of tea.

Tapi karena ditawarkan oleh Mbak Dini yang baik hati, tentu aku nggak mau menolak donk. (Makasih bangeeeet mbak!!) Dan ternyata…I was speechless. Buku dengan genre high fantasy, tokoh utama perempuan dengan masa lalu suram, dan premis cinta segitiga, nggak lantas membuat aku merasa seperti membaca buku-buku YA kebanyakan.

Menurutku ada tiga kekuatan utama buku ini:

1. Settingnya yang memukau, tapi sangat believable. Rachel Hartman jago banget deh menciptakan realm Goredd, di mana manusia dan naga hidup berdampingan dengan damai. Tapi jangan membayangkan naga ala Harry Potter yang terbang melayang sambil menyemburkan api, naga disini justru hidup dalam wujud manusia, yang mereka sebut Saar. Seraphina sendiri bekerja sebagai asisten musik kerajaan, dan tempat tinggal maupun tempat bekerjanya di lingkungan istana digambarkan dengan detail yang membuat pembaca mudah membayangkannya.

2. Plot yang enchanting. Menciptakan dunia di mana manusia dan naga hidup berdampingan saja sudah cukup brilian menurutku, tapi Rachel Hartman menambahkan beberapa intrik politik, rasial, dan tentu bumbu-bumbu cinta di dalamnya (yang untungnya porsinya masih cukupan lah, nggak sampai menye-menye). Seraphina yang memiliki masa lalu misterius harus menjaga rahasia asal-usulnya supaya tidak dicurigai oleh kerajaan. Mentornya Orma adalah orang yang paling ia percaya dan sayangi, namun sosok Orma yang sebenarnya adalah naga membuat Seraphina putus asa kadang-kadang, karena naga tidak boleh memiliki emosi seperti manusia. Sementara itu, terjadi peristiwa misterius di kerajaan: Pangeran Rufus ditemukan meninggal dengan kepala terpenggal (nagakah pelakunya?), ayah Orma yang sudah lama menghilang tiba-tiba dicurigai muncul untuk menghancurkan perdamaian antara manusia dan naga, dan di tengah segala intrik dan kekacauan ini, pemimpin kaum naga, Ardmagar Comonot, datang ke Goredd untuk merayakan 40 tahun perdamaian antara naga dan manusia. Seru!!

3. A very lovable heroine. Kunci dari sebuah buku terletak pada karakternya. Mau seindah apapun jalinan kata dalam buku, atau seseru apapun plotnya, kalau karakternya menyebalkan atau membosankan, rasanya malas untuk menyelesaikan buku tersebut. Dan syukurlah, Seraphina cukup bisa menarik simpatiku. Terjebak dalam masa lalu yang kelam, Seraphin dipaksa untuk terus berbohong dan berusaha untuk tidak menarik perhatian. Namun bakat musiknya membuat ia semakin dikenal orang, dan pengetahuannya yang luas tentang naga malah membawanya ke dalam penyelidikan bersama Pangeran Lucian Kiggs, kepala penjaga kerajaan. Seraphina berhasil memadukan ketangguhan dengan kerapuhan, dan menunjukkan kalau tokoh sentral cerita tidak selalu harus sempurna. Sejak Katniss Everdeen, sudah lama juga aku tidak bertemu tokoh utama perempuan yang bisa mengundang simpati.

Ketiga unsur tersebutlah yang menurutku bisa membuat Seraphina layak dinobatkan menjadi salah satu buku fantasi YA terbaik di tahun 2012 kemarin. And I just can’t wait to read the sequel, Dracomachia, that will be published at the end of the year!

my favorite cover!

my favorite cover!

Ps: Review ini dibuat dalam rangka posting bersama BBI bulan Maret 2013 dengan tema Fantasy.

PPs: Kalau mau membaca Seraphina, jangan lupa membuka glossary di bagian belakang buku, tempat sang penulis menjelaskan arti dari kata-kata yang berasal dari realm Goredd. Aku sendiri telat menyadari adanya glossary ini, yang membuatku bertanya-tanya dan menebak-nebak arti dari beberapa kata.

PPPs: This is a debut from Rachel Hartman, can you believe it? So much talent! And the talent reminds me of Seraphina’s genius musicality.

I Am Half-Sick Of Shadows

18 Monday Feb 2013

Posted by astrid.lim in fiction, young readers

≈ 3 Comments

Tags

british, challenge, cozy mystery, english, FYE challenge, history, mystery reading challenge, teens

half sickJudul: I am Half-sick of Shadows

Penulis: Alan Bradley

Penerbit: Bantam Books (2011)

Pages: 297p

Beli di: Books and Beyondย  (IDR 85k)

Usia kelayakan baca: 12 y.o and up

Delicious murder mystery with the Christmas setting in Buckshaw, what’s not to like in this 4th installment of Flavia de Luce’s adventures? Flavia kembali menghadapi kasus pembunuhan yang menuntutnya untuk mengerahkan segala kemampuan memata-matai dan menyelusup sana-sini, ditambah keahliannya di bidang kimia.

Semuanya berawal saat Mr. de Luce, ayah Flavia, mengizinkan perusahaan perfilman untuk melakukan syuting di Buckshaw, rumah tua keluarga mereka yang megah (namun sudah tak terawat), dengan tujuan dapat membantu kondisi keuangan keluarga yang semakin parah. Flavia yang sedang merencanakan eksperimen yang melibatkan jebakan untuk Santa Claus, tergoda untuk melihat kehidupan orang-orang film dari dekat. Kematian misterius sang bintang film utama akhirnya menjerumuskan Flavia ke dalam salah satu kasus paling berbahaya yang pernah dihadapinya.

Nuansa misteri dalam buku ini mungkin tidak sekental buku-buku sebelumnya, namun setting Natal dengan badai salju yang menderu-deru cukup menghadirkan suasana yang mencekam. Apalagi kali ini misteri terjadi di Buckshaw, sehingga Flavia memiliki keuntungan menyelusup sana-sini sebagai penghuni yang mengetahui seluk beluk rumah tersebut.

Kehadiran karakter-karakter baru sperti Phyllis Wyvern sang primadona yang masa lalunya misterius, Bun Keats asistennya yang penggugup, atau Val Lampman sutradara yang eksentrik, menambah warna buku ini. Sementara itu, tentu saja karakter-karakter lama yang muncul di buku sebelumnya kembali dihadirkan, seperti Inspektur Hewitt yang menjadi saingan utama Flavia, Aunt Felicity serta kedua kakak Flavia, Pheely dan Daphne yang selalu bersikap kejam padanya. Dan Dogger… Karakter sentral penuh misteri yang selalu menjadi penolong Flavia.

Buku ini bukan saja membawa kita ke dalam petualangan seru Flavia, tapi juga semakin mendekatkan kita pada akhir misteri keluarga de Luce. Kematian Harriet ibu Flavia, ayahnya yang selalu murung, sikap kejam kakak-kakaknya.. Ada sesuatu yang tak terpecahkan dalam keluarga itu, dan Flavia bertekad akan menyelidikinya hingga akhir. Penggemar lama Flavia akan dibuat semakin relate dengan tokoh-tokoh dalam buku ini, dan pastinya tak sabar menunggu buku berikutnya, Speaking From Among the Bones.

Trivia:

Selain kisah misterinya yang mengasyikkan, serial Flavia juga selalu memiliki cover dan judul yang unik. Alan Bradley mengambil ungkapan atau sajak kuno sebagai judul buku-buku Flavia, sesuai dengan setting Inggris tahun 50-an. Sementara covernya sangat artistik. Edisi Bantams ini selalu menjadi favoritku, dengan desain simpel dan warna-warni ceria yang sangat kontras dengan kisahnya yang kelam.

Baca review buku Flavia sebelumnya di sini, sini, dan sini.

Posting ini diikutsertakan dalam TBRR Mystery Reading Challenge, kategori buku serial.

MysteryReadingChallengeButton1

Posting ini juga diikutsertakan dalam FYE with Children Literature yang dihost oleh Bacaan Bzee.

Come join the event!

Come join the event!

 

← Older posts

From the bookshelf

Categories

Looking for Something?

Enter your email address to follow Books to Share and receive notifications of new posts by email.

Join 1,036 other subscribers

Currently Reading

I’m a Proud Member! #BBI 1301004

Wishful Wednesday Meme

Fill your Wednesdays with wishful thinking =)

Popsugar Reading Challenge 2018

bookworms

  • aleetha
  • althesia
  • alvina
  • ana
  • annisa
  • bzee
  • dewi
  • dion
  • fanda
  • Ferina
  • helvry
  • inne
  • Kobo
  • maya
  • mei
  • melmarian
  • mia
  • ndari
  • nophie
  • oky
  • peri hutan
  • ren
  • Reygreena
  • sel sel kelabu
  • sinta
  • tanzil
  • tezar
  • yuska

shop til you drop

  • abe books
  • Amazon
  • better world books
  • book depository
  • BukaBuku
  • Buku Dedo
  • bukukita
  • vixxio

Top Posts & Pages

  • Red, White & Royal Blue by Casey McQuiston
    Red, White & Royal Blue by Casey McQuiston
  • The Secret History
    The Secret History
  • Klara and the Sun by Kazuo Ishiguro
    Klara and the Sun by Kazuo Ishiguro
  • The Monogram Murders by Sophie Hannah
    The Monogram Murders by Sophie Hannah
  • Puddin' by Julie Murphy
    Puddin' by Julie Murphy

Recent Comments

Puddin’ by Jul… on Dumplin’ by Julie M…
jesica on Abarat 2: Days of Magic, Night…
jesica on Abarat 2: Days of Magic, Night…
When the Stars Go Da… on The Paris Wife
Hapudin Bin Saheh on Insomniac City: New York, Oliv…

Blog at WordPress.com.

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
  • Follow Following
    • perpuskecil.wordpress.com
    • Join 1,036 other followers
    • Already have a WordPress.com account? Log in now.
    • perpuskecil.wordpress.com
    • Customize
    • Follow Following
    • Sign up
    • Log in
    • Report this content
    • View site in Reader
    • Manage subscriptions
    • Collapse this bar
 

Loading Comments...