Tags
african american, america, historical fiction, magical realism, popsugar RC 2021, slavery, tragedy
Judul: The Water Dancer
Penulis: Ta-Nehisi Coates
Penerbit: One World (2019)
Halaman: 403p
Beli di: Periplus (IDR 55k, bargain!)
Saya memang belum pernah membaca buku Ta-Nehisi Coates yang paling terkenal, Between the World and Me, dan ada di semua list wajib bacaan terkait Black Lives Matter (BLM). Saya langsung loncat membaca buku fiksi pertamanya, The Water Dancer. Namun dari buku ini, saya bisa mengerti mengapa Coates disebut-sebut sebagai salah satu penulis kulit hitam paling fenomenal di generasinya.
The Water Dancer berkisah tentang Hiram, pemuda kulit hitam yang dilahirkan sebagai budak di sebuah pertanian di Virginia. Hiram muda sudah mengalami banyak sekali hal-hal tragis dalam hidupnya. Ibunya dijual ke tempat lain saat ia kecil, sedangkan ayahnya adalah laki-laki kulit putih pemilik pertanian yang tidak menganggapnya sebagai anak. Namun Hiram tumbuh menjadi anak yang kuat, bertekad ingin membuktikan pada dunia kalau ia pun berharga.
Setiap kali menghadapi pertistiwa penting, terutama yang mengancam keselamatannya, Hiram dikaruniai kemampuan yang bisa membuatnya berpindah tempat. Hal ini ternyata ia warisi dari neneknya yang juga memiliki kemampuan yang sama. Kemampuan ini membuat Hiram dilirik oleh organisasi bawah tanah yang berjuang untuk pembebasan para budak. Dan organisasi ini semakin berjuang keras terutama untuk para budak di Virginia. Saat itu, kondisi ekonomi di Virginia makin memburuk, karena produksi pertaniannya semakin menurun. Banyak budak yang terancam akan dijual ke daerah yang lebih selatan, yang terkenal dengan kekejamannya yang jauh lebih mengerikan dibandingkan dengan Virginia yang terletak agak lebih di utara. Dan di organisasi underground inilah Hiram menemukan panggilan hidupnya, namun ternyata tidak semudah itu menguasai kemampuan yang sudah dikaruniakan kepadanya.
Buku ini kental dengan nuansa magical realism, semacam gabungan history of slave dengan sepercik sentuhan superhero. Namun, dengan piawai Coates mampu menyatukan berbagai elemen yang terlihat tidak masuk akal ini ke dalam kisah yang powerful, menyentuh, dan sarat dengan fakta sejarah penting, termasuk perjuangan Harriet Tubman yang legendaris.
Hiram adalah narator yang mudah mengundang simpati tapi tidak terkesan pathetic. Keinginannya untuk bebas tidak membuatnya melupakan keluarga yang masih terjebak lingkaran perbudakan. Dan petualangan-pteualangannya ke berbagai tempat di Amerika, baik yang anti perbudakan maupun yang masih melegalkan perbudakan, membawa banyak bahan pemikiran.
This is a wonderful, beautiful read. And now I believe in Ta-Nehisi Coates’s reputation 😀
Rating: 4/5
Recommended for: history buff, magical realism enthusiast, if you want to learn about slavery in America, sympathetic narrator, heartbreaking story
Submitted for: