• About this blog
  • Clearance Sale!
  • Newbery Project
  • Popsugar Reading Challenge 2022
  • Previous Challenges
    • BBI Read and Review Challenge 2017
    • Challenges 2014
    • Challenges 2015
    • Lucky No.14 Reading Challenge
    • Lucky No.15 Reading Challenge
    • POPSUGAR Reading Challenge 2017
    • Popsugar Reading Challenge 2018
    • Popsugar Reading Challenge 2020
    • Popsugar Reading Challenge 2021
    • What’s in a Name 2018
    • Twenty-Ten Challenge
    • Challenges 2012
    • Challenges 2013
  • Round Ups
  • The Librarian

~ some books to share from my little library

Category Archives: young readers

The Case of the Peculiar Pink Fan by Nancy Springer

02 Thursday Dec 2021

Posted by astrid.lim in fiction, young readers

≈ Leave a comment

Tags

british, english, fiction, historical fiction, middle grade, mystery, series, spinoff, young adult

Judul:The Case of the Peculiar Pink Fan (Enola Holmes #4)

Penulis: Nancy Springer

Penerbit: Puffin Books (2011)

Halaman: 183p

Beli di: Periplus (IDR 130k)

Enola is back! Di buku keempat ini, Enola kembali berjumpa dengan Lady Cecily, yang pernah ditolongnya dalam petualangan sebelumnya. Pertemuan yang tidak disengaja itu menyisakan pertanyaan untuk Enola, terutama karena Cecily dipaksa mengikuti dua orang perempuan, dan hanya bisa meninggalkan petunjuk berupa kipas berwarna pink.

Dari penelusuran kipas pink itu, Enola dihadapkan pada masalah yang lebih pelik dari yang ia duga: kawin paksa, keluarga aristokrat yang kejam, dan gawatnya, Sherlock yang sepertinya terlibat pula di dalam kasus ini. Enola terpaksa harus memilih, menyelamatkan Cecily dan bekerja sama dengan Sherlock, tapi terpaksa mengorbankan kebebasannya, atau membiarkan Lady Cecily jatuh ke dalam keluarga penjahat tersebut?

Buku keempat ini, meski ada beberapa bagian yang terlalu kebetulan, termasuk salah satu petualangan Enola yang paling seru menurut saya. Setiap buku Enola selalu mengangkat topik yang berhubungan dengan gender di era Victoria, dan di buku ini, isu utamanya adalah pernikahan paksa yang kerap dilakukan oleh keluarga bangsawan, baik untuk alasan keuangan, martabat, atau alasan lainnya.

Enola, dengan semangat feminismenya, tentu saja berapi-api berusaha menyelamatkan Cecily dari ancaman penjara rumah tangga, dan di sini saya semakin kagum saja dengan segala kecerdikan Enola. Plus, hubungannya yang semakin mendekat dengan Sherlock (meski belum berani untuk percaya penuh), juga menjadi daya tarik buku ini.

Can’t wait for the next books!

Rating: 4/5

Recommended if you like: Sherlock Holmes, Victorian detectives, girl power!, badass heroine

My Sister Lives on the Mantelpiece by Annabel Pitcher

10 Wednesday Nov 2021

Posted by astrid.lim in fiction, young readers

≈ Leave a comment

Tags

british, dysfunctional family, english, fiction, grief, middle grade, popsugar RC 2021, realistic, religion, secondhand books, young adult

Judul: My Sister Lives on the Mantelpiece

Penulis: Annabel Pitcher

Penerbit: Little, Brown Books for Young Readers (2012)

Halaman: 214p

Beli di: Betterworldbooks.com (USD 6)

Rose memang sudah meninggal dunia, namun sepertinya kehadirannya tidak pernah meninggalkan rumah Jamie dan Jas. Malah, Rose seperti semakin nyata, karena bukan saja abunya menempati meja perapian dan bisa dilihat oleh semua orang, namun ayah mereka pun tetap menganggap Rose masih bersama mereka.

Untuk Jamie, yang masih terlalu muda saat Rose meninggal, Rose hanyalah semacam legenda dan mitos dalam hidupnya, sosok tak kelihatan yang memiliki peran penting dalam keluarga mereka. Sedangkan bagi Jas, saudara kembar Rose, kepergian Rose meninggalkan konflik hebat dalam dirinya, antara rasa kehilangan, namun juga kebencian karena kedua orang tuanya menganggap ia bukan sebagai Jas, namun sebagai kembaran Rose yang bertahan hidup.

Ketika ibu mereka memutuskan untuk pergi dari keluarga mereka, Jamie dan Jas harus hidup bersama ayah mereka yang masih dipenuhi kesedihan dan denial. Di tempat yang baru, mereka bertemu dengan teman baru, namun hal ini ternyata malah memicu kemarahan ayah mereka yang tidak suka dengan si teman baru. Apakah mungkin keluarga mereka akan utuh kembali dan menerima kenyataan kalau Rose sudah pergi?

My Sister Lives on the Mantelpiece merupakan buku middle grade/young adult dengan tema grieving. Meski topiknya serius, buku ini dipenuhi nuansa dark humor yang menggelitik, terutama karena naratornya adalah Jamie, anak laki-laki 10 tahun yang masih berusaha mengerti apa yang sebenarnya terjadi dengan keluarganya, dalam kepolosan anak-anak yang menyegarkan namun tetap cerdas.

Buku ini juga bergumul dengan isu-isu yang tak kalah serius, seperti Islamophobia, perceraian, dan terorisme. Namun untungnya, tidak terjebak dalam narasi yang membuat overwhelming. Semuanya disampaikan dengan cukup sederhana, tapi tanpa oversimplified isu yang ada. Saya juga suka endingnya yang realistis, menyentuh namun tidak fairy tale. A recommended book for younger readers who have to deal with grief.

Rating: 4/5

Recommended if you want to read: British middle grade, book about grieving, honest-adorable narrator, serious issues with easier writing

Submitted for:

The book that’s been on your TBR list for the longest amount of time

Kisah Seekor Camar dan Kucing yang Mengajarinya Terbang by Luis Sepulveda

29 Friday Oct 2021

Posted by astrid.lim in fiction, young readers

≈ 2 Comments

Tags

animals, bahasa indonesia, children, fable, fiction, funny haha, novella, south america, terjemahan

Judul: Kisah Seekor Camar dan Kucing yang Mengajarinya Terbang

Penulis: Luis Sepulveda

Penerjemah: Ronny Agustinus

Penerbit: Marjin Kiri (2020)

Halaman: 90p

Beli di:@Post_Santa (IDR 57k)

Zorbas, kucing yang tinggal di sebuah kota pelabuhan, kaget ketika tiba-tiba ada seekor camar jatuh di balkonnya. Camar tersebut dalam keadaan sekarat, namun sebelum meninggal, ia sempat bertelur. Kata-kata terakhirnya adalah meminta Zorbas berjanji untuk mengajari anaknya terbang, sehingga bisa menyusul camar-camar lain dan meneruskan hidupnya.

Dibantu oleh teman-teman kucingnya yang super kocak, Zorbas pun berusaha mengajari si anak camar terbang, meski itu tampak seperti tugas yang mustahil. Masalahnya, kucing tidak tahu apa-apa tentang dunia penerbangan. Untunglah, Zorbas memiliki banyak resources, termasuk temannya yang dikenal sebagai tetua kucing yang bijak, serta teman lain yang dijuluki sebagai profesor.

Meski kisahnya sederhana, buku ini amat menyenangkan untuk dibaca dan memiliki pesan yang dalam, khususnya menyangkut lingkungan hidup dan bagaimana manusia berperan menghancurkan dunia. Minyak yang tumpah di lautan (yang jumlahnya seringkali jauh lebih banyak daripada yang kita lihat di berita), memiliki efek fatal bagi para burung saat mereka bermigrasi, apalagi bila ada burung yang tidak aware dan menangkap ikan di area yang dipenuhi minyak.

Selain tentang lingkungan, buku ini memiliki pesan yang tak kalah penting: persahabatan, kesetiaan menepati janji, dan bagaimana perbedaan malah bisa menyatukan. Semuanya disampaikan dalam gaya bahasa yang sederhana, dengan karakter yang serba kocak, dan ending yang membuat terharu. Penerjemahannya pun dilakukan dengan mulus, sehingga buku ini enak diikuti dari awal sampai akhir.

Saya sendiri baru tahu kalau Marjin Kiri memiliki seri buku Pustaka Mekar, yang khusus ditujukan untuk bacaan anak dan remaja, dengan pilihan buku yang cukup diverse sehingga akan memperkaya pengalaman pembaca usia muda. Great job!

Rating: 4/5

Recommended if you like: simple but inspiring books, children books, animal interaction, non mainstream novella

The Little Bookroom by Eleanor Farjeon

26 Tuesday Oct 2021

Posted by astrid.lim in fiction, young readers

≈ 4 Comments

Tags

british, children, classics, fairy tales, fiction, illustrated, short stories

Judul: The Little Bookroom

Penulis: Eleanor Farjeon

Ilustrator: Edward Ardizzone

Penerbit: Oxford University Press (2011)

Halaman: 298p

Beli di: Books and Beyond (IDR42k)

Buku ini pertama kali diterbitkan tahun 1955, dan kesan klasiknya memang langsung terasa. Ditulis oleh Eleanor Farjeon, penulis berkebangsaan Inggris yang karya-karyanya sangat underrated, The Little Bookroom adalah sebuah kumpulan kisah-kisah pendek dan fairytales yang menghangatkan hati dan sangat kental nuansa nostalgianya.

Saya belum pernah membaca karya Farjeon sebelumnya, namun pengalaman pertama ini cukup menyenangkan buat saya. Kisah-kisah dalam buku ini cukup bervariasi, mulai dari dongeng atau fairy tales, hingga children realistic fiction. Semacam kombinasi antara Hans Christian Andersen dan Enid Blyton.

Beberapa cerita memang agak terlalu panjang, dan gaya bahasanya, meski masih termasuk mudah dimengerti, lumayan terasa old style, dengan setting yang kebanyakan mengambil periode abad ke-19. Jadi saya tidak terlalu yakin kalau buku ini akan menarik untuk anak-anak yang menjadi target pembacanya. Menurut saya, buku ini akan lebih menarik untuk pembaca dewasa yang ingin bernostalgia tentang masa kecilnya.

The Little Bookroom yang menjadi judul buku ini bukan merupakan kisah utama ataupun tema dari buku ini. Awalnya, saya sangka kebanyakan kisah akan berlatarkan buku, atau bercerita tentang buku dan dunia membaca. Namun ternyata, Little Bookroom adalah ruang membaca yang menjadi tempat favorit Farjeon saat kecil. Di ruang itulah ia menumbuhkan kecintaannya akan buku dan membaca, dan The Little Bookroom, yang berisi kumpulan kisah nostalgia masa kanak-kanak, menjadi tribute untuk ruangan bersejarah tersebut.

Meski kebanyakan cerita memiliki tema yang mirip bahkan ada yang cenderung klise, beberapa kisah menyimpan kejutan dan ending yang tak terduga. Favorit saya termasuk Westwoods, tentang persahabatan Raja dengan housekeepernya, yang berkembang menjadi lebih dari sekadar teman, namun dengan gaya acuh tak acuh yang kocak. Lalu ada juga The Little Dressmaker, yang sepertinya akan menjadi seperti kisah Cinderella standar, namun menyimpan kejutan di bagian akhir untuk sang penjahit pakaian.

Ilustrasi dalam buku ini juga khas ilustrasi buku anak klasik, mengingatkan saya dengan buku-buku Lima Sekawan dan teman-temannya, sehingga semakin menambah kesan nostalgia yang menyenangkan. Overall, a wonderful experience indeed.

Rating: 4/5

Recommended if you like: children stories, fairy tales, British classics, Enid Blyton vibes, cheeky endings

The Case of the Bizarre Bouquets by Nancy Springer

14 Thursday Oct 2021

Posted by astrid.lim in fiction, young readers

≈ Leave a comment

Tags

british, english, fiction, historical fiction, lovely heroine, middle grade, mystery, series, young adult

Judul: The Case of the Bizarre Bouquets (Enola Holmes Mystery #3)

Penulis: Nancy Springer

Penerbit: Puffin Books (2008)

Halaman: 170p

Beli di: Periplus BBFH (IDR 106k)

Dibandingkan kedua buku sebelumnya, buku ketiga petualangan Enola Holmes tidak semenggigit pendahulunya. Meski kali ini kasus yang dihadapi Enola cukup spesial karena melibatkan Dr. Watson, yang berarti mendekatkannya pada Sherlock.

Ketika Watson menghilang, Enola terpaksa memberanikan diri (tentu setelah menyamar!) mendekati Mary, istri Watson, dan membantunya menemukan Watson. Penyelidikan membawa Enola ke sosok tak berhidung, toko yang menjual alat-alat untuk menyamar, serta kiriman buket bunga aneh untuk Mary, yang merupakan simbol kematian!

Kasus ini tidak serumit kasus-kasus sebelumnya, dan unsur gregetnya lebih karena menghilangnya Watson meng-highlight hubungan Enola dengan abang-abangnya, terutama Sherlock. Pengembangan karakter Enola, kerinduannya untuk bergabung dengan Sherlock (namun menyadari hal tersebut tak mungkin karena akan mengancam kebebasannya), dan pertanyaan tak terjawab tentang mengapa ibunya meninggalkannya sendirian.

Salah satu favorit saya dari buku-buku Enola adalah setting kota London era 1800-an yang memang digambarkan dengan detail. Nancy Springer melakukan PR nya dengan baik, dan mampu mendeskripsikan setting tersebut dengan real dan authentic. Di buku ini, setting memegang peranan penting karena kita dibawa menyusuri kota London ke deretan toko yang menjual kostum dan alat menyamar sebagai bagian dari komunitas teater (dan tentu saja, detektif!).

Look forward to the Enola’s next adventure!

Rating: 3.5/5

Recommended if you like: 1800s London, Sherlock cannons, women and feminims, clever mystery, badass girl character

The It-Doesn’t-Matter-Suit and Other Stories by Sylvia Plath

09 Thursday Sep 2021

Posted by astrid.lim in fiction, young readers

≈ Leave a comment

Tags

children, classics, english, fairy tales, fiction, popsugar RC 2021, short stories

Judul: The It-Doesn’t-Matter-Suit and Other Stories

Penulis: Sylvia Plath

Penerbit: Faber & Faber Limited (2001)

Halaman: 86p

Beli di: @post_santa (IDR 210k)

What? Sylvia Plath has written a children book? Itu reaksi pertama saya saat melihat buku ini dipajang di Instagram @post_santa. Masih terbayang jelas suramnya The Bell Jar yang sempat saya baca tahun lalu, dan saya tidak menyangka Sylvia Plath yang identik dengan prosa kelam dan depresif, serta kehidupan pribadi yang juga tragis, sempat menelurkan buku anak-anak.

Buku ini hanya terdiri dari tiga kisah pendek, salah satunya adalah It-Doesn’t-Matter-Suit yang dipakai menjadi judul buku. Ceritanya Max yang mengidam-idamkan jas miliknya sendiri, tapi terpaksa menunggu karena ia adalah anak paling bontot, dengan enam orang kakak laki-laki yang selalu mendapatkan segala hal lebih dahulu daripada Max.

Metode cerita dengan pengulangan, ditambah unsur penekanan karakter yang kocak, menjadi ciri khas Sylvia Plath dalam menulis kisah anak. Hal ini juga terlihat pada The Bed Book, yang sebenarnya lebih berupa puisi berima, mengingatkan saya dengan kisah Dr. Seuss yang absurd namun memorable.

Sedangkan Mrs. Cherry’s Kitchen malah membuat saya teringat dengan Enid Blyton, terutama buku-bukunya yang ditujukan untuk anak-anak yang lebih muda. Sosok peri di dapur yang bertanggung jawab terhadap semua peralatan yang memiliki karakter bermacam-macam, diolah menjadi kisah yang seru dan lucu.

Saya sendiri berharap buku ini memuat lebih banyak cerita, tetapi sayangnya memang Sylvia Plath tidak banyak menerbitkan kisah untuk anak-anak. Bahkan, cerita dalam buku ini juga sebenarnya ditulis untuk anak-anaknya sendiri. Bagaimanapun, this was such a gem, dan saya bersyukur bisa melihat sisi lain dari Sylvia Plath lewat kisah-kisah penuh kepolosan dalam buku ini.

Rating: 3.5/5

Recommended if you like: classics children stories, getting to know more of Sylvia Plath, short book for bed time reading, Dr. Seuss/Roald Dahl/Enid Blyton vibes

Submitted for:

Category: The shortest book (by pages) on your TBR list

Firekeeper’s Daughter by Angeline Boulley

16 Monday Aug 2021

Posted by astrid.lim in fiction, young readers

≈ Leave a comment

Tags

america, english, fiction, mystery/thriller, native smerican, own voice, reeses book club, young adult

Judul: Firekeeper’s Daughter

Penulis: Angeline Boulley

Penerbit: Henry, Holt, and Co. (Hardcover edition, 2021)

Halaman: 496p

Beli di: Periplus (IDR 198k)

First of all, let me give a disclaimer: I always, always support own voice books. Kalau ada buku yang bercerita tentang suku tertentu, atau ras tertentu, atau isu yang spesifik, saya akan berusaha membaca versi yang memang ditulis oleh penulis yang berasal dari suku/ras tersebut, atau yang betul-betul mengalami isu yang dimaksud.

Firekeeper’s Daughter adalah salah satu buku dengan kategori own voice. Berkisah tentang kehidupan suku asli Ojibwe di utara Michigan, buku ini ditulis oleh Angeline Boulley yang memang merupakan bagian dari suku tersebut, dan terdaftar sebagai anggota Sault Ste. Marie Tribe of Chippewa Indians.

Buku ini berkisah tentang Daunis Fontaine, remaja perempuan yang tinggal di Sault Ste. Marie, dan merupakan campuran kulit putih (dari pihak ibunya), serta Ojibwe (ayahnya adalah Firekeeper yang tinggal di reservasi tak jauh dari Sault Ste. Marie). Daunis tidak pernah merasa diterima, baik di kota kelahirannya, maupun di reservasi, meski ia masih sering berkunjung ke rumah bibinya setelah ayahnya meninggal dunia.

Di tengah kerumitan identitasnya, Daunis dihadapkan pada tragedi lain, saat sahabatnya terbunuh, dan usut punya usut, ternyata kasus tersebut berkaitan erat dengan banyaknya obat terlarang yang masuk ke area resevasi. Bersama seorang polisi muda undercover, Daunis terjun ke dalam penyelidikan sebagai informan polisi, meski itu berarti hidupnya (dan keluarganya) terancam bahaya.

Saya cukup suka dengan penggambaran unik Sault Ste. Marie serta reservasi Ojibwe yang terletak di pulau kecil dekat kota tersebut. Kalau bukan karena buku ini, saya tidak akan tahu tentang suku Ojibwe, serta kehidupan sehari-hari masyarakatnya, termasuk remaja dan anak-anak mudanya, yang sangat mementingkan olahraga hockey, yang seringkali menjadi jalan keluar mereka untuk direkrut universitas atau bahkan bermain secara profesional.

Tapi…. nah, di sini saya mungkin akan mendapatkan banyak protes, mengingat betapa belovednya buku ini. Menurut saya, plot misterinya kurang memuaskan, lambat, bertele-tele, dengan beberapa adegan tidak masuk akal, dan ending yang amat predictable. Sementara itu, saya juga tidak bisa relate dengan Daunis, sosok remaja yang menjengkelkan dan entah kenapa mengingatkan saya dengan karakter Bella Swan yang super whiny, meski Daunis sendiri masih cukup mendingan karena tidak se -damsel in distress Bella.

Romansnya pun terasa meh, meski endingnya yang cukup realistis membuat saya bisa sedikit memaafkan kekacauan demi kekacauan yang terjadi di sepanjang buku.

Overall, Firekeeper’s Daughter bukan buku yang buruk. Banyak hal baru yang saya peroleh di sini, dan penggambaran settingnya pun dilakukan dengan cukup baik, meski masih banyak yang berkesan telling dibandingkan showing. Namun plotnya yang amburadul membuat saya tidak bisa maksimal menikmati buku ini, meski saya juga mengerti mengapa banyak yang tidak sependapat dengan saya, mengingat Firekeeper’s Daughter termasuk unik, dan masih jarang buku own voice yang bisa menembus tangga bestseller internasional.

Rating: 3/5

Recommended if you want to read about: Native American, life in reservation, decent but not that great mystery plot, twilight-esque character and romance, nostalgic 90s-2000s vibes

Concrete Rose by Angie Thomas

26 Monday Jul 2021

Posted by astrid.lim in fiction, young readers

≈ Leave a comment

Tags

african american, america, black lives matter, english, fiction, young adult

Judul: Concrete Rose

Penulis: Angie Thomas

Penerbit: Balzer + Bray (2021)

Halaman: 368p

Beli di: Periplus BBFH (IDR 151k)

Untuk seorang penulis, pasti rasanya cukup sulit menerbitkan buku baru yang mumpuni jika buku sebelumnya begitu fenomenal, digadang-gadang sebagai best book di berbagai list, mendapatkan beragam penghargaan, dan diangkat ke layar lebar dengan hasil yang tak kalah menakjubkan.

Namun, Angie Thomas sepertinya santai saja, dan menelurkan buku yang tidak kalah luar biasa, Concrete Rose, yang merupakan prekuel buku fenomenalnya, The Hate U Give.

Concrete Rose bercerita tentang Maverick Carter, ayah Starr, yang merupakan tokoh utama di buku THUG, ketika masih duduk di bangku SMA, dan sebelum dunianya jungkir balik ketika ia menjadi seorang ayah. Maverick tinggal di Garden Heights, ketika pertempuran antar geng berlangsung sengit, terutama memperebutkan lokasi berjual beli obat terlarang. Meski ibunya tidak ingin Maverick masuk ke dalam geng, karena ayahnya sudah mendekam di penjara, Maverick tidak memiliki pilihan lain. King Lords, geng tempatnya bergabung, yang juga merupakan komunitas ayahnya, adalah satu-satunya yang bisa melindunginya dari bahaya kehidupan jalanan, yang penuh aksi baku hantam hingga tembak menembak.

Hidup Maverick berubah total saat ia mendapat kabar kalau anak laki-laki Iesha, yang awalnya disangka adalah anak King (sahabat Maverick), ternyata 100% anak Maverick, hasil hubungan kilatnya dengan Iesha. Padahal, saat ini Maverick sedang menjalin hubungan serius dengan Lisa, anak perempuan dari kalangan lebih “atas” yang keluarganya tidak setuju dengan Maverick.

Rumit banget kan?

Tapi, Concrete Rose bisa menjawab lumayan banyak pertanyaan yang timbul saat membaca kerumitan keluarga Carter, yang penuh dengan anggota keluarga half siblings, step sisters, etc etc. Dan menurut saya, meski gaya bahasa ala jalanan di Concrete Rose lebih sulit untuk diikuti dibandingkan gaya bahasa THUG, namun Concrete Rose memiliki jalan cerita yang sangat menyegarkan. Mengikuti sudut pandang Maverick, cowok jalanan 17 tahun yang bahkan tidak tahu apa yang akan ia lakukan di masa depan, namun dihadapkan pada kenyataan bahwa ia harus bertanggung jawab terhadap seorang anak yang baru lahir, yang ibunya pun menghilang entah ke mana.

Di buku ini, kita juga diajak untuk melihat transformasi Maverick yang mengubahnya menjadi ayah yang diidolakan anak-anaknya seperti yang kita baca di buku THUG. Dan transformasi ini, dengan segala up and down nya, digambarkan dengan sangat real, sangat relatable, dan sangat memikat, sehingga kita mau tidak mau rooting for Maverick dengan segala permasalahannya.

Angie Thomas berhasil membuat saya semakin penasaran dengan para penghuni Garden Heights, dan berharap suatu hari nanti ia akan melanjutkan sekuel maupun pre-prekuel dan apapun yang berhubungan dengan Garden Heights,

Rating: 4/5

Recommended if you like: THUG, and want to read more about: Black lives in the 90s, BLM movement, street gangs reality, lots of slang XD

Sophie’s World by Joestein Gaarder

30 Wednesday Jun 2021

Posted by astrid.lim in fiction, young readers

≈ Leave a comment

Tags

english, europe, fiction, norway, philosophical, popsugar RC 2021, reference

Judul: Sophie’s World

Penulis: Jostein Gaarder

Penerbit: W&N Paperback (2015, 20th anniversary edition)

Halaman: 444p

Beli di: Book Depository (IDR 120k)

Menjelang ulang tahunnya yang ke-15, Sophie mulai menerima surat dan paket misterius, berisi pertanyaan tentang misteri kehidupan, dan perkenalan akan filosofi. Tanpa tahu siapa pengirim bingkisan misterius tersebut, Sophie tenggelam dalam dunia filosofi yang menuntunnya untuk berpikir lebih dalam tentang makna hidup: siapa dia sebenarnya? Dari mana dia berasal? Apa tujuan hidupnya?

Di sela-sela pelajaran tentang filosofi, dari mulai Socrates dan Plato di Yunani, sampai tumbuhnya kepercayaan Kristen, serta peralihan masa Renaissance ke Baroque, Sophie juga kerap menerima postcard yang ditujukan kepada anak perempuan lain. Anehnya, anak perempuan itu berulang tahun di tanggal yang sama dengan Sophie, dan memiliki Ayah yang bekerja di perantauan. Apa hubungan anak perempuan itu dengan Sophie? Dan mengapa Sophie seolah sudah mengenal anak tersebut?

Saya membaca Sophie’s World untuk Popsugar Reading Challenge kategori DNF (Did Not Finish) book from TBR. Saya ingat, dulu saya mencoba membaca buku Sophie’s World di usia awal kuliah, saat sedang senang-senangnya dengan Jostein Gaarder. Tapi dibanding buku-buku Gaarder yang lain, yang kental nuansa misteri berbalut filosofis, Sophie’s terasa amat dry menurut saya, makanya saya tidak menyelesaikan buku ini.

Kali ini, saya mencoba lagi, kali ini berusaha menguatkan diri karena saya sudah lebih banyak membaca buku non-fiksi, dan menganggap Sophie’s mirip dengan buku non-fiksi. Tapi ternyata, meski saya lebih menghargai buku ini, tetap saja ada beberapa bagian yang menurut saya agak membosankan XD

Sophie’s World adalah semacam textbook tentang teori filosofi untuk pemula, yang lebih ditujukan untuk pembaca usia muda yang ingin mengenal atau tahu lebih dalam tentang filosofi. Gaya bahasanya sebenarnya cukup ringkas dan sederhana, dan dikemas dalam bentuk fiksi sehingga lebih mudah dicerna dan menarik bagi pembacanya. Namun menurut saya, nuansa preaching buku ini masih agak terlalu kental, sehingga alih-alih membuat kita berpikir tentang makna hidup dan sejenisnya, kita lebih banyak dicekoki dengan teori dari berbagai filsuf dunia.

Unsur fiksinya, yang kental dengan nuansa post-modernisme, juga agak kurang greget menurut saya, apalagi endingnya yang agak ambigu. Dan karena buku ini ditulis di tahun 1990-an, di mana UN sedang gencar-gencarnya mempromosikan upaya perdamaian di Timur Tengah, maka buku ini juga agak terlalu banyak membahas tentang isu tersebut, sampai-sampai saya agak curiga jangan-jangan buku ini disponsori oleh UN XD

Namun, bagaimanapun, saya tetap bisa melihat kelebihan dan menghargai Sophie’s World lebih dari 20 tahun yang lalu. Dan buku ini memang cukup berguna untuk memperkenalkan teori filosofi dasar, terutama untuk pembaca muda atau yang sudah lumayan berumur seperti saya tapi tidak terlalu suka bahasa textbook yang rumit.

Rating: 3/5

Recommended if you like: philosophy, mystery, absurd novel, postmodernism vibes, Norway setting, 1990s nostalgia

Submitted for:

Category: A DNF book from your TBR list

The Case of the Left-Handed Lady by Nancy Springer

10 Thursday Jun 2021

Posted by astrid.lim in fiction, young readers

≈ 2 Comments

Tags

british, coming of age, english, fiction, historical fiction, middle grade, mystery, pastiche, series, young adult

Judul: The Case of the Left-Handed Lady (Enola Holmes Mystery #2)

Penulis: Nancy Springer

Penerbit: Puffin Books (2011, reissued edition)

Halaman: 234p

Beli di: Periplus (IDR 106k)

Enola is back! Setelah petualangan pertama yang sekaligus menjadi awal hidupnya yang bebas, Enola Holmes kini menetap di London, bersembunyi di balik kedok Ivy Meshle, tangan kanan Dr. Leslie T. Ragostin, tokoh fiktif yang memiliki kantor The Scientific Perditorian yang bekerja mencari orang hilang.

Suatu hari Enola dikejutkan dengan kehadiran Dr. Watson, sahabat kakaknya, Sherlock, yang ingin meminta bantuan Dr. Ragostin mencari adik perempuan dan ibu Sherlock yang menghiang tanpa jejak. Dr. Watson mulai khawatir dengan kondisi Sherlock akibat menghilangnya anggota keluarganya tersebut. Meski terharu membayangkan Sherlock memikirkannya, Enola bertekad tidak akan membiarkan Sherlock menemukannya, karena ia tidak rela melepaskan kebebasan yang baru diraihnya.

Saat beradu otak dalam kejar-kejarannya dengan Sherlock, Enola juga menemukan kasus baru yang menggelitiknya. Lady Cecily, anak perempuan tokoh bangsawan yang tiba-tiba lenyap tanpa jejak. Satu-satunya petunjuk yang dimiliki Enola adalah serangkaian gambar charcoal yang dilukis dengan penuh gairah (sangat berbeda dari lukisan pastel Lady Cecily lainnya), dan digambar dengan tangan kiri! Di era di mana menjadi kidal merupakan suatu aib, terutama untuk perempuan terhormat, Enola semakin merasa ingin tahu dan bertekad akan menemukan Lady Cecily, meski itu berarti ia harus menempuh resiko samarannya terbongkar!

Seperti buku pertama, buku kedua ini masih menggunakan formula yang sama: hubungan keluarga Holmes dan kasus misterius di kota London. Enola masih tetap menyegarkan seperti biasa, cerdas dan banyak akal, dan senang rasanya membayangkan Sherlock yang angkuh kini harus mulai mengakui kemampuan adik perempuannya yang tidak kalah dengan otaknya.

Misterinya sendiri terbilang biasa, tidak terlalu membawa twist yang mengejutkan. Tapi tetap seru juga menyaksikan cara Elona memecahkan kasus ini, meski ia pun kadang mengambil keputusan yang salah. Dan saya suka dengan suasana kota London, dari mulai kehidupan aristokratik sampai area kumuhnya, yang memang digambarkan dengan sangat hidup oleh Nancy Springer.

Overall, Enola Holmes adalah jenis buku yang I wish I could have read it when I was growing up. Perpaduan antara karakter remaja perempuan yang kuat, kisah yang dinamis, kasus yang menantang otak, dan drama keluarga, rasanya merupakan buku yang pas untuk yang menyukai kisah-kisah coming of age.

Semoga saja Netflix akan konsisten mengadaptasi serial ini!

Rating: 4/5

Recommended if you like: family drama, strong heroine, intriguing mystery, feminist issues, historical London setting

← Older posts

From the bookshelf

Categories

Looking for Something?

Enter your email address to follow Books to Share and receive notifications of new posts by email.

Join 1,036 other followers

Currently Reading

I’m a Proud Member! #BBI 1301004

Wishful Wednesday Meme

Fill your Wednesdays with wishful thinking =)

Popsugar Reading Challenge 2018

bookworms

  • aleetha
  • althesia
  • alvina
  • ana
  • annisa
  • bzee
  • dewi
  • dion
  • fanda
  • Ferina
  • helvry
  • inne
  • Kobo
  • maya
  • mei
  • melmarian
  • mia
  • ndari
  • nophie
  • oky
  • peri hutan
  • ren
  • Reygreena
  • sel sel kelabu
  • sinta
  • tanzil
  • tezar
  • yuska

shop til you drop

  • abe books
  • Amazon
  • better world books
  • book depository
  • BukaBuku
  • Buku Dedo
  • bukukita
  • vixxio

Top Posts & Pages

  • Lima Sekawan - The Series
    Lima Sekawan - The Series
  • Lethal White by Robert Galbraith
    Lethal White by Robert Galbraith
  • Dongeng-Dongeng Grimm Bersaudara
    Dongeng-Dongeng Grimm Bersaudara
  • The House in the Cerulean Sea by T.J. Klune
    The House in the Cerulean Sea by T.J. Klune
  • Abarat 2: Days of Magic, Nights of War by Clive Barker
    Abarat 2: Days of Magic, Nights of War by Clive Barker

Recent Comments

When the Stars Go Da… on The Paris Wife
Hapudin Bin Saheh on Insomniac City: New York, Oliv…
The Case of the Pecu… on The Case of the Left-Handed La…
astrid.lim on Lorong Waktu by Edward Pa…
nina on Lorong Waktu by Edward Pa…

Create a free website or blog at WordPress.com.

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
  • Follow Following
    • perpuskecil.wordpress.com
    • Join 1,036 other followers
    • Already have a WordPress.com account? Log in now.
    • perpuskecil.wordpress.com
    • Customize
    • Follow Following
    • Sign up
    • Log in
    • Report this content
    • View site in Reader
    • Manage subscriptions
    • Collapse this bar
 

Loading Comments...