• About this blog
  • Clearance Sale!
  • Newbery Project
  • Popsugar Reading Challenge 2023
  • Previous Challenges
    • BBI Read and Review Challenge 2017
    • Challenges 2014
    • Challenges 2015
    • Lucky No.14 Reading Challenge
    • Lucky No.15 Reading Challenge
    • POPSUGAR Reading Challenge 2017
    • Popsugar Reading Challenge 2018
    • Popsugar Reading Challenge 2020
    • Popsugar Reading Challenge 2021
    • Popsugar Reading Challenge 2022
    • What’s in a Name 2018
    • Twenty-Ten Challenge
    • Challenges 2012
    • Challenges 2013
  • Round Ups
  • The Librarian

~ some books to share from my little library

Tag Archives: british

The Man in the Brown Suit by Agatha Christie

07 Monday Feb 2022

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ Leave a comment

Tags

adventures, africa, agatha christie, british, classic, english, fiction, mystery/thriller, read christie 2022, romance, south africa, travel

Judul: The Man in the Brown Suit

Penulis: Agatha Christie

Penerbit: HarperCollinsPublishers (2017)

Halaman: 311p

Beli di: Kinokuniya (IDR 135k)

Tema #ReadChristie2022 adalah travel, dan untuk bulan Januari, buku yang terinspirasi dari perjalanan Agatha Christie. Buku pilihan resminya adalah The Man in the Brown Suit, yang terinspirasi perjalanan Agatha Christie ke Afrika Selatan.

Saya pernah membaca buku ini, dan jujur saja, bukan merupakan favorit saya. Kisahnya sendiri memang cukup berbeda dari tipikal buku Agatha Christie. Anne Beddingfeld yang haus akan petualangan, secara tidak sengaja terlibat dalam pengalaman menegangkan saat ia menyaksikan seorang pria tewas ditabrak kereta bawah tanah. Anne yakin, sebelum terjatuh ke rel, pria tersebut kaget melihat seorang laki-laki berjas cokelat yang membuatnya terpeleset dan tersambar kereta.

Anne pun bertekad untuk menemukan si pria berjas cokelat, apalagi saat ia menemukan secarik kertas jatuh dari kantong pria tersebut, yang membawanya berlayar dengan kapal Kilmorden Castle yang menuju ke Afrika Selatan. Di atas kapal, Anne mengalami banyak kejadian misterius, bertemu karakter-karakter yang tak kalah mencurigakan, mulai dari misionaris yang menyimpang rahasia, jutawan yang rumahnya baru-baru ini menjadi lokasi pembunuhan (yang dicurigai melibatkan si pria berjas cokelat), sekretarisnya yang selalu gugup, serta seorang pemuda misterius yang hanya muncul di saat-saat tertentu saja, dan yang membuat Anne jatuh cinta setengah mati.

Dan beginilah buku ini – penuh petualangan berbumbu kisah asmara, dengan latar belakang kapal pesiar serta Afrika Selatan yang eksotik. Kisah misterinya sendiri bukan merupakan inti buku ini, karena memang agak terlalu bombastis, apalagi karena Anne yang terlalu polos seolah berhasil mengelabui sepasukan kriminal profesional 😀

Tapi kalau ingin menikmati kisah yang berbeda, tanpa terlalu peduli plot, dan sedang ingin membaca romans berbumbu petualangan, The Man in the Brown Suit memang pilihan yang tepat. Dan menurut saya, memang buku yang tepat untuk #ReadChristie2022 bulan ini, karena nuansa travelingnya yang sangat kental memang menjadi kekuatan utamanya.

Rate: 3/5

Recommended if you like: adventures, romance, traveling, different Agatha, exotic settings

Submitted for:

Insipred by Agatha’s travels

The Familiars by Stacey Halls

24 Monday Jan 2022

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ Leave a comment

Tags

british, english, fiction, gothic, historical fiction, paranormal, popsugar RC 2022, secondhand books, witch, women

Judul: The Familiars

Penulis: Stacey Halls

Penerbit: Zaffre (2019)

Halaman: 420p

Beli di: @therebutforthebooks (IDR 96k)

Fleetwood Shuttleworth adalah perempuan 17 tahun yang menikah dengan tuan tanah pemilik Gawthorpe Hall di Lanchashire. Keinginan utamanya adalah memberikan keturunan bagi suaminya, namun Fleetwood sudah tiga kali keguguran, dan ia mulai panik, apalagi saat menemukan sepucuk surat dari dokter yang menyatakan ia tidak akan survive bila hamil lagi.

Dan ketika Fleetwood menyadari ia kembali hamil, ia bertekad untuk bisa melahirkan bayinya dengan sukses, dan sekaligus bertahan hidup. Secara tidak sengaja, Fleetwood bertemu dengan Alice Gray, bidan muda yang akhirnya ia angkat sebagai bidan pribadinya. Namun latar belakang Alice yang misterius membuat Fleetwood penasaran, apalagi saat Alice dituduh terlibat dalam perkumpulan penyihir, yang sedang marak di Lancashire, dan ingin ditumpas habis oleh para penguasa setempat.

Bayinya adalah prioritas Fleetwood, dan ia melakukan segala cara untuk menyelamatkan Alice, yang artinya menyelamatkan ia dan bayinya juga, meski ia harus menempuh berbagai bahaya.

Kisah berlatar belakang penyihir di abad ke-17 selalu menarik. Apakah benar para penyihir itu ada, atau hanya sekumpulan perempuan yang memiliki keahlian khusus (obat-obatan, penyembuhan, dan bercocok tanam) yang membuat mereka dicurigai sebagai penyihir? Belum lagi, banyak motif politik yang kerap menjadi dasar penangkapan dan pengadilan penyihir, yang digunakan penguasa untuk mencari muka di hadapan pengikutnya.

The Familliars sendiri awalnya menjadi kisah yang cukup menjanjikan. Saya suka atmosfer Gawthorpe Hall dan desa di sekitarnya, juga penggambaran beberapa karakter di awal. Namun, semakin ke belakang, saya semakin tidak bersimpati dengan Fleetwood, yang menurut saya tidak pas menjadi karakter utama. Lemah, plin plan, dan banyak mengambil keputusan yang membuat saya ingin mengguncang-guncangnya. Fleetwood juga lumayan sering melakukan hal-hal yang sepertinya tidak mungkin (atau sulit) dilakukan perempuan sekelasnya di abad ke-17, seperti berkeliaran ke mana-mana naik kuda sendirian, bahkan di saat sedang hamil besar, atau mengobrol dengan tokoh-tokoh bangsawan seolah ia sepantar dengan mereka, padahal usianya masih muda dan ia adalah seorang perempuan.

Di satu sisi, saya suka spirit Fleetwood yang ingin membuktikan bahwa perempuan bukan makhluk lemah, dan keinginannya mendobrak stereotype tentang perempuan bangsawan rumahan. Namun, seringkali spirit ini tidak konsisten dibarengi dengan tindakan dan pengambilan keputusan yang sesuai, sehingga lama-lama saya jadi skeptis dengannya.

Saya rasa, kisah ini akan jauh lebih seru bila mengambil sudut pandang Alice, yang hidupnya lebih berwarna, dan sikap serta karakternya setidaknya lebih konsisten dengan apa yang ia perjuangkan. It’s actually a shame!

Oiya, saya juga tidak begitu suka ending kisahnya, karena sekali lagi menegaskan pendapat saya tentang karakter Fleetwood yang lemah, dan membaca endingnya sama sekali tidak memuaskan!

Rating: 3/5

You might like it if you like: historical England, witches story, atmospheric setting, some elements of surprise

Submitted for:

A book about witches

The Case of the Peculiar Pink Fan by Nancy Springer

02 Thursday Dec 2021

Posted by astrid.lim in fiction, young readers

≈ Leave a comment

Tags

british, english, fiction, historical fiction, middle grade, mystery, series, spinoff, young adult

Judul:The Case of the Peculiar Pink Fan (Enola Holmes #4)

Penulis: Nancy Springer

Penerbit: Puffin Books (2011)

Halaman: 183p

Beli di: Periplus (IDR 130k)

Enola is back! Di buku keempat ini, Enola kembali berjumpa dengan Lady Cecily, yang pernah ditolongnya dalam petualangan sebelumnya. Pertemuan yang tidak disengaja itu menyisakan pertanyaan untuk Enola, terutama karena Cecily dipaksa mengikuti dua orang perempuan, dan hanya bisa meninggalkan petunjuk berupa kipas berwarna pink.

Dari penelusuran kipas pink itu, Enola dihadapkan pada masalah yang lebih pelik dari yang ia duga: kawin paksa, keluarga aristokrat yang kejam, dan gawatnya, Sherlock yang sepertinya terlibat pula di dalam kasus ini. Enola terpaksa harus memilih, menyelamatkan Cecily dan bekerja sama dengan Sherlock, tapi terpaksa mengorbankan kebebasannya, atau membiarkan Lady Cecily jatuh ke dalam keluarga penjahat tersebut?

Buku keempat ini, meski ada beberapa bagian yang terlalu kebetulan, termasuk salah satu petualangan Enola yang paling seru menurut saya. Setiap buku Enola selalu mengangkat topik yang berhubungan dengan gender di era Victoria, dan di buku ini, isu utamanya adalah pernikahan paksa yang kerap dilakukan oleh keluarga bangsawan, baik untuk alasan keuangan, martabat, atau alasan lainnya.

Enola, dengan semangat feminismenya, tentu saja berapi-api berusaha menyelamatkan Cecily dari ancaman penjara rumah tangga, dan di sini saya semakin kagum saja dengan segala kecerdikan Enola. Plus, hubungannya yang semakin mendekat dengan Sherlock (meski belum berani untuk percaya penuh), juga menjadi daya tarik buku ini.

Can’t wait for the next books!

Rating: 4/5

Recommended if you like: Sherlock Holmes, Victorian detectives, girl power!, badass heroine

Midsummer Mysteries by Agatha Christie

16 Tuesday Nov 2021

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ Leave a comment

Tags

agatha christie, british, classic, english, fiction, poirot, read christie 2021, short stories, summer

Judul: Midsummer Mysteries

Penulis: Agatha Christie

Penerbit: HarperCollins Publisher (2021)

Halaman: 255p

Beli di: Waterstones.com (£ 14.99)

First of all – the cover art of this edition is gorgeous!!! Dari mulai pemilihan font yang playful, kombinasi warna kuning dan biru cerah yang berkesan amat summery, sampai desain endpapers nya, semua terasa pas dan menjadikan buku ini amat collectible.

Dan memang, ke-12 kisah berlatar belakang musim panas dalam buku ini sudah pernah diterbitkan di buku atau kumpulan cerpen Agatha Christie sebelumnya, sehingga tujuan utama saya membeli buku ini (selain ikut dalam #ReadChristie2021 edisi bulan Agustus) memang untuk mengoleksinya. Kebetulan, saya juga membeli Midwinter Murders dengan edisi cover yang sama.

Midsummer Mysteries, sesuai dengan judulnya, dikurasi berdasarkan musim yang melatarbelakangi cerita, yaitu musim panas. Dan memang, aura kisah-kisah dalam buku ini kebanyakan lebih ringan dan ceria dibandingkan karya Christie pada umumnya. Pemilihan kisahnya sendiri cukup bervariasi, ada yang menampilkan Poirot, Miss Marple, Parker Pyne, Tommy dan Tuppence, bahkan Mr. Quin yang jarang-jarang muncul.

Beberapa favorit saya termasuk “Jane in Search of a Job”, yang ringan dan berbau petualangan, tentang seorang gadis yang ditawarkan pekerjaan unik, namun ternyata memiliki konsekuensi yang sinister. Lalu ada juga Rajah’s Emerald, mungkin merupakan salah satu kisah paling kocak yang pernah ditulis Christie, tentang seorang pemuda bernama James Bond (really!) yang menemukan permata curian saat sedang berlibur di pantai.

Tidak semua kisah dalam buku ini berbau petualangan seru dengan bumbu romans, karena ada beberapa cerita yang lebih gelap, sangat kontras dengan latar belakang musim panas yang biasanya ceria. “The Idol House of Astarte” diambil dari kumpulan kisah The Thirteen Problems yang menampilkan Miss Marple, bercerita tentang pembunuhan yang terjadi saat malam musim panas yang dihantui oleh legenda superstitions setempat. Lalu ada juga “The Incredible Theft”, di mana Poirot menangani sebuah kasus yang amat kental muatan politiknya, dan tema mata-mata serta pengkhianatan menjadi bumbu utamanya.

Secara keseluruhan, meski ke-12 kisah dalam buku ini tidak bisa dibilang karya kelas A Agatha Christie, namun nuansanya sangat pas dengan tema Midsummer Mystery. Saya merekomendasikannya untuk pembaca yang ingin membaca karya-karya underrated Christie, atau yang ingin bersantai ditemani segelas air jeruk dingin.

Rating: 4/5

Recommended if you want to read: summery stories, light mysteries, underrated Agatha’s with various detectives

Submitted for:

August: A Story Set by the Seaside

My Sister Lives on the Mantelpiece by Annabel Pitcher

10 Wednesday Nov 2021

Posted by astrid.lim in fiction, young readers

≈ Leave a comment

Tags

british, dysfunctional family, english, fiction, grief, middle grade, popsugar RC 2021, realistic, religion, secondhand books, young adult

Judul: My Sister Lives on the Mantelpiece

Penulis: Annabel Pitcher

Penerbit: Little, Brown Books for Young Readers (2012)

Halaman: 214p

Beli di: Betterworldbooks.com (USD 6)

Rose memang sudah meninggal dunia, namun sepertinya kehadirannya tidak pernah meninggalkan rumah Jamie dan Jas. Malah, Rose seperti semakin nyata, karena bukan saja abunya menempati meja perapian dan bisa dilihat oleh semua orang, namun ayah mereka pun tetap menganggap Rose masih bersama mereka.

Untuk Jamie, yang masih terlalu muda saat Rose meninggal, Rose hanyalah semacam legenda dan mitos dalam hidupnya, sosok tak kelihatan yang memiliki peran penting dalam keluarga mereka. Sedangkan bagi Jas, saudara kembar Rose, kepergian Rose meninggalkan konflik hebat dalam dirinya, antara rasa kehilangan, namun juga kebencian karena kedua orang tuanya menganggap ia bukan sebagai Jas, namun sebagai kembaran Rose yang bertahan hidup.

Ketika ibu mereka memutuskan untuk pergi dari keluarga mereka, Jamie dan Jas harus hidup bersama ayah mereka yang masih dipenuhi kesedihan dan denial. Di tempat yang baru, mereka bertemu dengan teman baru, namun hal ini ternyata malah memicu kemarahan ayah mereka yang tidak suka dengan si teman baru. Apakah mungkin keluarga mereka akan utuh kembali dan menerima kenyataan kalau Rose sudah pergi?

My Sister Lives on the Mantelpiece merupakan buku middle grade/young adult dengan tema grieving. Meski topiknya serius, buku ini dipenuhi nuansa dark humor yang menggelitik, terutama karena naratornya adalah Jamie, anak laki-laki 10 tahun yang masih berusaha mengerti apa yang sebenarnya terjadi dengan keluarganya, dalam kepolosan anak-anak yang menyegarkan namun tetap cerdas.

Buku ini juga bergumul dengan isu-isu yang tak kalah serius, seperti Islamophobia, perceraian, dan terorisme. Namun untungnya, tidak terjebak dalam narasi yang membuat overwhelming. Semuanya disampaikan dengan cukup sederhana, tapi tanpa oversimplified isu yang ada. Saya juga suka endingnya yang realistis, menyentuh namun tidak fairy tale. A recommended book for younger readers who have to deal with grief.

Rating: 4/5

Recommended if you want to read: British middle grade, book about grieving, honest-adorable narrator, serious issues with easier writing

Submitted for:

The book that’s been on your TBR list for the longest amount of time

Home Fire by Kamila Shamsie

04 Thursday Nov 2021

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ 2 Comments

Tags

bargain book!, british, english, fiction, politics, popsugar RC 2021, religion, retelling, romance, women prize

Judul: Home Fire

Penulis: Kamila Shamsie

Penerbit: Bloomsbury Publishing (2018)

Halaman: 264p

Beli di: Books and Beyond (IDR 54k, bargain!)

Isma, Aneeka, dan Parvaiz adalah tiga bersaudara dari keluarga imigran Pakistan yang menetap di London. Setelah ibu mereka meninggal dunia, mereka hanya bergantung pada satu sama lain. Namun, ketiganya selalu dihantui sosok sang ayah, seorang jihadist yang meninggalkan keluarga mereka.

Ketakutan terbesar Isma adalah terpecahnya keluarga mereka, dan hal itu terjadi saat Parvaiz terseret masuk ke kelompok ISIS, tanpa benar-benar paham konsekuensi yang menantinya. Cerita semakin rumit saat Isma dan Aneeka dekat dengan anak Menteri Dalam Negeri Inggris, yang meski berlatar belakang Muslim, memiliki reputasi yang amat tegas terhadap Islam radikal, dan fokus memerangi terorisme.

Home Fire adalah buku yang penuh nuance – plotnya sendiri cukup sederhana, tapi berbagai detail kecil, kejadian yang saling berhubungan, serta relevansinya terhadap isu Islamophobia, radikalisme, terorisme, dan imigran, yang menjadi isu penting di Inggris serta Eropa, menjadikan buku ini kompleks dengan segala keruwetannya.

Kita diajak menyelami sudut pandang masing-masing karakter utama, dari mulai Isma yang mendapat beasiswa S3 ke Amerika, Aneeka yang cantik dan kembarannya, Parvaiz yang tidak puas dengan versi kisah sang ayah yang dicekoki media pada dirinya. Namun kita juga diajak melihat sudut pandang Karamat, Home Secretary yang mengingkari masa lalunya demi posisi politik, dan anaknya, Eamonn, yang memiliki hubungan rumit dengan ayahnya.

Plot yang intriguing ini sebenarnya diramu dengan cukup baik, namun embel-embel kisah romance yang digadang-gadang sebagai retelling kisah mitologi Yunani Antigone, malah menjadi distraksi buat saya. Ditambah dengan endingnya yang super dramatis, membuat saya menurunkan rating buku ini, dari empat bintang menjadi 3,5 bintang saja 🙂

Saya sendiri tidak familiar dengan kisah Antigone, jadi mungkin itu salah satu sebabnya bagian akhir buku ini terasa kurang relate dengan saya. Tapi menurut saya, buku ini masih bisa dibilang berhasil menyajikan isu penting dengan tidak bias, melalui karakter-karakter yang cukup believable.

Rating: 3.5/5

Recommended if you want to read about: relevant issues, Islam in Europe, multiple POVs, complicated characters

Submitted for:

Category: A book that has won the Women’s Prize for Fiction

The Little Bookroom by Eleanor Farjeon

26 Tuesday Oct 2021

Posted by astrid.lim in fiction, young readers

≈ 4 Comments

Tags

british, children, classics, fairy tales, fiction, illustrated, short stories

Judul: The Little Bookroom

Penulis: Eleanor Farjeon

Ilustrator: Edward Ardizzone

Penerbit: Oxford University Press (2011)

Halaman: 298p

Beli di: Books and Beyond (IDR42k)

Buku ini pertama kali diterbitkan tahun 1955, dan kesan klasiknya memang langsung terasa. Ditulis oleh Eleanor Farjeon, penulis berkebangsaan Inggris yang karya-karyanya sangat underrated, The Little Bookroom adalah sebuah kumpulan kisah-kisah pendek dan fairytales yang menghangatkan hati dan sangat kental nuansa nostalgianya.

Saya belum pernah membaca karya Farjeon sebelumnya, namun pengalaman pertama ini cukup menyenangkan buat saya. Kisah-kisah dalam buku ini cukup bervariasi, mulai dari dongeng atau fairy tales, hingga children realistic fiction. Semacam kombinasi antara Hans Christian Andersen dan Enid Blyton.

Beberapa cerita memang agak terlalu panjang, dan gaya bahasanya, meski masih termasuk mudah dimengerti, lumayan terasa old style, dengan setting yang kebanyakan mengambil periode abad ke-19. Jadi saya tidak terlalu yakin kalau buku ini akan menarik untuk anak-anak yang menjadi target pembacanya. Menurut saya, buku ini akan lebih menarik untuk pembaca dewasa yang ingin bernostalgia tentang masa kecilnya.

The Little Bookroom yang menjadi judul buku ini bukan merupakan kisah utama ataupun tema dari buku ini. Awalnya, saya sangka kebanyakan kisah akan berlatarkan buku, atau bercerita tentang buku dan dunia membaca. Namun ternyata, Little Bookroom adalah ruang membaca yang menjadi tempat favorit Farjeon saat kecil. Di ruang itulah ia menumbuhkan kecintaannya akan buku dan membaca, dan The Little Bookroom, yang berisi kumpulan kisah nostalgia masa kanak-kanak, menjadi tribute untuk ruangan bersejarah tersebut.

Meski kebanyakan cerita memiliki tema yang mirip bahkan ada yang cenderung klise, beberapa kisah menyimpan kejutan dan ending yang tak terduga. Favorit saya termasuk Westwoods, tentang persahabatan Raja dengan housekeepernya, yang berkembang menjadi lebih dari sekadar teman, namun dengan gaya acuh tak acuh yang kocak. Lalu ada juga The Little Dressmaker, yang sepertinya akan menjadi seperti kisah Cinderella standar, namun menyimpan kejutan di bagian akhir untuk sang penjahit pakaian.

Ilustrasi dalam buku ini juga khas ilustrasi buku anak klasik, mengingatkan saya dengan buku-buku Lima Sekawan dan teman-temannya, sehingga semakin menambah kesan nostalgia yang menyenangkan. Overall, a wonderful experience indeed.

Rating: 4/5

Recommended if you like: children stories, fairy tales, British classics, Enid Blyton vibes, cheeky endings

The Case of the Bizarre Bouquets by Nancy Springer

14 Thursday Oct 2021

Posted by astrid.lim in fiction, young readers

≈ Leave a comment

Tags

british, english, fiction, historical fiction, lovely heroine, middle grade, mystery, series, young adult

Judul: The Case of the Bizarre Bouquets (Enola Holmes Mystery #3)

Penulis: Nancy Springer

Penerbit: Puffin Books (2008)

Halaman: 170p

Beli di: Periplus BBFH (IDR 106k)

Dibandingkan kedua buku sebelumnya, buku ketiga petualangan Enola Holmes tidak semenggigit pendahulunya. Meski kali ini kasus yang dihadapi Enola cukup spesial karena melibatkan Dr. Watson, yang berarti mendekatkannya pada Sherlock.

Ketika Watson menghilang, Enola terpaksa memberanikan diri (tentu setelah menyamar!) mendekati Mary, istri Watson, dan membantunya menemukan Watson. Penyelidikan membawa Enola ke sosok tak berhidung, toko yang menjual alat-alat untuk menyamar, serta kiriman buket bunga aneh untuk Mary, yang merupakan simbol kematian!

Kasus ini tidak serumit kasus-kasus sebelumnya, dan unsur gregetnya lebih karena menghilangnya Watson meng-highlight hubungan Enola dengan abang-abangnya, terutama Sherlock. Pengembangan karakter Enola, kerinduannya untuk bergabung dengan Sherlock (namun menyadari hal tersebut tak mungkin karena akan mengancam kebebasannya), dan pertanyaan tak terjawab tentang mengapa ibunya meninggalkannya sendirian.

Salah satu favorit saya dari buku-buku Enola adalah setting kota London era 1800-an yang memang digambarkan dengan detail. Nancy Springer melakukan PR nya dengan baik, dan mampu mendeskripsikan setting tersebut dengan real dan authentic. Di buku ini, setting memegang peranan penting karena kita dibawa menyusuri kota London ke deretan toko yang menjual kostum dan alat menyamar sebagai bagian dari komunitas teater (dan tentu saja, detektif!).

Look forward to the Enola’s next adventure!

Rating: 3.5/5

Recommended if you like: 1800s London, Sherlock cannons, women and feminims, clever mystery, badass girl character

Then She was Gone by Lisa Jewell

06 Wednesday Oct 2021

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ Leave a comment

Tags

british, domestic thriller, english, psychological thriller, secondhand books, thriller, twist

Judul: Then She was Gone

Penulis: Lisa Jewell

Penerbit: Arrow Books (2017)

Halaman: 426p

Beli di: @therebutforthebooks (IDR 80k)

Sepuluh tahun lalu, Laurel kehilangan segalanya. Ellie, puteri bungsu yang amat ia sayangi, menghilang dari rumah ketika menuju perpustakaan. Polisi menyimpulkan kalau itu adalah kasus melarikan diri dari rumah, tapi Laurel yakin, Ellie tidak akan kabur, apalagi di tengah kehidupannya yang bahagia dan penuh rencana masa depan.

Tragedi menghilangnya Ellie membuat Laurel berubah menjadi pribadi yang obsesif, sehingga ia menelantarkan anak perempuannya yang lain, Hanna, dan bahkan pernikahannya pun berujung pada perceraian.

Namun, sepuluh tahun setelah kejadian tersebut, Laurel bertemu dengan Floyd, yang memikat hatinya dan membuatnya jatuh cinta kembali, bahkan berani berharap akan datangnya kebahagiaan. Namun, satu hal yang mengusik Laurel, anak perempuan Floyd amat sangat mirip dengan Ellie!

Buat saya, premis buku ini cukup menarik, tapi eksekusinya kurang menggigit. Not the strongest of Lisa Jewell’s, but I think I’m the minority here, karena rating buku ini termasuk tinggi di Goodreads.

Saya sebenarnya berharap lebih, ada satisfying twist, unexpected ending atau genius revealing di bagian akhir buku, tapi sepertinya, buku ini memang termasuk thriller straightforward yang lumayan predictable sejak bagian pertengahan cerita. Vilainnya sudah jelas terungkap, dan meski ada adegan dark yang lumayan bikin kaget (dan ngilu), crime nya sendiri termasuk gampang ditebak meski terkesan mustahil. Tadinya saya masih berharap tebakan saya salah, at least ada penjelasan yang lebih masuk akal di bagian akhir buku, tapi memang Lisa Jewell kelihatannya tidak berusaha terlalu keras untuk membuat buku ini masuk ke dalam kategori thriller cerdas XD

Yang agak mengganggu juga adalah karakter-karakternya yang memang kurang menarik. Saya tidak bisa relate dengan Laurel, sedangkan Poppy, anak yang mirip Ellie, juga cukup annoying dan menyebalkan.

Bagaimanapun, Lisa Jewell tetap merupakan penulis yang andal, yang bisa dengan mudah membuat saya tetap terpaku di buku yang bahkan tidak terlalu saya nikmati sepenuhnya. Buku ini termasuk page turner, dan tetap terjaga unsur thrillingnya hingga akhir.

Rating: 3/5

Recommended if you like: thriller that is a bit unplausible, dark and twisted mystery, British setting

Unsettled Ground by Claire Fuller

01 Friday Oct 2021

Posted by astrid.lim in adult, fiction, Uncategorized

≈ Leave a comment

Tags

british, contemporary, dysfunctional family, english, fiction, literature, twins, women prize

Judul: Unsettled Ground

Penulis: Claire Fuller

Penerbit: Fig Tree (2021)

Halaman: 289p

Beli di: @transitsanta (IDR 300k)

First of all – the cover of this book is so exquisite!! Bener-bener pas dengan tone nya yang suram, full of abandonment feeling dan being in a rotten life.

Kisahnya adalah tentang kakak beradik kembar, Jeanie dan Julius, yang hidup di sebuah desa bersama ibu mereka. Suatu pagi, mereka menemukan ibu mereka meninggal dunia, dan tiba-tiba saja Julius dan Jeanie ditinggalkan berdua, dan harus menghadapi dunia yang sebelumnya tidak pernah mereka lakukan sendiri.

Jangan membayangkan kalau Julius dan Jeanie adalah dua anak kecil tak berdaya. Sebaliknya, mereka adalah dua orang dewasa paruh baya, yang tidak memiliki cacat tubuh apapun, namun sejak masih muda, selalu berada dalam lindungan ketat ibu mereka. Jeanie dan Julius tidak diberikan bekal pendidikan, keahlian khusus baik soft skills maupun hard skills, yang bisa membuat mereka menjadi orang-orang mandiri. Jeanie selalu merasa ia lambat dalam belajar, dan jantungnya pun tak sekuat orang lain, sementara Julius amat pemalu, dan hanya bekerja sesekali saja menjadi buruh kasar bila keluarga mereka memerlukan uang.

Meninggalnya sang ibu memaksa Jeanie dan Julius untuk keluar dari zona nyaman mereka, sekaligus bersinergi untuk bertahan hidup. Namun, masalah demi masalah menghampiri mereka. Mulai dari diusir landlord dari rumah yang seumur hidup mereka tinggali, tidak punya uang untuk mengubur ibu mereka, mencari pekerjaan padahal sebelumnya tidak pernah bekerja, dan bahkan, jatuh cinta di tengah situasi yang serba tidak pasti ini, mengancam ikatan persaudaraan yang selama ini menjadi dasar kehidupan mereka.

Unsettled Ground adalah buku yang tidak panjang, hening, namun sangat menghantui, karena kisahnya yang seolah terjadi di dunia lain, sebenarnya amat dekat dengan keseharian kita. Julius dan Jeanie adalah wakil dari kaum marginal yang kadang terselip di celah-celah peradaban. Mereka tidak tinggal di lokasi terpencil, dan penduduk desa sebenarnya mengetahui kondisi kehidupan mereka. Tapi berapa banyak yang mau peduli dan rela membantu tanpa pamrih? Justru kebanyakan malah membully, atau membantu tapi dengan mengasihani mereka. Mereka lupa, Jeanie dan Julius juga manusia, yang tidak butuh charity, tapi humanisme.

Ini adalah pertama kalinya saya membaca buku karya Claire Fuller, and I’m hooked. Memang kisahnya agak lambat, dan kita harus bersabar membacanya. Tapi penggambaran karakter serta setting yang vivid membuat saya serasa berada bersama dengan Julius dan Jeanie, berempati dengan mereka, sekaligus amaze karena masih ada (dan banyak!) orang seperti mereka di dunia sekitar kita.

Unsettled Ground mengajarkan kita untuk menggali empati dalam diri masing-masing, tanpa nada yang menggurui.

Rating: 4/5

Recommended if you like: British lit, siblings and twins interaction, haunting prose, thought provoking issues

← Older posts

From the bookshelf

Categories

Looking for Something?

Enter your email address to follow Books to Share and receive notifications of new posts by email.

Join 1,036 other subscribers

Currently Reading

I’m a Proud Member! #BBI 1301004

Wishful Wednesday Meme

Fill your Wednesdays with wishful thinking =)

Popsugar Reading Challenge 2018

bookworms

  • aleetha
  • althesia
  • alvina
  • ana
  • annisa
  • bzee
  • dewi
  • dion
  • fanda
  • Ferina
  • helvry
  • inne
  • Kobo
  • maya
  • mei
  • melmarian
  • mia
  • ndari
  • nophie
  • oky
  • peri hutan
  • ren
  • Reygreena
  • sel sel kelabu
  • sinta
  • tanzil
  • tezar
  • yuska

shop til you drop

  • abe books
  • Amazon
  • better world books
  • book depository
  • BukaBuku
  • Buku Dedo
  • bukukita
  • vixxio

Top Posts & Pages

  • Red, White & Royal Blue by Casey McQuiston
    Red, White & Royal Blue by Casey McQuiston
  • The Secret History
    The Secret History
  • Klara and the Sun by Kazuo Ishiguro
    Klara and the Sun by Kazuo Ishiguro
  • The Monogram Murders by Sophie Hannah
    The Monogram Murders by Sophie Hannah
  • Puddin' by Julie Murphy
    Puddin' by Julie Murphy

Recent Comments

Puddin’ by Jul… on Dumplin’ by Julie M…
jesica on Abarat 2: Days of Magic, Night…
jesica on Abarat 2: Days of Magic, Night…
When the Stars Go Da… on The Paris Wife
Hapudin Bin Saheh on Insomniac City: New York, Oliv…

Blog at WordPress.com.

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
  • Follow Following
    • perpuskecil.wordpress.com
    • Join 1,036 other followers
    • Already have a WordPress.com account? Log in now.
    • perpuskecil.wordpress.com
    • Customize
    • Follow Following
    • Sign up
    • Log in
    • Report this content
    • View site in Reader
    • Manage subscriptions
    • Collapse this bar
 

Loading Comments...