Tags

, , , , , , , , , ,

Judul: Red, White & Royal Blue

Penulis: Casey McQuiston

Penerbit: St. Martin’s Press

Halaman: 418p

Beli di: Betterworldbooks.com (USD 11.3)

Apa jadinya kalau anak Presiden Amerika Serikat jatuh cinta dengan Pangeran Inggris? Pastinya menjadi gosip yang juicy dan menghebohkan- apalagi karena anak presiden tersebut adalah laki-laki.

Red, White & Royal Blue berkisah tentang cerita cinta dua pemuda yang kebetulan sama-sama merupakan publik figur di panggung politik dunia. Alex Claremont-Diaz memiliki masa depan cemerlang – ia ingin mengikuti jejak ibunya sebagai presiden dari kalangan minoritas. Alex terkenal doyan gonta-ganti cewek, tapi ia tetap dipuja oleh rakyat (dan netizen) Amerika dan dianggap sebagai anak emas oleh semua orang.

Sementara itu, Henry adalah pangeran muda dari Kerajaan Inggris, pewaris royal family yang selalu jaga image dan masa depannya sudah ditentukan sejak ia lahir.

Alex dan Henry beberapa kali bertemu dalam acara kenegaraan, tapi keduanya selalu saling cela. Puncaknya adalah ketika mereka berkelahi di acara resepsi pernikahan kakak Henry, yang berakhir dengan foto mereka menerjang kue pengantin. Setelah insiden itu, tim PR White House dan Buckingham Palace menggodok skenario yang memperlihatkan keakraban Alex dan Henry, lengkap dengan acara jalan-jalan, foto-foto dan posting di social media.

Tapi siapa sangka – keakraban yang dipaksakan itu berlanjut menjadi hubungan yang lebih dari sekadar teman, saat Alex dan Henry menyadari perasaan mereka satu sama lain. Dan dimulailah hubungan diam-diam mereka – yang mendapat tantangan dari kedua belah pihak: ibu Alex yang sedang sibuk kampanye reelection, serta keluarga kerajaan Inggris yang selalu menjaga image konservatif mereka.

Red, White & Royal Blue merupakan buku yang sempat heboh banget di tahun 2019. Review positif dari ribuan pembaca, bahkan menyabet beberapa penghargaan Goodreads Award. Saya tidak menyangkal kalau buku ini memang menyenangkan – kisah cinta rumit tapi seru ala Alex dan Henry, dan kedua karakter yang sangat karismatik ini (meski Alex kadang agak terlalu nyinyir) dengan mudah bisa merebut hati saya, dan saya mau tidak mau langsung rooting for them.

Tapi jujur saja, pesan-pesan political correctness di buku ini yang sangat milenial Amerika, sempat membuat saya ilfil juga. Apalagi karena saya tahu, Amerika masih jauh sekali dari apa yang dikhayalkan Casey McQuiston di buku ini. Boro-boro presiden perempuan dengan suami keturunan Hispanic – Amerika jelas-jelas belum siap mempercayakan tampuk kepemimpinan pada siapapun yang bukan laki-laki kulit putih (kecuali Obama).

Lalu banyak pesan dalam buku ini yang seolah menjadi curahan hati para milenial dan generasi Z Amerika: anti diskriminasi, persamaan hal perempuan, isu aborsi, LGBTQ, kesehatan, dan lain-lain. Seolah buku ini merupakan platform kampanye ala milenial yang masih sakit hati dengan hasil pemilu tahun 2016 kemarin.

Dan memang benar, McQuiston mengakui ia menulis buku ini sebagai eskapisme setelah amat kecewa dan depresi dengan hasil pemilu 2016, serta kelanjutan masa-masa suram pemerintahan Donald Trump. Tak heran, banyak anak muda Amerika memuja buku ini, tapi sepertinya buku ini tidak terlalu sukses di benua Inggris sana, yang menganggap penggambaran Royal Family yang konservatif terlalu berlebihan.

Saya sendiri lumayan menikmati bagian romans Alex dan Henry (dan email-emailan mereka yang memang kocak dan seru), tapi agak malas mengikuti plot yang menyangkut perpolitikan Amerika. Yah.. mungkin karena saya bukan audiens yang tepat saja. Hahaha…

Tapi untuk yang mencari buku romans ringan LGBTQ dengan karakter-karakter yang seru, buku ini cukup recommended, kok.

Submitted for:

Kategori: A book with a pun in the title