• About this blog
  • Clearance Sale!
  • Newbery Project
  • Popsugar Reading Challenge 2023
  • Previous Challenges
    • BBI Read and Review Challenge 2017
    • Challenges 2014
    • Challenges 2015
    • Lucky No.14 Reading Challenge
    • Lucky No.15 Reading Challenge
    • POPSUGAR Reading Challenge 2017
    • Popsugar Reading Challenge 2018
    • Popsugar Reading Challenge 2020
    • Popsugar Reading Challenge 2021
    • Popsugar Reading Challenge 2022
    • What’s in a Name 2018
    • Twenty-Ten Challenge
    • Challenges 2012
    • Challenges 2013
  • Round Ups
  • The Librarian

~ some books to share from my little library

Tag Archives: young adult

Puddin’ by Julie Murphy

25 Wednesday Jan 2023

Posted by astrid.lim in fiction, young readers

≈ Leave a comment

Tags

america, contemporary, e-book, english, fiction, friendship, lovely heroine, popsugar RC 2023, young adult

Judul: Puddin’

Penulis: Julie Murphy

Penerbit: Balzer + Bray (2018, Kindle edition)

Halaman: 437p

Beli di: Amazon.com (USD 5)

Puddin’ adalah kelanjutan buku Dumplin’ yang sudah sempat diadaptasi menjadi film Netflix. Di buku kedua ini, kisah masih berkisar seputar persahabatan cewek-cewek di kota Clover City di Texas. Bila sebelumnya Willowdean yang menjadi karakter utama, kali ini Millie (yang menjadi runner up Clover City pageant di buku pertama) yang menjadi salah satu naratornya. Namun, kisahnya juga diselingi oleh sudut pandang Callie, yang sempat nongol di buku Dumplin’ sebagai salah satu karakter antagonis.

Millie, yang sibuk merencanakan karier, sambil mencari cara untuk meyakinkan ibunya kalau ia tidak perlu ikut program diet lagi, dipertemukan dengan Callie, cewek populer yang tiba-tiba mendapat masalah besar dan dikeluarkan dari grup dance sekolah. Keduanya menjalin pertemanan yang tidak mereka duga sebelumnya, dan sedikit demi sedikit belajar memahami dan menghargai perbedaan di antara mereka.

Saya malah merasa lebih menyukai Puddin’ daripada Dumplin’. Keduanya masih mengangkat isu body positivity dan membawa suara kuat dari fat lead. Tapi Millie jauh lebih likable dibandingkan dengan Willowdean, dan permasalahan hidupnya pun lebih relatable. Selain itu, empati yang ia tunjukkan pada Callie juga membantu saya untuk bisa lebih mudah menyukai Callie, dan banter antar mereka pun terasa effortless dan menyenangkan untuk diikuti.

Julie Murphy termasuk penulis konsisten yang selalu menjadi representatif perempuan gemuk yang menormalisasi body positivity dan gerakan self love. Dan suara hari Millie tersampaikan jelas di sini, membuat saya lebih bisa memahami isu-isu yang ia hadapi sebagai remaja perempuan dengan berat badan berlebih. Diet bukanlah jawaban dari segalanya, dan ada sosok yang jauh lebih menarik dibanding facade penampilan yang kerap dinilai orang sebagai kesan pertama.

Rating: 4/5

Recommended if you like: unusual YA protagonist, romance with fat lead, relatable heroine

Submitted for:

Category: A romance with a fat lead

The Case of the Peculiar Pink Fan by Nancy Springer

02 Thursday Dec 2021

Posted by astrid.lim in fiction, young readers

≈ Leave a comment

Tags

british, english, fiction, historical fiction, middle grade, mystery, series, spinoff, young adult

Judul:The Case of the Peculiar Pink Fan (Enola Holmes #4)

Penulis: Nancy Springer

Penerbit: Puffin Books (2011)

Halaman: 183p

Beli di: Periplus (IDR 130k)

Enola is back! Di buku keempat ini, Enola kembali berjumpa dengan Lady Cecily, yang pernah ditolongnya dalam petualangan sebelumnya. Pertemuan yang tidak disengaja itu menyisakan pertanyaan untuk Enola, terutama karena Cecily dipaksa mengikuti dua orang perempuan, dan hanya bisa meninggalkan petunjuk berupa kipas berwarna pink.

Dari penelusuran kipas pink itu, Enola dihadapkan pada masalah yang lebih pelik dari yang ia duga: kawin paksa, keluarga aristokrat yang kejam, dan gawatnya, Sherlock yang sepertinya terlibat pula di dalam kasus ini. Enola terpaksa harus memilih, menyelamatkan Cecily dan bekerja sama dengan Sherlock, tapi terpaksa mengorbankan kebebasannya, atau membiarkan Lady Cecily jatuh ke dalam keluarga penjahat tersebut?

Buku keempat ini, meski ada beberapa bagian yang terlalu kebetulan, termasuk salah satu petualangan Enola yang paling seru menurut saya. Setiap buku Enola selalu mengangkat topik yang berhubungan dengan gender di era Victoria, dan di buku ini, isu utamanya adalah pernikahan paksa yang kerap dilakukan oleh keluarga bangsawan, baik untuk alasan keuangan, martabat, atau alasan lainnya.

Enola, dengan semangat feminismenya, tentu saja berapi-api berusaha menyelamatkan Cecily dari ancaman penjara rumah tangga, dan di sini saya semakin kagum saja dengan segala kecerdikan Enola. Plus, hubungannya yang semakin mendekat dengan Sherlock (meski belum berani untuk percaya penuh), juga menjadi daya tarik buku ini.

Can’t wait for the next books!

Rating: 4/5

Recommended if you like: Sherlock Holmes, Victorian detectives, girl power!, badass heroine

My Sister Lives on the Mantelpiece by Annabel Pitcher

10 Wednesday Nov 2021

Posted by astrid.lim in fiction, young readers

≈ Leave a comment

Tags

british, dysfunctional family, english, fiction, grief, middle grade, popsugar RC 2021, realistic, religion, secondhand books, young adult

Judul: My Sister Lives on the Mantelpiece

Penulis: Annabel Pitcher

Penerbit: Little, Brown Books for Young Readers (2012)

Halaman: 214p

Beli di: Betterworldbooks.com (USD 6)

Rose memang sudah meninggal dunia, namun sepertinya kehadirannya tidak pernah meninggalkan rumah Jamie dan Jas. Malah, Rose seperti semakin nyata, karena bukan saja abunya menempati meja perapian dan bisa dilihat oleh semua orang, namun ayah mereka pun tetap menganggap Rose masih bersama mereka.

Untuk Jamie, yang masih terlalu muda saat Rose meninggal, Rose hanyalah semacam legenda dan mitos dalam hidupnya, sosok tak kelihatan yang memiliki peran penting dalam keluarga mereka. Sedangkan bagi Jas, saudara kembar Rose, kepergian Rose meninggalkan konflik hebat dalam dirinya, antara rasa kehilangan, namun juga kebencian karena kedua orang tuanya menganggap ia bukan sebagai Jas, namun sebagai kembaran Rose yang bertahan hidup.

Ketika ibu mereka memutuskan untuk pergi dari keluarga mereka, Jamie dan Jas harus hidup bersama ayah mereka yang masih dipenuhi kesedihan dan denial. Di tempat yang baru, mereka bertemu dengan teman baru, namun hal ini ternyata malah memicu kemarahan ayah mereka yang tidak suka dengan si teman baru. Apakah mungkin keluarga mereka akan utuh kembali dan menerima kenyataan kalau Rose sudah pergi?

My Sister Lives on the Mantelpiece merupakan buku middle grade/young adult dengan tema grieving. Meski topiknya serius, buku ini dipenuhi nuansa dark humor yang menggelitik, terutama karena naratornya adalah Jamie, anak laki-laki 10 tahun yang masih berusaha mengerti apa yang sebenarnya terjadi dengan keluarganya, dalam kepolosan anak-anak yang menyegarkan namun tetap cerdas.

Buku ini juga bergumul dengan isu-isu yang tak kalah serius, seperti Islamophobia, perceraian, dan terorisme. Namun untungnya, tidak terjebak dalam narasi yang membuat overwhelming. Semuanya disampaikan dengan cukup sederhana, tapi tanpa oversimplified isu yang ada. Saya juga suka endingnya yang realistis, menyentuh namun tidak fairy tale. A recommended book for younger readers who have to deal with grief.

Rating: 4/5

Recommended if you want to read: British middle grade, book about grieving, honest-adorable narrator, serious issues with easier writing

Submitted for:

The book that’s been on your TBR list for the longest amount of time

The Case of the Bizarre Bouquets by Nancy Springer

14 Thursday Oct 2021

Posted by astrid.lim in fiction, young readers

≈ Leave a comment

Tags

british, english, fiction, historical fiction, lovely heroine, middle grade, mystery, series, young adult

Judul: The Case of the Bizarre Bouquets (Enola Holmes Mystery #3)

Penulis: Nancy Springer

Penerbit: Puffin Books (2008)

Halaman: 170p

Beli di: Periplus BBFH (IDR 106k)

Dibandingkan kedua buku sebelumnya, buku ketiga petualangan Enola Holmes tidak semenggigit pendahulunya. Meski kali ini kasus yang dihadapi Enola cukup spesial karena melibatkan Dr. Watson, yang berarti mendekatkannya pada Sherlock.

Ketika Watson menghilang, Enola terpaksa memberanikan diri (tentu setelah menyamar!) mendekati Mary, istri Watson, dan membantunya menemukan Watson. Penyelidikan membawa Enola ke sosok tak berhidung, toko yang menjual alat-alat untuk menyamar, serta kiriman buket bunga aneh untuk Mary, yang merupakan simbol kematian!

Kasus ini tidak serumit kasus-kasus sebelumnya, dan unsur gregetnya lebih karena menghilangnya Watson meng-highlight hubungan Enola dengan abang-abangnya, terutama Sherlock. Pengembangan karakter Enola, kerinduannya untuk bergabung dengan Sherlock (namun menyadari hal tersebut tak mungkin karena akan mengancam kebebasannya), dan pertanyaan tak terjawab tentang mengapa ibunya meninggalkannya sendirian.

Salah satu favorit saya dari buku-buku Enola adalah setting kota London era 1800-an yang memang digambarkan dengan detail. Nancy Springer melakukan PR nya dengan baik, dan mampu mendeskripsikan setting tersebut dengan real dan authentic. Di buku ini, setting memegang peranan penting karena kita dibawa menyusuri kota London ke deretan toko yang menjual kostum dan alat menyamar sebagai bagian dari komunitas teater (dan tentu saja, detektif!).

Look forward to the Enola’s next adventure!

Rating: 3.5/5

Recommended if you like: 1800s London, Sherlock cannons, women and feminims, clever mystery, badass girl character

Firekeeper’s Daughter by Angeline Boulley

16 Monday Aug 2021

Posted by astrid.lim in fiction, young readers

≈ Leave a comment

Tags

america, english, fiction, mystery/thriller, native smerican, own voice, reeses book club, young adult

Judul: Firekeeper’s Daughter

Penulis: Angeline Boulley

Penerbit: Henry, Holt, and Co. (Hardcover edition, 2021)

Halaman: 496p

Beli di: Periplus (IDR 198k)

First of all, let me give a disclaimer: I always, always support own voice books. Kalau ada buku yang bercerita tentang suku tertentu, atau ras tertentu, atau isu yang spesifik, saya akan berusaha membaca versi yang memang ditulis oleh penulis yang berasal dari suku/ras tersebut, atau yang betul-betul mengalami isu yang dimaksud.

Firekeeper’s Daughter adalah salah satu buku dengan kategori own voice. Berkisah tentang kehidupan suku asli Ojibwe di utara Michigan, buku ini ditulis oleh Angeline Boulley yang memang merupakan bagian dari suku tersebut, dan terdaftar sebagai anggota Sault Ste. Marie Tribe of Chippewa Indians.

Buku ini berkisah tentang Daunis Fontaine, remaja perempuan yang tinggal di Sault Ste. Marie, dan merupakan campuran kulit putih (dari pihak ibunya), serta Ojibwe (ayahnya adalah Firekeeper yang tinggal di reservasi tak jauh dari Sault Ste. Marie). Daunis tidak pernah merasa diterima, baik di kota kelahirannya, maupun di reservasi, meski ia masih sering berkunjung ke rumah bibinya setelah ayahnya meninggal dunia.

Di tengah kerumitan identitasnya, Daunis dihadapkan pada tragedi lain, saat sahabatnya terbunuh, dan usut punya usut, ternyata kasus tersebut berkaitan erat dengan banyaknya obat terlarang yang masuk ke area resevasi. Bersama seorang polisi muda undercover, Daunis terjun ke dalam penyelidikan sebagai informan polisi, meski itu berarti hidupnya (dan keluarganya) terancam bahaya.

Saya cukup suka dengan penggambaran unik Sault Ste. Marie serta reservasi Ojibwe yang terletak di pulau kecil dekat kota tersebut. Kalau bukan karena buku ini, saya tidak akan tahu tentang suku Ojibwe, serta kehidupan sehari-hari masyarakatnya, termasuk remaja dan anak-anak mudanya, yang sangat mementingkan olahraga hockey, yang seringkali menjadi jalan keluar mereka untuk direkrut universitas atau bahkan bermain secara profesional.

Tapi…. nah, di sini saya mungkin akan mendapatkan banyak protes, mengingat betapa belovednya buku ini. Menurut saya, plot misterinya kurang memuaskan, lambat, bertele-tele, dengan beberapa adegan tidak masuk akal, dan ending yang amat predictable. Sementara itu, saya juga tidak bisa relate dengan Daunis, sosok remaja yang menjengkelkan dan entah kenapa mengingatkan saya dengan karakter Bella Swan yang super whiny, meski Daunis sendiri masih cukup mendingan karena tidak se -damsel in distress Bella.

Romansnya pun terasa meh, meski endingnya yang cukup realistis membuat saya bisa sedikit memaafkan kekacauan demi kekacauan yang terjadi di sepanjang buku.

Overall, Firekeeper’s Daughter bukan buku yang buruk. Banyak hal baru yang saya peroleh di sini, dan penggambaran settingnya pun dilakukan dengan cukup baik, meski masih banyak yang berkesan telling dibandingkan showing. Namun plotnya yang amburadul membuat saya tidak bisa maksimal menikmati buku ini, meski saya juga mengerti mengapa banyak yang tidak sependapat dengan saya, mengingat Firekeeper’s Daughter termasuk unik, dan masih jarang buku own voice yang bisa menembus tangga bestseller internasional.

Rating: 3/5

Recommended if you want to read about: Native American, life in reservation, decent but not that great mystery plot, twilight-esque character and romance, nostalgic 90s-2000s vibes

Concrete Rose by Angie Thomas

26 Monday Jul 2021

Posted by astrid.lim in fiction, young readers

≈ Leave a comment

Tags

african american, america, black lives matter, english, fiction, young adult

Judul: Concrete Rose

Penulis: Angie Thomas

Penerbit: Balzer + Bray (2021)

Halaman: 368p

Beli di: Periplus BBFH (IDR 151k)

Untuk seorang penulis, pasti rasanya cukup sulit menerbitkan buku baru yang mumpuni jika buku sebelumnya begitu fenomenal, digadang-gadang sebagai best book di berbagai list, mendapatkan beragam penghargaan, dan diangkat ke layar lebar dengan hasil yang tak kalah menakjubkan.

Namun, Angie Thomas sepertinya santai saja, dan menelurkan buku yang tidak kalah luar biasa, Concrete Rose, yang merupakan prekuel buku fenomenalnya, The Hate U Give.

Concrete Rose bercerita tentang Maverick Carter, ayah Starr, yang merupakan tokoh utama di buku THUG, ketika masih duduk di bangku SMA, dan sebelum dunianya jungkir balik ketika ia menjadi seorang ayah. Maverick tinggal di Garden Heights, ketika pertempuran antar geng berlangsung sengit, terutama memperebutkan lokasi berjual beli obat terlarang. Meski ibunya tidak ingin Maverick masuk ke dalam geng, karena ayahnya sudah mendekam di penjara, Maverick tidak memiliki pilihan lain. King Lords, geng tempatnya bergabung, yang juga merupakan komunitas ayahnya, adalah satu-satunya yang bisa melindunginya dari bahaya kehidupan jalanan, yang penuh aksi baku hantam hingga tembak menembak.

Hidup Maverick berubah total saat ia mendapat kabar kalau anak laki-laki Iesha, yang awalnya disangka adalah anak King (sahabat Maverick), ternyata 100% anak Maverick, hasil hubungan kilatnya dengan Iesha. Padahal, saat ini Maverick sedang menjalin hubungan serius dengan Lisa, anak perempuan dari kalangan lebih “atas” yang keluarganya tidak setuju dengan Maverick.

Rumit banget kan?

Tapi, Concrete Rose bisa menjawab lumayan banyak pertanyaan yang timbul saat membaca kerumitan keluarga Carter, yang penuh dengan anggota keluarga half siblings, step sisters, etc etc. Dan menurut saya, meski gaya bahasa ala jalanan di Concrete Rose lebih sulit untuk diikuti dibandingkan gaya bahasa THUG, namun Concrete Rose memiliki jalan cerita yang sangat menyegarkan. Mengikuti sudut pandang Maverick, cowok jalanan 17 tahun yang bahkan tidak tahu apa yang akan ia lakukan di masa depan, namun dihadapkan pada kenyataan bahwa ia harus bertanggung jawab terhadap seorang anak yang baru lahir, yang ibunya pun menghilang entah ke mana.

Di buku ini, kita juga diajak untuk melihat transformasi Maverick yang mengubahnya menjadi ayah yang diidolakan anak-anaknya seperti yang kita baca di buku THUG. Dan transformasi ini, dengan segala up and down nya, digambarkan dengan sangat real, sangat relatable, dan sangat memikat, sehingga kita mau tidak mau rooting for Maverick dengan segala permasalahannya.

Angie Thomas berhasil membuat saya semakin penasaran dengan para penghuni Garden Heights, dan berharap suatu hari nanti ia akan melanjutkan sekuel maupun pre-prekuel dan apapun yang berhubungan dengan Garden Heights,

Rating: 4/5

Recommended if you like: THUG, and want to read more about: Black lives in the 90s, BLM movement, street gangs reality, lots of slang XD

The Case of the Left-Handed Lady by Nancy Springer

10 Thursday Jun 2021

Posted by astrid.lim in fiction, young readers

≈ 2 Comments

Tags

british, coming of age, english, fiction, historical fiction, middle grade, mystery, pastiche, series, young adult

Judul: The Case of the Left-Handed Lady (Enola Holmes Mystery #2)

Penulis: Nancy Springer

Penerbit: Puffin Books (2011, reissued edition)

Halaman: 234p

Beli di: Periplus (IDR 106k)

Enola is back! Setelah petualangan pertama yang sekaligus menjadi awal hidupnya yang bebas, Enola Holmes kini menetap di London, bersembunyi di balik kedok Ivy Meshle, tangan kanan Dr. Leslie T. Ragostin, tokoh fiktif yang memiliki kantor The Scientific Perditorian yang bekerja mencari orang hilang.

Suatu hari Enola dikejutkan dengan kehadiran Dr. Watson, sahabat kakaknya, Sherlock, yang ingin meminta bantuan Dr. Ragostin mencari adik perempuan dan ibu Sherlock yang menghiang tanpa jejak. Dr. Watson mulai khawatir dengan kondisi Sherlock akibat menghilangnya anggota keluarganya tersebut. Meski terharu membayangkan Sherlock memikirkannya, Enola bertekad tidak akan membiarkan Sherlock menemukannya, karena ia tidak rela melepaskan kebebasan yang baru diraihnya.

Saat beradu otak dalam kejar-kejarannya dengan Sherlock, Enola juga menemukan kasus baru yang menggelitiknya. Lady Cecily, anak perempuan tokoh bangsawan yang tiba-tiba lenyap tanpa jejak. Satu-satunya petunjuk yang dimiliki Enola adalah serangkaian gambar charcoal yang dilukis dengan penuh gairah (sangat berbeda dari lukisan pastel Lady Cecily lainnya), dan digambar dengan tangan kiri! Di era di mana menjadi kidal merupakan suatu aib, terutama untuk perempuan terhormat, Enola semakin merasa ingin tahu dan bertekad akan menemukan Lady Cecily, meski itu berarti ia harus menempuh resiko samarannya terbongkar!

Seperti buku pertama, buku kedua ini masih menggunakan formula yang sama: hubungan keluarga Holmes dan kasus misterius di kota London. Enola masih tetap menyegarkan seperti biasa, cerdas dan banyak akal, dan senang rasanya membayangkan Sherlock yang angkuh kini harus mulai mengakui kemampuan adik perempuannya yang tidak kalah dengan otaknya.

Misterinya sendiri terbilang biasa, tidak terlalu membawa twist yang mengejutkan. Tapi tetap seru juga menyaksikan cara Elona memecahkan kasus ini, meski ia pun kadang mengambil keputusan yang salah. Dan saya suka dengan suasana kota London, dari mulai kehidupan aristokratik sampai area kumuhnya, yang memang digambarkan dengan sangat hidup oleh Nancy Springer.

Overall, Enola Holmes adalah jenis buku yang I wish I could have read it when I was growing up. Perpaduan antara karakter remaja perempuan yang kuat, kisah yang dinamis, kasus yang menantang otak, dan drama keluarga, rasanya merupakan buku yang pas untuk yang menyukai kisah-kisah coming of age.

Semoga saja Netflix akan konsisten mengadaptasi serial ini!

Rating: 4/5

Recommended if you like: family drama, strong heroine, intriguing mystery, feminist issues, historical London setting

The Case of the Missing Marquess by Nancy Springer

01 Saturday May 2021

Posted by astrid.lim in fiction, young readers

≈ 1 Comment

Tags

british, feminist, historical fiction, lovely heroine, middle grade, movie tie in, mystery, series, young adult

Judul: The Case of the Missing Marquess (Enola Holmes Mystery #1)

Penulis: Nancy Springer

Penerbit: Puffin Books (2011, reissued edition)

Halaman: 216p

Beli di: Periplus (IDR 106k)

Enola Holmes adalah adik perempuan Sherlock dan Mycroft Holmes, yang usianya terpaut cukup jauh dengan kedua abangnya. Ia tinggal berdua dengan ibunya di estate keluarga Holmes, dan nyaris tidak pernah bertemu dan mengenal kedua saudara laki-lakinya.

Saat ulang tahunnya yang ke-14, Enola dikejutkan oleh peristiwa menghilangnya ibunya, tanpa petunjuk apapun, selain fakta yang menyatakan bahwa ibunya pergi dengan keinginan sendiri, bukan diculik atau terlibat kejahatan lainnya.

Enola menghubungi kedua abangnya, namun alih-alih mendapat perlindungan dan dukungan seperti yang ia harapkan, Enola malah dipaksa untuk masuk ke sekolah anak perempuan, terutama setelah Mycroft menyadari kalau uang yang selama ini ia kirim kepada sang ibu tidak digunakan untuk pendidikan Enola seperti yang ia perintahkan, tapi malah disimpan ibunya untuk tujuan misterius.

Enola, yang tidak mau terkurung di sekolah anak perempuan dan kehilangan kebebasan yang amat ia cintai, memutuskan untuk ikut kabur dari rumah, dan menyelidiki misteri ini sendiri. Namun, di tengah pelarian dan penyelidikannya, Enola malah dihadapkan oleh kasus lain, yaitu menghilangnya seorang Marquess, anak laki-laki bangsawan yang juga lenyap tanpa jejak.

Mengandalkan kecerdikan dan kemampuan untuk berpikir mandiri, seperti yang diajari ibunya, Enolla pun mengikuti petunjuk demi petunjuk, namun apa yang disangkanya adalah peristiwa kaburnya anak laki-laki dari rumah, ternyata menyimpan misteri yang lebih pelik. Sementara itu, Enola juga harus berpikir cepat supaya kedua abangnya, terutama sang detektif ulung, bisa mencium jejaknya di kota London.

Enola Holmes adalah serial yang menyegarkan, dan merupakan salah satu favorit saya dari banyaknya spinoff atau pastiche kisah-kisah Sherlock Holmes. Sosok Enolla yang mandiri, keras kepala, namun lugu, cerdik namun seringkali mengambil keputusan yang terlalu nekat, sangat menyenangkan untuk diikuti. Ia pun masih digambarkan manusiawi, penuh flaws, dan keinginan terpendamnya supaya bisa memiliki keluarga utuh, terutama bisa dekat dengan abang yang amat ia kagumi (namun sepertinya tidak peduli dengan dirinya), juga kerap mengundang simpati.

Nancy Springer banyak membahas tentang isu feminisme di buku ini, terutama berkaitan dengan kegiatan sufragist di Inggris, saat kaum perempuan masih dianggap sebelah mata dan berjuang super keras untuk mendapatkan hak-hak mereka. Enola sedikit banyak dipengaruhi oleh pemikiran ibunya yang amat progresif, namun ia juga berusaha mencari tahu sendiri apa yang ia inginkan di dunia ini, di usianya yang masih terbilang muda.

Untuk yang sudah menonton filmnya di Netflix, saya rasa akan bisa menikmati lebih lanjut petualangan Enola lewat buku-bukunya. Kisah filmnya tidak sama persis dengan buku, dan ada lebih banyak bumbu romans ala remaja di versi film, dibandingkan versi buku yang lebih dalam membahas pencarian jati diri Enola. Saya sendiri mau tidak mau terus membayangkan sosok Millie Bobby Brown sebagai Enola, yang memang terasa sangat pas memerankan tokoh tersebut.

Serial Enola Holmes terdiri dari 6 buku, dan saya rasa Netflix tertarik untuk mengadaptasi semua (atau sebagian besarnya) dalam versi film. Hopefully they will do the justice to them, like they did to the first movie.

Meanwhile, let’s dig the books more!

Enola Holmes, Netflix series

Rating: 4/5

Recommended if you like: middle grade mysteries, strong female character, historical London, good Sherlock Holmes spin-off

Long Way Down by Jason Reynolds

01 Thursday Apr 2021

Posted by astrid.lim in fiction, young readers

≈ Leave a comment

Tags

african american, black history month, black lives matter, Gramedia, guns, social issues, terjemahan, verse, young adult

Judul: Long Way Down

Penulis: Jason Reynolds

Penerjemah: Mery Riansyah

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (2018)

Halaman: 319p

Beli di: @HobbyBuku (IDR 60k)

Buku dengan format verse (puisi?syair?) bukanlah genre favorit saya. Tapi Long Way Down merupakan satu dari sedikit buku yang powerful dan memang pas ditulis dengan gaya verse, karena temanya yang amat kuat dan intens.

Will hidup di sebuah kota tak bernama di Amerika Serikat, yang kental dengan nuansa kekerasan, kriminal, dan senjata. Banyak teman dan kerabatnya yang meninggal akibat tertembak, baik itu karena perkelahian antar geng, atau sebagai korban tak bersalah yang berada di tempat dan waktu yang salah.

Suatu hari, Will menyaksikan kakaknya, Shawn, tewas ditembak di jalanan depan apartemen mereka. Dunianya serasa hancur, dan Will bertekad untuk membalas dendam pada orang yang menembak Shawn, sesuai dengan peraturan tak tertulis di lingkungan mereka:

  1. Menangis: Jangan.
  2. Mengadul: Jangan.
  3. Membalas dendam: Lakukan.

Namun membalas dendam bisa menimbulkan masalah baru: peluru yang meleset, menembak orang yang salah. Dan kau bisa jadi korban berikutnya.

Perjalanan Will menuruni apartemennya dengan lift selama 60 detik ditangkap melalui momen-momen intens penuh kontemplasi dan refleksi, dengan bintang tamu orang-orang dari masa lalu Will yang berusaha mengubah sudut pandangnya tentang membalas dendam. Namun apakah Will berhasil dipengaruhi oleh mereka?

Long Way Down adalah novel yang singkat, padat, dan sangat efektif. Baris-baris puisinya begitu mencekam, dan menggigit, dan setiap kali Will turun ke lantai yang berbeda, akan ada sebuah kejutan baru yang menantinya. Detik-detik yang berharga digambarkan melalui kalimat-kalimat pendek yang mendesak, yang membuat kita kerap kali ikut masuk ke dalam dilema Will. Balas dendam tapi beresiko ia terbunuh, atau merelakan Shawn tewas tanpa pertanggungjawaban.

Menurut saya, versi terjemahan buku ini cukup baik, sanggup menggambarkan intensitas dilema Will dengan pilihan kata yang puitis namun tetap efektif. Saya penasaran juga ingin membaca versi Bahasa Inggrisnya, sih, apalagi saya memang belum pernah membaca buku Jason Reynolds sebelumnya.

Buku ini juga menggambarkan secara gamblang kondisi masyarakat khususnya kulit hitam di Amerika, yang sarat akan kekerasan antar geng, penembakan yang berujung kematian, dan pembalasan dendam yang seperti membuat lingkaran setan. Miris, sedih, dan menyentuh, Reynolds membuka mata saya tentang betapa sulitnya kehidupan penduduk kulit hitam di area urban, dan betapa masifnya efek gun control yang kerap menjadi perdebatan sengit di negara tersebut.

Rating: 4/5

Recommended if you like: verse novel, Black YA literature, strong & intense plot, thought provoking reads

Pet by Akwaeke Emezi

05 Friday Mar 2021

Posted by astrid.lim in Uncategorized

≈ 2 Comments

Tags

afrofuturism, black history month, fantasy, LGBT, popsugar RC 2021, young adult

Judul: Pet

Penulis: Akwaeke Emezi

Penerbit: Faber&Faber (Kindle Edition, 2019)

Halaman: 208p

Beli di: Amazon.com (USD 7)

Belakangan ini, nama Akwaeke Emezi sedang banyak muncul di berbagai media dan media sosial, terutama karena buku-bukunya digadang-gadang sebagai masa depan literatur Afrika. Tapi saya justru belum sempat membaca karya-karyanya yang hits seperti The Death of Vivek Oji atau Freshwater. Membaca buku Pet ini pun sebenarnya tidak disengaja, karena memenuhi salah satu prompt Popsugar Reading Challenge saja 🙂

Pet berkisah tentang suatu kota fiksi bernama Lucille, dengan setting masa depan yang tidak disebutkan. Yang pasti, Lucille merupakan tempat ideal karena sudah tidak ada lagi “monster” yang berkeliaran. Semua yang tinggal di sana adalah orang baik-baik, karena semua monster alias kriminal sudah ditumpas oleh para pahlawan yang dikenal sebagai “angels”.

Hanya saja, suatu hari, hadir sesosok makhluk dari dunia yang lain, menyambangi Jam dan keluarganya. Makhluk misterius yang menyebut dirinya sebagai “Pet” ini menyampaikan peringatan bahwa ada monster yang diam-diam menyelinap di Lucille, dan yang membuat Jam terkejut, monster tersebut ada di sekeliling sahabatnya, Redemption.

Meski takut, Jam terpaksa bergabung dengan Pet untuk berburu monster dan melindungi Redemption. Namun Jam tidak sepenuhnya percaya, karena keluarga Redemption dipenuhi oleh orang-orang baik yang sudah ia anggap seperti keluarganya sendiri. Terlebih lagi, Jam tidak pernah hidup di dunia yang memiliki monster, karena ia dilahirkan di era setelah monster berhasil disingkirkan dari Lucille. Bagaimana ia bisa mengenali sosok monster, kalau ia tidak pernah tahu satupun monster sebelumnya?

Pet diklasifikasikan sebagai afrofuturism, yaitu literatur yang memiliki unsur futuristik atau science fiction, biasanya memiliki setting di masa depan, namun menggabungkan kisah futuristik tersebut dengan elemen Black history dan culture. Saya sendiri masih asing dengan genre ini, dan sengaja memilih Pet yang ditujukan lebih ke pembaca young adult, sehingga kisahnya masih termasuk mudah untuk diikuti.

Satu hal yang saya sadari saat membaca buku ini adalah karakter-karakternya yang sangat diverse, namun ditulis dengan sangat kasual tanpa membesar-besarkan masalah identitas tersebut. Kisah tentang Jam yang transgender dan didukung penuh oleh orang-orang di sekitarnya, lalu tentang orang tua Redemption yang digambarkan memiliki hubungan polyamory, dan salah satu orang tuanya adalah non-binary – semuanya merupakan hal biasa, yang menurut saya, memang sengaja dibuat seolah sesuatu yang normal di masa depan (yang ideal).

Hal lain yang menarik perhatian saya adalah betapa vague-nya konflik dalam buku ini. Monster tidak dijelaskan dengan detail sudah melakukan kejahatan apa, dan monster di keluarga Redemption pun hanya dijelaskan dengan subtle. Sementara itu setting yang sangat utopia juga membuat saya agak susah relate dengan karakter dan plot di buku ini. Saya tidak tahu apakah kebanyakan afrofuturim books memang gaya penceritaannya seperti ini, atau ini adalah ciri khas Akwaeke Emezi. Mungkin saya harus sampling beberapa buku afrofuturisme yang lain, yang ditujukan untuk pembaca dewasa. Overall, this is an interesting experience though.

Rating: 3.5/5

Recommended if you’d like to try: afrofuturism book, unusual plot, queer characters, mysterious creature from another world, intriguing black young adult book.

Submitted for:

Category: An Afrofuturist book

← Older posts

From the bookshelf

Categories

Looking for Something?

Enter your email address to follow Books to Share and receive notifications of new posts by email.

Join 1,036 other subscribers

Currently Reading

I’m a Proud Member! #BBI 1301004

Wishful Wednesday Meme

Fill your Wednesdays with wishful thinking =)

Popsugar Reading Challenge 2018

bookworms

  • aleetha
  • althesia
  • alvina
  • ana
  • annisa
  • bzee
  • dewi
  • dion
  • fanda
  • Ferina
  • helvry
  • inne
  • Kobo
  • maya
  • mei
  • melmarian
  • mia
  • ndari
  • nophie
  • oky
  • peri hutan
  • ren
  • Reygreena
  • sel sel kelabu
  • sinta
  • tanzil
  • tezar
  • yuska

shop til you drop

  • abe books
  • Amazon
  • better world books
  • book depository
  • BukaBuku
  • Buku Dedo
  • bukukita
  • vixxio

Top Posts & Pages

  • Red, White & Royal Blue by Casey McQuiston
    Red, White & Royal Blue by Casey McQuiston
  • The Secret History
    The Secret History
  • Klara and the Sun by Kazuo Ishiguro
    Klara and the Sun by Kazuo Ishiguro
  • The Monogram Murders by Sophie Hannah
    The Monogram Murders by Sophie Hannah
  • Puddin' by Julie Murphy
    Puddin' by Julie Murphy

Recent Comments

Puddin’ by Jul… on Dumplin’ by Julie M…
jesica on Abarat 2: Days of Magic, Night…
jesica on Abarat 2: Days of Magic, Night…
When the Stars Go Da… on The Paris Wife
Hapudin Bin Saheh on Insomniac City: New York, Oliv…

Blog at WordPress.com.

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
  • Follow Following
    • perpuskecil.wordpress.com
    • Join 1,036 other followers
    • Already have a WordPress.com account? Log in now.
    • perpuskecil.wordpress.com
    • Customize
    • Follow Following
    • Sign up
    • Log in
    • Report this content
    • View site in Reader
    • Manage subscriptions
    • Collapse this bar
 

Loading Comments...