Penulis: Enid Blyton
Penerjemah: Indri Hidayat
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (1991, cetakan ketiga)
Halaman: 235p
Beli di: Toko Gunung Agung Bandung (IDR 3500!!!)
Anak-anak keluarga Carlton: John, Margery dan Annette, selalu rapi, sopan, rajin dan penurut, akibat didikan ibu mereka yang disiplin dan agak snobbish; meski ayah mereka kerap merindukan anak-anak yang lebih seru dan berani.
Suatu hari, mereka kedatangan tetangga baru di sebelah rumah, keluarga Taggerty dengan anak-anak mereka: Pat, Maureen, dan Biddy, yang 180 derajat berbeda dengan mereka. Anak-anak Taggerty selalu kelihatan liar, kasar, nakal, namun seru. Permainan mereka selalu melibatkan teriakan, berkejaran, memanjat pohon, dan perkelahian.
Awalnya kedua keluarga ini selalu terlibat perselisihan dan masing-masing menganggap keluarga lainnya tidak menyenangkan dan tidak layak untuk dijadikan teman. Namun perlahan, berbagai kejadian mulai mendekatkan mereka, dan bahkan mereka mulai saling memengaruhi dengan cara-cara yang positif. Kemanjaan anak-anak Carlton mulai digantikan keberanian, sementara anak-anak Taggerty juga belajar tentang sopan santun dari kawan-kawan mereka.
Suatu kejadian besar benar-benar mengubah kehidupan kedua keluarga ini, dan menguji persahabatan yang baru saja terjalin.
Anak-anak Liar, atau The Dreadful Children dalam judul aslinya, merupakan salah satu buku yang termasuk dalam serial Family karangan Enid Blyton. Judul lain yang mungkin familiar misalnya Rumah Beratap Merah atau Rumah Di Ujung Jalan. Semuanya pernah diterjemahkan oleh Gramedia, meski belum ada versi baru yang dicetak ulang. Oya, buku ini asli koleksi saya dari masa kecil, lihat saja harganya yang masih IDR 3,500! Miris ya, membayangkan ada masa-masa 3000 perak bisa mendapatkan sebuah buku keren.
Saya sebenarnya suka kisah-kisah keluarga karangan Blyton, karena nuansa Inggris jadulnya benar-benar terasa. Lihat saja di buku ini, ada acara minum teh setiap sore, dengan kue-kue manis yang enak-enak. Lalu Ibu Carlton yang snob banget, tidak mengizinkan anak-anaknya bermain dengan tetangga yang dianggap “tidak berpendidikan”. Inggris banget kan? π
Tapi meski saya masih tetap suka buku ini, ada satu hal yang baru saya sadari ketika membaca ulang buku ini di usia saya yang sudah ibu-ibu. Ternyata buku ini lumayan preachy, alias mengkhotbahi pembaca tentang agama. Bahkan ada kata-kata “kafir” yang ditujukan pada anak-anak Taggerty yang tidak pernah berdoa atau ke gereja.
Lucu ya. Saya kok nggak ingat dulu buku ini penuh dengan khotbah tentang Kristen π Tapi dipikir-pikir, jaman dulu, lumayan cuek juga Gramedia menerjemahkan yang berbau-bau doktrin religi begitu XD
Secara isi sih, saya tetap suka buku ini. Dan jadi kepingin baca ulang buku-buku tema keluarga karangan Enid Blyton yang lainnya π
Submitted for:
Yuna said:
Belum pernah baca yang serial keluarga ini, tapi aku pencinta Enid Blyton. Iya, buku dulu bagus-bagus banget, covernya juga. π
asdewi said:
Kalo diingat2, emang banyak novel Enid yg religius ya, mbak.
Di Rumah di ujung Jalan, tokoh Pam jadi rajin berdoa dan ke gereja setelah ayahnya kecelakaan.
di cerita Rumah Beratap Merah juga gitu.
aku juga baru ngeh pas baca reviewmu sih
melmarian said:
Reblogged this on Baca Klasik.
mayang_koto said:
belum pernah baca serial keluarganya enid blyton π¦
emang bener nih sampe skrg kayaknya belum dicetak ulang ama gramed. coba aja dicetak ulang, peminatnya banyak soalnya
saraswatibetari said:
mbak, mau tanya.. kalo mau beli buku ini skrg dimana ya? mau banget
punyaku jaman SD dulu udah ilang gak tau kemana π¦
astrid.lim said:
Aku biasa pesan buku2 lama enid blyton ke Facebook Bukumoo Satu Dua Tiga, lumayan komplit kok dan bisa request juga buku pesenan kita, minta dicariin π