• About this blog
  • Clearance Sale!
  • Newbery Project
  • Popsugar Reading Challenge 2023
  • Previous Challenges
    • BBI Read and Review Challenge 2017
    • Challenges 2014
    • Challenges 2015
    • Lucky No.14 Reading Challenge
    • Lucky No.15 Reading Challenge
    • POPSUGAR Reading Challenge 2017
    • Popsugar Reading Challenge 2018
    • Popsugar Reading Challenge 2020
    • Popsugar Reading Challenge 2021
    • Popsugar Reading Challenge 2022
    • What’s in a Name 2018
    • Twenty-Ten Challenge
    • Challenges 2012
    • Challenges 2013
  • Round Ups
  • The Librarian

~ some books to share from my little library

Tag Archives: children

Mio Anakku by Astrid Lindgren

13 Monday Feb 2023

Posted by astrid.lim in fiction, young readers

≈ Leave a comment

Tags

children, classic, europe, fiction, popsugar RC 2023, terjemahan

Judul: Mio Anakku

Penulis: Astrid Lindgren

Penerjemah: Purnawati Olsson

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (2005)

Halaman: 188p

Beli di: Bukumoo 123 (Facebook page)

Rasanya sudah lama sekali sejak terakhir saya membaca karya Astrid Lindgren. Yang paling membuat terkesan tentu saja adalah serial Pippi Longstocking yang menjadi favorit saya sejak kecil. Kali ini, Lindgren menciptakan sebuah dunia fantasi Negeri Nun Jauh. Tak disangka, Mio yang adalah anak yatim piatu dan sejak kecil tinggal bersama paman dan bibinya yang culas di kota Stockholm, ternyata merupakan putera mahkota yang sudah lama hilang dari Negeri Nun Jauh.

Untunglah, suatu hari Mio diberi kesempatan untuk pulang ke negaranya, dan berjumpa dengan ayah yang sangat dikasihinya. Untuk pertama kali seumur hidupnya, Mio bisa merasakan indahnya dicintai sang ayah, tinggal di negeri yang indah, dan memiliki teman-teman baru, termasuk Jum-Jum yang menjadi sahabat baiknya.

Namun, Mio amat terkejut ketika menyadari takdirnya sebagai putera mahkota adalah melawan Kesatria Kato, yang merupakan musuh bebuyutan Negeri Nun Jauh dan sudah sangat banyak menimbulkan kekacauan, kesedihan, dan penderitaan rakyatnya. Meski sadar misinya amat berbahaya, Mio bertekad tidak akan mundur, dan membuktikan kalau ia mampu menjadi putera mahkota sejati Negeri Nun Jauh.

Tidak seperti kisah Pippi, kisah Mio jauh lebih sendu, penuh dengan drama dan adegan yang lumayan serius untuk ukuran buku anak. Misalnya saja tentang anak-anak yang diculik oleh Kesatria Kato dan berubah menjadi burung. Juga beberapa karakter lain yang terimbas kekejaman sang Kesatria jahat dan mengalami penderitaan yang menyedihkan.

Tapi secara keseluruhan, kisah Mio yang terbilang kisah klasik (sang terpilih – misi rahasia – pertarungan akhir) cukup bisa dinikmati, terutama kalau kangen dengan kisah fantasi sebelum era modern Harry Potter, yang cukup sederhana, straightforward tapi tetap memorable.

As usual, Astrid Lindgren never disappoints 🙂

Rating: 3.5/5

Recommended if you like: children’s classics, Harry Potter-esque storylines, simple fantasy land

Submitted for:

Category:A book by an author with the same initials as you

Kisah Seekor Camar dan Kucing yang Mengajarinya Terbang by Luis Sepulveda

29 Friday Oct 2021

Posted by astrid.lim in fiction, young readers

≈ 2 Comments

Tags

animals, bahasa indonesia, children, fable, fiction, funny haha, novella, south america, terjemahan

Judul: Kisah Seekor Camar dan Kucing yang Mengajarinya Terbang

Penulis: Luis Sepulveda

Penerjemah: Ronny Agustinus

Penerbit: Marjin Kiri (2020)

Halaman: 90p

Beli di:@Post_Santa (IDR 57k)

Zorbas, kucing yang tinggal di sebuah kota pelabuhan, kaget ketika tiba-tiba ada seekor camar jatuh di balkonnya. Camar tersebut dalam keadaan sekarat, namun sebelum meninggal, ia sempat bertelur. Kata-kata terakhirnya adalah meminta Zorbas berjanji untuk mengajari anaknya terbang, sehingga bisa menyusul camar-camar lain dan meneruskan hidupnya.

Dibantu oleh teman-teman kucingnya yang super kocak, Zorbas pun berusaha mengajari si anak camar terbang, meski itu tampak seperti tugas yang mustahil. Masalahnya, kucing tidak tahu apa-apa tentang dunia penerbangan. Untunglah, Zorbas memiliki banyak resources, termasuk temannya yang dikenal sebagai tetua kucing yang bijak, serta teman lain yang dijuluki sebagai profesor.

Meski kisahnya sederhana, buku ini amat menyenangkan untuk dibaca dan memiliki pesan yang dalam, khususnya menyangkut lingkungan hidup dan bagaimana manusia berperan menghancurkan dunia. Minyak yang tumpah di lautan (yang jumlahnya seringkali jauh lebih banyak daripada yang kita lihat di berita), memiliki efek fatal bagi para burung saat mereka bermigrasi, apalagi bila ada burung yang tidak aware dan menangkap ikan di area yang dipenuhi minyak.

Selain tentang lingkungan, buku ini memiliki pesan yang tak kalah penting: persahabatan, kesetiaan menepati janji, dan bagaimana perbedaan malah bisa menyatukan. Semuanya disampaikan dalam gaya bahasa yang sederhana, dengan karakter yang serba kocak, dan ending yang membuat terharu. Penerjemahannya pun dilakukan dengan mulus, sehingga buku ini enak diikuti dari awal sampai akhir.

Saya sendiri baru tahu kalau Marjin Kiri memiliki seri buku Pustaka Mekar, yang khusus ditujukan untuk bacaan anak dan remaja, dengan pilihan buku yang cukup diverse sehingga akan memperkaya pengalaman pembaca usia muda. Great job!

Rating: 4/5

Recommended if you like: simple but inspiring books, children books, animal interaction, non mainstream novella

The Little Bookroom by Eleanor Farjeon

26 Tuesday Oct 2021

Posted by astrid.lim in fiction, young readers

≈ 4 Comments

Tags

british, children, classics, fairy tales, fiction, illustrated, short stories

Judul: The Little Bookroom

Penulis: Eleanor Farjeon

Ilustrator: Edward Ardizzone

Penerbit: Oxford University Press (2011)

Halaman: 298p

Beli di: Books and Beyond (IDR42k)

Buku ini pertama kali diterbitkan tahun 1955, dan kesan klasiknya memang langsung terasa. Ditulis oleh Eleanor Farjeon, penulis berkebangsaan Inggris yang karya-karyanya sangat underrated, The Little Bookroom adalah sebuah kumpulan kisah-kisah pendek dan fairytales yang menghangatkan hati dan sangat kental nuansa nostalgianya.

Saya belum pernah membaca karya Farjeon sebelumnya, namun pengalaman pertama ini cukup menyenangkan buat saya. Kisah-kisah dalam buku ini cukup bervariasi, mulai dari dongeng atau fairy tales, hingga children realistic fiction. Semacam kombinasi antara Hans Christian Andersen dan Enid Blyton.

Beberapa cerita memang agak terlalu panjang, dan gaya bahasanya, meski masih termasuk mudah dimengerti, lumayan terasa old style, dengan setting yang kebanyakan mengambil periode abad ke-19. Jadi saya tidak terlalu yakin kalau buku ini akan menarik untuk anak-anak yang menjadi target pembacanya. Menurut saya, buku ini akan lebih menarik untuk pembaca dewasa yang ingin bernostalgia tentang masa kecilnya.

The Little Bookroom yang menjadi judul buku ini bukan merupakan kisah utama ataupun tema dari buku ini. Awalnya, saya sangka kebanyakan kisah akan berlatarkan buku, atau bercerita tentang buku dan dunia membaca. Namun ternyata, Little Bookroom adalah ruang membaca yang menjadi tempat favorit Farjeon saat kecil. Di ruang itulah ia menumbuhkan kecintaannya akan buku dan membaca, dan The Little Bookroom, yang berisi kumpulan kisah nostalgia masa kanak-kanak, menjadi tribute untuk ruangan bersejarah tersebut.

Meski kebanyakan cerita memiliki tema yang mirip bahkan ada yang cenderung klise, beberapa kisah menyimpan kejutan dan ending yang tak terduga. Favorit saya termasuk Westwoods, tentang persahabatan Raja dengan housekeepernya, yang berkembang menjadi lebih dari sekadar teman, namun dengan gaya acuh tak acuh yang kocak. Lalu ada juga The Little Dressmaker, yang sepertinya akan menjadi seperti kisah Cinderella standar, namun menyimpan kejutan di bagian akhir untuk sang penjahit pakaian.

Ilustrasi dalam buku ini juga khas ilustrasi buku anak klasik, mengingatkan saya dengan buku-buku Lima Sekawan dan teman-temannya, sehingga semakin menambah kesan nostalgia yang menyenangkan. Overall, a wonderful experience indeed.

Rating: 4/5

Recommended if you like: children stories, fairy tales, British classics, Enid Blyton vibes, cheeky endings

The It-Doesn’t-Matter-Suit and Other Stories by Sylvia Plath

09 Thursday Sep 2021

Posted by astrid.lim in fiction, young readers

≈ Leave a comment

Tags

children, classics, english, fairy tales, fiction, popsugar RC 2021, short stories

Judul: The It-Doesn’t-Matter-Suit and Other Stories

Penulis: Sylvia Plath

Penerbit: Faber & Faber Limited (2001)

Halaman: 86p

Beli di: @post_santa (IDR 210k)

What? Sylvia Plath has written a children book? Itu reaksi pertama saya saat melihat buku ini dipajang di Instagram @post_santa. Masih terbayang jelas suramnya The Bell Jar yang sempat saya baca tahun lalu, dan saya tidak menyangka Sylvia Plath yang identik dengan prosa kelam dan depresif, serta kehidupan pribadi yang juga tragis, sempat menelurkan buku anak-anak.

Buku ini hanya terdiri dari tiga kisah pendek, salah satunya adalah It-Doesn’t-Matter-Suit yang dipakai menjadi judul buku. Ceritanya Max yang mengidam-idamkan jas miliknya sendiri, tapi terpaksa menunggu karena ia adalah anak paling bontot, dengan enam orang kakak laki-laki yang selalu mendapatkan segala hal lebih dahulu daripada Max.

Metode cerita dengan pengulangan, ditambah unsur penekanan karakter yang kocak, menjadi ciri khas Sylvia Plath dalam menulis kisah anak. Hal ini juga terlihat pada The Bed Book, yang sebenarnya lebih berupa puisi berima, mengingatkan saya dengan kisah Dr. Seuss yang absurd namun memorable.

Sedangkan Mrs. Cherry’s Kitchen malah membuat saya teringat dengan Enid Blyton, terutama buku-bukunya yang ditujukan untuk anak-anak yang lebih muda. Sosok peri di dapur yang bertanggung jawab terhadap semua peralatan yang memiliki karakter bermacam-macam, diolah menjadi kisah yang seru dan lucu.

Saya sendiri berharap buku ini memuat lebih banyak cerita, tetapi sayangnya memang Sylvia Plath tidak banyak menerbitkan kisah untuk anak-anak. Bahkan, cerita dalam buku ini juga sebenarnya ditulis untuk anak-anaknya sendiri. Bagaimanapun, this was such a gem, dan saya bersyukur bisa melihat sisi lain dari Sylvia Plath lewat kisah-kisah penuh kepolosan dalam buku ini.

Rating: 3.5/5

Recommended if you like: classics children stories, getting to know more of Sylvia Plath, short book for bed time reading, Dr. Seuss/Roald Dahl/Enid Blyton vibes

Submitted for:

Category: The shortest book (by pages) on your TBR list

On My Honor by Marion Dane Bauer

06 Thursday May 2021

Posted by astrid.lim in fiction, young readers

≈ Leave a comment

Tags

america, children, classics, middle grade, newbery, popsugar RC 2021, realistic

Judul: On My Honor

Penulis: Marion Dane Bauer

Penerbit: Sandpiper (1986)

Halaman: 90p

Beli di: Bookdepository.com (Part of Newbery Boxset)

“On your honor?” Joel’s father said.

“You won’t go anywhere except the park?”

“On my honor,” Joel repeated.

Kisah yang sederhana ini memiliki kekuatan justru karena kesederhanaannya. Joel dan sahabatnya, Tony, berencana untuk bersepeda ke taman Starved Rock yang letaknya cukup jauh dari rumah mereka. Meski awalnya ragu, ayah Joel akhirnya mengizinkan mereka pergi, dengan catatan mereka berjanji hanya akan pergi ke taman tersebut, dan bukan tujuan lainnya. Joel pun berjanji “On my honor”, yang merupakan janji tertinggi yang bisa ia ucapkan.

Namun di tengah jalan, saat melewati sungai Vermillion, Tony tergoda untuk berhenti, meski Joel sudah mengingatkannya akan bahaya sungai yang berarus deras tersebut. Seperti biasa, Tony yang memang suka menantang bahaya tidak menggubris peringatan Joel, malah mengajaknya balapan berenang ke tengah sungai. Joel yang tidak mau dicap sebagai penakut akhirnya mengikuti Tony, dan terlambat menyadari kalau Tony sebenarnya tidak bisa berenang.

On My Honor merupakan buku yang amat singkat, padat, dan to the point, dengan sasaran anak-anak seusia Joel dan Tony. Setting kisah tahun 1980-an terasa jelas di buku ini, di mana anak-anak masih bebas berkelana dan kadang mengambil keputusan tak bertanggung jawab yang akan mempengaruhi hidup mereka.

Buat saya, yang menjadi kekuatan buku ini mungkin bukan hanya pesan moralnya (yang tidak disampaikan dengan nada menggurui), namun justru agony, pergumulan Joel saat menyadari kesalahan besar yang ia lakukan, yang awalnya terasa hanya sekadar melanggar sebuah janji yang tak terlalu berarti, namun ternyata berkembang menjadi penyesalan seumur hidup.

Saya amat suka analisis Katherine Paterson di bagian awal buku, yang menelaah tentang pergumulan Joel dari sudut pandang “korban”. Korban perasaaan bersalah yang tidak akan pernah hilang seumur hidupnya. Dan memang, On My Honor, dengan segala kesederhanaannya, tetap terasda relevan sampai sekarang karena mengandung pesan moral yang timeless. No wonder buku ini menggondol Newbery Honor. Hanya saja, memang buku ini terasa amat singkat, dan saya berharap ada versi yang lebih panjang dari kisah perjalanan hidup Joel selanjutnya.

Rating: 3.5/5

Recommended if you want to read: classic middle grade books, Newbery book, straightforward story, one seating book, something to read with your kids

Submitted for:

Category: The book on your TBR list with the ugliest cover

The Valley of Adventure by Enid Blyton

09 Tuesday Feb 2021

Posted by astrid.lim in Uncategorized

≈ Leave a comment

Tags

adventures, british, children, classic, historical fiction, mystery, series

Judul: The Valley of Adventure

Penulis: Enid Blyton

Penerbit: Macmillan Children’s Books (2015)

Halaman: 278p

Beli di: Big Bad Woolf, part of the bundle

Philip, Dinah, Jack, dan Lucy-Ann – serta burung mereka, Kiki, kembali terlibat petualangan yang menegangkan. Awalnya, mereka hanya mau berlibur bersama teman baik mereka, Bill, naik pesawatnya yang baru. Namun, suatu kejadian menyebabkan mereka naik pesawat yang salah, dan malah terdampar di lembah tersembunyi yang misterius.

Anehnya, tidak ada orang di lembah tersebut, kecuali kedua orang pilot yang membawa mereka ke sana tanpa sengaja. Penyelidikan Philip dan kawan-kawan mengungkap adanya harta tersembunyi di lembah itu, dan kedua pilot ternyata berusaha mencari harta tersebut, meski dengan cara-cara yang menyeramkan.

Dibandingkan dengan dua buku sebelumnya, The Valley of Adventure terasa lebih seru, petualangannya lebih mencekam, dengan setting yang juga cukup membuat bulu kuduk meremang. Ada yang aneh dengan lembah tempat mereka terdampar, dan sepertinya penjelasannya tidak sesederhana yang dibayangkan. Isu tentang harta tersembunyi yang ternyata disembunyikan saat Perang Dunia II berlangsung juga lumayan dark, sedikit berbeda dari buku-buku sebelumnya. Di sini, Blyton menyinggung sedikit tentang peran Nazi di Perang Dunia, meski tidak secara terang-terangan. Biasanya, Blyton tidak terlalu sering memasukkan unsur politik ke dalam buku-bukunya, kecuali beberapa kali membahas isu mata-mata, misalnya di kisah Lima Sekawan, tapi itu pun tidak spesifik menyebutkan negara ataupun isu yang menjadi inti cerita.

Saya sendiri mulai bisa lebih menikmati petualangan keempat anak ini (plus Kiki). Meski, saya juga menyadari, hubungan keempat anak ini memiliki dinamika yang agak berbeda dibandingkan dengan hubungan antar karakter di buku Lima Sekawan atau Pasukan Mau Tahu. Banyak kalimat yang cukup kasar diucapkan terutama oleh Dinah kepada kakaknya, Philip. Tapi Dinah juga beberapa kali bersikap kasar pada Lucy Ann. Tidak seperti George yang suka ngambek, Dinah terkesan lebih kasar dan bahkan suka memukul.

Saya sendiri tidak tahu apakah karena buku yang saya baca adalah versi Bahasa Inggris, sehingga tidak diperhalus (saya belum pernah membaca buku serial Petualangan dalam Bahasa Indonesia), atau memang dinamika hubungan anak-anak di serial ini agak lebih brutal dibandingkan serial petualangan Blyton lainnya. Interesting to find that out, though.

Rating: 3.5/5

Recommended if you like: adventures, British children classics, kids doing their stuff, stories full of food and picnic 🙂

The Good Thieves by Katherine Rundell

25 Monday Jan 2021

Posted by astrid.lim in Uncategorized

≈ Leave a comment

Tags

america, children, heist, historical fiction, middle grade, new york

Judul: The Good Thieves

Penulis: Katherine Rundell

Penerbit: Bloomsbury Publishing (2019)

Halaman: 322p

Beli di: Periplus (IDR 60k, bargain!)

It’s always good to find a new author that you actually like, and realized that they already wrote other books that you haven’t read!!

Inilah yang terjadi saat saya iseng membaca buku The Good Thieves karya Katherine Rundell, karena sedang diskon di Periplus, dan rating Goodreadsnya juga bagus. Plus, saya selalu senang menemukan buku-buku middle grade yang belum pernah saya dengar sebelumnya.

Dan ternyata, the impulsive act paid off – karena The Good Thieves adalah buku dengan semua unsur kisah middle grade yang saya sukai: karakter-karakter unik, plot yang seru dan penuh teka-teki, serta setting yang menyenangkan. Saya bahas sedikit ya, satu demi satu.

Karakter:

Vita – yang diajak ibunya mengunjungi Kakeknya yang tinggal di kota New York (dan baru mengalami tragedi menyedihkan) – bertekad untuk membuat Kakeknya tersenyum lagi. Meski itu berarti ia harus melakukan rencana nekat. Dan Vita tidak membiarkan kelemahan tubuhnya akibat kena penyakit polio menghalangi rencana-rencananya.

Arkady – favorit saya nih – anak sirkus yang memiliki bakat khusus bergaul dengan hewan. Hewan sebuas apapun pasti akan menurut pada Arkady, termasuk anjing super galak yang menjadi salah satu tantangan di rencana Vita.

Samuel – berasal dari Afrika, Samuel sudah diplot oleh pamannya untuk meneruskan pertunjukan kuda yang menjadi ciri khas keluarga mereka di sirkus. Tapi passion terdalam Samuel adalah akrobatik – dan ia tidak akan menyerah sebelum mimpinya kesampaian.

Silk – anak perempuan sekaligus pencopet paling lihai di New York. Meski masa lalunya menyedihkan, Silk bertahan di kota New York yang keras, dan keahliannya sangat penting untuk menunjang rencana Vita,

Plot:

Pembalasan dendam dengan rencana heist super nekat untuk mengembalikan kastil Kakek Jack setelah ditipu mentah-mentah oleh penjahat ulung kota New York, Sorrotore. Memang kisahnya agak fantastis, tapi unsur petualangan dan misterinya tetap seru untuk diikuti. Dan semua karakter utama memiliki peran yang cukup seimbang, sehingga tidak ada yang menonjol sendirian. Team work FTW!

Setting:

Kota New York saat prohibition era: flapper jazz, yes, tapi juga kriminal dan illegal alcohol. Semuanya dikemas ke dalam kisah dengan sudut pandang anak-anak (well, middle graders), yang tidak oversimplify. Dilengkapi dengan ilustrasi yang cantik, dan featuring tempat-tempat khas NYC mulai dari Central Park, Carnegie Hall hingga Hudson River, pokoknya buku ini pas untuk pencinta kota New York 🙂

Rating: 4/5

Recommended for: middle grade lovers, NYC enthusiasts, revenge and heist plotter, circus mania, and if you just look for a great book in general 🙂

To Night Owl from Dogfish by Holly Goldberg Sloan & Meg Wolitzer

13 Tuesday Oct 2020

Posted by astrid.lim in Uncategorized

≈ Leave a comment

Tags

children, english, family, fiction, holiday, LGBT, middle grade, popsugar summer RC 2020, summer

Judul: To Night Owl from Dogfish

Penulis: Holly Goldberg Sloan & Meg Wolitzer

Penerbit: Egmont (2019)

Halaman: 304p

Beli di: Bookdepository (IDR 145,375)

This is probably one of the cutest books I’ve ever read.

Avery dan Bett adalah dua anak perempuan yang sepertinya tidak memiliki banyak persamaan. Avery tinggal di New York, Bett di California. Avery adalah seorang introvert sejati, sementara Bett merupakan contoh sempurna dari seorang extrovert. Avery takut hampir segala hal, memiliki banyak jenis alergi, sedangkan Bett adalah seorang petualang yang gemar mencoba hal-hal baru.

Namun dunia mereka yang sangat berbeda mendadak harus dipersatukan karena kedua ayah mereka (yang gay dan sama-sama single father), bertemu dan jatuh cinta, dan memutuskan (secara sepihak) bahwa kedua anak mereka harus bersahabat, dan saling mengenal lewat camp CIGI selama musim panas ini.

Avery dan Bett tentu saja tidak mau menerima keputusan ini, apalagi karena mereka merasa tidak ada kecocokan satu sama lain. Namun kedua ayah mereka sepakat mengirim anak perempuan mereka ke CIGI, sementara mereka berlibur ke China.

Lewat korespondensi email, kita disuguhi percakapan Bett dan Avery, yang awalnya saling antipati, namun lama kelamaan malah menjadi dekat. Bahkan setelah bertemu di Camp, hubungan mereka bertambah erat, meski keduanya sadar mereka amat berbeda.

Namun – seperti layaknya film The Parent Trap – saat mereka sudah merasa seperti kakak beradik, datang kabar mengejutkan dari ayah mereka, yang akan mengancam rencana masa depan mereka membentuk keluarga baru. Maka, rencana demi rencana pun disusun, dengan bantuan ibu Avery, nenek Bett, serta banyak sahabat yang sudah menjadi seperti keluarga mereka.

Buku ini adalah buku yang sangat manis, kental dengan suasana musim panas, aroma persahabatan dan kekeluargaan. Konflik yang muncul terasa pas, tidak terlalu dramatis dan masih realistis. Karakter-karakternya pun menyenangkan, mudah untuk merasa relate dengan mereka, meski buku ini ditulis lewat format email dan surat, yang seringkali terjebak dalam kekurangan penggambaran para karakternya. Untungnya, Night Owl tidak seperti itu, karena kita masih diberi kesempatan mengenal para karakternya lewat komunikasi email yang cukup efektif.

Saya juga suka endingnya yang bittersweet, tidak klise dan terasa pas dengan tone keseluruhan buku, yang memiliki pesan singkat: kamu bisa memilih keluargamu sendiri.

Heartwarming and full of summer vibes, this book is a perfect reading for kids and adults alike 🙂

Submitted for:

Category: A book about camping or summer camp

The Island of Adventure by Enid Blyton

19 Tuesday May 2020

Posted by astrid.lim in fiction, young readers

≈ 1 Comment

Tags

adventures, boxset, british, children, classic, english, enid blyton, fiction, popsugar RC 2020, series

Judul: The Island of Adventure

Penulis: Enid Blyton

Penerbit: Macmillan Children’s Books (2015)

Halaman: 276p

Beli di: Big Bad Wolf Jakarta (IDR 420k, part of a bundle)

The Adventure series dari Enid Blyton tidaklah seterkenal karya-karya sejenisnya yang lain, seperti Lima Sekawan atau Pasukan Mau Tahu. Tidak ada yang terlalu orisinil dengan kisah petualangan ini, karakter-karakternya medioker, dan jalan ceritanya pun mudah ditebak.

Namun, karena saya baru saja kehilangan banyak sekali koleksi buku Enid Blyton akibat banjir yang melanda rumah awal tahun kemarin, saya bertekad untuk mengumpulkan ulang buku-buku Blyton. Dan ketika saya melihat satu set bundel serian Adventures ini di bazaar buku Big Bad Wolf beberapa bulan lalu, saya tak pikir panjang untuk membelinya. Kebetulan covernya pun menarik, dan diterbitkan ulang sebagai bagian dari perayaan 70 tahun serial Adventure.

Kisahnya simpel: Philip harus mengikuti sekolah musim panas karena ia sempat sakit dan ketinggalan pelajaran semester yang lalu. Di sana, ia berkenalan dengan kakak beradik yang unik, Jack dan Lucy-Ann, serta burung kakaktua piaraan Jack yang bernama Kiki. Karena Jack dan Lucy-Ann adalah anak yatim piatu yang tidak bahagia tinggal bersama paman mereka yang galak, mereka memutuskan untuk kabur dan ikut dengan Philip pulang ke rumah Craggy-Tops, tempat Philip tinggal bersama Dinah, adiknya, serta paman dan bibinya. Ayah Philip juga sudah meninggal, sedangkan ibunya bekerja di kota lain untuk mencukupi kebutuhan mereka.

Craggy-Tops, seperti namanya yang mengasyikkan, merupakan rumah menyerupai kastil tua peninggalan zaman dahulu yang terletak di puncak tebing. Banyak sekali petualangan yang menanti kelompok mereka: mulai dari berenang di laut, menjelajahi gua, hiking ke bukit, bahkan belajar berlayar.

Sayangnya Joe, laki-laki yang membantu Aunt Polly di Craggy-Tops, bukanlah orang yang menyenangkan. Ia tidak mengizinkan anak-anak meminjam perahu layarnya, dan ia bahkan selalu merecoki dan membuntuti mereka seolah ingin merusak setiap kesenangan yang ada.

Untunglah, anak-anak bertemu dengan Bill, pria yang tinggal di bukit. Bill mengajari mereka berlayar, namun mereka harus berjanji tidak akan pergi ke pulau misterius Isle of Gloom. Tapi tentu saja bukan Enid Blyton bila tidak ada petualangan seru di pulau misterius, lengkap dengan sinyal cahaya di waktu malam, lorong rahasia, dan orang-orang berbahaya yang berkeliaran di pulau itu.

Membaca kisah ini memang rasanya seperti membaca kisah petualangan Lima Sekawan rasa KW alias versi tiruan XD

Philip, Dinah, Jack dan Lucy-Ann bukanlah anak-anak yang digambarkan memiliki karakter khas seperti George dan sepupu-sepupunya. Philip penyayang binatang, Jack pencinta burung, Dinah pemarah dan sering bertengkar dengan Philip, sedangkan Lucy-Ann mengingatkan saya pada Anne, sangat penurut dan memuja abangnya. Namun bagaimanapun formula Enid tetaplah menyenangkan untuk diikuti, terutama bila sedang mencari bacaan ringan dengan unsur nostalgia yang kental.

Tidak ada misteri yang terlalu mengejutkan di sini, tapi penyelesaiannya dibuat dengan cukup baik, lengkap dengan adegan penangkapan yang menegangkan, kejar-kejaran dan sejenisnya. Oiya, settingnya juga menyenangkan, sedikit lebih liar dari Pulau Kirrin, namun masih menyisakan kenangan akan ciri khas Enid Blyton.

Not remarkable, but quite enjoyable. A great choice for comfort reading in this difficult time.

Submitted for:

Kategori: A book by an author who has written more than 20 books

Bookworm: A Memoir of Childhood Reading by Lucy Mangan

25 Tuesday Feb 2020

Posted by astrid.lim in non fiction

≈ 2 Comments

Tags

book about books, british, children, coming of age, memoir, non fiction, popsugar RC 2020

Judul: Bookworm: A Memoir of Childhood Reading

Penulis: Lucy Mangan

Penerbit: Vintage (2018)

Halaman: 321p

Beli di: Book Depository (IDR 160,754)

Bookworm: a person unusually devoted to reading and study (Merriam-Webster)

Untuk para bookworm: apakah kalian pernah berpikir tentang kapan dan mengapa membaca menjadi bagian penting dalam hidup kalian? Apakah ada momen tertentu atau buku tertentu yang membuat kalian secara tidak sadar masuk ke dalam kategori kutu buku?

Hal inilah yang digali oleh Lucy Mangan, penulis dan pencinta buku yang mengaku sudah menjadi kutu buku sejak ia memiliki memori pertama puluhan tahun lalu.

Lucy berusaha menelaah perjalanannya sebagai kutu buku, melalui buku-buku dan penulis yang ia temui di masa kecilnya dan memiliki pengaruh besar dalam hidupnya serta membentuk identitasnya hingga menjadi seorang bookworm seperti sekarang ini.

Studi ini ditulis secara kronologis, mulai dari buku-buku pertama yang Lucy kenal saat ia masih balita, hingga bacaan menjelang dewasa yang membantunya melewati transisi sulit masa remaja.

Karena lahir dan tumbuh besar di Inggris, tidak semua buku yang Lucy bahas di sini terasa familiar. Ada banyak judul dan penulis (terutama di bagian buku anak/balita) yang namanya bahkan belum pernah saya dengar, mungkin karena tidak ada akses terhadap buku-buku tersebut saat saya kecil dulu.

Namun tentu saja ada bagian-bagian yang lebih relate dengan saya, judul dan penulis yang membangkitkan nostalgia, seperti Enid Blyton, serial Narnia, kisah klasik seperti Little Women dan Alice in Wonderland, dan masih banyak lagi. Semuanya dibahas dengan cukup mendetail oleh Lucy, dan dianalisis dengan sistematis mengenai pengaruhnya terhadap perkembangan karakternya serta kecintaannya pada dunia buku.

Selain menganalisis secara subjektif, Lucy juga memaparkan sejarah serta teori literatur masing-masing buku menurut genrenya dari sisi akademis, dan ini tidak mengherankan bila mengingat latar belakangnya dalam bidang sastra.

Sebagian besar analisis Lucy terasa cukup mencerahkan bagi saya, dan ikut membuat saya berefleksi tentang kecintaan saya pada buku dan masa kecil yang membentuk saya menjadi seorang bookworm seperti sekarang ini. Betapa Enid Blyton menjadi sosok yang sangat mengagumkan, tetapi ketika membaca ulang buku-bukunya saat saya sudah lebih dewasa, beberapa ceritanya terasa amat preachy dan stuffy. Tak heran anak sekarang kurang bisa merasa relate dengan buku dan karakter ciptaan Blyton.

Beberapa bagian dalam buku ini ada yang terasa cukup kering dan agak bertele-tele seperti membaca buku teks, terutama yang berkaitan dengan sejarah dan teori tentang genre (serta tentang buku-buku yang saya kurang familiar). Namun secara keseluruhan, pemaparan Lucy sangat menarik, penting, dan memancing kita untuk ikut berefleksi mengenai sejarah kita masing-masing, para bookworm yang di antara perkembangan dunia modern, masih menganggap buku dan membaca sebagai bagian penting dari hidup.

Submitted for:

Kategori: A book you picked because the title caught your attention

← Older posts

From the bookshelf

Categories

Looking for Something?

Enter your email address to follow Books to Share and receive notifications of new posts by email.

Join 1,036 other subscribers

Currently Reading

I’m a Proud Member! #BBI 1301004

Wishful Wednesday Meme

Fill your Wednesdays with wishful thinking =)

Popsugar Reading Challenge 2018

bookworms

  • aleetha
  • althesia
  • alvina
  • ana
  • annisa
  • bzee
  • dewi
  • dion
  • fanda
  • Ferina
  • helvry
  • inne
  • Kobo
  • maya
  • mei
  • melmarian
  • mia
  • ndari
  • nophie
  • oky
  • peri hutan
  • ren
  • Reygreena
  • sel sel kelabu
  • sinta
  • tanzil
  • tezar
  • yuska

shop til you drop

  • abe books
  • Amazon
  • better world books
  • book depository
  • BukaBuku
  • Buku Dedo
  • bukukita
  • vixxio

Top Posts & Pages

  • Spooktober Read (2): The Turn of the Screw by Henry James
    Spooktober Read (2): The Turn of the Screw by Henry James
  • The Rainmaker by John Grisham
    The Rainmaker by John Grisham
  • The Secret History
    The Secret History
  • A Dance with Dragons by George R.R. Martin
    A Dance with Dragons by George R.R. Martin
  • Red, White & Royal Blue by Casey McQuiston
    Red, White & Royal Blue by Casey McQuiston

Recent Comments

Puddin’ by Jul… on Dumplin’ by Julie M…
jesica on Abarat 2: Days of Magic, Night…
jesica on Abarat 2: Days of Magic, Night…
When the Stars Go Da… on The Paris Wife
Hapudin Bin Saheh on Insomniac City: New York, Oliv…

Blog at WordPress.com.

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
  • Follow Following
    • perpuskecil.wordpress.com
    • Join 1,036 other followers
    • Already have a WordPress.com account? Log in now.
    • perpuskecil.wordpress.com
    • Customize
    • Follow Following
    • Sign up
    • Log in
    • Report this content
    • View site in Reader
    • Manage subscriptions
    • Collapse this bar
 

Loading Comments...