Judul: The Seven Husbands of Evelyn Hugo
Penulis: Taylor Jenkins Reid
Penerbit: Washington Square Press/Atria paperback edition (2018)
Halaman: 389p
Beli di: Book Depository (IDR 161,571)
Ada sesuatu yang mengasyikkan dan selalu membuat rasa ingin tahu terusik bila membahas tentang kisah selebriti. Tak terkecuali selebriti fiktif semacam Evelyn Hugo. Saya membayangkan Evelyn seperti Marylin Monroe, sex bomb legendaris yang terkenal bukan saja karena bakat aktingnya yang luar biasa, tetapi juga karena kisah personal hidupnya yang lebih dramatis dari film Hollywood.
Setelah bertahun-tahun dikelilingi skandal yang penuh misteri, akhirnya Evelyn berani buka-bukaan dan berniat menuangkan kisah hidupnya lewat buku biografi. Namun keputusannya memilih jurnalis tak terkenal, Monique Grant sebagai penulis biografinya, membuat semua orang terkejut, terutama Monique sendiri.
Namun meski bingung, Monique tak menyia-nyiakan kesempatan terjun ke dalam dunia glamor Evelyn, dan mengupas habis perjalanan hidup dan kariernya, serta terutama, kisah romansanya bersama ketujuh suaminya.
Mulai dari bintang Hollywood, sutradara hingga konglomerat, suami-suami Evelyn menyimpan kisah dan rahasia yang tak kalah mencengangkan, yang sedikit banyak mempengaruhi jalan hidup dan karier Evelyn, serta kesuksesannya menembus dunia gemerlap Hollywood. Kehidupan penuh drama Evelyn digambarkan dengan cukup meyakinkan di sini, yang mau tidak mau membuat saya berpikir mungkin memang seperti itulah kehidupan para selebriti Hollywood yang sebenarnya.
Pertanyaan utama yang berusaha diungkap Monique dari Evelyn adalah: siapakah cinta sejati Evelyn? Dan ada apa di balik keputusannya meminta Monique menulis salah satu buku paling fenomenal di abad ini?
Ini adalah pengalaman pertama saya membaca karya Taylor Jenkins Reid, and I have to admit that I was totally hooked! Reid memiliki gaya luwes yang tidak dimiliki banyak penulis, yang membuat kita langsung bisa masuk ke dalam ceritanya dan terlibat dengan semua karakter di dalamnya. Saya serasa sudah mengenal Evelyn dan dengan mudah mengikuti sepak terjangnya, mengagumi semangat dan ambisinya namun menyayangkan beberapa keputusan gegabahnya.
Karakter Evelyn (dan para suaminya) digambarkan dengan begitu kuat dan real, sampai-sampai saya jadi punya favorit tersendiri dengan sosok suami Evelyn. Namun sayangnya karakter Monique terlihat jadi memudar karenanya. Saya tidak terlalu peduli dengan Monique dan alasan di balik penunjukan dirinya sebagai sang biografer (meski kecurigaan saya tentang alasan ini terbukti benar). Reid sepertinya terjebak dalam kesalahan klise para penulis historical fiction yang menggunakan dua sudut pandang secara bergantian: terlalu fokus dengan karakter yang satu sehingga melupakan karakter satunya lagi.
Namun bagaimanapun, buku ini masih tetap amat sangat memikat dengan kecerdasannya, keluwesannya dan segala gosip dan skandal juicy yang berhasil dipaparkan dengan gemilang. Salah satu buku terbaik yang saya baca di tahun 2018, persilangan antara The Thirteen Tale dan Beautiful Ruins.
Submitted for:

Category: A book that’s published in 2018