Tags
12booksby12friends, asia, culture, english, japan, mental health
Judul: There’s No Such Thing as an Easy Job
Penulis: Kikuko Tsumura
Penerjemah: Polly Barton
Penerbit: Bloomsbury Publishing (2020)
Halaman: 401p
Beli di: Periplus.com (IDR 150k)
Buku ini banyak disebut-sebut senada dengan karya Haruki Murakami: gloomy, depresif, dan dark. Awalnya saya agak skeptis karena takut bosan atau ngantuk, apalagi memang sedang tidak mood baca buku yang terlalu berat.
Tapi ternyata, Kikuko Tsumura sukses membuat saya bertahan sampai akhir, bahkan menikmati buku ini.
Kisahnya adalah tentang seorang perempuan tak bernama, yang burnout parah di pekerjaan sebelumnya, sehingga cita-citanya saat ini hanya satu: memiliki pekerjaan yang nggak bikin stress! Kalau bisa, yang nggak pakai mikir, nggak ada tanggung jawab, dan nggak butuh keahlian khusus.
Maka, tokoh kita mulai mencoba satu demi satu pekerjaan yang ditawarkan oleh agen tenaga kerja. Dari mulai menjadi analis kamera sekuriti yang kerjanya melotot memonitor screen CCTV sepanjang hari, lalu menjadi penyusun iklan baris yang dibacakan di bus umum, menulis info trivia di paket cracker, menempel poster berisi iklan layanan masyarakat, serta menjadi penjaga pos di tengah kebun raya yang super luas.
Meski semua pekerjaan tersebut terdengar mudah dan sederhana, namun uniknya di setiap pekerjaan itu, si tokoh tak bernama (sebut saja X) ini selalu menemukan kisah yang tidak biasa, yang akhirnya menguras pikiran dan tenaganya. Sebenarnya, tidak ada yang memaksa X untuk melakukan lebih dari yang ditugaskan, namun X selalu invested lebih dari yang ia rencanakan.
Hal ini akhirnya membuatnya kembali menelaah tentang kehidupan dan pekerjaan sebelumnya, apa yang menyebabkannya burnout, dan apakah mungkin suatu hari ia kembali menekuni pekerjaan yang sudah menjadi profesinya selama bertahun-tahun.
Yang saya suka dari buku ini adalah penggambaran mendetail namun tidak membosankan dari setiap pekerjaan yang dilakukan X. Dari mulai suasana kantor, rekan-rekan kerja, deskripsi pekerjaan, bahkan kantin atau makanan yang dimakan saat makan siang, semuanya menjadi bagian tak terpisahkan dari narasi X, namun karena disampaikan dengan apa adanya, dan dengan gaya X yang lugu, saya jadi ikut merasa invested dengan pekerjaan X, dan bahkan seolah merasakan sendiri pekerjaan-pekerjaan tersebut.
Kisah di setiap pekerjaan juga menjadi unsur yang menarik, selalu ada misteri kecil, konflik seru, dan interaksi dengan rekan kerja yang serba unik, yang menjadi bumbu cerita dan disampaikan dengan baik. Tsumura memang memiliki gaya dark yang sejenis dengan Murakami, namun lebih kental nuansa humor dan femininnya.
Secara keseluruhan, meski awalnya terasa cukup lambat, alur buku ini cukup menarik untuk diikuti. Topiknya yang membahas tentang etos kerja dan mental health di lingkungan pekerja Jepang pun terasa sangat relevan dan menarik untuk saya.
Saya sendiri membaca buku ini sebagai bagian dari reading challenge 12 books recommended by 12 friend, dan buku ini direkomendasikan oleh Ferina 🙂
Rating: 4/5
Recommended if you like: Japanese lit, dark humor, unique theme, intriguing narrative