• About this blog
  • Clearance Sale!
  • Newbery Project
  • Popsugar Reading Challenge 2023
  • Previous Challenges
    • BBI Read and Review Challenge 2017
    • Challenges 2014
    • Challenges 2015
    • Lucky No.14 Reading Challenge
    • Lucky No.15 Reading Challenge
    • POPSUGAR Reading Challenge 2017
    • Popsugar Reading Challenge 2018
    • Popsugar Reading Challenge 2020
    • Popsugar Reading Challenge 2021
    • Popsugar Reading Challenge 2022
    • What’s in a Name 2018
    • Twenty-Ten Challenge
    • Challenges 2012
    • Challenges 2013
  • Round Ups
  • The Librarian

~ some books to share from my little library

Tag Archives: family

The Amazing Adventures of Kavalier and Clay by Michael Chabon

02 Tuesday Nov 2021

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ Leave a comment

Tags

arts, bargain book!, english, family, fiction, historical fiction, modern classics, new york, popsugar RC 2021, secondhand books, world war

Judul: The Amazing Adventures of Kavalier and Clay

Penulis: Michael Chabon

Penerbit: Picador USA (2000)

Halaman: 639p

Beli di: The Last Bookstore, Los Angeles (USD 6, bargain!)

Joe Kavalier, seniman muda berbakat, keturunan Yahudi dan berasal dari Praha. Sejak kecil, Joe tertarik pada dunia magic, dan bahkan sempat dilatih oleh salah satu escape artist legendaris di Praha. Ketika Perang Dunia II mulai memanas di Praha, Joe diutus keluarganya untuk melarikan diri ke Amerika. Di New York, Joe bertemu dengan Sammy Clay, sepupunya yang tinggal di Brooklyn dan bercita-cita untuk merintis bisnis komik. Sam jago membuat konsep, tapi tidak bisa menghasilkan gambar yang artistik. Berdua, mereka pun berjuang untuk menggapai cita-cita yang tampak mustahil: menjadi komikus terkenal.

Dan di hari yang bersejarah, Sam dan Joe, dibantu oleh beberapa seniman New York, membuahkan the Escapist, tokoh superhero yang kemudian disusul dengan karakter lain seperti the Monitor dan Luna Moth, yang terinspirasi dari Rosa Saks, perempuan cantik yang memikat hati Joe.

Kisah dua anak Yahudi di tengah berkobarnya Perang Dunia II, yang berjuang di luar medan perang namun tidak kalah sengitnya berusaha mengenyahkan stereotyping yang kerap melekat pada orang Yahudi dan kaum pekerja seperti mereka, serta berusaha memperjuangkan hak mereka di tengah kesadisan dunia bisnis New York yang dipenuhi oleh orang-orang serakah. Ditambah lagi, Joe dan Sam memiliki baggage masing-masing. Joe dengan perasaan bersalahnya akibat ia berhasil lolos dari Praha, sementara ia tidak tahu nasib yang menimpa keluarganya. Sementara Sam bergumul dengan identitas orientasi seksualnya, di mana menjadi gay masih dipandang hina, dan belum bisa diterima secara terbuka.

Saya cukup menikmati buku yang digadang-gadang sebagai salah satu modern classics ini. Premisnya menarik, terutama yang menyangkut sejarah buku dan seni komik di Amerika, sebelum dan setelah Perang Dunia II, dan bagaimana komik turut berpengaruh dalam membentuk opini publik, misalnya tentang Hitler dan Nazi. Saya suka setting kota New York (of course!) yang terasa sangat hidup di sini, serta proses kelahiran the Escapist yang legendaris, yang berkaitan erat dengan pengalaman Joe melarikan diri dari Praha saat Hitler berkuasa.

Namun, sejujurnya saya merasa buku ini agak terlalu panjang. Beberapa bagian terasa bertele-tele dan membosankan, dan saya tidak begitu suka bagian terakhir buku ini, terutama saat kisah terlalu fokus pada Joe dan romansanya. Saya lebih suka dengan karakter Sammy karena digambarkan lebih real dan otentik, dan pergumulannya mencari identitas terasa lebih relatable dibandingkan kisah Joe, namun sayangnya tidak diberikan porsi yang sama banyaknya.

Chabon adalah penulis yang baik, dan meski ini adalah pengalaman pertama saya membaca karyanya, saya langsung merasakan auranya yang khas, terutama saat ia menulis tentang buku komik dan sejarahnya. Hanya saja, menurut saya Chabon kurang adil dalam membagi porsi kedua sepupu (yang padahal sama-sama ada di judul buku), dan saya kurang terkesan dengan kisah cinta Rosa dan Joe.

Anyway- a solid historical book, although not very remarkable.

Rating: 3.5/5

Recommended if you wan to read about: comic book history, different side of World War II, amazing NYC setting, cousins dynamic, magical escapism

Submitted for:

Category: A book from your TBR list you meant to read last year but didn’t

To Night Owl from Dogfish by Holly Goldberg Sloan & Meg Wolitzer

13 Tuesday Oct 2020

Posted by astrid.lim in Uncategorized

≈ Leave a comment

Tags

children, english, family, fiction, holiday, LGBT, middle grade, popsugar summer RC 2020, summer

Judul: To Night Owl from Dogfish

Penulis: Holly Goldberg Sloan & Meg Wolitzer

Penerbit: Egmont (2019)

Halaman: 304p

Beli di: Bookdepository (IDR 145,375)

This is probably one of the cutest books I’ve ever read.

Avery dan Bett adalah dua anak perempuan yang sepertinya tidak memiliki banyak persamaan. Avery tinggal di New York, Bett di California. Avery adalah seorang introvert sejati, sementara Bett merupakan contoh sempurna dari seorang extrovert. Avery takut hampir segala hal, memiliki banyak jenis alergi, sedangkan Bett adalah seorang petualang yang gemar mencoba hal-hal baru.

Namun dunia mereka yang sangat berbeda mendadak harus dipersatukan karena kedua ayah mereka (yang gay dan sama-sama single father), bertemu dan jatuh cinta, dan memutuskan (secara sepihak) bahwa kedua anak mereka harus bersahabat, dan saling mengenal lewat camp CIGI selama musim panas ini.

Avery dan Bett tentu saja tidak mau menerima keputusan ini, apalagi karena mereka merasa tidak ada kecocokan satu sama lain. Namun kedua ayah mereka sepakat mengirim anak perempuan mereka ke CIGI, sementara mereka berlibur ke China.

Lewat korespondensi email, kita disuguhi percakapan Bett dan Avery, yang awalnya saling antipati, namun lama kelamaan malah menjadi dekat. Bahkan setelah bertemu di Camp, hubungan mereka bertambah erat, meski keduanya sadar mereka amat berbeda.

Namun – seperti layaknya film The Parent Trap – saat mereka sudah merasa seperti kakak beradik, datang kabar mengejutkan dari ayah mereka, yang akan mengancam rencana masa depan mereka membentuk keluarga baru. Maka, rencana demi rencana pun disusun, dengan bantuan ibu Avery, nenek Bett, serta banyak sahabat yang sudah menjadi seperti keluarga mereka.

Buku ini adalah buku yang sangat manis, kental dengan suasana musim panas, aroma persahabatan dan kekeluargaan. Konflik yang muncul terasa pas, tidak terlalu dramatis dan masih realistis. Karakter-karakternya pun menyenangkan, mudah untuk merasa relate dengan mereka, meski buku ini ditulis lewat format email dan surat, yang seringkali terjebak dalam kekurangan penggambaran para karakternya. Untungnya, Night Owl tidak seperti itu, karena kita masih diberi kesempatan mengenal para karakternya lewat komunikasi email yang cukup efektif.

Saya juga suka endingnya yang bittersweet, tidak klise dan terasa pas dengan tone keseluruhan buku, yang memiliki pesan singkat: kamu bisa memilih keluargamu sendiri.

Heartwarming and full of summer vibes, this book is a perfect reading for kids and adults alike 🙂

Submitted for:

Category: A book about camping or summer camp

The Unlikely Adventures of the Shergill Sisters by Balli Kaur Jaswal

01 Thursday Oct 2020

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ Leave a comment

Tags

asia, culture, ebook, english, europe, family, fiction, immigrant, india, kindle, popsugar summer RC 2020, travel

Judul: The Unlikely Adventures of the Shergill Sisters

Penulis: Balli Kaur Jaswal

Penerbit: William Morrow (2019, Kindle edition)

Halaman: 320p

Beli di: Amazon.com (USD 1.99- bargain!)

Rajni, Jezmeen, dan Shirina adalah kakak-beradik keturunan India yang lahir dan besar di Inggris. Ketiganya memiliki karakter yang bertolak belakang dan tidak bisa dibilang akur satu sama lain. Namun, Ibu mereka -yang baru meninggal karena kanker- meninggalkan surat wasiat yang meminta mereka untuk melakukan perjalanan napak tilas ke India, sambil menebarkan abunya.

Tentu saja ketiga bersaudara ini amat tidak ingin melakukan perjalanan tersebut, tapi mereka terpaksa menuruti keinginan sang Ibu. Ketiganya semakin malas berangkat karena sedang mengalami masalah di kehidupan masing-masing. Rajni bertengkar hebat dengan anak satu-satunya, yang entah mengapa kini berpacaran dengan perempuan yang usianya lebih dari dua kali lipat usianya- dan seperti hendak menghancurkan masa depannya sendiri. Jazmeen, yang menekuni karier di dunia entertainment, mengalami kejadian amat memalukan yang langsung viral di sosial media. Sementara Shirina, si bungsu yang tinggal di Melbourne bersama suami dan ibu mertuanya, menghadapi dilema besar yang akan menentukan perjalanan hidupnya.

Ketiganya berangkat ke India dalam kondisi yang tidak bersemangat, dan pertengkaran demi pertengkaran kerap mewarnai perjalanan mereka. Namun, ketika melakukan satu demi satu keinginan Ibu mereka, termasuk mengunjungi berbagai tempat suci yang menjadi bagian dari kegiatan pilgrimage, mereka justru sedikit demi sedikit menguak rahasia masa lalu sang Ibu serta keluarganya. Dan mereka menyadari, banyak hal yang masih patut mereka syukuri, termasuk keberadaan mereka satu sama lain.

Ini adalah pengalaman pertama saya membaca buku karya Balli Kaur Jaswal, yang lebih populer dengan novel sebelumnya, Erotic Stories for Punjabi Widows. Jaswal memiliki gaya menulis yang santai, efortless, penuh humor natural dan dialog yang tidak dibuat-buat, serta sentuhan drama keluarga yang terasa pas. Meski awalnya saya sebal setengah mati dengan ketiga kakak beradik Shergill, lama kelamaan saya merasa terhubung dengan mereka, terutama karena masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan yang terasa seimbang.

Jaswal juga dengan piawai menggabungkan unsur drama keluarga, bumbu-bumbu rahasia yang bikin penasaran, dan setting India yang eksotik. Meski terasa cukup banyak yang ingin diangkat oleh Jaswal, termasuk isu imigran, kesenjangan sosial di India, serta isu feminisme; namun porsi masing-masing isu masih bisa dibilang pas, tidak terlalu berlebihan atau membuat overwhelmed. Mungkin juga karena gaya bahasa yang digunakan Jaswal amat luwes, sehingga tidak membuat isu-isu tersebut menjadi terlalu serius dan keluar dari tone buku keseluruhan.

Overall, saya cukup menikmati buku ini dengan segala drama dan komplikasinya. Penyelesaiannya juga cukup memuaskan. Dan saya jadi penasaran kepingin berkunjung ke India setelah membaca buku ini 😀

Submitted for:

Category: A book about a vacation

The Summer of Bad Ideas by Kiera Stewart

04 Friday Sep 2020

Posted by astrid.lim in fiction, young readers

≈ Leave a comment

Tags

adventures, america, english, family, fiction, lovely heroine, middle grade, popsugar summer RC 2020, summer

Judul: The Summer of Bad Ideas

Penulis: Kiera Stewart

Penerbit: HarperCollins Publishers (2017)

Halaman: 296p

Beli di: Big Bad Wolf (IDR 70k)

Di belahan dunia Barat, khususnya Amerika Serikat, buku-buku summer menjadi “genre” tersendiri yang kerap ditunggu-tunggu kehadirannya. Mungkin karena summer di sana identik dengan masa santai atau liburan panjang, khususnya bagi anak sekolah dan kuliah, yang kadang panjangnya bisa lebih dari dua bulan.

Karenanya summer seringkali dijadikan waktu untuk bertualang, berefleksi, membawa perubahan ataupun membuka lembaran baru sebelum memulai cycle baru. Saya sendiri cukup menyukai buku-buku bergenre summer, yang biasanya memiliki gaya bahasa yang santai, setting yang hangat, dan tema yang inspiratif.

The Summer of Bad Ideas merupakan buku bersetting summer yang ditujukan bagi pembaca middle grade, dan menurut saya berhasil memenuhi ekspektasi sebagai buku summer yang menyenangkan.

Edie, sang karakter utama, terpaksa mengikuti orang tuanya berlibur di Florida, untuk membereskan rumah mendiang neneknya yang akan dijual. Meski kecewa tidak bisa menghabiskan musim panas dengan sahabatnya, Taylor, Edie cukup bersemangat untuk mengenal Rae, sepupu yang belum pernah ia temui dan masuk dalam kategori anak cool.

Edie yang pada dasarnya introvert dan nerdy, ingin membuat Rae terkesan, dengan mengusulkan kegiatan musim panas yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Ia menemukan list berisi kegiatan-kegiatan yang pernah dilakukan oleh Petunia, nenek mereka yang adventurous saat ia masih seusia mereka.

Menangkap ular dengan tangan kosong, menemukan harta terpendam, membuat wish saat bintang jatuh, dan memeluk seseorang yang tidak ingin kau peluk – adalah sebagian isi daftar yang Edie dan Rae coba untuk lakukan, sekaligus mengenang kehidupan Petunia yang penuh warna.

Namun ternyata, mencentang daftar tersebut tidaklah mudah, dan Edie menemukan banyak kendala yang bahkan merusak hubungannya dengan Rae. Namun di tengah semua tantangan tersebut, Edie juga menemukan banyak pengalaman baru, teman-teman baru, dan hal baru tentang dirinya sendiri.

The Summer of Bad Ideas menurut saya merupakan buku yang cukup solid, memiliki elemen-elemen yang pas untuk buku middle grade: interesting heroine, strong character development, great adventures, dan setting yang digambarkan dengan cukup detail dan unik. Kisah penemuan jati diri atau sejenisnya memang cukup klise, tapi Kiera Stewart adalah penulis yang baik, yang bisa menyajikan kisahnya dengan hidup, menimbulkan rasa simpati kita pada Edie, dan terhubung dengan keluarganya yang aneh namun menyenangkan. A recommended summer book, indeed.

Submitted for:

Category: A book with “summer” in the title

I am Not Your Perfect Mexican Daughter by Erika L. Sanchez

17 Monday Sep 2018

Posted by astrid.lim in fiction, young readers

≈ Leave a comment

Tags

america, culture, english, family, fiction, immigrant, latin america, young adult

Title: I am Not Your Perfect Mexican Daughter

Writer: Erika L. Sanchez

Publisher: Alfred A. Knopf (2017, first edition)

Pages: 344p

Bought at: Periplus.com (IDR 227k)

Julia is definitely not your perfect Mexican daughter: she’s rebellious, she has big dreams for her life, and she always fights with her mom.

Unlike her sister, Olga, who is the perfect role model for any Mexican daughter. She went to community college nearby, never abandoned her family to go somewhere far to reach her dreams, and she took care of her parents all the time.

But one day, an accident happened, Olga was dead. And it’s up to Julia to replace her sister as the perfect daughter- or keep on following her dreams even though that means she has to disappoint her family. Moreover, Julia felt there is something fishy with Olga’s life- a big secret that she hides before her death- and Julia insisted to find out about it, through Olga’s friends and colleagues. Meanwhile, Julia met with Connor, who turned her life upside down.

I am Not Your Perfect Mexican Daughter (long title!) is a realistic, engaging book about immigrant family in the US. The struggle of the undocumented parents who just want the best for their children, the difficulty of preserving the cultural legacy while also trying to adapt in America, and of course, the complicated feeling of second generation immigrant kids, who never fit in wherever they are.

At first, it’s a bit difficult to relate to Julia’s narrations. She is not easy to like, sometimes seems very selfish, rude and ignorant to other people’s feelings. Her constant ranting and whining tempted me to just close the book and give up. But luckily I persevered, and after halfway through the book, Julia became more bearable and I could root for her, especially when she’s in the middle of her investigation to find out about Olga’s secret life.

One of the most interesting parts in this book, although it’s also one of the most annoying, is the relationship of Julia and her mother. A very complicated one, especially because Julia was born in America and already identified herself as an American, while her mother still insisted to do everything the Mexican way, and the question remains: why do you come to the US if you still want everything to be like in Mexico? And how Julia and her mom navigate this issue is one of the charms of this book, and Erika Sanchez can eloquently portray it, perhaps because this is something that personally experienced by her.

The romance part is meh- but what can you expect when reading a YA book, lol, I already know that I’m too old and skeptical of this type of romantic youngsters. And the ending is just a bit to American dream-y for me, but overall this is a wonderful book to introduce us to the immigrant life from Millennial’s point of view. A very relevant issue especially in this current time.

Submitted for:

Category: A book by an author of a different ethnicity than you

 

 

 

 

 

 

 

 

whats in a name 2018

Category: A nationality

The Last Anniversary by Liane Moriarty

11 Wednesday Oct 2017

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ 1 Comment

Tags

australia, bbi review reading 2017, borrowed, drama, english, family, fiction, mystery, puzzle, romance, women

Judul: The Last Anniversary

Penulis: Liane Moriarty

Penerbit: Penguin Books (2005)

Halaman: 402p

Borrowed from: Ferina

Liane Moriarty. Nama yang akhir-akhir ini semakin populer berkat novel-novelnya yang juicy, yang beberapa malah sudah diangkat ke laya kaca. Tidak banyak penulis asal Australia yang berhasil menembus popularitas global dan Moriarty masih menjadi salah satunya.

The Last Anniversary tetap menggunakan ramuan jagoannya: rahasia keluarga, karakter-karakter yang quirky, konflik dan intrik rumah tangga serta pertemanan yang tak seindah kelihatannya.

Kisah berputar di sekitar pulau Scribbly Gum yang berlokasi di dekat kota Sydney. Pulau milik keluarga Doughty tersebut menjadi terkenal sejak era Depresi, saat Rose dan Connie Doughty, kakak beradik yang tinggal di sana, menemukan seorang bayi yang ditelantarkan oleh orang tuanya, Mr. dan Mrs. Munro yang sempat tinggal di pulau tersebut. Bayi itu kemudian dikenal sebagai Munro Baby. Dan sejak saat itu, hingga puluhan tahun kemudian, ‘Munro Baby Mystery’ membawa Scribbly Gum menjadi salah satu tempat wisata yang paling diminati di area Sydney, terutama acara tahunan mereka yang memperingati anniversary Baby Munro, selalu padat oleh pengunjung. Enigma, si bayi Munro, juga sudah berkeluarga dan memiliki anak-anak dan cucu yang sebagian ikut tinggal di pulau tersebut.

Namun tahun ini segalanya terasa berbeda. Connie, yang merupakan otak bisnis Scribbly Gum, meninggal dunia, dan mewariskan rumahnya pada Sophie Honeywell, mantan pacar salah satu cucu Enigma, Thomas, dan tentu saja keputusan Connie untuk mewariskan rumahnya pada orang luar yang bukan anggota keluarga, menimbulkan pro dan kontra.

Sophie sendiri amat terkejut dengan hal luar biasa ini. Sejak putus dengan Thomas, fokus hidupnya adalah mencari pasangan hidup yang bisa diajak berkeluarga, dan entah kenapa, Scribbly Gum sepertinya menjanjikan awal yang baru -termasuk dalam area romans- pada hidup Sophie.

Namun ternyata, ada rahasia-rahasia masa lalu keluarga Scribbly Gum yang Sophie mau tak mau terjebak di dalamnya. Dan semuanya meledak di malam Anniversary Sribbly Gum yang penuh drama!

Kekuatan utama Lianne Moriarty adalah meramu intrik-intrik rahasia ke dalam plot yang juicy dan membuat penasaran. Terkadang ramuan ini benar-benar sukses membuat pembaca menebak-nebak, seperti yang saya lakukan saat membaca The Husband’s Secret. Tapi dalam The Last Anniversary, saya merasa plotnya masih agak lemah. Rahasia yang ditutup-tutupi entah kenapa mudah tertebak sejak bagian pertengahan buku, dan pengungkapannya pun terasa amat flat. Semacam menimbulkan komentar “Nggak penting ah—” setelah rahasia tersebut terungkap.

Untunglah banyak karakter di buku ini yang cukup menarik sehingga agak mengobati kekecewaan terhadap keseluruhan plotnya. Grace yang bergumul dengan postnatal depression, dan Veronica yang selalu marah-marah, adalah beberapa karakter yang justru bisa menjadi favorit saya. Sementara karakter Sophie dan keluarganya agak terlalu membosankan menurut saya, dibuat komikal tapi tidak meyakinkan. Untungnya Moriarty tidak bermain-main terlalu detail dengan topik pencarian pasangan hidup Sophie sehingga saya masih bisa sabar mengikuti kisah ini.

Saya membaca di suatu tempat kalau The Last Anniversary adalah salah satu buku yang ditulis Moriarty di awal kariernya. Mungkin itu juga salah satu alasan plot lemah dan beberapa ganjalan lain, yang merupakan hasil eksperimen awal si penulis. Saya sendiri masih tetap tertarik untuk melanjutkan membaca karya Moriarty lainnya terutama yang ditulis belakangan ini.

Submitted for:

Kategori Ten Point: Buku Penulis Lima Benua (Australia)

 

The Nest by Cynthia D’Aprix Sweeney

14 Thursday Sep 2017

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ 1 Comment

Tags

bbi review reading 2017, contemporary, debut, dysfunctional family, english, family, fiction, new york

Judul: The Nest

Penulis: Cynthia D’Aprix Sweeney

Penerbit: Harper Avenue (2016 Canadian Edition)

Halaman: 353p

Beli di: Periplus Plaza Senayan (IDR 238k)

Keluarga Plumb memiliki simpanan yang diberi nama The Nest, yang ditinggalkan oleh ayah mereka sebagai trust fund dan bisa dicairkan saat anak termuda keluarga tersebut, Melody, berusia 40 tahun. Meski berawal dari jumlah yang kecil, ternyata The Nest membengkak menjadi jumlah yang signifikan, terlebih setelah ayah anak-anak Plumb meninggal dunia.

Sepeninggal ayah mereka, setiap anak keluarga Plumb merasa aman dengan masa depan karena ada The Nest yang bisa menjamin hidup mereka, hari tua mereka bahkan menyelesaikan segala masalah keuangan mereka.

Anak-anak Plumb memiliki masalah masing-masing: Melody dengan cita-citanya menyekolahkan kedua putri kembarnya di universitas terbaik, sementara masih ada cicilan rumah yang mencekiknya dan suaminya pun tidak punya penghasilan besar. Jack, anak laki-laki keluarga Plumb terjebak dalam masalah hutang piutang karena usaha barang antiknya tidak berjalan baik. Ia berhutang tidak sepengetahuan suaminya, Walker. Sedangkan Bea, anak yang tadinya memiliki potensi menjadi penulis berbakat, sedikit demi sedikit semakin menghilang di latar belakang dengan novelnya yang tak kunjung selesai.

Menjelang ulang tahun Melody dan dicairkannya The Nest, terjadi tragedi menyangkut anak tertua Plumb, Leo, yang memaksa The Nest untuk dikorbankan dan terancam musnah. Apakah Leo bisa membantu menyelamatkan The Nest atau ia malah menjadi sumber kekacauan bagi keluarganya? Bagaimana nasib anak-anak Plumb dengan masa depan mereka yang tampak penuh masalah?

The Nest adalah buku debut Cynthia D’Aprix Sweeney yang dieksekusi dengan baik. Kisahnya sangat enak untuk diikuti, dan penggambaran karakternya dilakukan dengan piawai, sehingga kita bisa merasa seolah sudah ikut mengenal mereka. Dan meskipun semua anak keluarga Plumb memiliki kelemahan masing-masing, saya malah merasa semakin relate dengan mereka.

Sweeney merupakan pencerita yang baik, yang mampu membuat kisahnya mengalir lancar, ditambah dengan setting kota New York yang dibuat dengan meyakinkan. Karakter favorit saya adalah Jack yang membuat saya selalu berharap cemas apakah ia akan memperoleh happy endingnya.

Satu lagi yang saya suka adalah kompleksnya masalah keluarga yang diceritakan di buku ini, yang memang sangat Amerika banget tapi tetap asyik untuk diikuti. Selain masalah keuangan, ada isu tentang identitas, orientasi seksual, mengejar mimpi, hubungan antar saudara, hubungan antara anak dan orang tua, dan banyak hal lainnya yang semakin menambah juicy buku ini.

Endingnya juga dibuat sangat realistis meski cukup heartbreaking 🙂 Recommended read!

Submitted for:

Kategori: Award Winning Book

The Book Club by Mary Alice Monroe

15 Tuesday Mar 2016

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ Leave a comment

Tags

america, bahasa indonesia, book about books, dramatic, family, romance, terjemahan, violet books, women

book clubJudul: The Book Club

Penulis: Mary Alice Monroe

Penerjemah: Deasy Ekawati

Penerbit: VioletBooks (2014)

Halaman: 453p

Beli di: Hobby Buku (IDR 72k Disc 20%)

Saya kadang agak malas membaca tentang drama perempuan alias women lit, kecuali yang benar-benar highly recommended. The Book Club, sebetulnya, bukan masuk kategori yang terlalu direkomendasikan. Tapi saya cukup tertarik karena premisnya yang mengangkat kisah persahabatan lima perempuan yang tergabung di sebuah klub membaca. It seems like my kind of book!

Kisah diawali dari Eve yang harus menerima kenyataan pahit saat suaminya meninggal dunia dengan mendadak. Eve, yang sudah terbiasa hidup nyaman sebagai ibu rumah tangga yang cukup berada, tiba-tiba seolah dijerumuskan ke dalam dunia baru yang keras. Dunia yang memaksanya untuk bekerja dan tidak mengandalkan suami untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

Sementara itu Annie, anggota klub buku yang paling liberal dan sukses sebagai pengacara perceraian, mendadak mendapat ilham kuat untuk segera memiliki anak- setelah menikah selama lima tahun dan sebelumnya tak pernah berniat memiliki keturunan. Ia berusaha dengan segala cara untuk membuktikan pada suaminya -dan juga seisi dunia- bahwa tidak ada yang mustahil baginya. Bahkan juga hamil di usia yang sudah di atas 40 tahun.

Doris adalah anggota klub membaca yang paling kaya raya- suami sukses, rumah besar warisan orang tua, anak-anak yang sempurna – seolah tak ada yang mengganggu pikirannya. Tapi ternyata di dalam hati, Doris menyimpan kekosongan, apalagi saat ia sadar suami dan anak-anaknya semakin menjauh dari hidupnya.

Sebenarnya, itulah inti kisah buku ini. Entah kenapa Monroe harus menambah dua karakter lagi yang seolah hanya tempelan belaka, karena kisah mereka seolah dipaksakan masuk ke dalam buku ini, padahal tidak ada porsi yang cukup untuk membahasnya. Mungkin sekadar ingin menambahkan unsur diversity? Karena Midge digambarkan sebagai seorang seniman yang hidup sendiri dan struggling dengan orientasi seksualnya, sedangkan Gabriella adalah wanita keturunan Hispanic yang suaminya baru saja di PHK.

Lucunya, justru sosok Midge dan Gabriella lah yang paling menarik perhatian saya, dan saya sangat menyayangkan keputusan Monroe untuk menganaktirikan mereka dan hanya fokus pada ketiga wanita kulit putih yang masalahnya merupakan stereotype ala film seri Desperate Housewives.

Saya tidak bisa bersimpati pada Eve dan Annie terutama, yang menurut saya hanyalah wanita-wanita kelas atas yang gemar mengasihani diri sendiri dan tidak bersyukur atas privilege yang sudah mereka terima bertahun-tahun. Masalah mereka, bila dibandingkan dengan masalah Midge dan Gabriella, adalah masalah tipikal perempuan Amerika yang sebenarnya bisa disajikan dengan lebih menarik dengan penggambaran yang lebih memikat dan tidak terlalu predictable.

Namun yang membuat saya paling kecewa adalah judul buku ini: The Book Club. Memang, setiap bab diawali dengan quote dari sebuah buku, biasanya buku yang sedang dibaca oleh Klub Buku dalam bulan tersebut. Namun beberapa di antaranya agak dipaksakan dan seperti (lagi-lagi) hanya tempelan belaka. Saya cukup suka dengan pembahasan Madame Bovary di salah satu bab (yang membuat saya lumayan penasaran ingin membaca buku tersebut), tapi selebihnya pembahasan tentang buku-buku ini seperti menghilang ke latar belakang. Padahal saya berharap penulis bisa menjalin topik tentang buku dengan permasalahan para wanita ini ke dalam suatu kisah yang lebih mengasyikkan.

Overall The Book Club adalah buku yang cukup decent, mungkin bisa dijadikan alternatif di saat senggang, atau saat kita membutuhkan selingan bacaan yang cukup ringan. Namun selain itu, rasanya biasa saja, malah agak cenderung hambar.

Wonder by R.J. Palacio

26 Tuesday Jan 2016

Posted by astrid.lim in fiction, young readers

≈ 1 Comment

Tags

children, english, family, fiction, inspirational, middle grade, special needs

wonderJudul: Wonder

Penulis: R.J. Palacio

Penerbit: Corgi Book (2013)

Halaman: 315p

Beli di: Kinokuniya Paragon Mall Bangkok (310 Baht)

Saya termasuk kloter yang terlambat membaca buku yang beberapa tahun lalu menjadi hits di mana-mana dan menginspirasi jutaan pembacanya. Meski buku ini sudah tertimbun lebih dari 2 tahun, entah mengapa saya terus menunda membacanya, mungkin karena tidak ingin dikecewakan oleh hype yang muncul saat itu, seperti yang beberapa kali sudah saya alami sebelumnya saat membaca buku-buku hits.

Dan ternyata keputusan saya sangat tepat! Tanpa dibebani hype maupun ekspektasi berlebihan, saya membaca Wonder dan langsung terkesima. Bukan saja oleh kisahnya, tapi oleh gaya bercerita R.J Palacio yang seolah menjelma menjadi anak-anak pra remaja yang tinggal di New York dengan segala kepribadian dan permasalahan mereka.

August Pullman, atau Auggie, adalah anak yang dilahirkan dengan kelainan pada wajahnya. Ada istilah kedokteran rumit tentang kondisi genetik yang dialaminya, namun orang lebih sering menyebutnya “cacat” atau “berwajah rusak”. Seumur hidupnya Auggie bersekolah di rumah, dibimbing oleh ibunya yang super protektif, namun saat ia menginjak usia 11 tahun, kedua orang tuanya memutuskan untuk menyekolahkannya di sekolah umum Beecher Prep.

Dan dimulailah hari-hari paling sulit sepanjang Hidup Auggie. Ia harus bertemu langsung dengan anak-anak sebayanya yang entah kaget, takut atau jijik melihat wajahnya yang tidak biasa. Menjadi korban bully, dijauhi teman satu sekolah, bahkan dikhianati oleh orang yang ia sangka temannya- semua dialami Auggie di tahun pertamanya di middle school. Namun perjalanannya di tahun itu juga mengajarinya banyak hal: persahabatan yang datang tak terduga, keberanian, kesetiakawanan, ketulusan- dan kedewasaan.

Yang seru dari buku ini bukan hanya kisah tentang Auggie yang diceritakan dari sudut pandangnya, tapi kita juga diberikan kesempatan untuk mendengarkan versi dari beberapa orang di sekeliling Auggie. Ada Summer, murid pertama yang mau duduk dengan Auggie saat makan siang, lalu Jack, anak laki-laki yang (sepertinya) mau berteman dengan Auggie, juga Via, kakak perempuan Auggie yang baru masuk SMA, serta pacarnya, Justin, dan mantan sahabatnya yang sangat sayang dengan Auggie, Miranda.

Yang mengagumkan bagi saya adalah gaya penceritaan Palacio yang sepertinya effortless, dengan mudah masuk ke karakter-karakter yang berbeda dan membuat kita bisa langsung mengerti sudut pandang mereka. Dari mulai anak middle school sampai high school, Palacio sepertinya gampang saja berpindah-pindah karakter tanpa membuat pembacanya bingung.

Karena sebelumnya saya baru membaca buku middle grade The Meaning of Maggie dan mendapatkan beberapa ganjalan dalam dialognya, saya memiliki perbandingan yang masih segar di ingatan saat membaca Wonder. Dan saya bisa dengan yakin berpendapat kalau dialog dalam buku Wonder sangat sesuai dengan gaya percakapan anak pra remaja pada umumnya. Bahkan, di balik keunikan Auggie, kita bisa dengan mudah merasa relate dengannya, karena dia hanyalah anak biasa yang suka Star Wars, mencintai anjingnya, bertengkar dengan kakaknya, dan lebih dari segalanya, ingin diterima oleh sekelilingnya- meski dalam hati, ia tahu kalau hal tersebut kadang nyaris tidak mungkin.

Wonder adalah buku yang thought provoking, terutama bagi para pembaca middle grade sesuai targetnya, dan membuat kita berpikir banyak (di tengah-tengah penulisan superb RJ Palacio), tentang kebaikan, ketulusan hati, dan kemanusiaan.

Buku ini bertebaran kalimat-kalimat yang quotable tapi tidak pretensius. Ini beberapa favorit saya:

“Kinder than is necessary. Because it’s not enough to be kind. One should be kinder than needed.”

“Now that I look back, I don’t know why I was so stressed about it all this time. Funny how sometimes you worry a lot about something and it turns out to be nothing.”

“MR. BROWNE’S SEPTEMBER PRECEPT:

WHEN GIVEN THE CHOICE BETWEEN BEING
RIGHT OR BEING KIND, CHOOSE KIND.”

 

The Lake of Dreams by Kim Edwards

04 Thursday Jun 2015

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ Leave a comment

Tags

bargain book!, challenge 15, dramatic, english, family, fiction, history, review15, WIN2015

lake of dreamsTitle: The Lake of Dreams

Writer: Kim Edwards

Publisher: Penguin Books (2011)

Pages: 473p

Bought at: Periplus Bazaar FX (IDR 20k, bargain price!)

Lucy Jarrett is at a crossroads in her life: she still can’t accept the fact that her father has died mysteriously a decade earlier, she doesn’t know where her current relationship with her boyfriend Yoshi will take her, and her mother has been in an accident- that finally brings her back to her hometown, The Lake of Dreams.

Lucy leaves behind her worries and her adventures abroad, and tries to find herself in the last place she would ever consider to search: her home.

Back at home, Lucy encounters a secret compartment that leads her to her family’s history and past, that involves the beginning of The Lake of Dreams. Lucy delves into the past, encounters a mysterious church, secret meaning of glass art, eccentric artist, and even her old boyfriend, Keegan. By unearthing the secret of her family and hometown, Lucy tries to find what’s the best for her and her future. And sometimes, the answer about life is not what we think it would be.

I’ve actually read this book quite some time ago but haven’t got a chance to review it. And apparently, this book didn’t leave a strong impression for me, since it’s hard for me to remember what it’s all about. The only thing that I still remember clearly is Yoshi, Lucy’s Japanese- British boyfriend who is so adorable 🙂 Lucy and Yoshi met while they worked for some NGOs in Jakarta, and this little fact sparked my interest quite a bit. Kim Edwards seems to do her research well, because this part of story about Indonesia blended nicely into the book, and feels pretty in touch with the reality.

But the rest of the story is quite so-so. Lucy is too weak for a heroine who has to solve a mystery from long time ago in order to find who she truly is. And although the combination of history, art, and feminist issues are pretty interesting, its execution didn’t go well- they feel a bit flat to me. The setting of The Lake of Dreams- with the massive lake and forgotten past- is a nice touch, with quite vivid details that enlivened the story.

Some parts of the book are pretty slow and make it a bit boring, but luckily the ending (at least) is still appropriate.

So far (for me) Kim Edwards doesn’t live to my expectation yet- but I still have her other book, Memory Keeper’s Daughter in my TBR list, so let’s see if she can impress me more through that one.

Submitted for:

Category: Body of Water

Category: Body of Water

← Older posts

From the bookshelf

Categories

Looking for Something?

Enter your email address to follow Books to Share and receive notifications of new posts by email.

Join 1,036 other subscribers

Currently Reading

I’m a Proud Member! #BBI 1301004

Wishful Wednesday Meme

Fill your Wednesdays with wishful thinking =)

Popsugar Reading Challenge 2018

bookworms

  • aleetha
  • althesia
  • alvina
  • ana
  • annisa
  • bzee
  • dewi
  • dion
  • fanda
  • Ferina
  • helvry
  • inne
  • Kobo
  • maya
  • mei
  • melmarian
  • mia
  • ndari
  • nophie
  • oky
  • peri hutan
  • ren
  • Reygreena
  • sel sel kelabu
  • sinta
  • tanzil
  • tezar
  • yuska

shop til you drop

  • abe books
  • Amazon
  • better world books
  • book depository
  • BukaBuku
  • Buku Dedo
  • bukukita
  • vixxio

Top Posts & Pages

  • Spooktober Read (2): The Turn of the Screw by Henry James
    Spooktober Read (2): The Turn of the Screw by Henry James
  • The Rainmaker by John Grisham
    The Rainmaker by John Grisham
  • The Secret History
    The Secret History
  • A Dance with Dragons by George R.R. Martin
    A Dance with Dragons by George R.R. Martin
  • Red, White & Royal Blue by Casey McQuiston
    Red, White & Royal Blue by Casey McQuiston

Recent Comments

Puddin’ by Jul… on Dumplin’ by Julie M…
jesica on Abarat 2: Days of Magic, Night…
jesica on Abarat 2: Days of Magic, Night…
When the Stars Go Da… on The Paris Wife
Hapudin Bin Saheh on Insomniac City: New York, Oliv…

Create a free website or blog at WordPress.com.

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
  • Follow Following
    • perpuskecil.wordpress.com
    • Join 1,036 other followers
    • Already have a WordPress.com account? Log in now.
    • perpuskecil.wordpress.com
    • Customize
    • Follow Following
    • Sign up
    • Log in
    • Report this content
    • View site in Reader
    • Manage subscriptions
    • Collapse this bar
 

Loading Comments...