• About this blog
  • Clearance Sale!
  • Newbery Project
  • Popsugar Reading Challenge 2023
  • Previous Challenges
    • BBI Read and Review Challenge 2017
    • Challenges 2014
    • Challenges 2015
    • Lucky No.14 Reading Challenge
    • Lucky No.15 Reading Challenge
    • POPSUGAR Reading Challenge 2017
    • Popsugar Reading Challenge 2018
    • Popsugar Reading Challenge 2020
    • Popsugar Reading Challenge 2021
    • Popsugar Reading Challenge 2022
    • What’s in a Name 2018
    • Twenty-Ten Challenge
    • Challenges 2012
    • Challenges 2013
  • Round Ups
  • The Librarian

~ some books to share from my little library

Tag Archives: women prize

Home Fire by Kamila Shamsie

04 Thursday Nov 2021

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ 2 Comments

Tags

bargain book!, british, english, fiction, politics, popsugar RC 2021, religion, retelling, romance, women prize

Judul: Home Fire

Penulis: Kamila Shamsie

Penerbit: Bloomsbury Publishing (2018)

Halaman: 264p

Beli di: Books and Beyond (IDR 54k, bargain!)

Isma, Aneeka, dan Parvaiz adalah tiga bersaudara dari keluarga imigran Pakistan yang menetap di London. Setelah ibu mereka meninggal dunia, mereka hanya bergantung pada satu sama lain. Namun, ketiganya selalu dihantui sosok sang ayah, seorang jihadist yang meninggalkan keluarga mereka.

Ketakutan terbesar Isma adalah terpecahnya keluarga mereka, dan hal itu terjadi saat Parvaiz terseret masuk ke kelompok ISIS, tanpa benar-benar paham konsekuensi yang menantinya. Cerita semakin rumit saat Isma dan Aneeka dekat dengan anak Menteri Dalam Negeri Inggris, yang meski berlatar belakang Muslim, memiliki reputasi yang amat tegas terhadap Islam radikal, dan fokus memerangi terorisme.

Home Fire adalah buku yang penuh nuance – plotnya sendiri cukup sederhana, tapi berbagai detail kecil, kejadian yang saling berhubungan, serta relevansinya terhadap isu Islamophobia, radikalisme, terorisme, dan imigran, yang menjadi isu penting di Inggris serta Eropa, menjadikan buku ini kompleks dengan segala keruwetannya.

Kita diajak menyelami sudut pandang masing-masing karakter utama, dari mulai Isma yang mendapat beasiswa S3 ke Amerika, Aneeka yang cantik dan kembarannya, Parvaiz yang tidak puas dengan versi kisah sang ayah yang dicekoki media pada dirinya. Namun kita juga diajak melihat sudut pandang Karamat, Home Secretary yang mengingkari masa lalunya demi posisi politik, dan anaknya, Eamonn, yang memiliki hubungan rumit dengan ayahnya.

Plot yang intriguing ini sebenarnya diramu dengan cukup baik, namun embel-embel kisah romance yang digadang-gadang sebagai retelling kisah mitologi Yunani Antigone, malah menjadi distraksi buat saya. Ditambah dengan endingnya yang super dramatis, membuat saya menurunkan rating buku ini, dari empat bintang menjadi 3,5 bintang saja 🙂

Saya sendiri tidak familiar dengan kisah Antigone, jadi mungkin itu salah satu sebabnya bagian akhir buku ini terasa kurang relate dengan saya. Tapi menurut saya, buku ini masih bisa dibilang berhasil menyajikan isu penting dengan tidak bias, melalui karakter-karakter yang cukup believable.

Rating: 3.5/5

Recommended if you want to read about: relevant issues, Islam in Europe, multiple POVs, complicated characters

Submitted for:

Category: A book that has won the Women’s Prize for Fiction

Unsettled Ground by Claire Fuller

01 Friday Oct 2021

Posted by astrid.lim in adult, fiction, Uncategorized

≈ Leave a comment

Tags

british, contemporary, dysfunctional family, english, fiction, literature, twins, women prize

Judul: Unsettled Ground

Penulis: Claire Fuller

Penerbit: Fig Tree (2021)

Halaman: 289p

Beli di: @transitsanta (IDR 300k)

First of all – the cover of this book is so exquisite!! Bener-bener pas dengan tone nya yang suram, full of abandonment feeling dan being in a rotten life.

Kisahnya adalah tentang kakak beradik kembar, Jeanie dan Julius, yang hidup di sebuah desa bersama ibu mereka. Suatu pagi, mereka menemukan ibu mereka meninggal dunia, dan tiba-tiba saja Julius dan Jeanie ditinggalkan berdua, dan harus menghadapi dunia yang sebelumnya tidak pernah mereka lakukan sendiri.

Jangan membayangkan kalau Julius dan Jeanie adalah dua anak kecil tak berdaya. Sebaliknya, mereka adalah dua orang dewasa paruh baya, yang tidak memiliki cacat tubuh apapun, namun sejak masih muda, selalu berada dalam lindungan ketat ibu mereka. Jeanie dan Julius tidak diberikan bekal pendidikan, keahlian khusus baik soft skills maupun hard skills, yang bisa membuat mereka menjadi orang-orang mandiri. Jeanie selalu merasa ia lambat dalam belajar, dan jantungnya pun tak sekuat orang lain, sementara Julius amat pemalu, dan hanya bekerja sesekali saja menjadi buruh kasar bila keluarga mereka memerlukan uang.

Meninggalnya sang ibu memaksa Jeanie dan Julius untuk keluar dari zona nyaman mereka, sekaligus bersinergi untuk bertahan hidup. Namun, masalah demi masalah menghampiri mereka. Mulai dari diusir landlord dari rumah yang seumur hidup mereka tinggali, tidak punya uang untuk mengubur ibu mereka, mencari pekerjaan padahal sebelumnya tidak pernah bekerja, dan bahkan, jatuh cinta di tengah situasi yang serba tidak pasti ini, mengancam ikatan persaudaraan yang selama ini menjadi dasar kehidupan mereka.

Unsettled Ground adalah buku yang tidak panjang, hening, namun sangat menghantui, karena kisahnya yang seolah terjadi di dunia lain, sebenarnya amat dekat dengan keseharian kita. Julius dan Jeanie adalah wakil dari kaum marginal yang kadang terselip di celah-celah peradaban. Mereka tidak tinggal di lokasi terpencil, dan penduduk desa sebenarnya mengetahui kondisi kehidupan mereka. Tapi berapa banyak yang mau peduli dan rela membantu tanpa pamrih? Justru kebanyakan malah membully, atau membantu tapi dengan mengasihani mereka. Mereka lupa, Jeanie dan Julius juga manusia, yang tidak butuh charity, tapi humanisme.

Ini adalah pertama kalinya saya membaca buku karya Claire Fuller, and I’m hooked. Memang kisahnya agak lambat, dan kita harus bersabar membacanya. Tapi penggambaran karakter serta setting yang vivid membuat saya serasa berada bersama dengan Julius dan Jeanie, berempati dengan mereka, sekaligus amaze karena masih ada (dan banyak!) orang seperti mereka di dunia sekitar kita.

Unsettled Ground mengajarkan kita untuk menggali empati dalam diri masing-masing, tanpa nada yang menggurui.

Rating: 4/5

Recommended if you like: British lit, siblings and twins interaction, haunting prose, thought provoking issues

How We Disappeared by Jing-Jing Lee

23 Wednesday Jun 2021

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ Leave a comment

Tags

asia, culture, english, fiction, popsugar RC 2021, singapore, southeast asia, women, women prize, world war

Judul: How We Disappeared

Penulis: Jing-Jing Lee

Penerbit: OneWorld Book (2020 paperback edition)

Halaman: 341p

Beli di: @therebutforthebooks (IDR 200k)

Singapore, 1942: Tentara Jepang merangsek masuk, menguasai negara kecil yang sebelumnya berada di bawah kekuasaan Inggris. Rakyat Singapura panik, dan satu demi satu mengalami penderitaan di bawah penjajahan Belanda. Tak terkecuali Wang-Di, anak perempuan yang diculik tentara Jepang dan dibawa ke bangunan yang ternyata merupakan brothel bagi tentara Jepang.

Singapore, 2000: Wang-Di hidup dalam kesepian, suaminya baru meninggal dunia dan ia masih menyimpan rahasianya selama perang tahun 1942. Keinginannya untuk membagi beban hidup terasa terlambat setelah suaminya meninggal dan ia hidup sebatang kara. Namun, kemunculan seorang anak laki-laki bernama Kevin, akan mengubah hidup Wang-Di.

Membaca buku ini membutuhkan hati yang kuat. Miris, kesal, marah, sedih, sakit, adalah berbagai perasaan yang muncul ketika saya membaca kisah Wang-Di, terutama saat ia dipaksa menjadi “comfort woman”, istilah pemerkosaan yang dilegalkan, selama Perang Dunia II berlangsung dan Singapura dijajah oleh Jepang. Terlebih, setelah perang usai, Wang-Di kembali ke keluarganya, namun semua orang mengira ia hidup bersenang-senang sebagai wanita simpanan tentara Jepang dan mengkhianati negaranya sendiri.

Buat saya, kisah tentang Singapura semasa Perang Dunia II termasuk jarang ditemui, dan membaca How We Disappeared membuka mata saya tentang penderitaan yang dialami oleh negara-negara di Asia Tenggara selama penjajahan Jepang. Sekelumit kisah Wang-Di hanya mewakili sedikit dari penderitaan yang terjadi, namun sudah mampu mengaduk emosi saya sampai rasanya mual sendiri membaca adegan yang lumayan detail di sini. Selain tema kekerasan seksual di masa penjajahan, buku ini juga menyinggung tentang trauma yang dialami Wang-Di, dan stigma masyarakat Asia, khususnya di era 1940-an, yang masih menganggap tabu pembicaraan tentang mental health dan kekerasan seksual.

Sayangnya, bagian kisah tentang Kevin, menurut saya agak terlalu dipanjang-panjangkan. Awalnya cukup membuat penasaran, apa hubungan Kevin dengan Wang-Di, dan kita diajak menyusuri lika-liku masa lalu keluarga Kevin hingga akhirnya bermuara di Wang-Di. Tapi karena agak terlalu lambat plotnya, dan banyak memotong kisah masa lalu Wang-Di, lama-lama jadi kurang sabar juga membaca bagian ini.

Meski tidak perfect, menurut saya buku ini tetap merupakan buku yang sangat recommended, terutama untuk yang mau tahu lebih banyak tentang sejarah Singapura, dan penggambaran settingnya memang sangat mendetail, baik Singapura di era 1940-an maupun di era modern 2000-an. Dan betul, Singapura lebih dari sekadar Orchard Road 🙂

Rating: 3.5/5

Recommended if you like: Southeast Asian reads, historical fiction, World War II, beautiful writing, a glimpse of life in Singapore

Submitted for:

A book set somewhere you’d like to visit in 2021

From the bookshelf

Categories

Looking for Something?

Enter your email address to follow Books to Share and receive notifications of new posts by email.

Join 1,036 other subscribers

Currently Reading

I’m a Proud Member! #BBI 1301004

Wishful Wednesday Meme

Fill your Wednesdays with wishful thinking =)

Popsugar Reading Challenge 2018

bookworms

  • aleetha
  • althesia
  • alvina
  • ana
  • annisa
  • bzee
  • dewi
  • dion
  • fanda
  • Ferina
  • helvry
  • inne
  • Kobo
  • maya
  • mei
  • melmarian
  • mia
  • ndari
  • nophie
  • oky
  • peri hutan
  • ren
  • Reygreena
  • sel sel kelabu
  • sinta
  • tanzil
  • tezar
  • yuska

shop til you drop

  • abe books
  • Amazon
  • better world books
  • book depository
  • BukaBuku
  • Buku Dedo
  • bukukita
  • vixxio

Top Posts & Pages

  • Red, White & Royal Blue by Casey McQuiston
    Red, White & Royal Blue by Casey McQuiston
  • Dongeng-Dongeng Grimm Bersaudara
    Dongeng-Dongeng Grimm Bersaudara
  • The Secret History
    The Secret History
  • Heartless by Marissa Meyer
    Heartless by Marissa Meyer
  • Matilda
    Matilda

Recent Comments

Fathan Albajili on Puddin’ by Julie Mu…
Puddin’ by Jul… on Dumplin’ by Julie M…
jesica on Abarat 2: Days of Magic, Night…
jesica on Abarat 2: Days of Magic, Night…
When the Stars Go Da… on The Paris Wife

Blog at WordPress.com.

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
  • Follow Following
    • perpuskecil.wordpress.com
    • Join 1,036 other followers
    • Already have a WordPress.com account? Log in now.
    • perpuskecil.wordpress.com
    • Customize
    • Follow Following
    • Sign up
    • Log in
    • Report this content
    • View site in Reader
    • Manage subscriptions
    • Collapse this bar
 

Loading Comments...