• About this blog
  • Clearance Sale!
  • Newbery Project
  • Popsugar Reading Challenge 2022
  • Previous Challenges
    • BBI Read and Review Challenge 2017
    • Challenges 2014
    • Challenges 2015
    • Lucky No.14 Reading Challenge
    • Lucky No.15 Reading Challenge
    • POPSUGAR Reading Challenge 2017
    • Popsugar Reading Challenge 2018
    • Popsugar Reading Challenge 2020
    • Popsugar Reading Challenge 2021
    • What’s in a Name 2018
    • Twenty-Ten Challenge
    • Challenges 2012
    • Challenges 2013
  • Round Ups
  • The Librarian

~ some books to share from my little library

Tag Archives: indonesia asli

Cerita-Cerita Jakarta by Maesy Ang and Teddy W. Kusuma

03 Thursday Jun 2021

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ Leave a comment

Tags

anthology, bahasa indonesia, indonesia asli, short stories

Judul: Cerita- Cerita Jakarta

Editor: Maesy Ang & Teddy W. Kusuma

Penerbit: POST Press (2021)

Halaman: 213p

Beli di: @post_santa (IDR 80k)

Cerita-Cerita Jakarta berisi sepuluh cerita pendek yang semuanya bermuara pada kota megapolis kita tercinta ini. Genrenya beraneka ragam, memenuhi selera paling biasa atau paling absurd dari setiap pembacanya.

Beberapa favorit saya adalah Aroma Terasi (Hanna Francisca), tentang seorang wanita keturunan Tionghoa yang pergi ke kantor imigrasi untuk mengurus paspor, masih di zaman Orde Baru yang serba rempong dan diskriminatif. Meski dibantu oleh seorang calo jagoan, pengalaman wanita ini jauh dari mulus. Dan gaya menulis Hanna Francisca yang kocak, santai, dan sedikit satir, membuat saya ngakak berat, terutama karena kisahnya cukup relate dengan keluarga saya yang selalu ada drama setiap berhubungan dengan kantor imigrasi, apalagi dengan embel-embel marga Lim di ujung nama kami 😀

Kisah kocak lainnya yang berhasil membuat saya tertawa adalah Buyan (utiuts), yang bergenre fantasi dystopia- Jakarta di masa depan, meski sudah memiliki armada taksi online tanpa supir, masih harus berjibaku dengan kondisi banjir yang semakin menggila. Kreatif dan refreshing.

Selain kisah-kisah kocak nan absurd, saya juga menyukai beberapa kisah yang dituturkan dengan gaya yang lebih bersahaja, apa adanya namun tetap memikat. Suatu Hari dalam Kehidupan Seorang Warga Depok yang Pergi ke Jakarta (Yusi Avianto Pareanom) merupakan kisah sehari-hari namun amat relatable dari suara hari seorang penduduk suburban yang menghabiskan satu hari untuk membereskan beberapa urusan di Jakarta. Dari tema yang amat standar ini lahir kisah yang hangat, lucu, dan dekat dengan hati pembaca, baik yang merupakan komuter maupun bukan.

Sedangkan Haji Syiah (Ben Sohib) menyentil tentang agama dan hipokrisi, serta nilai-nilai berbeda yang dianut oleh generasi masa lalu dan masa kini. Again, ada sentuhan kocak meskipun tone keseluruhan cerita ini termasuk ironis dan membuat miris.

Selain judul-judul di atas, saya cukup terkesan dengan Anak-Anak Dewasa (Ziggy Zezsyazeoviennazabriskie), yang juga memiliki tone future dystopian yang cukup absurd, serta Rahasia dari Kramat Tunggak (Kharisma Michellia) yang berbau-bau thriller misteri, dengan latar belakang Kramat Tunggak yang bersejarah kelam.

Meski saya suka dengan hampir semua kisah di buku ini, ada juga cerita yang menurut saya agak meh atau malah terlalu pretensius, seperti B217AN yang nggak jelas apa maksudnya, juga Masalah yang agak kurang sreg dengan gaya narasinya.

Anyway, keapikan koleksi cerita pendek ini tidak lepas dari tangan dingin para editornya, Maesy Ang dan Teddy W Kusuma yang menggawangi POST Press. Saya juga bersyukur membaca buku ini dalam bahasa Indonesia, karena menurut saya beberapa pemilihan diksi, detail setting dan suasana, serta dialognya banyak yang sangat khas Jakarta, dan meski banyak yang juga memuji hasil terjemahan buku ini ke dalam bahasa Inggris, menurut saya membaca dalam bahasa aslinya justru memiliki nilai tambah tersendiri yang sulit tergantikan.

Rating: 4/5

Recommended if you like: Indonesian stories, short stories, diverse genre, absurd plot, funny little gems, and everything about Jakarta

Laut Bercerita by Leila S. Chudori

10 Monday Sep 2018

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ 2 Comments

Tags

bahasa indonesia, borrowed, fiction, historical fiction, indonesia, indonesia asli, literature, politics, popsugar RC 2018, tragedy

Judul: Laut Bercerita

Penulis: Leila S. Chudori

Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia (KPG, cetakan ketiga, Januari 2018)

Halaman: 379p

Pinjam dari: Althesia

Kisah ini dituturkan oleh Biru Laut, mahasiswa aktivis yang kuliah di Yogya, yang pada tahun 1998 hilang diculik oknum tak dikenal dan selama berbulan-bulan disiksa, diinterogasi, dipukuli, disetrum dan ditindas, dipaksa untuk menjawab pertanyaan aparat mengenai gerakan aktivis yang ingin menggulingkan pemerintahan saat itu.

Laut mengajak kita untuk berkilas balik menelusuri kehidupannya. Awal perkenalannya dengan teman-teman yang nantinya akan berjuang bersamanya. Keluarganya yang saling mencintai, yang seringkali harus ia korbankan demi hasratnya memperjuangkan Indonesia yang lebih demokratis. Pertemuannya dengan cinta pertamanya, Anjani. Kegemarannya akan makanan dan obsesinya menyempurnakan resep warisan keluarga, mulai dari tengkleng hingga kuah Indomie istimewa yang menjadi ciri khasnya.

Laut adalah bagian dari sejarah Indonesia. Lewat penuturannya, kita diajak untuk menyelami masa-masa kelam penuh ancaman dan suasana mencekam selama diktator Orde Baru berkuasa. Tanpa mahasiswa seperti Laut dan teman-temannya, kenikmatan hidup bebas berdemokrasi saat ini tak akan pernah kita rasakan.

Secara pribadi, saya sendiri jauh lebih menyukai buku Laut Bercerita dibandingkan buku Leila sebelumnya yang juga sedikit menyinggung tentang perjuangan reformasi, Pulang. Laut Bercerita memiliki ramuan yang pas antara karakter-karakter yang digambarkan cukup dalam dan tidak terkesan klise, konflik yang tidak bertele-tele dan tentu saja, ending yang kepingin bikin berteriak-teriak saking emosionalnya. Kisah Laut sukses membuat air mata saya mengalir, perasaan tercabik-cabik dan hati yang remuk seolah saya sendiri berada di sana, ikut berjuang bersama para sahabat tersebut.

Tidak seperti dalam Pulang, Leila cukup konsisten menjaga tempo cerita dan karakter-karakternya sehingga tetap memikat hingga akhir. Meski ia berganti narator beberapa kali, namun semua babnya masih enak untuk diikuti. Ditambah lagi, tidak ada aura romans yang terlalu kental, atau cinta segitiga dan sejenisnya di sini. Semuanya diceritakan seperlunya saja, dan fokus kisah tentang perjuangan reformasi, serta persahabatan di antara para aktivis, cukup terjaga baik.

Buku ini saya rekomendasikan untuk segenap masyarakat Indonesia yang kerap lupa, yang seringkali bercanda tentang enaknya zaman Soeharto dan impian untuk kembali ke Orde Baru, untuk anak-anak muda yang bahkan tidak bisa membayangkan kengerian yang dialami oleh Laut dan teman-temannya, karena kengerian terbesar mereka mungkin hanyalah kehilangan wifi gratisan. Buku ini saya rekomendasikan untuk mereka yang masih butuh pengingat tentang pahlawan-pahlawan tanpa nama, yang bahkan hingga hari ini masih tidak diketahui keberadaannya. Buku ini saya rekomendasikan untuk yang masih ingin berjuang menyelesaikan pekerjaan rumah menumpuk yang masih dimiliki Indonesia. Buku ini saya rekomendasikan untuk siapapun yang masih mengaku mencintai Indonesia dan ingin yang terbaik bagi negara ini.

#menolaklupa

Dalam catatan penulis, Leila menyebutkan salah satu inspirasinya dalam menulis buku ini adalah the real reformation heroes, para mahasiswa dan aktivis yang berjuang hingga Indonesia bisa menikmati kebebasan demokrasi seperti saat ini. Dan di antara mereka, hingga kini masih ada 13 aktivis yang hilang (selain juga 9 korban penculikan yang berhasil kembali). Ada juga korban yang akhirnya ditemukan sudah dalam keadaan tidak bernyawa.

Siapa yang bertanggung jawab terhadap kasus-kasus penculikan ini? Bagaimana nasib ke-13 aktivis tersebut? Ini adalah PR besar pemerintah Indonesia, yang sayangnya hingga kini mashi mentok dan belum berhasil menemukan titik terang (alias belum memproses secara hukum para pelaku dan otak kejahatan ini). Bayangkan apa rasanya menjadi keluarga para aktivis korban penculikan ini, yang hingga kini bahkan tidak tahu nasib orang-orang yang mereka sayangi, bahkan memakamkan dengan layak pun mereka tidak bisa.

It’s a dark history of Indonesia. And please, do not ever forget.

Submitted for:

popsugarRC2018button

Category: A book by a local author

 

 

Rahasia Meede, Misteri Harta Karun VOC by E.S. Ito

31 Wednesday Aug 2016

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ 3 Comments

Tags

bahasa indonesia, fiction, historical fiction, history, indonesia asli, mizan, mystery, thriller

rahasia meedeJudul: Rahasia Meede, Misteri Harta Karun VOC

Penulis: E.S. Ito

Penerbit: Hikmah- PT Mizan Publika (2008)

Halaman: 675p

Borrowed from: Althesia

Masa-masa VOC datang ke Indonesia dan dimulainya penjajahan ratusan tahun oleh negara kecil bernama Belanda, bukanlah tema yang banyak diminati oleh para penulis tanah air. Tema historical fiction saat ini lebih banyak menguak era 65 atau 98 yang dianggap sebagai tonggak sejarah yang masih seksi untuk diulik.

Saya sendiri termasuk jarang membaca genre historical fiction asli negeri kita, dan jujur saja, lebih tertarik dengan karya-karya penulis asing mengenai topik fiksi sejarah. Makanya saya tidak punya ide banyak saat tahu kalau posting bareng BBI bulan Agustus adalah tentang fiksi sejarah bersetting di Indonesia.

Hanya setelah melempar pertanyaan di grup WA BBI yang selalu resourceful lah saya mendapatkan pencerahan tentang Rahasia Meede, yang syukurnya- meski sudah langka di pasaran- saya berhasil mendapatkan pinjaman dari Essy (makasiiih).

Premis Rahasia Meede langsung memikat hati saya: penelusuran sejarah ke masa lampau, ke era pendudukan VOC, oleh berbagai pihak di masa kini, demi mencari sisa-sisa harta yang dikabarkan masih ditimbun di suatu tempat oleh VOC dan terlupakan begitu saja.

Kisah ini terjalin rumit tapi masih enak untuk dinikmati. Kita dibawa maju-mundur dari masa lalu ke masa kini, untuk bisa membayangkan dengan lebih baik kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. Perpindahan fokus karakter di setiap bab juga membuat buku ini lebih kaya dan mudah diikuti tanpa harus menjadi membingungkan.

Tiga peneliti asal Belanda berusaha menggali lorong peninggalan masa lalu di bawah Museum Sejarah Jakarta demi membuka jalan menuju harta karun, tanpa sadar ada rahasia lain yang lebih besar di balik penemuan mereka.

Seorang peneliti lain, perempuan Belanda yang memiliki keterkaitan sejarah keluarga dengan VOC, juga mencoba mengais-ngais fakta masa lalu untuk menguatkan dugaannya dan profesor permbimbing thesisnya mengenai keberadaan harta karun terpendam. Namun pencariannya ke pusat arsip nasional malah membawanya masuk ke dalam konspirasi berbahaya yang tak ia duga.

Sementara itu, masih banyak kelompok lain yang juga mengincar harta VOC. Hingga ada serangkaian pembunuhan misterius yang diduga kuat berhubungan dengan perebutan harta ini, dan ditengarai merupakan hasil pekerjaan kelompok anarkis yang sudah diincar negara sejak sekian lama.

Seorang wartawan muda bertama Batu, bertekad ingin menyelidiki kasus-kasus pembunuhan tersebut, yang lokasinya semua berawalan huruf “B”. Penyelidikannya membawanya ke berbagai tempat di Indonesia, dan menguak rahasia lebih besar tentang sejarah Indonesia dan pihak-pihak yang ingin memanipulasinya.

Buku ini terus terang saja mengingatkan saya dengan kisah-kisah ala Dan Brown: teori konspirasi dipadukan dengan sejarah fiksi, dibumbui oleh misteri dan thriller yang melahirkan berkali lipat twist dan kejutan.

Tapi saya nggak keberatan sih. Soalnya, E.S Ito (yang belum pernah saya baca karya sebelumnya) ‎berhasil menyeimbangkan berbagai unsur dan kerumitan tersebut dalam satu kisah padu yang seru. Saya jadi tahu banyak tentang lika-liku sejarah kota Jakarta dan bangunan serta monumen yang ada, saya bisa mencicipi sejarah VOC dan masa pendudukannya, bahkan mengintip sedikit ke dalam kehidupan para agen Kopasus dan kisah kelam di balik wajah militer Indonesia.

All in all, I applaud the writer for his wonderful effort! Saya puas setelah membaca buku ini, meski ada beberapa kekurangan di sana-sini, termasuk detail yang agak questionable, misalnya: bagaimana mungkin ketiga peneliti Belanda tersebut bisa mendapat izin penelitian dari KEMENRISTEK untuk menggali-gali di bawah Museum Jakarta, padahal (berdasarkan pengalaman saya yang menggeluti dunia ini sehari-hari), untuk mendapat izin penelitian biasa bagi orang asing saja sulitnya sudah minta ampun, tanpa melibatkan gali-menggali di bawah museum bersejarah 😀 Seolah-olah, kesannya semua gampang saja hanya dengan sogokan, uang, dan pengaruh pejabat. Padahal kenyataannya juga tidak sesimpel itu, karena birokrasi pemberian izin penelitian di Indonesia saat ini sudah jauh lebih rumit, dan tidak bisa diselesaikan dengan sogok menyogok!

Tapi di luar topik tersebut, menurut saya riset sang penulis sudah dilakukan dengan cukup maksimal. Berbagai sempalan tentang adat, budaya, bahasa, sampai setting lokasi sepertinya benar-benar sesuai dengan kenyataannya. Bisa jadi panutan bagi penulis lain yang ingin menghasilkan karya dengan genre sejenis!

VOC dan Indonesia

Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) merupakan perusahaan dagang yang dibentuk Belanda tahun 1602 dengan tujuan mengatasi persaingan terhadap negara-negara lain di Eropa yang sama-sama ingin menguasai hasil bumi dunia timur. VOC adalah gabungan dari berbagai perusahaan dagang di negeri Belanda, yang menjadi sangat kuat di awal masa pendiriannya karena memiliki hak monopoli perdagangan.

VOC mendirikan kantor pertamanya di Indonesia tahun 1603, tepatnya di Banten. Dan dimulailah masa-masa penindasan (yang nantinya berujung pada masa panjang penjajahan) di Indonesia melalui politik ekonomi VOC, antara lain yang memaksa penduduk pribumi untuk menjual hasil bumi sesuai yang ditetapkan VOC, serta membayar pajak dalam bentuk hasil bumi.

Pada akhirnya, selain menguasai monopoli perekonomian, VOC diberi hak oleh pemerintah Belanda untuk membentuk pemerintahannya sendiri di berbagai daerah di Indonesia, melalui seorang Gubernur Jenderal. Di sinilah VOC mulai menampakkan keasliannya, melalui moral yang semakin merosot, penindasan yang kejam, serta sistem pemerintahan dan birokrasi feodal yang penuh korupsi dan hutang yang tak kunjung lunas. Perlawanan dari berbagai daerah, kerajaan dan masyarakat di Nusantara pun akhirnya berkobar – yang nantinya akan berujung pada perang kemerdekaan.

Tahun 1799, karena kebangkrutan yang makin fatal, pemerintah Belanda akhirnya membubarkan VOC. Namun aset-asetnya dialihkan pada pemerintah Belanda dan Belanda masih bercokol di Indonesia hingga menjelang akhir Perang Dunia II, saat Jepang merangsek masuk dan Sekutu akhirnya mengusir mereka.

Saya dan Belanda

Saya sendiri merasa kisah tentang penjajahan Belanda cukup personal juga, karena kakek buyut saya dari pihak papa, memang berasal dari Belanda. Jan Dekker, nama beliau, datang ke Indonesia sekitar tahun 1920-an untuk mengadu nasib (seperti ratusan orang Belanda lainnya pada masa itu) di Indonesia, tepatnya bekerja di kilang minyak BPM di Sumatra, yang saat itu masih merupakan aset pemerintah Belanda sisa-sisa kejayaan VOC. Di sanalah Jan Dekker bertemu dengan calon istrinya, seorang perempuan Jawa yang bermukim di daerah Plaju.

Almarhumah Oma saya adalah satu-satunya anak Jan Dekker yang tidak kembali ke negeri Belanda, karena malah bertemu dengan bakal suaminya, seorang pengusaha Tionghoa yang akhirnya bermukim di Bandung. Jadi Oma saya akhirnya memeluk warga negara Indonesia, meski tampangnya seperti Londo asli.

Bulan Juni lalu, keluarga besar Dekker bereuni di Belanda, dan papa saya ikut ke sana. Sayang saya tidak bisa bergabung karena bentrok dengan dinas kantor. Yang jelas, mereka semua, yang sudah kawin campur dengan orang Belanda, Ambon, dan berbagai etnis lainnya, meski sudah tidak ada keterikatan langsung dengan Indonesia, tapi masih sangat-sangat merasa terhubung dengan negara kita ini. Salah satu sepupu saya misalnya, membuka restoran Indonesia di kota tempat tinggalnya.

Hal yang sama juga saya rasakan sih, meski tidak berdarah Belanda 100%, masih ada hubungan khusus dengan negara ini – salah satu alasan kenapa saya memilih Belanda sebagai tempat saya studi S2.

Bagaimanapun, hubungan antara RI dan Belanda pasca masa pendudukan yang ratusan tahun itu memang berangsur-angsur semakin membaik. Terbukti juga dari banyaknya warga Indonesia yang menjadi fans berat tim sepak bola Oranje ini 😀

History – always fascinating 🙂

Lelaki Harimau by Eka Kurniawan

14 Thursday Apr 2016

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ 4 Comments

Tags

fiction, indonesia asli, literature, magical realism, man booker prize, suspense/thriller

lelaki harimauJudul: Lelaki Harimau

Penulis: Eka Kurniawan

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (2016, cetakan keempat)

Halaman: 191p

Beli di: Gramedia Mal Taman Anggrek (IDR 50k)

Ini pertama kalinya saya membaca buku Eka Kurniawan, dan jujur saja, alasan saya membaca Lelaki Harimau adalah karena buku ini masuk ke Longlist Man Booker International Prize 2016, salah satu penghargaan paling bergengsi di dunia sastra.

Lelaki Harimau berkisah tentang peristiwa yang menggemparkan sebuah desa kecil tempat Margio tinggal. Margio adalah pemuda penangkap babi yang terkenal pendiam dan baik-baik saja. Karenanya, seisi desa terkejut saat Margio terperosok dalam suatu insiden pembunuhan berdarah- di mana ia menggigit korbannya sampai mati, seolah seekor harimau tengah merasukinya.

Dari peristiwa naas tersebut, Eka Kurniawan membawa kita kembali menelusuri kehidupan Margio, mulai dari pertemuan kedua orang tuanya, kakeknya yang misterius, kehidupan keluarganya yang penuh kekerasan, sampai kisah hubungan romantisnya dengan anak perempuan tetangganya. Sekilas, tak ada yang aneh dari kehidupan Margio, yang meski banyak diwarnai penderitaan, tapi sebenarnya jamak ditemui pada kehidupan masyarakat desa tersebut.

Namun, perlahan-lahan kita diajak mengetahui lebih dalam, apa yang memicu Margio hingga melakukan tindakan membunuh tersebut. Apakah benar ada harimau di dalam dirinya?

Buku ini mungkin tidak tepat bila disebut sebagai buku thriller atau misteri, karena toh memang sejak dari kalimat pembuka pun kita sudah tahu pelaku dan korban pembunuhannya. Tapi cara Eka Kurniawan membawa kita pelan-pelan menelusuri alasan di balik itulah yang membuat buku ini jadi begitu penuh suspense dan membuat penasaran.

Banyak juga pendapat yang mengatakan kalau Lelaki Harimau terlalu overrated, tapi kali ini saya tidak setuju dengan mereka. Saya begitu menikmati plot yang padat, karakter yang tidak tersia-sia, diksi yang dimainkan layaknya simfoni, dan tentu saja, kepiawaian Eka dalam meramu kronologis kisah sehingga pembaca merasa klimaksnya terbangun perlahan-lahan, sampai meledak singkat di halaman terakhir buku. A perfect bookgasm, if I may say 🙂

Saya juga suka dengan detail yang amat kaya, baik dari penokohan maupun setting tempat, sehingga meski Eka tidak menuturkan secara jelas tentang nama lokasi maupun setting waktu dalam cerita ini, saya tidak merasa kesulitan untuk membayangkannya dan ikut larut dalam kisah Margio.

Terima kasih Eka Kurniawan, yang sudah membuka kembali mata saya terhadap kekayaan literatur Indonesia 🙂

 

Wishful Wednesday [189]

06 Wednesday Apr 2016

Posted by astrid.lim in meme

≈ 14 Comments

Tags

indonesia asli, meme, wishful wednesday, wishlist

wishful wednesday

Hi all! Selamat hari Rabu 🙂

Banyak yang bilang kalau saya snob, hanya mau membaca buku-buku berbahasa Inggris saja XD *curcol* Padahal mah engga lho, hanya kebetulan saja topik yang menarik buat saya itu memang kebanyakan ada di buku berbahasa Inggris *ngeles*

Anywaaay… minggu lalu akhirnya saya mencoba untuk membaca buku Eka Kurniawan yang menyabet nominasi International Man Booker Prize, Lelaki Harimau, dan ternyata… suka! Saya jadi penasaran juga sama buku-buku Eka yang lain, terutama yang judulnya Cantik Itu Luka. Oya, buku-buku Eka juga banyak yang sudah diterjemahkan ke Bahasa Inggris lho! *teteup*

cantik itu lukaDi akhir masa kolonial, seorang perempuan dipaksa menjadi pelacur. Kehidupan itu terus dijalaninya hingga ia memiliki tiga anak gadis yang kesemuanya cantik. Ketika mengandung anaknya yang keempat, ia berharap anak itu akan lahir buruk rupa. Itulah yang terjadi, meskipun secara ironik ia memberikan nama Si Cantik.

Telah diterjemahkan ke bahasa Jepang dan Malaysia, dan segera terbit dalam bahasa Inggris (New Directions, New York)

Covernya agak serem ya sebenernya hahahaha…

Tapi moral of the story is don’t judge a book by its cover, and its language XD

Share WW mu juga yuk!

  • Silakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu =)
  • Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) atau segala hal yang berhubungan dengan kebutuhan bookish kalian, yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku/benda itu masuk dalam wishlist kalian ya!
  • Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post). Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian.
  • Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)

 

Wishful Wednesday [131]

29 Wednesday Oct 2014

Posted by astrid.lim in meme

≈ 10 Comments

Tags

indonesia asli, series, wishful wednesday, wishlist

wishful wednesdayHalooo… Ketemu lagi di hari Rabu, hari yang jadi penyemangat karena selain sudah mendekati weekend, juga bisa berandai-andai 🙂

Saya baru sadar saking banyaknya episode WW yang sudah terbit sebelum ini, saya sampai lupa mana saja wishlist yang sudah terkabul dan mana yang belum, dan mungkin saya pernah memasukkan dua kali buku yang sama?

Tapi biarlah. Yang penting wishlist bertambah terus, dan sukur-sukur kalau bisa terkabul semuanya 😀

Minggu ini, wishlist saya kembali ke ranah lokal (ada juga di shelf “Novemberian” yang khusus untuk tuker-tukeran kado sesama klub Novembernya BBI). Apa lagi kalau bukan novel terbaru Dee, Gelombang, yang menjadi lanjutan serial Supernova yang fenomenal di Indonesia.

gelombangSebuah upacara gondang mengubah segalanya bagi Alfa. Makhluk misterius yang disebut Si Jaga Portibi tiba-tiba muncul menghantuinya. Orang-orang sakti berebut menginginkan Alfa menjadi murid mereka. Dan, yang paling mengerikan dari itu semua adalah setiap tidurnya menjadi pertaruhan nyawa. Sesuatu menunggu Alfa di alam mimpi.

Perantauan Alfa jauh membawanya hingga ke Amerika Serikat. Ia berjuang sebagai imigran gelap yang ingin mengubah nasib dan status. Pada suatu malam, kehadiran seseorang memicu Alfa untuk menghadapi ketakutan terbesarnya. Alam mimpinya ternyata menyimpan rahasia besar yang tidak pernah ia bayangkan. Di Lembah Yarlung, Tibet, jawaban mulai terkuak.

Sementara itu, pencarian Gio di Rio Tambopata menemui jalan buntu. Pada saat yang tak terduga, pria yang pernah menemuinya di Vallegrande kembali muncul. Pria itu mengarahkan Gio ke pencarian baru. Petunjuknya adalah empat batu bersimbol, merepresentasikan empat orang, dan Gio ternyata adalah salah seorang dari mereka.

Meski banyak yang mengaku kecewa dengan buku ini, rasanya nggak afdol kalau tidak melanjutkan serial ini, yang saya baca pertama kali saat masih kuliah dulu 😀

Share WW mu juga yuk!

 

  • Silakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu =)
  • Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) atau segala hal yang berhubungan dengan kebutuhan bookish kalian, yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku/benda itu masuk dalam wishlist kalian ya!
  • Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post). Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian.
  • Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)

 

 

From the bookshelf

Categories

Looking for Something?

Enter your email address to follow Books to Share and receive notifications of new posts by email.

Join 1,037 other followers

Currently Reading

I’m a Proud Member! #BBI 1301004

Wishful Wednesday Meme

Fill your Wednesdays with wishful thinking =)

Popsugar Reading Challenge 2018

bookworms

  • aleetha
  • althesia
  • alvina
  • ana
  • annisa
  • bzee
  • dewi
  • dion
  • fanda
  • Ferina
  • helvry
  • inne
  • Kobo
  • maya
  • mei
  • melmarian
  • mia
  • ndari
  • nophie
  • oky
  • peri hutan
  • ren
  • Reygreena
  • sel sel kelabu
  • sinta
  • tanzil
  • tezar
  • yuska

shop til you drop

  • abe books
  • Amazon
  • better world books
  • book depository
  • BukaBuku
  • Buku Dedo
  • bukukita
  • vixxio

Top Posts & Pages

  • Lima Sekawan - The Series
    Lima Sekawan - The Series
  • The Picture of Dorian Gray by Oscar Wilde
    The Picture of Dorian Gray by Oscar Wilde
  • Circe by Madeline Miller
    Circe by Madeline Miller
  • Red, White & Royal Blue by Casey McQuiston
    Red, White & Royal Blue by Casey McQuiston
  • Matilda
    Matilda

Recent Comments

When the Stars Go Da… on The Paris Wife
Hapudin Bin Saheh on Insomniac City: New York, Oliv…
The Case of the Pecu… on The Case of the Left-Handed La…
astrid.lim on Lorong Waktu by Edward Pa…
nina on Lorong Waktu by Edward Pa…

Blog at WordPress.com.

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
  • Follow Following
    • perpuskecil.wordpress.com
    • Join 1,037 other followers
    • Already have a WordPress.com account? Log in now.
    • perpuskecil.wordpress.com
    • Customize
    • Follow Following
    • Sign up
    • Log in
    • Report this content
    • View site in Reader
    • Manage subscriptions
    • Collapse this bar
 

Loading Comments...