• About this blog
  • Clearance Sale!
  • Newbery Project
  • Popsugar Reading Challenge 2022
  • Previous Challenges
    • BBI Read and Review Challenge 2017
    • Challenges 2014
    • Challenges 2015
    • Lucky No.14 Reading Challenge
    • Lucky No.15 Reading Challenge
    • POPSUGAR Reading Challenge 2017
    • Popsugar Reading Challenge 2018
    • Popsugar Reading Challenge 2020
    • Popsugar Reading Challenge 2021
    • What’s in a Name 2018
    • Twenty-Ten Challenge
    • Challenges 2012
    • Challenges 2013
  • Round Ups
  • The Librarian

~ some books to share from my little library

Tag Archives: thriller

When the Stars Go Dark by Paula McLain

06 Thursday Jan 2022

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ Leave a comment

Tags

america, crime, e-book, english, fiction, historical fiction, mystery/thriller, popsugar RC 2022, thriller

Judul: When the Stars Go Dark

Penulis: Paula McLain

Penerbit: Ballantine Books (2021, Kindle edition)

Halaman: 384p

Beli di: Amazon.com (USD 2.99, bargain!)

Saya pertama mengetahui karya Paula McLain saat membaca The Paris Wife, dan langsung nge-fans berat. She’s a good storyteller, yang mampu menggabungkan antara plot yang intricate, karakter yang terasa amat hidup, dan prosa yang menawan namun tidak berlebihan.

Ketika tahu ia menerbitkan buku baru, saya langsung penasaran ingin membacanya, tapi saya tidak menyangka kalau McLain terjun ke genre baru: thriller.

Ia masih menyelipkan unsur historical di sini, karena setting kisah buku ini adalah di tahun 1993 (betul, dekade 90-an kini sudah termasuk historical, hahaha). Tokoh utamanya, Anna Hart, adalah seorang detektif kepolisian di San Francisco dengan masa lalu kelam, yang sedang “dipaksa” break dari pekerjaannya akibat tragedi keluarga yang menimpanya.

Anna yang bingung dan putus asa akhirnya berlabuh di Mendocino, kota kecil di California Utara tempatnya tumbuh besar bersama keluarga angkatnya. Anna tidak pernah kembali ke kotanya sejak ia kuliah, dan Mendocino banyak meninggalkan kenangan sedih untuknya.

Namun, napak tilas Anna yang ia harapkan akan membantunya pulih dari traumanya, malah berkembang ke arah tak terduga, ketika Will, teman lama yang kini menjabat sebagai sheriff Mendocino, meminta bantuannya memecahkan kasus hilangnya seorang anak perempuan bernama Cameron. Anna yang memang seorang spesialis kasus anak hilang dan penculikan, tergerak membantu karena ia merasa hilangnya Cameron berhubungan erat dengan masa lalunya sendiri, baik sebelum ia tinggal di Mendocino maupun saat ia tumbuh besar di sana, dan berhubungan juga dengan berbagai misteri yang menyertai hidupnya.

Kesan pertama saya saat membaca buku ini, this book is very well written. Meski mencoba genre baru, McLain tetap setia dengan gaya penulisannya yang exquisite, beautiful, atmospheric, dan karakter-karakter yang kuat. Setiap bagian ditulis dengan hati-hati, setiap detail memiliki makna, dan McLain bahkan mengambil sebuah kasus nyata, penculikan Polly Klaas, yang heboh di California tahun itu, dan memasukkannya ke dalam plot dengan effortless.

Saya juga suka dengan karakter Anna, yang merupakan penyegaran dari karakter detektif laki-laki dengan masa lalu kelam. Selain itu, karena akhir-akhir ini saya kebanyakan membaca genre cozy mystery yang didominasi oleh detektif amatir, membaca thriller dengan karakter detektif yang solid terasa melegakan, karena saya dihadapkan pada prosedur yang jelas, penyelidikan yang runut, dan kondisi yang realistis.

Meski saya berhasil menebak pelakunya sebelum buku berakhir, menurut saya penyelesaian buku ini tetap terasa memuaskan, karena menguak tidak saja misteri menghilangnya Cameron, tapi juga masa lalu Anna.

It’s well crafted and well written, dan menggali lebih dalam tentang isu penculikan anak, child traficking, serta perkembangan internet yang mengubah dunia kepolisian dalam menyelidiki kasus orang hilang.

Rating: 4/5

Recommended if you like: well crafted thriller, atmospheric setting, dark and brooding characters

Submitted for:

Category: a book with a reflected image on the cover or “MIRROR” in the title

Whisper Network by Chandler Baker

29 Monday Nov 2021

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ Leave a comment

Tags

career, e-book, english, fiction, reeses book club, thriller, women

Judul: Whisper Network

Penulis: Chandler Baker

Penerbit: Flatiron Books (2019, Kindle edition)

Halaman: 320p

Beli di: Amazon.com (USD 2.99, bargain!)

Saya selalu punya hubungan hit and miss dengan buku-buku pilihan Reese Witherspoon. Sebagian besar memang mengesankan, tapi ada beberapa yang menurut saya kurang nendang untuk dijadikan buku pilihan Reese’s Book Club.

Whisper Network adalah salah satu yang agak “miss” untuk saya. Temanya sendiri sebenarnya sangat menarik dan relevan, khususnya bagi perempuan modern di era #MeToo (makanya, mungkin itu salah satu sebab buku ini menjadi pilihan Reese).

Kisahnya adalah tentang beberapa wanita karier yang bekerja sebagai pengacara di perusahaan Truviv, Inc. Mereka sudah mengalami berbagai pasang surut di kantor tersebut, dan tahu betul karakter semua kolega mereka, khususnya bos mereka, Ames. Ketika CEO Truviv meninggal mendadak, rumor beredar bahwa Ames lah yang akan menggantikan posisinya. Sloane, Ardie, dan Grace, berdebat apakah mereka harus melakukan sesuatu, karena masing-masing dari mereka mengetahui atau bahkan mengalami sendiri sexual harrassment yang dilakukan oleh Ames. Selama ini, kantor hanya mengabaikan gosip bahkan komplain seputar sexual harrassment, dan biasanya menyelesaikan kasus demi kasus lewat jalur damai, tawaran promosi, dan kompensasi lainnya.

Namun, di era #MeToo movement, perempuan memiliki alternatif lebih banyak untuk menghadapi isu sexual harrassment di kantor, dan Sloane, dibantu oleh kedua temannya, merasa yakin mereka pada akhirnya bisa membuat perubahan yang berarti.

Namun, tentu saja keadaan tidak sesederhana yang dibayangkan. Birokrasi, politik kantor, dan berbagai faktor lainnya tetap mengganjal usaha mereka. Namun, suatu peristiwa yang di luar bayangan mereka mengubah segalanya.

Alur cerita Whisper Network sebenarnya cukup menarik untuk diikuti, dan penggambaran karakter maupun konflik yang ada terasa amat real, membuat saya bertanya-tanya apakah ini merupakan pengalaman pribadi Chandler Baker, yang sebelum menulis buku ini memang bekerja sebagai pengacara. Namun, sepertinya gaya pengacara Baker masih cukup berbekas di sini, karena beberapa penuturannya di beberapa bagian novel terasa agak kaku dan kurang luwes, bahkan cenderung membosankan. Baker juga kurang bisa membuat karakter-karakter utamanya menonjol, bahkan mereka agak sulit dibedakan satu sama lain, dan agak lama sampai saya bisa membedakan mereka dengan mudah, terutama karena PoV nya juga sering berganti di setiap bab.

Perjuangan Sloane dan teman-teman juga terasa kurang maksimal, kurang greget, sehingga saya tidak bisa 100% rooting for them, bahkan ada saat-saat saya merasa mereka mengambil keputusan-keputusan yang patut dipertanyakan.

Bagaimanapun, Whisper Network cukup bisa raising awareness tentang isu pelecehan seksual yang banyak terjadi di dunia kerja, yang kadang sifatnya sangat subtle dan kasual sehingga tidak pernah dianggap serius. Tapi memang, saya berharap lebih pada eksekusi buku ini, terutama setelah membaca premisnya sebelumnya.

Rating: 3/5

Recommended if you want to read about: #MeToo movement, career women, semi-psychologycal thriller with not too much action 😀

Eight Perfect Murders by Peter Swanson

18 Thursday Nov 2021

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ Leave a comment

Tags

bargain, book about books, ebook, english, fiction, murder mystery, mystery, thriller, twist ending, unreliable narrator

Judul: Eight Perfect Murders

Penulis: Peter Swanson

Penerbit: William Morrow (2020, Kindle edition)

Halaman: 271p

Beli di: Amazon.com (USD 2.99, bargain!)

Premis buku ini benar-benar menarik, terutama untuk para pencinta buku misteri dan thriller seperti saya. Malcolm Kershaw, pemilik toko buku Old Devils Bookstore di Boston, pernah membuat list buku misteri dengan plot pembunuhan terbaik, dan menamainya sebagai “Eight Perfect Murders”. Menurut Malcolm, bila pembunuhan dalam buku-buku itu dilakukan di dunia nyata, tidak ada yang bisa memecahkannya.

Namun, bertahun-tahun setelah ia memposting list tersebut di blog toko bukunya, Malcolm dikejutkan oleh kehadiran seorang agen FBI, yang sedang menyelidiki serangkaian pembunuhan yang menurutnya terinspirasi dari buku-buku yang masuk ke dalam list Malcolm.

Awalnya, Malcolm mengira ini hanya sekadar kebetulan. Namun rangkaian pembunuhan yang terjadi membuat Malcolm terpaksa mengakui kalau listnya sudah dipakai semena-mena oleh seorang pembunuh berantai. Pertanyaannya, apakah hal ini berhubungan dengan kehidupan personal Malcolm dan masa lalunya yang gelap?

Saya selalu menyukai book about books, alias buku yang bercerita atau mengambil tema tentang buku. Apalagi bila genrenya misteri atau thriller. Dan di atas kertas, Eight Perfect Murders tampak perfect untuk saya.

Mungkin karena ekspektasi saya kelewat tinggi juga, pada akhirnya saya malah merasa buku ini agak kurang maksimal. Premis yang seru tidak diimbangi dengan eksekusi yang mumpuni, sehingga ceritanya pun agak setengah-setengah. Terutama endingnya yang menurut saya agak terlalu far fetched. Beberapa pembunuhan yang terjadi di buku ini juga tidak terlalu sesuai dengan buku yang menjadi inspirasinya, sehingga saya malah sibuk berusaha mencocokkan pembunuhan di buku ini dengan buku yang menjadi referensinya XD

Concern saya yang lain adalah betapa banyaknya spoiler yang bertebaran di buku ini, terutama tentang 8 buku yang masuk ke dalam list Malcolm. Sebenarnya bisa dipahami sih, karena buku ini membahas secara mendalam metode, motif, dan segala detail pembunuhan dalam buku-buku fiksi tersebut untuk memecahkan pembunuhan yang menjadi inti kasus Eight Perfect Murders. Tapi, kalau memang belum membaca ke-8 buku tersebut dan masih niat untuk membacanya tanpa terganggu spoiler, sebaiknya tunda dulu membaca buku ini.

Kedelapan buku yang masuk ke dalam list Malcolm adalah:

  1. The A.B.C Murders by Agatha Christie
  2. Strangers on a Train by Patricia Highsmith
  3. Death Trap by Ira Levin
  4. Red House Mystery by A.A. Milne
  5. Malice Aforethought by Anthony Berkeley Cox
  6. Double Indemnity by James M. Cain
  7. The Drowner by John D. Macdonald
  8. The Secret History by Donna Tartt

Sekali lagi, tidak semua kasus dalam buku ini benar-benar setia pada referensi buku-buku di atas, tapi semua buku di atas memang dibahas dari segi plot dan pelaku pembunuhan, jadi siap-siap saja membaca banyak spoiler dalam buku ini.

However, saya tetap merasa buku ini memiliki banyak kelebihan. Tema dan settingnya menarik, terutama untuk para bookworm, dan ada beberapa adegan yang lumayan menegangkan. Still recommended if you are a thriller lover.

Rating: 3.5/5

Recommended if you like: book about books, unreliable narrator, bookstore setting, twisted ending

Then She was Gone by Lisa Jewell

06 Wednesday Oct 2021

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ Leave a comment

Tags

british, domestic thriller, english, psychological thriller, secondhand books, thriller, twist

Judul: Then She was Gone

Penulis: Lisa Jewell

Penerbit: Arrow Books (2017)

Halaman: 426p

Beli di: @therebutforthebooks (IDR 80k)

Sepuluh tahun lalu, Laurel kehilangan segalanya. Ellie, puteri bungsu yang amat ia sayangi, menghilang dari rumah ketika menuju perpustakaan. Polisi menyimpulkan kalau itu adalah kasus melarikan diri dari rumah, tapi Laurel yakin, Ellie tidak akan kabur, apalagi di tengah kehidupannya yang bahagia dan penuh rencana masa depan.

Tragedi menghilangnya Ellie membuat Laurel berubah menjadi pribadi yang obsesif, sehingga ia menelantarkan anak perempuannya yang lain, Hanna, dan bahkan pernikahannya pun berujung pada perceraian.

Namun, sepuluh tahun setelah kejadian tersebut, Laurel bertemu dengan Floyd, yang memikat hatinya dan membuatnya jatuh cinta kembali, bahkan berani berharap akan datangnya kebahagiaan. Namun, satu hal yang mengusik Laurel, anak perempuan Floyd amat sangat mirip dengan Ellie!

Buat saya, premis buku ini cukup menarik, tapi eksekusinya kurang menggigit. Not the strongest of Lisa Jewell’s, but I think I’m the minority here, karena rating buku ini termasuk tinggi di Goodreads.

Saya sebenarnya berharap lebih, ada satisfying twist, unexpected ending atau genius revealing di bagian akhir buku, tapi sepertinya, buku ini memang termasuk thriller straightforward yang lumayan predictable sejak bagian pertengahan cerita. Vilainnya sudah jelas terungkap, dan meski ada adegan dark yang lumayan bikin kaget (dan ngilu), crime nya sendiri termasuk gampang ditebak meski terkesan mustahil. Tadinya saya masih berharap tebakan saya salah, at least ada penjelasan yang lebih masuk akal di bagian akhir buku, tapi memang Lisa Jewell kelihatannya tidak berusaha terlalu keras untuk membuat buku ini masuk ke dalam kategori thriller cerdas XD

Yang agak mengganggu juga adalah karakter-karakternya yang memang kurang menarik. Saya tidak bisa relate dengan Laurel, sedangkan Poppy, anak yang mirip Ellie, juga cukup annoying dan menyebalkan.

Bagaimanapun, Lisa Jewell tetap merupakan penulis yang andal, yang bisa dengan mudah membuat saya tetap terpaku di buku yang bahkan tidak terlalu saya nikmati sepenuhnya. Buku ini termasuk page turner, dan tetap terjaga unsur thrillingnya hingga akhir.

Rating: 3/5

Recommended if you like: thriller that is a bit unplausible, dark and twisted mystery, British setting

The Broken Girls by Simone St. James

31 Tuesday Aug 2021

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ Leave a comment

Tags

america, bargain book!, campus life, ebook, english, fiction, gothic, horror, mystery, popsugar RC 2021, thriller, twist ending

Judul: The Broken Girls

Penulis: Simone St. James

Penerbit: Berkley (2018, Kindle Edition)

Halaman: 336p

Beli di: Amazon.com (USD 1.99, bargain!)

Vermont, 1950:

Idlewild Hall adalah bangunan tua yang dijadikan gedung sekolah berasrama bagi gadis-gadis dengan kondisi tertentu: mereka yang dibuang oleh keluarga, yang sulit beradaptasi dengan masyarakat, yang tidak bisa masuk ke kelompok manapun, bahkan yang memiliki catatan kriminal. Idlewild Hall diharapkan dapat mengubah nasib para gadis ini menjadi lebih baik. Namun, keempat teman sekamar yang memiliki masa lalu serba suram, tidak yakin tentang hal ini, dan bertekad akan keluar dari Idlewild secepat mungkin. Namun, tragedi menghampiri mereka saat salah seorang dari keempat sahabat itu tiba-tiba menghilang tanpa jejak.

Vermont, 2014:

Fiona, jurnalis freelance di media lokal, tidak bisa melupakan tragedi keluarganya, yaitu saat kakak perempuannya terbunuh di lapangan dekat Idlewild Hall yang saat itu sudah menjadi bangunan kosong terbengkalai. Fiona selalu merasa ada sesuatu yang sinister dengan bangunan Idlewild, apalagi saat ia mendengar bangunan tersebut dihantui sesosok perempuan misterius.

Ketika Idlewild Hall dibeli oleh janda seorang jutawan, Fiona merasa curiga, dan bertekad akan menyelidiki apakah ada hubungan antara pembeli Idlewild dengan pembunuhan kakaknya. Berkedok sebagai jurnalis lokal, Fiona menelusuri sejarah Idlewild Hall ke masa lalu, namun yang ia temukan ternyata jauh lebih menyedihkan dan menyeramkan dari yang ia kira.

Ini pertama kalinya saya membaca buku karya Simone St. James, and I was hooked! Broken Girls berhasil memadukan untuk sejarah, gothic, misteri pembunuhan, hingga aura supranatural ke dalam sebuah kisah yang apik dan menegangkan. Menurut saya, St. James sukses menjaga keseimbangan antara plot yang kuat, karakter yang menarik, dan ending yang terbilang memuaskan.

Saya sebenarnya lebih tertarik mengikuti kisah keempat sahabat Idlewild di masa lalu, tapi untungnya penyelidikan Fiona di masa gini tetap seru untuk diikuti, terutama karena St. James tidak kehilangan fokus dan tetap konsisten menjaga atmosfer kisah yang dipenuhi aura gothic dan kesan horor.

Sebenarnya saya bukan fans kisah misteri-supranatural, dan lebih suka penjelasan yang logis dan rasional. Tapi secara keseluruhan, plot tentang haunted building sangat pas dengan kisah Broken Girls, dan menurut saya masih bisa dimaklumi karena tidak terasa dipaksakan.

Ternyata, misteri-supranatural dengan nuansa gothic memang menjadi spesialisasi Simone St. James. Can’t wait to read more of her books!

Rating: 4/5

Recommended if you like: thriller, gothic mystery, supernatural touch, eerie atmosphere, haunted buildings, twisted ending

Submitted for:

Category: A book with something broken on the cover

The Last Time I Lied by Riley Sager

19 Thursday Aug 2021

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ 2 Comments

Tags

bargain book!, ebook, english, summer, thriller, twist ending, unreliable narrator

Judul: The Last Time I Lied

Penulis: Riley Sager

Penerbit: Dutton (2018, Kindle edition)

Halaman: 384p

Beli di: Amazon.com (USD 1.99, bargain!)

Emma Davis memiliki pengalaman buruk di Camp Nigthingale, saat ia dikirim untuk menghabiskan musim panasnya 15 tahun yang lalu. Hilangnya tiga anggota kabinnya menyebabkan trauma mendalam dalam diri Emma, yang ia tuangkan ke dalam lukisan, dan ironisnya, malah menjadikannya seniman yang sukses dan terkenal.

Karya Emma mempertemukannya kembali dengan Francesca Harris-White, pemilik sekaligus ikon Camp Nightingale yang ingin kembali membuka camp tersebut setelah ditutup akibat tragedi yang terjadi di sana 15 tahun lalu. Meski tidak ingin kembali ke sana, Emma juga merasa ia perlu melakukan napak tilas, dan diam-diam berharap bisa menemukan jejak teman-teman sekabinnya yang masih tidak diketahui keberadaannya, terutama Vivian, yang menjadi semacam sosok figur kakak perempuan idola bagi Emma.

Maka, Emma pun kembali ke Camp Nightingale, kali ini sebagai instruktur seni. Namun ketika tragedi yang sama terulang kembali, dan tiga orang anak yang dekat dengannya menghilang tanpa jejak, kecurigaan beralih pada dirinya. Dan Emma harus melakukan segala sesuatu untuk membuktikan dirinya tidak bersalah.

Riley Sager sudah resmi menjadi penulis auto-read saya sekarang ini, dan sepertinya apapun yang dia tulis bakal saya baca juga, dengan hasil yang rata-rata cukup memuaskan. The Last Time I Lied menjadi salah satu buku dengan unreliable narrator yang paling baik yang pernah saya baca. Vague tapi tidak membuat bingung, mencurigakan tapi memiliki penjelasan masuk akal, dan yang pasti tidak terasa memanipulasi pembaca. So, all things checked for a great thriller book!

Saya juga menyukai setting yang disuguhkan Sager di sini. Camp musim panas, karena memang bukan merupakan hal yang biasa di Indonesia, selalu membuat saya tertarik. Mengirimkan anak-anak selama satu atau dua bulan, bergabung dengan sekelompok anak lain, berbagi kabin, melakukan kegiatan outdoor maupun aktivitas seni dan sejenisnya, menurut saya adalah sesuatu yang luar biasa. Terbayang berpisah dengan anak-anak sekian lama, ditambah lagi kita harus benar-benar percaya dengan pihak penyelenggara. Dan tidak heran banyak kisah horror dan thriller era 80-90an mengambil setting di summer camp.

Setting yang hidup dan mudah dibayangkan menjadi kekuatan utama buku ini. Dan meski Emma tidak terlalu membuat saya bersemangat, tapi karakter-karakter lain, terutama anak-anak yang menghilang saat ia menjadi konselor, mampu menghidupkan buku ini dengan dialog-dialog yang real.

What a nice treat for a summer read! Can’t wait for the next Sager’s books!

Rating: 4/5

Recommended if you like: thriller, summer books, unreliable narrators, twisted endings, quirky characters

The Girls in the Garden by Lisa Jewell

22 Thursday Jul 2021

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ Leave a comment

Tags

british, crime, dysfunctional family, e-book, english, fiction, mystery, psychology, thriller, twist

Judul: The Girls in the Garden

Penulis: Lisa Jewell

Penerbit: Atria Books (2015, Kindle edition)

Halaman: 321p

Beli di: Amazon.com (USD 1.99, bargain!)

Saya pertama kali familiar dengan Lisa Jewell ketika ia masih menulis novel bergaya chicklit, dengan tema drama domestik berbumbu romance. Namun beberapa tahun terakhir ini, nama Jewell justru besar karena genre thriller/mystery, dan ia termasuk produktif menerbitkan buku hampir setiap tahun.

The Girls in the Garden adalah buku pertama Jewell yang saya baca setelah sekian tahun, terutama yang bergenre misteri. Kesan pertama saya adalah alangkah unik dan menariknya setting yang dipakai Jewell di buku ini. Lingkungan perumahan komunal, dengan rumah teras/apartemen bergaya Victoria, yang kini ditempati banyak keluarga muda yang mencari affordable housing, maupun pemilik lama yang tidak mau berpisah dari tempat tinggal keluarga yang sudah diwariskan turun temurun. Yang membedakan Virginia Terrace dari lingkungan perumahan sejenis adalah adanya taman komunal yang bisa diakses oleh penghuni.

Area taman ini memiliki playground, taman bunga, bahkan pojok cantik untuk duduk-duduk membaca buku. Saya sendiri senang dengan referensi peta yang digambarkan di bagian awal buku, sehingga memudahkan saya untuk membayangkan setting kisah ini.

Sayangnya, di taman yang terlihat tenteram dan damai inilah sebuah tragedi terjadi, seusai pesta midsummer yang diadakan oleh para penghuni. Grace, yang baru pindah ke Virginia Terrace, ditemukan tergeletak tak sadarkan diri dan setengah telanjang. Apa yang terjadi? Bukankah lingkungan mereka adalah lingkungan perumahan yang aman?

Pip, adik Grace yang berusia 11 tahun, merasa ada yang aneh dengan para penghuni Virginia Terrace. Adele dan Leo, beserta anak-anak mereka, yang terlihat seperti keluarga sempurna namun menyimpan rahasia masa lalu yang gelap, Dylan yang ditaksir Grace, beserta kakaknya yang memiliki kondisi mental terbelakang, serta Tyler, anak perempuan sok jago yang selalu merasa paling tahu tentang segalanya. Semuanya memiliki dinamika yang aneh, yang menurut Pip menguarkan aura sinis, mungkin karena ia dan keluarganya adalah pendatang baru yang tidak mengerti sejarah masa lalu para penghuni lama Virginia Terrace.

Dan meski kulminasi The Girls in the Garden adalah tentang misteri kejahatan yang menimpa Grace, serta siapa yang berada di balik insiden tersebut, namun saya merasa Jewell lebih fokus untuk menggali drama dan dinamika antara karakter para penghuni Virginia Terace. Masa lalu mereka, tragedi mirip yang pernah terjadi sebelumnya, tokoh-tokoh yang sudah meninggal, yang kembali lagi setelah sekian tahun, atau yang masih menetap di perumahan tersebut, semua memiliki kisah menarik yang cukup berhasil diramu oleh Jewell.

Tapi, menurut saya, Jewell jadi agak keteteran di bagian unsur misternya sendiri, karena crime yang terjadi rasanya tidak bisa dikategorikan ke dalam genre psychological suspense atau thriller yang selama ini digadang-gadang sebagai spesialisasi Jewell. Saya sendiri mengategorikan kisah ini lebih seperti kisah-kisah drama domestik ala Lianne Moriarty atau Jodi Picoult. Juicy, page turner, tapi tidak memiliki gigitan yang sama dengan crime stories pada umumnya.

Let’s see if I have another opinion with Jewell’s other books.

Rating: 3.5/5

Recommended if you like: mystery, juicy neighbor drama, domestic semi-thriller, tamped down crime story, unique setting, other side of London’s life

Final Girls by Riley Sager

05 Wednesday May 2021

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ Leave a comment

Tags

america, contemporary, mystery/thriller, popsugar RC 2021, psychology, thriller, twist ending, unreliable narrator

Judul: Final Girls

Penulis: Riley Sager

Penerbit: Dutton (paperback, 2018)

Halaman: 339p

Beli di: Books and Beyond (IDR 147,500)

Saya jatuh cinta berat dengan Riley Sager saat membaca Home Before Dark tahun lalu, dan langsung berniat membaca semua bukunya yang lain. Final Girls, meski tidak sefenomenal Home, tetap memiliki keseruannya sendiri.

Final girls merujuk pada sebutan untuk beberapa perempuan yang menjadi korban kejahatan pembunuhan massal, namun berhasil menjadi satu-satunya penyintas. Quincy adalah salah satu dari final girls yang berhasil selamat dari pembunuhan massal yang terjadi saat ia dan teman-temannya berlibur di sebuah kabin. Quincy memblok memorinya akan apa yang terjadi di malam naas itu, dan ia tergantung sepenuhnya dengan Xanax untuk bisa melanjutkan hidupnya.

Kini Quincy tinggal di New York, bersama pacarnya Jeff, dan mendedikasikan hidupnya untuk website bakingnya. Satu-satunya yang masih menghubungkannya dengan tragedi masa lalunya adalah Coop, polisi yang menyelamatkan hidupnya dan menjadi tempat curhat Quincy saat mengalami hari yang buruk.

Ketenangan hidup Quincy terusik saat salah satu Final Girls lain, Lisa, ditemukan meninggal dunia secara misterius, dan Sam, Final Girl yang selama ini menghilang, tiba-tiba muncul di depan apartemen Quincy. Quincy pun terpaksa mengingat kembali peristiwa mengerikan yang terjadi bertahun-tahun lalu, terutama karena ia sadar nyawanya pun terancam bahaya.

Final Girls adalah salah satu buku thriller pertama yang ditulis oleh Riley Sager, dan memang, tone serta gaya menulisnya belum se-mature buku-buku setelahnya, terutama Home Before Dark. Tapi Final Girls tetap seru untuk dinikmati dan memiliki elemen-elemen yang penting untuk buku thriller sejenis. Karakter yang misterius, narator yang unreliable, setting yang spooky, berbagai twist dan turn yang agak bisa sedikit tertebak tapi masih tetap mengejutkan. Sager sendiri mengaku sangat menyukai film dan kisah pembunuhan/slasher yang marak di tahun 90an seperti Scream dan I Know What You Did Last Summer, dan nuansa slasher tersebut terasa cukup jelas di buku ini.

Now I will just read whatever Sager writes, and fortunately, there are still quite many of them because he is such a productive writer 🙂

Rating: 3.5/5

Recommend if you like: suspense, unreliable narrator, 90s slasher movie vibes, twisted ending

Submitted for:

Category: A book you think your best friend would like

Guidebook to Murder by Lynn Cahoon

21 Monday Sep 2020

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ Leave a comment

Tags

cozy mystery, ebook, mystery, popsugar summer RC 2020, series, thriller

Judul: Guidebook to Murder (Tourist Trap Mysteries 1)

Penulis: Lynn Cahoon

Penerbit: eKensington (2014, Kindle version)

Halaman: 227p

Beli di Amazon.com ($1.99)

Kalau lagi kepingin bacaan ringan dan tidak terlalu banyak mikir, cozy mystery adalah salah satu genre yang pas. Hanya saja, saya memang lumayan pilih-pilih, karena kadang saking ringannya, banyak kisah bergenre ini ditulis dengan amat klise: karakter detektif amatir (biasanya perempuan) yang sok tahu tapi kurang cerdas, karakter cowok (biasanya polisi atau detektif betulan atau bahkan mantan penjahat) yang misterius dan pada akhirnya berperan sebagai pahlawan, serta plot yang tidak terlalu menarik dan mudah ditebak.

Saya memilih Guidebook to Murder karena setting kisahnya sesuai dengan salah satu prompt Summer reading challenge yang saya ikuti, ditambah lagi tokoh utamanya adalah pemilik toko buku dan cafe. Anything with bookish setting is usually good.

Namun ternyata kisah pertama dari serial A Tourist Trap Mystery ini agak-agak melenceng dari premisnya. Bukan saja tidak berhubungan dengan buku, bahkan karakter utamanya, Jill Gardner, tidak terlalu banyak menghabiskan waktunya di toko buku miliknya, karena ia disibukkan oleh warisan rumah tua dari temannya yang meninggal secara misterius.

Miss Emily, teman dekat Jill di kota kecil South Cove, California, meninggal mendadak – yang langsung dicurigai sebagai pembunuhan. Belum hilang rasa kaget Jill, ia sudah dikejutkan lagi dengan kenyataan kalau Miss Emily mewariskan rumah tua beserta tanah luas miliknya untuk Jill.

Yang membuat Jill cemas adalah ia memiliki deadline untuk merenovasi rumah tersebut sesuai peraturan dari pemerintah setempat, kalau tidak mau rumahnya disita. Ditambah lagi, ternyata banya pihak yang menginginkan rumah dan tanah tersebut dengan berbagai alasan misterius, mulai dari keluarga jauh Miss Emily, hingga developer real estate yang menyebalkan. Di tengah kekacauan hidupnya, Jill juga khawatir karena sahabatnya yang lain, Amy, menghilang tanpa jejak. Untung saja ada Detektif Greg King yang ganteng, yang siap membantunya memecahkan segala misteri ini.

Kalau melihat sinopsisnya, memang betul, Guidebook to Murder terlihat cukup klise XD Untung saja at least karakter-karakternya tidak terlalu annoying, dan pemecahan misterinya, meski agak bisa tertebak, tetap menyisakan cukup kejutan di bagian akhir.

Syaa sendiri cukup menikmati buku ini, meski tidak terlalu berminat melanjutkan serialnya. Ada beberapa series cozy mystery yang lebih menarik dan kuat dari segi plot dan penceritaan, dengan setting dunia perbukuan yang lebih menonjol, dan secara keseluruhan tidak terlalu mediocre. Mudah-mudahan nanti saya akan sempat mereviewnya juga.

Submitted for:

Category: A book that takes place in a beach town

All the Missing Girls by Megan Miranda

28 Tuesday Jul 2020

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ Leave a comment

Tags

america, english, fiction, mystery, popsugar summer RC 2020, secondhand books, summer, thriller, twist, unreliable narrator

Judul: All the Missing Girls

Penulis: Megan Miranda

Penerbit: Simon & Schuster (2016)

Halaman: 369p

Beli di: @therebutforthebooks

Nicolette Farrell meninggalkan kota kelahirannya, Cooley Ridge di North Carolina, setelah ia lulus SMA, dan Corinne, sahabat baiknya, menghilang tiba-tiba. Tragedi itu memaksanya untuk melupakan tentang kampung halamannya dan membuka lembaran baru, hingga 10 tahun kemudian ia menetap di Philadelphia, meniti karier sebagai konselor di sekolah, dan bertunangan dengan pengacara sukses yang ganteng, Everett.

Namun kondisi ayah Nic yang semakin memburuk, serta rencana keluarganya menjual rumah mereka, membuat Nic mau tidak mau harus kembali ke Cooley Ridge dan menghabiskan musim panas di sana. namun peristiwa menghilangnya Corinne 10 tahun lalu seolah terulang kembali, saat seorang gadis tetangga Nic yang bernama Annaleise, juga menghilang tanpa jejak.

Nic serasa deja vu, apalagi kebanyakan orang yang dicurigai terlibat dalam kasus menghilangnya Corinne masih tinggal di Cooley Ridge dan secara mencurigakan juga terhubung dengan Annaleise. Mulai dari ayah Nic yang di ambang dementia namun sepertinya menyimpan rahasia penting, Tyler, mantan pacar Nic yang sempat berkencan dengan Annaleise, serta Daniel, kakak Nic yang memiliki temperamen panas. Apakah salah satu dari mereka mengetahui apa yang terjadi pada Corinne, dan apakah hal tersebut berhubungan dengan menghilangnya Annaleise?

Yang menarik dari All the Missing Girls sebenarnya bukan kasusnya – yang terbilang cukup “biasa” untuk buku-buku thriller. Yang tidak biasa adalah alur cerita yang dibawa mundur, mulai dari 2 minggu setelah Annaleise menghilang, lalu perlahan-lahan mundur hingga saat terjadinya peristiwa tersebut. Dan apa yang kita ketahui di awal cerita ternyata bukan pijakan yang tepat karena semuanya memiliki makna yang berbeda setelah kita tiba di penghujung buku.

Usaha Megan Miranda patut diacungi jempol, karena memang kisah ini jadi lebih seru dan membuat penasaran dengan alurnya yang mundur tersebut. Hanya saja, memang di beberapa bagian ada yang terasa agak berantakan, a little bit of mess here and there, beberapa loopholes yang lupa ditutup, beberapa penjelasan yang kurang memuaskan. Juga ada beberapa fakta yang agak melenceng dari yang diungkapkan di awal buku. Tapi secara keseluruhan, masih terbilang oke.

Nic adalah unreliable narrator yang meski sering membuat bingung tapi masih bisa relate dengan pembaca. Setidaknya, kisah cinta segitiganya dengan Tyler dan Everett juga tidak diblow up out of proportion dan membuat buku ini terlalu kental nuansa romansnya (satu hal yang saya agak malas dari buku-buku thriller kontemporer!!).

Di sini semuanya masih balance – dan penuturan Megan Miranda cukup enak untuk diikuti. Saya jadi penasaran membaca beberapa bukunya yang lain, yang sepertinya mendapat review yang cukup bagus di mana-mana.

Submitted for:

Category: A summer-set thriller

← Older posts

From the bookshelf

Categories

Looking for Something?

Enter your email address to follow Books to Share and receive notifications of new posts by email.

Join 1,036 other followers

Currently Reading

I’m a Proud Member! #BBI 1301004

Wishful Wednesday Meme

Fill your Wednesdays with wishful thinking =)

Popsugar Reading Challenge 2018

bookworms

  • aleetha
  • althesia
  • alvina
  • ana
  • annisa
  • bzee
  • dewi
  • dion
  • fanda
  • Ferina
  • helvry
  • inne
  • Kobo
  • maya
  • mei
  • melmarian
  • mia
  • ndari
  • nophie
  • oky
  • peri hutan
  • ren
  • Reygreena
  • sel sel kelabu
  • sinta
  • tanzil
  • tezar
  • yuska

shop til you drop

  • abe books
  • Amazon
  • better world books
  • book depository
  • BukaBuku
  • Buku Dedo
  • bukukita
  • vixxio

Top Posts & Pages

  • Lima Sekawan - The Series
    Lima Sekawan - The Series
  • Lethal White by Robert Galbraith
    Lethal White by Robert Galbraith
  • Dongeng-Dongeng Grimm Bersaudara
    Dongeng-Dongeng Grimm Bersaudara
  • The House in the Cerulean Sea by T.J. Klune
    The House in the Cerulean Sea by T.J. Klune
  • Abarat 2: Days of Magic, Nights of War by Clive Barker
    Abarat 2: Days of Magic, Nights of War by Clive Barker

Recent Comments

When the Stars Go Da… on The Paris Wife
Hapudin Bin Saheh on Insomniac City: New York, Oliv…
The Case of the Pecu… on The Case of the Left-Handed La…
astrid.lim on Lorong Waktu by Edward Pa…
nina on Lorong Waktu by Edward Pa…

Blog at WordPress.com.

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
  • Follow Following
    • perpuskecil.wordpress.com
    • Join 1,036 other followers
    • Already have a WordPress.com account? Log in now.
    • perpuskecil.wordpress.com
    • Customize
    • Follow Following
    • Sign up
    • Log in
    • Report this content
    • View site in Reader
    • Manage subscriptions
    • Collapse this bar
 

Loading Comments...