• About this blog
  • Clearance Sale!
  • Newbery Project
  • Popsugar Reading Challenge 2022
  • Previous Challenges
    • BBI Read and Review Challenge 2017
    • Challenges 2014
    • Challenges 2015
    • Lucky No.14 Reading Challenge
    • Lucky No.15 Reading Challenge
    • POPSUGAR Reading Challenge 2017
    • Popsugar Reading Challenge 2018
    • Popsugar Reading Challenge 2020
    • Popsugar Reading Challenge 2021
    • What’s in a Name 2018
    • Twenty-Ten Challenge
    • Challenges 2012
    • Challenges 2013
  • Round Ups
  • The Librarian

~ some books to share from my little library

Tag Archives: law

A Time to Kill, or The Art of Rereading

13 Friday Jun 2014

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ 2 Comments

Tags

america, english, fiction, john grisham, law, mystery/thriller, race, rereading, review 2014

time to killTitle: A Time To Kill

Writer: John Grisham

Publisher: Dell Mass Market Reissue (2005)

Pages: 515p

Bought at: Kinokuniya Nge Ann City (bonus of Sycamore Row)

I decided to reread A Time To Kill because I want to refresh my memory when I read Sycamore Row, the sequel of that famous Grisham’s book. Moreover, when I bought Sycamore Row, A Time To Kill came as a bonus, so I guess it’s time to dig over it one more time.

I remember A Time To Kill as the strongest Grisham’s book, his best probably, with the legendary Jake Brigance, one of the most favorite characters in the popular fiction world. But…. As always with rereading, there are some surprises you found along the way, the different feeling than the one you remember you had before. Those moments you thought you loved so much turned out to be not that great after all, or that character who could make you fall in love when you read the book for the first time, was actually a moron 😀

So, I made a short list of the differences I felt or found out when rereading this book. And of course, there are still some points that I could use to justify why I loved this book so much – and still feel the same after so many years had passed.

Jake Brigance, the hero

I used to love him so much and I thought he was one of the most charming characters Grisham ever created. It’s still true, in a way, but I also feel that he has some flaws too. He’s a good lawyer but he’s an arrogant guy. He loves his family but he’s super overprotective that sometimes it felt annoying. He’s rude with his secretary, he’s selfish because he thought mainly about his reputation- and not about how this case could endanger other people’s lives, including his secretary’s. He wanted the case so bad because at first he wanted to be famous and become a spotlight of the media, not because he cared so much of his client.

He’s okay, but he’s not perfect.

And I kinda surprised when I realized it’s not easy to create a lovable character. I still like Jake Brigance, but I don’t love him like I used to. It’s like realizing your first love is actually only a crush.

The theme and plot

A Time To Kill still has strong and good theme and plot, but it’s not as relevant as when it’s first published. Carl Lee Hailey, a black man in Clanton, Mississippi, murdered the rapists who raped his young daughter. Jake Brigance decided to become Hailey’s lawyer and defended him. It’s a controversial case with lots of racial tension, but probably not as controversial as many true cases that we have these days. The Ku Klux Klan seemed a bit old fashioned, only a bunch of rednecks really, not as relevant as they’re used to be.

A Time To Kill is still a classic, the father of all courtroom drama fictions, but when I reread it, I can’t feel the excitement that I felt before- some of the scenes are too dragging, slow and not as intense as I remember. But still, there some memorable moments, which lead me to:

The courtroom drama

The courtroom drama is still intense, brilliant, full of suspense. John Grisham is the master of legal fiction and I would never doubt him. A Time To Kill is his best courtroom drama fiction till date. (I haven’t read Sycamore Row, though, so maybe this is not really valid). But the courtroom drama, along with some old memorable characters like Lucien and Harry Rex (both are crazy lawyers and Jake’s friends), are the reasons why I still can enjoy A Time to Kill. I hope I will enjoy Sycamore Row, too. We’ll see 🙂

How about you? Any interesting experience while rereading your favorite books?

 

The Rainmaker by John Grisham

08 Tuesday Apr 2014

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ 5 Comments

Tags

america, bahasa indonesia, drama, fiction, Gramedia, grisham, law, mystery club, mystery/thriller, readalong, review 2014, terjemahan

rainmakerJudul: The Rainmaker (Sang Pembawa Mukjizat)

Penulis: John Grisham

Penerjemah: Hidayat Saleh

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Cetakan ke-8 (2010)

Halaman: 744p

Beli di: @vixxio (IDR 15k, bargain price!)

Rudy Baylor adalah mahasiswa semester akhir fakultas hukum di Memphis, ketika ia diminta untuk memberikan nasihat hukum pada sekelompok orang lanjut usia sebagai bagian dari salah satu tugas kelasnya. Rudy bertemu dengan Dot dan Buddy Black, yang ingin menggugat perusahaan asuransi raksasa karena menolak klaim mereka untuk membiayai transplantasi sumsum anak mereka, Donny Ray, yang menderita leukemia akut.

Rudy akhirnya tergerak untuk membantu mereka, meski ia belum lagi lulus ujian pengacara. Ditambah lagi, hidup Rudy mendadak makin rumit saat ia terlibat hutang, ditelantarkan biro hukum yang tadinya sudah menerimanya sebagai staff, dan terpaksa berpartner dengan seorang pengacara gadungan yang mencurigakan. Akankah Rudy berhasil mendongkrak hidupnya melalui kasus keluarga Black?

The Rainmaker menandai kembalinya John Grisham pada ranah yang paling digemari pembacanya: drama pengadilan. Setelah A Time To Kill, baru di buku inilah Grisham kembali membawa kisahnya ke dalam kerumitan pengadilan kasus gugatan yang seru. Meski kali ini perkaranya merupakan kasus perdata (dan tidak sekontroversial kasus pidana),tapi Grisham masih berhasil memukau lewat gaya kritiknya yang khas terhadap sistem hukum dan peradilan di Amerika Serikat.

Dari awal, sudah bisa dilihat kalau The Rainmaker adalah kisah klasik tentang underdog. David vs Goliath. Siapapun akan mendukung Rudy Baylor, si pengacara hijau yang dipasang melawan perusahaan asuransi raksasa dengan antek-antek pengacara dari biro hukum besar yang menyebalkan.

Namun, Grisham memberikan jalan yang terlalu mudah buat Rudy, sehingga bisa ditebak bagaimana akhir dari kasus ini. Hakim yang memihak padanya, perusahaan asuransi yang tertangkap basah, rombongan pengacara yang disebut-sebut sebagai yang terhebat namun ternyata seringkali dikecoh oleh Rudy. Kelompok antagonis dalam buku ini pun tidak bisa dibilang terlalu menyebalkan- bukan pembunuh sadis atau gerombolan orang rasis- hanya orang-orang serakah yang bodoh. Jadi amunisi untuk membenci mereka pun agak berkurang.

Untungnya, meski agak predictable, penuturan John Grisham tetap menyenangkan untuk diikuti hingga akhir. Detail pengungkapan fakta, pemeriksaan silang, dan pernak-pernik pengadilan lainnya disampaikan dengan cukup believable dan tidak membosankan. Dan bukan Grisham namanya kalau tidak menyimpan twist di bagian ending, mengajak kita untuk merenungkan kembali makna hukum dan keadilan di dunia nyata, dan seberapa efektifnyakah sistem yang ada?

rainmaker2

The Rainmaker sudah diangkat ke layar lebar tahun 1997, dengan pemeran utama Matt Damon sebagai Rudy Baylor dan Danny DeVito sebagai Deck Shifflet, partner pengacara gadungan Rudy. Dalam film, sosok pengacara bengis LeoDrummond (diperankan oleh Jon Voight) digambarkan lebih kejam dan menyebalkan, mungkin untuk menambah rasa benci penonton pada tokoh antagonis. Film ini disutradarai oleh Francis Ford Coppola.

NOTE:

Due to some requests, John Grisham Readalong will be extended until April 30, 2014. Still have time to put your links! 🙂

Submitted for:

mystery-book-clubgrisham button

For category Favorite Author

For category Favorite Author

 

The Street Lawyer by John Grisham

03 Thursday Apr 2014

Posted by astrid.lim in adult, fiction, read along

≈ 4 Comments

Tags

america, bahasa indonesia, fiction, Gramedia, john grisham, law, mystery club, mystery/thriller, readalong, review 2014, terjemahan

street lawyerJudul: The Street Lawyer (Pengacara Jalanan)

Penulis: John Grisham

Penerjemah: Widya Kirana & Diniarty Pandia

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (cetakan kelima, 2010)

Halaman: 480p

Swap dengan Maya

Michael Brock tampak memiliki kehidupan ideal yang diimpikan semua pengacara berusia 32 tahun: karier yang menanjak di biro hukum raksasa di Washington, DC, istri yang sedang menempuh pendidikan kedokteran, mobil mewah dan apartemen nyaman. Tapi di balik itu semua, hidup Michael ternyata hampa. Hari-harinya dihabiskan untuk berjam-jam pekerjaan membosankan demi mengejar posisi partner, hubungan dengan istrinya memburuk, dan ia tidak tahu lagi apa tujuan hidupnya.

Hingga suatu hari, ia menjadi korban sebuah peristiwa penyanderaan di kantor oleh seorang tunawisma, dan hidupnya berubah. Michael seolah memiliki tujuan baru yang menurut orang-orang di sekelilingnya sinting: menjadi pengacara kaum jalanan, turun ke jalan, membela kepentingan orang lemah. Tekadnya ini makin bulat saat ia mendapati rahasia kelam biro tempatnya bekerja yang ternyata berhubungan erat dengan penyanderaan oleh si tunawisma. Apakah Michael bisa membongkar rahasia tersebut meski berarti hidupnya terpuruk dari singgasana karier cemerlang?

Awalnya buku ini cukup bertele-tele, bahkan adegan penyanderaan pun tidak bisa dibilang menegangkan. Tidak ada kejar-kejaran seru ala Pelican Brief, atau misteri dengan twist ending seperti Runaway Jury. Dan tidak ada adegan pengadilan mengesankan seperti di A Time to Kill. Tidak ada yang terlalu istimewa dalam kisah ini, kecuali kenyataan pahit tentang pilihan hidup seorang pengacara: uang atau hati nurani?

Tapi bukan John Grisham namanya kalau tidak bisa menyentuh hati pembacanya melalui kisah dengan isu kemanusiaan ini. Karakter utama sekaligus narator buku ini, Michael Brock, untungnya cukup mudah untuk disukai, meski perubahannya yang terlalu drastis dalam waktu singkat agak sulit untuk dipercaya. Karakter lain yang menonjol adalah Mordecai Green, pengacara jalanan yang memiliki peran besar dalam hidup baru Michael.

Buku ini lebih banyak bersentuhan dengan isu kemanusiaan dibandingkan hukum, dan meski temanya agak pretensius, bisa diakhiri dengan cukup memuaskan. Endingnya tidak ideal, tapi masuk akal. Bukan yang terbaik dari Grisham, namun salah satu yang paling thought provoking. Terutama untuk kaum pengacara 🙂

 

Submitted for:

grisham button

mystery-book-club

For category Favorite Author

For category Favorite Author

 

The Racketeer by John Grisham

11 Tuesday Mar 2014

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ 3 Comments

Tags

borrowed, dell, english, fiction, john grisham, law, mystery club, mystery/thriller, readalong, review 2014

racketeerJudul: The Racketeer

Penulis: John Grisham

Penerbit/Edisi: Dell Mass Market Export Edition (2013)

Halaman: 382p

Borrowed from: Abam

Rack-e-teer: one who obtains money illegally, as by fraud, extortion, etc.

Seorang hakim federal dibunuh di kabinnya yang terpencil di Virginia. Mayat Hakim Fawcett ditemukan bersama mayat sekretarisnya yang masih muda, dan sebuah brankas besar yang kosong melompong. FBI curiga ini berhubungan dengan pembalasan dendam, tapi apa yang sebenarnya disimpan oleh sang hakim di dalam lemari besinya?

Malcolm Bannister adalah seorang tahanan di Frostburg Federal Prison Camp, Maryland. Mantan pengacara ini ditahan untuk kejahatan yang sebenarnya tidak ia lakukan, dan segala cara akan dicobanya untuk keluar dari penjara sebelum masa penahanannya yang 10 tahun berakhir.

Malcolm mengaku mengetahui siapa pembunuh hakim Fawcett, dan melakukan penawaran dengan pihak FBI untuk menukar informasinya dengan kebebasan. Apakah masalahnya sesederhana itu, atau ada hal lain di baliknya?

Saya adalah penggemar berat John Grisham dan menyukai hampir semua karya-karyanya. Tapi terus terang, saya tidak bisa menyukai Racketeer. Bagi saya, buku ini adalah tipe buku yang sok pintar, yang berusaha menipu pembacanya namun alih-alih membuat saya terkagum-kagum, saya malah dongkol dan merasa dibodohi dengan tidak adil.

Dari awal saya sudah merasa kalau Malcolm Bannister adalah narator yang tidak meyakinkan. Saya ingin menyukainya, mendukungnya dan menganggapnya sebagai underdog yang menjadi korban ketidakadilan pemerintah. Tapi sampai akhir buku, saya tidak terkesan dengan Malcolm. Buat saya dia hanyalah seorang pathetic yang berusaha tampil pintar, tanpa secuil pun sifat menyenangkan yang bisa membuat saya bersimpati padanya.

Dan menurut saya, kekurangan utama buku ini adalah tidak adanya tokoh yang bisa didukung oleh pembaca. Grisham seolah hanya fokus untuk menciptakan twist ending yang luar biasa, plot yang penuh rahasia, dan kejutan yang berlapis-lapis, tanpa memperhatikan detail-detail berharga seperti karakter yang kuat atau memorable, satu hal yang selalu dia lakukan di buku-bukunya yang lain.

Grisham juga bermain-main dengan sudut pandang orang pertama dan ketiga, bergantian bahkan kadang tanpa ada jeda yang jelas. Hal ini bukan saja membingungkan, tapi juga tidak diperlukan- hanya sekadar membantu alur cerita saja supaya bisa lebih masuk akal dan mudah dimengerti.Sementara itu, faktor hukum yang biasanya menjadi daya tarik buku-buku Grisham, di sini malah disampaikan dengan terlalu bertele-tele, dan gaya bahasa yang kurang enak untuk diikuti.

Dan memang, ada kesan bahwa Grisham jadi terlihat malas berusaha saat menulis buku ini – satu hal yang ia sendiri akui melalui catatan di bagian belakang buku:

“Almost nothing in the previous 380-odd pages is based on reality. Research, hardly a priority, was rarely called upon. Accuracy was not deemed crucial. Long paragraphs of fiction were used to avoid looking up facts.”

Ha! Not my favorite Grisham for sure, and I long for his more classic ones.

Submitted for:

grisham button

Category: Favorite Authors

Category: Favorite Authors

 

The Pact

09 Monday Dec 2013

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ 8 Comments

Tags

america, borrowed, dramatic, english, family, fiction, law, tragedy

pactJudul: The Pact

Penulis: Jodi Picoult

Penerbit: Hodder and Stoughton (2005)

Halaman: 517p

Borrowed from: Ferina

Apa jadinya kalau dua keluarga sekaligus tetangga bersahabat karib sampai-sampai anak mereka pun otomatis menjadi sepasang kekasih yang tak terpisahkan sejak kecil? Dan apa jadinya bila tiba2 salah seorang anak ditemukan meninggal, sementara anak satunya lagi berada di tempat tersebut dan menjadi satu-satunya saksi yang mengetahui kejadian yang sebenarnya?

Jodi Picoult selalu jago dalam mencari tema-tema yang kontroversial, dilematis, menantang moral judgment pembacanya. Tak terkecuali dalam The Pact, yang mengisahkan tentang dua keluarga yang tinggal di kota kecil di New Hampshire. Keluarga Harte yang terdiri dari sang ayah yang juga dokter bedah, James Harte, ibu yang selalu bersemangat dan ekspresif, Augusta alias Gus, dan anak laki-laki mereka, bintang renang di sekolah, Chris; serta anak perempuan mereka Kate, bersahabat erat dengan tetangga mereka, keluarga Gold, yang terdiri dari Michael sang ayah yang juga dokter hewan, Melanie si ibu yang bekerja di perpustakaan, dan anak tunggal mereka yang berbakat melukis, Emily.

Kedua keluarga ini bersahabat sejak pertama kali bertemu dan sama-sama sedang mengandung anak pertama mereka. Tak heran, sejak lahir Chris dan Emily tumbuh besar bersama-sama, menjadi soulmate bagi satu sama lain, dan akhirnya berpacaran saat usia mereka menginjak remaja.

Namun sebuah kejadian menghancurkan kehidupan dan persahabatan kedua keluarga ini, saat suatu malam yang naas, Emily ditemukan tewas tertembak, dan Chris adalah satu-satunya orang yang berada di lokasi kejadian. Chris berkata bahwa ia dan Emily sudah membuat suatu perjanjian, atau pact, untuk melakukan bunuh diri ganda. Namun belum sempat Chris menyusul Emily, polisi sudah datang, sehingga ia tetap hidup.

Apakah benar ini yang terjadi, tak ada seorangpun yang tahu. Yang jelas, kedua keluarga tersebut mulai menjalani hari-hari penuh kesedihan saat menghadapi anak perempuan yang terbunuh, dan anak laki-laki yang dituduh membunuh. Ada rahasia apa di balik musibah tersebut?

Picoult selalu berhasil memikatku dengan penggambaran karakternya yang terasa real, juga adegan drama yang sangat emosional, di tengah jalinan plot yang ruwet dan seolah tak ada jawaban tepat. Namun ada dua hal yang tidak pernah kusukai dari buku-buku Picoult:

1. Adegan hukum dan pengadilan. Let’s face it, Picoult is no Grisham, and all the courtroom drama was kinda fake to me. Terlalu bertele-tele, prosedurnya dibuat-buat, drama dan twistnya terlalu over the top namun tidak meyakinkan.
2. Endingnya. Picoult sangat lihai membangun plot yang penuh ketegangan dan tensi, namun entah mengapa di beberapa bab terakhir, hal itu seolah dibuang begitu saja, dengan pemilihan ending yang antiklimaks dan terasa menggampangkan segalanya. Di bagian interview di akhir buku, Picoult mengaku bahwa ending yang ia pakai di The Pact sebenarnya bukan ending yang ia rencanakan dari awal, yang seharusnya lebih gelap namun masuk akal. Tapi Picoult mengubah ending tersebut karena khawatir dengan reaksi keras dari pembaca. Geez. What kind of excuse is that?

Tapi meski sudah merasa dikecewakan beberapa kali, entah kenapa aku masih belum kapok membaca Picoult. I just know that somewhere, there’s a Picoult book that could totally capture my heart. I just have to look harder for it 🙂

The Beach House

15 Saturday Dec 2012

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ 8 Comments

Tags

english, fiction, law, mystery/thriller, rent

beachHouseJudul: The Beach House

Penulis: James Patterson & Peter De Jonge

Penerbit: Warner Books, Inc (2003)

Pages: 372p

Rental di: ReadingWalk

Menilik daftar buku karya James Patterson yang ada di bagian depan novel ini, aku rasanya nggak percaya kalau belum ada satupun bukunya yang kubaca, dan The Beach House adalah pengalaman pertamaku mencicipi buku Patterson. Padahal jumlah karyanya termasuk banyak, termasuk serial Maximum Ride dan Women’s Murder Club yang sudah terkenal ke mana-mana.

Ternyata setelah membaca The Beach House, aku jadi menyesal juga kenapa nggak mencoba membaca buku-buku Patterson sejak dulu. Nuansa seru dan alurnya yang cepat sedikit mengingatkanku dengan buku-buku John Grisham, dan babnya yang pendek-pendek juga membuatku nggak ngantuk dan cepat menyelesaikan buku ini.

The Beach House berkisah tentang Jack Mullen, seorang mahasiswa sekolah hukum yang berusaha menyelidiki kematian misterius Peter, adiknya. Peter ditemukan meninggal di tepi pantai rumah peristirahatan keluarga Neubauer di Hamptons. Polisi setempat menyatakan kematian Peter karena kecelakaan tenggelam, tapi firasat Jack mengatakan kejadiannya lebih rumit dari itu, apalagi setelah ia mengetahui Peter meninggalkan uang cukup banyak di rekeningnya, padahal pekerjaannya hanyalah serabutan menjadi tukang parkir valet atau melayani pesta orang-orang kaya di Hamptons.

Ternyata, kegigihan Jack menyelidiki kematian Peter (yang dibantu kakeknya, Mack, serta temannya dari biro hukum, Pauline) membawa akibat-akibat kurang menyenangkan, termasuk teror dari orang-orang suruhan Neubauer termasuk para penegak hukum yang sudah menjadi kaki tangan orang-orang kaya di Hamptons. Selain unsur thriller dan misterinya, The Beach House juga menyelipkan plot hukum dengan mengedepankan pengadilan Amerika yang terkadang dibuat untuk menguntungkan orang-orang kaya dan berkuasa. Jack mewakili rakyat kebanyakan yang berada dalam posisi lemah dan berusaha mencari sendiri keadilannya.

Dengan cerdiknya Patterson (yang berkolaborasi dengan Peter De Jonge) membawa kita mengikuti naik-turunnya ketegangan yang terjadi di dalam buku, bersedih saat Jack berada di bawah tekanan para begundal, dan bersorak saat keadilan berhasil ditegakkan. Sedikit predictable dan tidak secanggih plot buku-buku Grisham dengan teori konspirasinya yang heboh, Beach House merupakan bacaan ringan-mengalir dan menghibur yang sesuai untuk siapapun yang menyukai buku-buku seru!

 

jamespatterson2James Patterson adalah penulis best-seller yang sudah menjual buku lebih banyak daripada penulis manapun dalam 3 tahun terakhir. Patterson adalah penulis pertama yang memiliki judul buku di peringkat nomor 1 dalam daftar best-seller The New York Times edisi buku dewasa dan anak-anak di waktu bersamaan. Patterson juga telah menelurkan 19 novel yang berturut-turut berada di daftar nomer 1 New York Times Bestseller, dan memegang rekor penulis dengan judul terbanyak yang berada di peringkat satu daftar tersebut (total 76 buku!). Patterson sering berkolaborasi dengan penulis lain karena dianggapnya memberi kesegaran baru di setiap karyanya. (Sumber dari sini)

 

 

 

The Associate

09 Thursday Aug 2012

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ 7 Comments

Tags

bookmooch, english, fiction, law, mystery/thriller

Title: The Associate

Writer: John Grisham

Publisher: Dell (2009)

Pages: 434 p

From Bookmooch

I admire John Grisham. Really, for me, he is one of the most productive authors, with so many best sellers out there. Almost all his books are in the best seller list. And he has so many ideas, stories that could be really different one from another.

The Associate is one of his recent works, published in the midst of his yearly publications. Some people said Grisham lost his charm in his latest books, so I didn’t anticipate that much when I started reading this book. Turned out, Grisham never lost his charm completely. True, The Associate is not as brilliant as his masterpiece, like The Client or A Time To Kill, but it is still appealing, thrilling, and exciting.

Kyle McAvoy, the protagonist of this novel, has a very bright future – unfortunately, this could be destroyed with his not-so-bright past time as a college student. Kyle is now almost graduating from Yale Law School, he is the Editor in Chief of Yale Law Journal, and a basketball coach for the kids in his neighborhood.

Everything seems just in place, until one night, a group of mysterious “thugs” (as Kyle called them), entered his life, bringing back a dark side from his past and threatening to crush his future, unless Kyle does something for them, something illegal. And definitely dangerous.

Facing a dilemma like that, a catch-22 for sure, Kyle is forced to do things that he never imagined to do. Joining a huge law firm only to become a spy for the thugs who threatened him. Trying to smuggle the confidential data outside his office, a very low act that he despised so much. How can he get out of this desperate situation and get his life back?

The Associate reminds me a little of Grisham’s earlier book, The Firm, but with less plot authenticity. The thrill, fast pace plot, complicated conspiracy and giant firms with interesting characters and juicy secrets. It’s all fun, but the ending!! Oh, how I hate the unfinished ending where we were left behind to think and guess without ever knowing the truth. So who are the thugs?? Why torturing your devoted readers, Mr. G?

Fun Fact:

I just realized that some of my favorite authors have the same initial: J.G! So what’s with these two letters? John Grisham, John Green and Jostein Gaarder, to mention a few. Another interesting fact: some of the most famous authors are using J as their first initial: J.K. Rowling, J.R.R Tolkien, J.D. Salinger…So…probably name does really matter. Remember that when you think of the names for your future children =D

 

 

From the bookshelf

Categories

Looking for Something?

Enter your email address to follow Books to Share and receive notifications of new posts by email.

Join 1,037 other followers

Currently Reading

I’m a Proud Member! #BBI 1301004

Wishful Wednesday Meme

Fill your Wednesdays with wishful thinking =)

Popsugar Reading Challenge 2018

bookworms

  • aleetha
  • althesia
  • alvina
  • ana
  • annisa
  • bzee
  • dewi
  • dion
  • fanda
  • Ferina
  • helvry
  • inne
  • Kobo
  • maya
  • mei
  • melmarian
  • mia
  • ndari
  • nophie
  • oky
  • peri hutan
  • ren
  • Reygreena
  • sel sel kelabu
  • sinta
  • tanzil
  • tezar
  • yuska

shop til you drop

  • abe books
  • Amazon
  • better world books
  • book depository
  • BukaBuku
  • Buku Dedo
  • bukukita
  • vixxio

Top Posts & Pages

  • Red, White & Royal Blue by Casey McQuiston
    Red, White & Royal Blue by Casey McQuiston
  • Lima Sekawan - The Series
    Lima Sekawan - The Series
  • Lorong Waktu by Edward Packard
    Lorong Waktu by Edward Packard
  • The Book Thief by Markus Zusak
    The Book Thief by Markus Zusak
  • The Picture of Dorian Gray by Oscar Wilde
    The Picture of Dorian Gray by Oscar Wilde

Recent Comments

When the Stars Go Da… on The Paris Wife
Hapudin Bin Saheh on Insomniac City: New York, Oliv…
The Case of the Pecu… on The Case of the Left-Handed La…
astrid.lim on Lorong Waktu by Edward Pa…
nina on Lorong Waktu by Edward Pa…

Create a free website or blog at WordPress.com.

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
  • Follow Following
    • perpuskecil.wordpress.com
    • Join 1,037 other followers
    • Already have a WordPress.com account? Log in now.
    • perpuskecil.wordpress.com
    • Customize
    • Follow Following
    • Sign up
    • Log in
    • Report this content
    • View site in Reader
    • Manage subscriptions
    • Collapse this bar
 

Loading Comments...