• About this blog
  • Clearance Sale!
  • Newbery Project
  • Popsugar Reading Challenge 2022
  • Previous Challenges
    • BBI Read and Review Challenge 2017
    • Challenges 2014
    • Challenges 2015
    • Lucky No.14 Reading Challenge
    • Lucky No.15 Reading Challenge
    • POPSUGAR Reading Challenge 2017
    • Popsugar Reading Challenge 2018
    • Popsugar Reading Challenge 2020
    • Popsugar Reading Challenge 2021
    • What’s in a Name 2018
    • Twenty-Ten Challenge
    • Challenges 2012
    • Challenges 2013
  • Round Ups
  • The Librarian

~ some books to share from my little library

Tag Archives: rent

Juliet

19 Tuesday Feb 2013

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ 4 Comments

Tags

bahasa indonesia, fiction, history, rent, romance, terjemahan

julietJudul: Juliet

Penulis: Anne Fortier

Penerbit: Qanita (2012)

Halaman: 705p

Rental di: ReadingWalk

Pernah membaca buku dengan premise menjanjikan dan review mengesankan, tapi kecewa dengan hasilnya? Yap, pengalaman itulah yang aku peroleh saat membaca Juliet.

 
Premis menjanjikan

Ternyata, kisah romantis sepanjang masa karya Shakespeare, Romeo & Juliet, benar-benar pernah terjadi tahun 1340 di Siena, Italia. Tragedi tersebut melibatkan cinta terlarang antara Giulietta Tolomei dan Romeo Marescotti, dengan bayang-bayang jahat keluarga Salimbeni.

Kini, di abad 21, Julie Jacobs yang baru kehilangan bibinya akhirnya mengetahui kalau ia adalah keturunan langsung dari Giulietta Tolomei. Berbekal surat-surat dari masa lalu serta kunci misterius peninggalan ibunya, Julie pun berangkat ke Siena, bertekad ingin mengetahui lebih banyak tentang keluarganya, serta memecahkan misteri kutukan yang melanda mereka selama berabad-abad. Namun ia tidak mempersiapkan dirinya untuk menghadapi komplotan penjahat yang mengincar harta masa lalu, ditambah titisan Romeo yang terus menghantuinya.

 
Kecewa

Terus terang, membaca buku setebal 700-an halaman ini adalah penderitaan buatku. Dialognya kaku, entah karena ingin bergaya sastra ala Shakespeare, atau karena penulisnya berasal dari Denmark, yang jelas banyak percakapan kurang penting yang terkesan dipaksakan. Adegan-adegannya juga tidak believable.

Salah satu contohnya: Julie selalu tidak akur dengan saudara kembarnya, Janice. Janice selalu culas dan ingin “lebih” dalam segala hal. Ia mendapat peran Juliet dalam drama di SMA mereka, sementara Julie hanya berperan sebagai pohon. COME ON. Mana ada sih drama SMA di Amerika yang menggunakan siswa sebagai pohon?? Memangnya mereka nggak punya backdrop panggung??

Complaint lainnya adalah tentang karakter dalam buku ini, yang tidak likable sama sekali, termasuk Julie si tokoh utama. Tidak jelas apa yang membuat Julie pantas menyandang gelar heroine di buku ini. Karakternya lemah, pathetic, dan berada di bawah bayang-bayang Janice tidak membuat pembaca bersimpati padanya, justru membuat kita merutuki kebodohannya. Adegan kejar-kejaran dengan sepatu hak tinggi yang diulang berkali-kali dengan hasil yang sama konyolnya, tidak membantu jalan cerita lebih menarik. Chemistry-nya dengan sang Romeo masa kini juga terasa tidak believable. Tidak jelas apa yang membuat mereka sangat perlu untuk menjadi sepasang kekasih, kecuali kenyataan bahwa mereka adalah keturunan Romeo dan Juliet di masa lalu. Yang mereka bicarakan juga itu-itu saja, konflik keluarga, kutukan turun temurun, dan saling tidak percaya satu sama lain. Benar-benar bukan dasar yang meyakinkan untuk membangun sebuah hubungan!

Plot yang ada juga terasa sangat dipaksakan, segala jenis kutukan yang dibesar-besarkan, misteri yang dibuat-buat dan ternyata penyelesaiannya sangat sederhana. Menjengkelkan dan tidak perlu.

 
Yang Menarik?

Untunglah buku ini sedikit terselamatkan dengan setting Siena yang begitu memukau. I gave credit to the writer for her well done research. Terutama penggambaran Siena yang begitu detail. Kisah Romeo dan Giulietta masa lalu juga cukup memikat, konfliknya jauh lebih terpercaya dibanding kisah Romeo-Juliet abad 21. Saranku,kalau sudah tidak tahan menghadapi kisah Julie yg bertele-tele, skip saja bagian tersebut dan bacalah kisah sejarahnya saja 🙂

 
Contrada Siena

Yang sangat menarik dari Siena adalah pembagian kota menjadi beberapa distrik yang diwakili oleh simbol binatang. Sejak jaman dahulu, setiap distrik akan bertanding dalam suatu perlombaan yang dikenal sebagai Palio. Dalam kisah Juliet, contrada yang banyak disebut adalah Burung Hantu (mewakili keluarga Tolomei) dan Elang (keluarga Marescotti).

Lambang Contrada di Siena. Pic from here.

Lambang Contrada di Siena. Pic from here.

Little House on The Prairie

05 Tuesday Feb 2013

Posted by astrid.lim in challenge, fiction, read along, young readers

≈ 11 Comments

Tags

challenge, children, classic, english, fiction, readalong, rent

little houseJudul: Little House on The Prairie

Penulis: Laura Ingalls Wilder

Penerbit: Harper Trophy Book (1971)

Pages: 335p

Rental di: ReadingWalk

Usia kelayakan baca: 8 y.o and up

Keluarga Ingalls memutuskan untuk pindah dari rumah mereka di Big Woods, Wisconsin, karena daerah tersebut sudah terlalu padat. Pa membangun sebuah kereta wagon sebagai rumah berjalan mereka selama menuju ke wilayah Indian di daerah barat. Maka berangkatlah Pa, Ma, Mary, Laura dan baby Carrie menuju petualangan tak terduga sambil mencari rumah baru mereka di kawasan yang masih liar.

Tiba di sebuah padang belantara luas di daerah Kansas bukan berarti mengakhiri petualangan mereka. Justru di rumah baru ini keluarga Ingalls mengalami berbagai kejadian seru, mulai dari dikunjungi serigala, bertemu dengan kaum Indian, dan berjuang mengatasi kebakaran padang. Untungnya di tengah lingkungan yang masih liar ini mereka menemukan tetangga dan teman-teman sejati yang siap saling menolong dalam segala situasi.

Serial Little House bukanlah bacaanku waktu kecil, aku lebih familiar dengan keluarga Ingalls lewat menonton serialnya di TV (satu dari sedikit film seri yang bisa dinikmati anak-anak tahun 80-an). Karenanya membaca buku ini merupakan pengalaman yang cukup mencerahkan bagiku, terutama saat aku sadar banyak juga issue serius yang dibahas dalam buku ini.

Replika rumah kecil di padang rumput, di Little House on the Prairie Museum di kansas, foto dari sini

Replika rumah kecil di padang rumput, di Little House on the Prairie Museum di kansas, foto dari sini

Kisah ini bersetting di Amerika Utara saat para pendatang mulai menyebar di benua ini, ketika pemerintahan baru terbentuk dan kaum Indian mulai tersingkir. Keluarga Ingalls adalah salah satu pendatang pertama yang ingin bermukim di wilayah Indian, sehingga perjumpaan mereka dengan kaum Indian tentu tak terhindarkan. Beberapa dari kaum Indian ada yang bermaksud jahat seperti mencuri barang-barang mereka, namun sebagian besar hanya ingin damai dan dapat hidup dengan tenang.

Namun prejudice yang timbul terhadap kaum ini (terutama dari Ma) cukup menggangguku di sepanjang buku. Tentu saja karena suku Indian masih hidup secara liar, ketakutan terhadap mereka tidak bisa disalahkan. Tapi aku lebih setuju dengan pandangan Pa, yang selalu menganggap Indian sama saja dengan mereka, hanya ingin hidup tenang meski dengan cara yang berbeda.

Laura adalah anak yang selalu berusaha mematuhi orangtuanya. Namun tidak seperti Mary yang merupakan Golden Girl dalam keluarga, Laura seringkali merasa ingin tahu dan mempertanyakan banyak hal termasuk soal pandangan terhadap orang Indian. Di sinilah untungnya pendapat Pa yang bijaksana bisa memenuhi rasa ingin tahu Laura. Dan memang, buku ini tak hanya melulu tentang kisah petualangan dan keluarga yang berusaha untuk bertahan hidup, tapi juga tentang sejarah Amerika, kaum yang terpinggirkan dan rasa kemanusiaan serta keberanian. Dan yang paling penting, bagaimana mengajarkan hal tersebut pada anak-anak kita.

prairie2

Little House on the Prairie adalah serial yang ditulis oleh Laura Ingalls Wilder berdasarkan kisah nyata perjalanan keluarganya saat pertama bermukim di Amerika akhir abad ke-19. Serial ini terdiri dari 8 buah buku, yang ditulis oleh Laura dan diedit oleh anak perempuannya, Rose Wilder Lane. Perjalanan keluarga ini dimulai dari Wisconsin, dan berakhir di South Dakota, saat Laura sudah dewasa dan bertemu dengan calon suaminya.

Postingan ini diikutsertakan dalam Fun Year Event with Children’s Literature yang di-host oleh Bacaan Bzee, sekaligus read along Laura Ingalls books yang di-host oleh Hobby Buku.

Come join the event!

Come join the event!

 

Read-A-Long Children

Up in The Air

29 Tuesday Jan 2013

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ 5 Comments

Tags

america, contemporary, dramatic, english, fiction, rent

up in the airTitle: Up In The Air

Writer: Walter Kim

Publisher: Anchor Books (2009)

Pages: 362p

Rent at: ReadingWalk

Ryan Bingham had a weird job as a career transition counselor (or for common ears: firing people). But one of the benefits of his unpleasant job was to travel across USA with his office’s expenses, so he could collect the miles from his frequent flyer program. Between his lonely traveling days, Ryan’s obsession was only one: to reach one million frequent flyer miles, and become the 10th person who could do that for Great West Airlines.

To make it more time pressing, Ryan had submitted a resignation letter to his boss (who was currently on vacation) and pushed himself to fulfill his dream before he quit the job and lost his chance. And on his last traveling days, Ryan met several people who could change his view of life: a girl with mysterious background and motives, client who was in the brink of failure, his little sister who wanted to runaway from her wedding, and some vague people in the background whom he thought were from a prestigious company that wanted to hire him.

Up In the Air was not really a hit, until it became a movie with multi award nominations, including for the Oscars. I haven’t watched the movie so I don’t know for sure what made it award worthy. The book itself, for me, was too dark, gloomy and in some parts, absurd. The only thing I love is Ryan Bingham himself, with his witty opinion about the “Airworld” , or the culture of traveling by plane (including the special atmosphere and luxury).

The exclusive lounges in airport, the pretty but tired flight attendants, the satisfaction of being upgraded, all those things that I’ve never really thought about before,  were becoming very vivid in Ryan Bingham’s story. The loneliness of his traveling days and the sad nature of his job gave this book some sort of tragic feeling. This book is actually not really my thing, but I guess George Clooney made it worthy for me to look for the movie. (tee hee!)

ps: I just read in a website that the story in the movie is actually quite different from the book. Anna Kendrick’s role for example, who got several award nominations, was not in the book. And the ending is slightly different too. Maybe that what makes the movie award worthy? Not to mention that the script was rewritten by the famous Jason Reitman (hint: Juno).

Do you know?

  • The current record for the largest number of frequent flyer miles in one account is just over 23 million miles
  • It is estimated that some 307,000 frequent flyers have earned at least 1 million miles in their programs. (including Ryan Bingham?)
  • American AAdvantage is the largest frequent flyer program in the world

This book is counted for What’s in a name 6 challenge, for category: Book with “Up or Down” in the title.

 

Harry Potter dan Batu Bertuah

28 Monday Jan 2013

Posted by astrid.lim in challenge, fiction, young readers

≈ 10 Comments

Tags

bahasa indonesia, children, fantasi, fiction, Gramedia, hotter potter, rent, series, terjemahan

harpot 1Judul: Harry Potter dan Batu Bertuah

Penulis: JK Rowling

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (2002)

Pages: 382 p

Rental di: ReadingWalk

Usia kelayakan baca: 10 tahun and up

Background

Harry Potter adalah kisah yang telah menjadi sebuah klasik modern. Pertama kali membacanya, aku tidak menduga buku yang kubeli di salah satu toko buku di Bandung ini bakal mencetak sejarah dan menjadi legenda. Sejak membaca pertama kali di awal tahun 2000 yang lalu, aku tidak menghitung sudah berapa kali aku mengunjungi Harry Potter setiap kali merasa kangen dengan kehidupan di Hogwarts. Harry menemaniku menjalani masa kuliah, lulus, hingga pertama kali bekerja dan bisa membeli buku dengan uang hasil keringat sendiri. Sampai sekarang punya anak pun rasanya Harry tetap menjadi salah satu yang paling setia – dan harapanku Yofel nantinya akan mencintai dunia Hogwarts sebesar rasa cintaku pada dunia rekaan JK Rowling ini.

hotter-potter-logo-1

Mengantri saat preorder, sampai menunggu-nunggu filmnya keluar. Dan excitementnya masih selalu sama. Tak terkecuali saat aku kembali mengunjungi Hogwarts untuk ikut dalam Hotter Potter Event. Thanks to Melisa yg menghosting event ini, aku jadi punya satu alasan lagi untuk bertemu Harry, Ron dan Hermione. Untuk buku pertama, aku memutuskan membaca versi bahasa Indonesianya, as a tribute to the beloved translator, Listiana Srisanti, who had passed away in 2010. Thank you Mbak, for bringing the best series ever into the perfect translation books.

Plot

Harry Potter tinggal di lemari bawah tangga rumah keluarga Dursley. Selama 11 tahun Harry hidup menderita dalam asuhan paman dan bibinya, dibully oleh sepupunya Dudley yang gendut menyebalkan, dan tidak pernah bertemu orang tuanya yang meninggal saat ia masih bayi. Hidupnya tak pernah menarik, hingga sepucuk surat (yang diikuti ratusan surat lainnya!) datang menghampiri dirinya, mengungkapkan fakta mengejutkan tentang dunia lain yang selama ini tak pernah Harry tahu: dunia sihir.

Tak hanya itu, Harry pun baru tahu kalau ia ternyata merupakan legenda di dunia tersebut sebagai anak yang bertahan hidup dari serangan Voldemort, atau Dia Yang Namanya Tak Boleh Disebut, penjahat yang paling ditakuti oleh para penyihir. Hari-hari Harry Potter berubah drastis saat ia masuk ke dunia sihir: bertemu dengan karakter-karakter unik dan memorable, seperti Hagrid yang bertubuh sebesar raksasa, Profesor Dumbledore, kepala sekolah Haogwarts yang super nyentrik (tapi brilian!), serta tentunya Ron dan Hermione yang akan menjadi sahabat sejatinya. Selain itu, Harry juga berkenalan dengan karakter menyebalkan seperti Snape, guru ramuan yang kelihatannya punya dendam pribadi dengan Harry, dan Draco Malfoy, yang akan menjadi musuh bebuyutannya selama bertahun-tahun.

Ujian Harry di dunia sihir dimulai saat ia beserta kedua sahabatnya harus menyelamatkan batu bertuah yang akan dicuri oleh seorang sosok jahat- sekaligus menghadapi kemungkinan bangkitnya kembali Voldemort.

My thoughts

Membaca ulang Harry Potter selalu menimbulkan sensasi baru yang menyenangkan. Tak terkecuali kali ini. Plot buku pertama memang tidak serumit dan seseru buku-buku selanjutnya, namun dalam buku ini JK Rowling mulai melukiskan kuasnya dengan gemilang di atas kanvas kosong buku fantasi yang sedang stagnan, memperkenalkan dunia baru yang tak terbayangkan sebelumnya, dengan penuh detail yang sangat believable, dan dilengkapi oleh karakter-karakter memorable (but very human!).

Siapa yang tidak ingin tinggal di asrama Gryffindor, mengucapkan kata sandi pada lukisan Nyonya Gemuk, lalu bersiap masuk ke pelajaran Mantra dan Guna-guna sambil berlatih mengucapkan “wingardium leviosa“? (Jangan lupa, dengan ucapan “gar” yg panjang dan enak). Atau berkunjung ke Diagon Alley dengan puluhan toko yang menarik untuk disinggahi. Rowling juga memperkenalkan quidditch, olah raga yang merupakan gabungan dari sepak bola, basket dan baseball – dan diberikan sentuhan sihir sapu terbang yang brilian. Bahkan saking penasarannya dengan Bertie Botts kacang segala rasa, aku sempat mencicipinya, oleh-oleh dari teman adikku yang pergi ke Harry Potter Exhibition di Singapore beberapa saat lalu (iri to the max!!!). Dan sumpah deh, rasa permennya (yang bentuknya menyerupai kacang alias jelly beans) benar-benar sesuai dengan namanya! Aku mencoba rasa rumput, rasa muntah dan rasa “dirt”. Menjijikkan, tapi seru!

what flavor would you like to taste?

what flavor would you like to taste?

Di buku pertama ini, dengan sabar Rowling mulai menguraikan karakter para tokoh utamanya, terutama sahabat-sahabat Harry yang akan menjadi partnernya hingga seri berakhir: Hermione yang genius tapi sombong dan sok tahu, Ron yang tulus tapi minderan. Nantinya di sepanjang seri, Rowling akan terus mengembangkan karakter mereka (dan tentunya Harry), menonjolkan yang baik dan berusaha menghilangkan yang lemah, meski kelemahan mereka masih suka muncul disana-sini untuk menguji persahabatan.

Rowling juga mulai mendrop beberapa hint yang akan jadi kunci penting bagi perkembangan cerita ke depannya. Beberapa misteri kecil mulai dikuak, menimbulkan misteri baru yang lebih besar. Buku Harry Potter pertama ini menjadi semacam panduan yang akan sangat berguna untuk dibuka kembali saat kita membaca buku selanjutnya nanti. Pujian juga kusampaikan untuk penerjemah yang telah berhasil menerjemahkan cerita Harry Potter pertama ini dengan sangat gemilang.

Trivia

Menulis serial fenomenal tentu tak melepaskan penulisnya dari beberapa kesalahan, apalagi begitu banyak fakta kecil yang harus dijaga konsistensinya. Beberapa kesalahan “kecil” yang ditemukan oleh para fans dalam buku ini misalnya (sumber dari sini):

  • Ular boa di kebun binatang mengedipkan matanya pada Harry ketika kabur – padahal ular nggak mungkin bisa berkedip, meski memang punya kelopak mata.
  • Rowling selalu menulis kalau tongkat sihir memilih pemiliknya – karena ada ikatan spesial antara penyihir dan tongkat. Tapi Malfoy yang ditemui hari di toko Madame Malkin berkata kalau ibunya sedang membelikan tongkat untuk dia, sedangkan di buku pertama ini, Ron menggunakan tongkat lungsuran Charlie. Apa memang ada perkecualian?
  • Nick si Kepala Nyaris Putus, hantu Gryffindor, memberi tahu Harry kalau ia sudah tidak makan hampir 400 tahun sejak ia meninggal. Tapi ternyata, Nick sudah meninggal nyaris 500 tahun. Kesalahan kecil ini akhirnya direvisi Rowling di edisi selanjutnya.

 

– Di Inggris, serial Harry Potter diterbitkan oleh Bloomsbury, sedangkan di Amerika diterbitkan oleh Scholastic. Khusus buku pertama, judul yang terbit di Inggris dan Amerika sedikit berbeda. Kalau Inggris menggunakan istilah “Philosopher’s Stone” untuk Batu Bertuah, maka Amerika menggunakan istilah “Sorcerer’s Stone”. Alasannya, katanya sih karena kata “Philosopher” itu digunakan sedikit berbeda di Inggris dan Amerika. Yang lucu, banyak juga kata-kata dalam buku yang diubah di edisi Amerika. Misalnya, sherbet lemon (UK) jadi lemon drop (US), holidaying (UK) jadi vacationing (US), atau jumper (UK) jadi sweater (US). Tapi apapun itu, yang pasti terjemahan bahasa Indonesianya tetap keren!

 

Edisi Perancis =D

Edisi Perancis =D

Selain judul, perbedaan antara edisi Inggris dan Amerika terletak

Bloomsbury Edition

Bloomsbury Edition

pada covernya. Edisi Scholastic lebih playful, dengan karakter kartun seperti karikatur dan warna yang cerah namun senada. Sedangkan edisi British, meskipun tetap menggunakan cartoon art dan warna-warni, lebih terasa karakter “orang” nya. Lucunya, kedua penerbit juga membuat edisi adult – perbedaannya hanya pada cover yang dibuat lebih gelap, tapi tidak ada perbedaan apapun dari segi isi. Edisi bahasa Indonesia selalu menggunakan cover Scholastic untuk edisi kids. Syukurlah, karena beberapa negara menerbitkan terjemahan dengan cover sendiri yang hmmmm…agak-agak terlalu jadul dan sedikit maksa =D

 

Posting ini juga diikutsertakan dalam event Fun Year Event with Children’s Literature yang di host oleh BZee. Sambil menyelam, minum air =D

Come join the event!

Come join the event!

The Beach House

15 Saturday Dec 2012

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ 8 Comments

Tags

english, fiction, law, mystery/thriller, rent

beachHouseJudul: The Beach House

Penulis: James Patterson & Peter De Jonge

Penerbit: Warner Books, Inc (2003)

Pages: 372p

Rental di: ReadingWalk

Menilik daftar buku karya James Patterson yang ada di bagian depan novel ini, aku rasanya nggak percaya kalau belum ada satupun bukunya yang kubaca, dan The Beach House adalah pengalaman pertamaku mencicipi buku Patterson. Padahal jumlah karyanya termasuk banyak, termasuk serial Maximum Ride dan Women’s Murder Club yang sudah terkenal ke mana-mana.

Ternyata setelah membaca The Beach House, aku jadi menyesal juga kenapa nggak mencoba membaca buku-buku Patterson sejak dulu. Nuansa seru dan alurnya yang cepat sedikit mengingatkanku dengan buku-buku John Grisham, dan babnya yang pendek-pendek juga membuatku nggak ngantuk dan cepat menyelesaikan buku ini.

The Beach House berkisah tentang Jack Mullen, seorang mahasiswa sekolah hukum yang berusaha menyelidiki kematian misterius Peter, adiknya. Peter ditemukan meninggal di tepi pantai rumah peristirahatan keluarga Neubauer di Hamptons. Polisi setempat menyatakan kematian Peter karena kecelakaan tenggelam, tapi firasat Jack mengatakan kejadiannya lebih rumit dari itu, apalagi setelah ia mengetahui Peter meninggalkan uang cukup banyak di rekeningnya, padahal pekerjaannya hanyalah serabutan menjadi tukang parkir valet atau melayani pesta orang-orang kaya di Hamptons.

Ternyata, kegigihan Jack menyelidiki kematian Peter (yang dibantu kakeknya, Mack, serta temannya dari biro hukum, Pauline) membawa akibat-akibat kurang menyenangkan, termasuk teror dari orang-orang suruhan Neubauer termasuk para penegak hukum yang sudah menjadi kaki tangan orang-orang kaya di Hamptons. Selain unsur thriller dan misterinya, The Beach House juga menyelipkan plot hukum dengan mengedepankan pengadilan Amerika yang terkadang dibuat untuk menguntungkan orang-orang kaya dan berkuasa. Jack mewakili rakyat kebanyakan yang berada dalam posisi lemah dan berusaha mencari sendiri keadilannya.

Dengan cerdiknya Patterson (yang berkolaborasi dengan Peter De Jonge) membawa kita mengikuti naik-turunnya ketegangan yang terjadi di dalam buku, bersedih saat Jack berada di bawah tekanan para begundal, dan bersorak saat keadilan berhasil ditegakkan. Sedikit predictable dan tidak secanggih plot buku-buku Grisham dengan teori konspirasinya yang heboh, Beach House merupakan bacaan ringan-mengalir dan menghibur yang sesuai untuk siapapun yang menyukai buku-buku seru!

 

jamespatterson2James Patterson adalah penulis best-seller yang sudah menjual buku lebih banyak daripada penulis manapun dalam 3 tahun terakhir. Patterson adalah penulis pertama yang memiliki judul buku di peringkat nomor 1 dalam daftar best-seller The New York Times edisi buku dewasa dan anak-anak di waktu bersamaan. Patterson juga telah menelurkan 19 novel yang berturut-turut berada di daftar nomer 1 New York Times Bestseller, dan memegang rekor penulis dengan judul terbanyak yang berada di peringkat satu daftar tersebut (total 76 buku!). Patterson sering berkolaborasi dengan penulis lain karena dianggapnya memberi kesegaran baru di setiap karyanya. (Sumber dari sini)

 

 

 

Before I Fall

10 Monday Dec 2012

Posted by astrid.lim in fiction, young readers

≈ 11 Comments

Tags

bullying, dramatic, english, fiction, rent, teens, tragedy

Before-I-FallTitle: Before I fall

Writer: Lauren Oliver

Publisher: Hodder & Stoughton (2010)

Pages: 344p

Rent: ReadingWalk

How does it feel to re-live your last day on Earth over and over again?

Terrible, at least that’s what Samantha Kingston felt when she woke up after she had a car accident the previous night, and realized that she was facing the exact same day! She knew what exactly would happen: Lindsay, her bestfriend will pick her up, they will be a bit late getting to the school, it’s the cupid day so she will receive nine flowers- including one from Rob her boyfriend, and one from Kent her admirer. She will also make fun of Juliet Sykes, the weirdo of their school, by sending her an anonymous flower. Then the party at Kent’s place, and the accident happens at the end of the party.

Sam knew all of that, but she hasn’t prepared of the things she would learn during her “Groundhog Days”. About her family, her bestfriends and all the secret they had, about life as a bully in high school and why popularity is not as important as it seemed, and most of all – about love, about falling in love and realized how little time you had before you said goodbye to your life.

This is a story about second chance, how you can change the life of others simply by changing yourself first. Life is a series of trial and error, and you will never know what’s the best decision sometimes until it is too late. Sam was lucky because she was given a chance to fix things, to say goodbye decently, to enjoy her life to the fullest because she knew that was her last day on Earth.

At first, this book was a little bit slow and easily made me bored. But after half of it, the story started to get exciting, especially when Sam found out about Lindsay’s secret and the story behind Juliet Sykes. Lauren Oliver masterfully put together the pieces of missing puzzle and made me nodding my head in full satisfaction =)

They say that just before you die, your whole life flashes before your eyes, but that’s not how it happens for me. I see only my greatest hits.

The Rise and Fall of a Yummy Mummy

16 Friday Nov 2012

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ 2 Comments

Tags

british, chicklit, english, fiction, parenting, rent, romance

Title: The Rise and Fall of a Yummy Mummy

Writer: Polly Williams

Publisher: Sphere (2006)

Pages: 371p

Rent at: ReadingWalk

Amy Crane just had a baby, and she’s now entering an unbelievably harsh motherhood world. Not only she has to cope with Evie, her baby girl, waking up in the middle of the night and dealing with the neverending breastfeeding, but Amy also has to face the hard reality: the losing of her freedom youth days. Goodbye to stylish high heels, size 10 dresses, late night clubbing, and crowded social life. Her only sociable time is to hang out with a mother-baby club- and talking about organic baby food, breastfeeding and diaper rash. Amy even has a fading relationship with Joe, her boyfriend and Evie’s dad, especially when she has quite a proof that Joe is cheating on her.

But one day, Alice comes and introduces Amy to a whole different mommyhood world, full of yummy mummies- mothers with sophisticated styles, posh playdates, handsome pilates trainer, and botox appointment! With Alice’s help, Amy starts to change her life- to a more complicated one.

I almost never gave 4 stars for chicklit books, but this one hits me right on spot! Everything Polly Williams wrote here is brutally honest, and I relate to them so well! How crazy the competition in parenthood world is (enrolling a kid for school even though she can hardly talk!), how hard it is to say goodbye to the good old life, and even how uninteresting sex life seems after you giving birth to a baby!

Sometimes we mothers just want the best for our kids, but to tell the truth, we also want the best for our lives as well. And Polly Williams captured this dilemma in a perfect way, through the lovable heroine, Amy Crane. Amy reminds me a bit of Sophie Kinsella’s heroines, but with less annoying attitude and more down to earth character. I laughed a lot reading this book, although sometimes I wasn’t so sure, did I laugh at myself? =)

I recommend this book for all (un)yummy mommies out there- whatever struggle you have now, you’re not alone!

PS: I really love the cover – combination of light blue and cute illustration is very good. Ow, and I changed my mind about British writer – at least their good on chicklit/momlit!

Interesting facts from Wikipedia:

Yummy mummy is a slang term used in the United Kingdom to describe young, attractive and wealthy mothers.

The term developed in the 2000s, and was often applied to celebrity mothers such as Liz Hurley or Victoria Beckham,who appeared to quickly regain their pre-pregnancy figures after giving birth, and would continue to lead carefree and affluent lifestyles. More generally, a “yummy mummy” is an often younger version of a milf, a term used either appreciatively or lustfully, usually by a man, to refer to a young mother with whom he would like to have a sexual encounter. The stereotypical yummy mummy was described by Nirpal Dhaliwal in The Times as having an existence “bankrolled by a husband working himself to death in the City, [dressing] in designer outfits… carries the latest must-have bag [and] whose hair and nails are perfectly groomed“. A yummy mummy would have several children and yet remain a “girl-about-town”, dressing fashionably and appearing well-groomed and carefree.

It was reported in 2008 that celebrity yummy mummys were contributing to levels of depression in young mothers, making new mothers feel “saggy, baggy and depressed” about their own bodies (!!!!)

Supernova Series by Dee

05 Monday Nov 2012

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ 19 Comments

Tags

bahasa indonesia, fantasi, fiction, rent, series

Note: Buku keempat dari seri Supernova-nya Dee yang fenomenal, Partikel, akhirnya terbit tahun ini setelah ditunggu-tunggu selama 8 tahun saja. Setelah membaca buku itu, aku memutuskan untuk membaca ulang ketiga buku sebelumnya. Berhubung buku-bukuku sudah entah di mana, akhirnya aku memutuskan untuk pinjam dari ReadingWalk. Edisinya memang campur aduk, ada yang masih terbitan lama dan ada yang sudah versi terbaru Bentang Pustaka. Anyway, semoga review singkat ini bisa menyegarkan ingatan tentang salah satu serial buku tanah air yang paling ditunggu-tunggu ini.

Judul: Ksatria,Puteri dan Bintang Jatuh

Penulis: Dee

Penerbit: Truedee Books (2001)

Halaman: 231p

Rental di : ReadingWalk

Dhimas dan Ruben adalah pasangan gay yang bertemu saat keduanya kuliah di Amerika Serikat. Merayakan 10 tahun anniversary, mereka bertekad menulis sebuah masterpiece yang merupakan kombinasi keahlian keduanya: Dhimas dengan sentimentalitas seorang pujangga dan pemerhati literatur, sedangkan ruben dengan logika dan penuturan sainsnya. Cerita mereka berkisah tentang cinta dan pengkhianatan, antara seorang laki-laki yang mereka juluki Ksatria, dengan seorang perempuan yang sudah bersuami dan mereka panggil Puteri. Untuk menyemarakkan suasana, mereka menghadirkan sosok Bintang Jatuh yang menjadi sentral cerita.

Suasana mulai terasa surreal bagi Dhimas dan Ruben saat mereka menyadari kalau cerita yang mereka buat ternyata lebih dari sebuah fiksi belaka- terutama karena tokoh-tokoh di dalamnya hidup di dunia nyata, termasuk Diva si Bintang Jatuh, dan peran mereka yang tadinya hanya sekadar “dalang”, kini berubah menjadi “wayang”.

 

Judul: Akar

Penulis: Dee

Penerbit: Bentang Pustaka (2012)

Halaman: 262p

Rental di : ReadingWalk

Kisah diawali dengan kabar tentang Diva yang menghilang saat ekspedisi ke Amazon. Kemudian, kita dibawa berkenalan dengan sosok Bodhi,seorang anak yatim yang diasuh di wihara oleh Guru Liong. Bodhi bercerita tentang petualangan hidupnya, mulai dari perjalanannya ke Thailand, terdampar di Bangkok dan bertemu seorang laki-laki bernama Kell yang merupakan frenemy yang akan mengubah jalan hidupnya.

Beragam orang dan petualangan menyerempet maut dialami Bodhi di pelosok Asia Tenggara, hingga akhirnya pulang kembali ke Indonesia dan bertemu Bong, pentolan komunitas punk yang menjadi keluarga barunya. Di akhir buku, Bodhi menemukan sepucuk surat misterius dari seseorang berinisial S, yang mengantarkannya ke realita hidup yang baru. Siapakah ia sebenarnya?

 

Judul: Petir

Penulis: Dee

Penerbit: Akoer (2004)

Halaman: 203p

Rental di : ReadingWalk

Di awal buku kita dibawa kembali menemui Dhimas dan Ruben. Bersiap merayakan 12 tahun kebersamaan mereka,pasangan ini dikejutkan dengan kabar Diva yang menghilang tanpa jejak di rimba Amazon. Sementara itu kisah berlanjut dengan perkenalan Elektra, seorang perempuan muda yatim piatu yang tinggal di kota Bandung. Elektra mewarisi rumah tua yang besar dari ayahnya yang dulu berprofesi sebagai tukang listrik.

Merasa hidupnya gagal dan muak direcoki terus oleh kakaknya Watti yang sudah menikah dengan seorang pemuda kaya raya, Elektra bertekad memperbaiki jalan hidupnya. Melalui lika-liku petualangan, Elektra dipertemukan dengan orang-orang yang akan menjadi guru dan keluarga barunya, termasuk memecahkan misteri mengapa ia memiliki kemampuan aneh seperti memanggil petir dan menyemburkan aliran listrik.

 

Judul: Partikel

Penulis: Dee

Penerbit: Bentang Pustaka (2012)

Halaman: 493p

Gift from: @nadiabadudu

Perkenalkan Zarah, anak perempuan yang tinggal di pinggiran kota Bogor dan dibesarkan oleh ayahnya yang tidak biasa. Firas,ayah Zarah,adalah seorang dosen dan ahli mikologi yang tidak percaya dengan sistem pendidikan konvensional. Kenyentrikan Firas juga dikenal karena hubungannya dengan tempat angker bernama Bukit Jambul, yanh kerap menjadi bahan perbincangan orang-orang di kampung mereka. s

Suatu hari, Firas menghilang tanpa jejak, meninggalkan Zarah dalam kebingungan yang membawanya pergi menjauhi Bogor. Bakat terpendam fotografi mengantar Zarah ke konservasi orang utan di Tanjung Puting, Kalimantan, dan membuatnya bertemu dengan orang-orang yang akan mengubah jalan hidupnya sekaligus membawanya semakin jauh melintasi dunia: London, Amerika Selatan hingga Afrika. Zarah belajar tentang cinta, persahabatan dan pengkhianatan, namun tekadnya menemukan sang ayah tak pernah pudar. Hingga sepucuk surat dari seseorang berinisial S membangunkan sesuatu dalam hatinya. Sementara itu, Elektra dan Bodhi akhirnya bertemu di Bandung.

 

My thoughts:

Supernova adalah kisah fantastis tentang metamorfosis. Bukan saja para tokoh di dalamnya yang selalu dikisahkan memiliki kisah perubahan hidup yang unik (Bodhi: anak yatim di wihara menjadi backpacker dan tattooist andal, Elektra: anak yatim tanpa potensi yang memiliki tempat nongkrong sukses bernama Elektra Pop, hingga Zarah, anak yatim yang merasa sangat kehilangan ayah, menjadi fotografer terkenal seantero dunia –> baru sadar kalau kesamaan para tokoh adalah status yatim nya); namun juga metamorfosis para pembaca yang sudah mengikuti buku ini sejak tahun 2001, dan tentu saja, metamorfosis Dewi Lestari alias Dee sebagai seorang penulis.

Ksatria, Puteri dan Bintang Jatuh (KPBJ) mengukuhkan nama Dee sebagai seorang penulis setelah sebelumnya lebih dikenal sebagai penyanyi. Di sini masih terlihat ambisinya dalam menebar footnotes di sepanjang buku, menggunakan istilah yang sulit dipahami, dan berusaha menuangkan isi kepalanya melalui kisah klise tentang cinta-pengkhianatan, yang dibalut oleh teori ilmiah seperti fisika kuantum dan lain-lain. Waktu membaca buku ini pertama kali jaman kuliah dulu, aku melihat buku ini lebih sebagai buku overrated yang penuh bahasa canggih dan tidak memiliki isi cerita yang jelas. Namun, membacanya kembali saat ini, setelah membaca buku-buku selanjutnya, membuatku sedikit lebih mengerti arah yang dituju Dee melalui buku pertama ini. Hanya saja, mungkin saat menulisnya, gambaran kisah selanjutnya masih di awang-awang, sehingga buku pertama pun berkesan lebih seperti tempelan yang kurang berarti.

Akar, buku kedua, kubaca ulang versi terbaru terbitan Bentang Pustaka. Namun, masih segar di ingatanku saat susahnya mencari buku ini sekitar 10 tahun yang lalu, akibat sempat dilarang beredar di toko-toko buku (kalau nggak salah ada kontroversi masalah cover deh). Akhirnya aku mendapatkan buku Akar dari salah satu distributor independen yang mangkal di kampus-kampus. Dalam Akar, Dee mulai menemukan gaya menulisnya yang pas. Tokoh Bodhi dan petualangannya adalah yang terbaik dari keseluruhan Supernova. Di buku ini Dee juga bisa men-share pengetahuannya tentang Budha, tattoo, kehidupan backpacker, dll, tanpa terlalu pretensius seperti di buku pertama.

Petir adalah buku terakhir yang digawangi oleh penerbit independen (setelah Truedee Books, bergeser ke Akoer), sebelum akhirnya berlabuh di Bentang Pustaka. Elektra merupakan tokoh favoritku dari seluruh seri Supernova, dan awalnya aku menganggap Petir lah karya terbaik Dee. Namun setelah membaca ulang Supernova, pendapatku sedikit bergeser, menempatkan Akar di tempat pertama dan Petir di urutan kedua. Sepertinya kesukaanku pada Elektra lebih karena selera dan pengalaman pribadi: menyusuri Bandung, membaca percakapan bahasa Sunda, dan membayangkan Elektra Pop sebagai salah satu distro dan tempat nongkrong masa kuliah dulu. Sisi personal Dee juga ditampilkan disini, mulai dari kata pengantar yang sangat personal saat ia baru melahirkan Keenan (setidaknya ini ada di edisi lama, aku nggak tahu apakah kata pengantar ini masih ada di edisi Bentang atau tidak), sampai lokasi Elektra Pop yang digambarkan mirip sekali dengan lokasi rumah Dee di Bandung.

Akhirnya, tiba juga di Partikel, karya terakhir Dee yang membangunkan Supernova dari tidur lelapnya. Delapan tahun para fans harus menanti kelanjutan serial ini, diselingi novel-novel dan karya lain Dee, bahkan kehidupan personalnya yang diekspos di TV – perceraian, pernikahan kedua, hingga kelahiran anak perempuannya. Transformasi Dee terasa benar dalam buku Partikel yang nuansanya lebih feminin, hingga di beberapa bagian, kisah cinta dan perselingkuhan nampak lebih menonjol dibandingkan benang merah yang menghubungkan sosok Partikel dengan Akar dan Petir. Kadang membaca novel Partikel terasa seperti membaca novel metropop biasa saja, apalagi adegan-adegan romantis di London =) Namun untunglah Dee belum melupakan rasa penasaran pembacanya. Di akhir buku, bahkan kita dijamu dengan pertemuan Petir dan Akar – membuat kita ingin mendorong-dorong Dee agar segera melepas episode berikutnya, Gelombang.

Apapun transformasi dan metamorfosis yang terjadi: penerbit independen menjadi penerbit besar, gaya menulis pretensius menjadi sesederhana chicklit, perempuan single yang kini memiliki dua orang anak – bahkan metamorfosis pembaca (re: aku), dari mahasiswi menjadi ibu-ibu – semuanya menjadikan Supernova serial yang tetap ditunggu-tunggu. Sedikit mulai terbayang apa yang ingin disampaikan Dee melalui karyanya ini, namun bagi yang suka berspekulasi, barangkali review Calvin di sini bisa memuaskan keingintahuan kamu (spoiler alert!).

 

 

Rufus M.

29 Monday Oct 2012

Posted by astrid.lim in fiction, young readers

≈ 6 Comments

Tags

children, english, fiction, newbery, rent, worldwar

Judul: Rufus M

Penulis: Eleanor Estes

Penerbit: Harcourt Young Classic Edition (2001)

Halaman:233p

Rental di: ReadingWalk

Rufus Moffat, atau Rufus M, adalah anak bungsu keluarga Moffat yang super jahil, cerdas, banyak akal sampai kadang menjurus bandel. Meski sebenarnya Rufus sering bermaksud baik, kadang cara yang digunakannya membuat kita geleng-geleng kepala. Ada cerita tentang niat Rufus ingin memberikan lap kecil hasil rajutannya untuk tentara yang akan berperang, atau kisah Rufus menanam kacang panjang dan saking nggak sabarannya, kacang itu ia keluarkan dari tanah dan diamati setiap hari.

Namun Rufus anak yang panjang akal dan tidak mudah putus asa, terbukti saat ia dan kakak perempuannya, Jane, memulai bisnis jualan popcorn untuk mengumpulkan uang bagi tentara yang sedang berperang, dan saking hitsnya bisnis mereka, anak-anak seisi kota akhirnya semua menjual popcorn.

Eleanor Estes menyajikan kisah-kisah sederhana yang hangat dan dekat dengan keseharian. Setting cerita di kota kecil daerah Connecticut (yang merupakan cerminan kota kecil tempatnya tumbuh besar dulu) saat sedang berlangsung Perang Dunia I juga sangat mengena, bagaimana penduduk kota (termasuk keluarga Rufus) berusaha menjalani hari-hari mereka di tengah ketidakpastian, menantikan akhir perang sambil bertahan dengan margarin (bukan mentega) jatah mingguan serta batubara kualitas rendah.

Tapi yang tetap jadi pertanyaan adalah ke mana ayah Rufus ya? Tidak disinggung sepanjang buku, apakah ikut perang atau sudah meninggal? Yang pasti, ibu Rufus digambarkan sebagai single mom yang kuat dan sangat bijaksana menghadapi keajaiban anak-anaknya.

Rufus M. memperoleh Newbery Honor award di tahun 1944, dan merupakan buku ketiga dari seri keluarga Moffat (mungkin ayah Rufus disinggung di buku-buku sebelumnya?). Eleanor Estes juga menulis novel Ginger Pye yang memenangkan Newbery Award tahun 1951 (dan masih berada dalam timbunanku!)

 

 

The Photograph

18 Thursday Oct 2012

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ 4 Comments

Tags

british, dramatic, english, fiction, rent, romance

Judul: The Photograph

Penulis: Penelope Lively

Penerbit: Penguin Books (2004)

Halaman:236p

Rental di: ReadingWalk

Saat sedang mencari berkas di lemari, Glyn tidak sengaja menemukan foto Kath, istrinya yang sudah meninggal, di tengah tumpukan kertas-kertas usang. Yang mengejutkan, foto itu menunjukkan Kath sedang bergandengan tangan dengan seorang lelaki. Tertohok dengan kenyataan bahwa Kath pernah berselingkuh, membuat Glyn terobsesi mencari tahu masa lalu Kath.

Penelusuran membawanya kepada orang-orang yang tidak pernah ia kenal sebelumnya, teman-teman Kath di masa lalu, bahkan melibatkan orang-orang yang pernah dekat dengan keluarga mereka. Elaine, kakak Kath yang berebda 180 derajat dari adiknya, Nick, suami Elaine yang terlibat dalam affair Kath, juga Oliver, sahabat lama keluarga yang dicurigai tahu lebih banyak dari yang dia akui.

Namun yang tidak diduga Glyn, penyelidikannya ini membawa dampak lain bagi orang-orang tersebut, mempengaruhi hidup mereka dan membuat mereka mengenang kembali sosok Kath, yang meski sudah tiada, namun kehadirannya selalu tampak nyata.

Premis buku ini menarik, tapi entahlah ada masalah apa antara aku dan buku-buku British (Ingat buku yang ini atau yang itu?), yang jelas The Photograph pun cukup membuatku kurang sabar karena kelambatannya. Setiap tokoh mengingat Kath terus-menerus, dengan kesan yang hampir sama dan kalimat yang berulang, namun hingga akhir buku kita tidak diberi penjelasan pasti apa yang menyebabkan Kath melakukan hal-hal yang ia lakukan.

Lamban, datar dan suram, adalah ciri khas penulis Inggris yang untuk kesekian kalinya tidak bisa membuatku enjoy menikmati buku-buku mereka. Mungkin ada yang bisa share kiat-kiat menikmati British lit? =)

← Older posts

From the bookshelf

Categories

Looking for Something?

Enter your email address to follow Books to Share and receive notifications of new posts by email.

Join 1,036 other followers

Currently Reading

I’m a Proud Member! #BBI 1301004

Wishful Wednesday Meme

Fill your Wednesdays with wishful thinking =)

Popsugar Reading Challenge 2018

bookworms

  • aleetha
  • althesia
  • alvina
  • ana
  • annisa
  • bzee
  • dewi
  • dion
  • fanda
  • Ferina
  • helvry
  • inne
  • Kobo
  • maya
  • mei
  • melmarian
  • mia
  • ndari
  • nophie
  • oky
  • peri hutan
  • ren
  • Reygreena
  • sel sel kelabu
  • sinta
  • tanzil
  • tezar
  • yuska

shop til you drop

  • abe books
  • Amazon
  • better world books
  • book depository
  • BukaBuku
  • Buku Dedo
  • bukukita
  • vixxio

Top Posts & Pages

  • Red, White & Royal Blue by Casey McQuiston
    Red, White & Royal Blue by Casey McQuiston
  • Circe by Madeline Miller
    Circe by Madeline Miller
  • The Secret History
    The Secret History
  • Heartless by Marissa Meyer
    Heartless by Marissa Meyer
  • Lima Sekawan - The Series
    Lima Sekawan - The Series

Recent Comments

When the Stars Go Da… on The Paris Wife
Hapudin Bin Saheh on Insomniac City: New York, Oliv…
The Case of the Pecu… on The Case of the Left-Handed La…
astrid.lim on Lorong Waktu by Edward Pa…
nina on Lorong Waktu by Edward Pa…

Blog at WordPress.com.

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
  • Follow Following
    • perpuskecil.wordpress.com
    • Join 1,036 other followers
    • Already have a WordPress.com account? Log in now.
    • perpuskecil.wordpress.com
    • Customize
    • Follow Following
    • Sign up
    • Log in
    • Report this content
    • View site in Reader
    • Manage subscriptions
    • Collapse this bar
 

Loading Comments...