Tags
asia, bahasa indonesia, bbi review reading 2017, chicklit, culture, dramatic, Gramedia, series, terjemahan
Judul: China Rich Girlfriend (Kekasih Kaya Raya)
Penulis: Kevin Kwan
Penerjemah: Cindy Kristanto
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (2017)
Halaman: 456p
Beli di: Bukukita.com (IDR 83,300)
Melanjutkan buku pertamanya, Crazy Rich Asians, Kevin Kwan langsung tancap gas di sekuel berjudul China Rich Girlfriend ini.
Rachel Chu dan Nick Young, pasangan yang menghadapi kegilaan keluarga kaya raya Singapura di buku sebelumnya, kini sedang mempersiapkan pernikahan mereka meski ditentang oleh keluarga Nick yang masih menentang hubungan mereka akibat status sosial Rachel yang dianggap tidak sederajat.
Namun jangan sangka setelah pernikahan mereka, drama akan mereda begitu saja. Rachel tiba-tiba mendapatkan informasi tentang identitas ayah kandungnya yang misterius, yang -surprise,surprise- ternyata adalah salah satu orang terkaya di China.
Maka Rachel (dan Nick) terseret ke dalam kehidupan gemerlap para orang kaya China, yang amat berbeda dengan keluarga Nick yang merupakan orang kaya lama bahkan bisa dibilang keluarga aristokrat yang amat menjaga privasi mereka. Orang-orang kaya di Shanghai sebaliknya, adalah orang-orang kaya baru yang hidup jor-joran, gemar akan publisitas dan tak segan menghamburkan uang untuk barang bermerek atau liburan mewah, yang kadang meski mahal tapi sebenarnya tidak berkelas.
Rachel berusaha untuk mengenal ayahnya lebih jauh namun ternyata banyak intrik keluarga maupun politik yang harus ia hadapi, terutama dari istri ayahnya yang merasa terancam dengan kehadiran Rachel.
Munculnya tokoh-tokoh baru, terutama Colette Bing, si sosialita Shanghai yang follower sosial medianya mencapai jutaan, menambah keseruan buku ini.
Sementara itu, Kwan tidak melupakan tokoh-tokoh yang ia perkenalkan pada kita di buku pertama. Ada sosok Astrid Leong, sepupu Nick yang di buku sebelumnya diceritakan bermasalah dengan suaminya yang selalu merasa minder karena tidak berasal dari keluarga kaya. Namun suatu keberuntungan mengubah nasib Michael dan kini ia merupakan salah satu pengusaha sukses di Singapura. Tapi itu bukan berarti masalah Astrid akan berakhir..
Buku kedua ini masih tetap seru, juicy dan penuh intrik yang membuat penasaran seperti di buku pertama. Kwan masih tetap piawai meramu plot yang luar biasa serta karakter-karakter heboh yang menghasilkan kisah penuh kejutan yang memorable.
Namun menurut pendapat saya, kualitasnya juga jadi agak seperti sinetron yang over dramatis. Terlalu banyak kebetulan dan kejadian fantastis yang dipaksakan hanya supaya muncul twist dan kejutan yang tak diduga. Yang sebetulnya sih tidak apa-apa mengingat genre buku ini memang masuk ke area chicklit yang ringan dan dinamis- tapi kadang saya merasa beberapa subplotnya terlalu berlebihan.
Syukurlah Kwan bisa mempertahankan karakter-karakter utamanya sehingga tidak terlalu keluar dari jalur dan masih dapat disukai dengan cukup mudah. Bagaimanapun, Kwan tetap berhasil membuat saya penasaran untuk melanjutkan drama orang-orang kaya Asia ini ke buku selanjutnya!
Whats next?
Buku terakhir dari trilogi ini sudah diluncurkan bulan Mei lalu, namun versi terjemahan terbitan Gramedia belum keluar. Saya sendiri karena sudah telanjur membaca serial ini dalam versi terjemahan, menahan diri untuk tidak membeli buku ke-3 dan memilih menunggu terjemahannya saja. Menurut saya, versi terjemahan Bahasa Indonesianya dieksekusi dengan cukup baik, dan berhasil tetap mempertahankan gaya bahasa Singlish dan istilah-istilah dialek China yang khas.
Submitted for:

Kategori : Asian Literature