Tags

, , , , , , , ,

Judul: The Nickel Boys

Penulis: Colson Whitehead

Penerbit: Anchor Books (2020)

Halaman: 213p

Beli di: @PostSanta (IDR 250k)

The Underground Railroad adalah salah satu buku yang paling berkesan buat saya, dan selalu saya rekomendasikan kalau ada yang bertanya tentang buku yang “menggugah emosi” atau “mengubah hidup”.

Sejak membaca Underground Railroad juga Colson Whitehead menjadi semacam nama wajib bagi saya bila ingin membaca buku-buku Black historical fiction. Kenyataan bahwa ia sudah menerima dua penghargaan Pulitzer (salah satunya untuk Nickel Boys) semakin mengukuhkan posisinya di mata saya.

Karena itu, tanpa ba-bi-bu lagi, saya langsung membeli The Nickel Boys saat buku tersebut available di toko buku Post Santa, yang menjadi salah satu andalan saya belanja selama masa karantina Covid-19 ini.

The Nickel Boys berkisah tentang sebuah institusi koreksional bernama Nickel Academy, yang terletak di Florida dan beroperasi di tahun 1960-an. Elwood Curtis, pemuda kulit hitam yang karena nasib sialnya terpaksa masuk ke Nickel Academy, menjalani hari-harinya di sana dengan sengsara. Bukan saja karena ia sebenarnya memiliki masa depan yang lumayan cerah kalau saja tidak apes tertangkap untuk sesuatu yang bahkan bukan kesalahannya; namun Elwood juga harus menghadapi kekerasan dan diskriminasi oleh para pengurus Nickel Academy yang kejam.

Di Nickel Academy juga Elwood belajar kenyataan pahit tentang korupsi, ironi “sekolah reformasi” yang malah digunakan oleh para pejabat untuk memuaskan kepentingan pribadi mereka alih-alih membantu anak-anak muda kembali ke jalan yang benar. Elwood berteman dengan Turner, yang sangat praktis dan tidak idealis seperti dirinya. Turner mengajari Elwood bahwa di tempat seperti Nickel Academy, menjadi “book smart” tidak akan membantunya, dan yang ia perlukan adalah belajar menjadi “street smart”.

Idealisme Elwood dan skeptisisme Turner membawa mereka ke serangkaian kejadian yang akan menentukan nasib mereka berdekade-dekade ke depan.

The Nickel Boys tidaklah se-menyentuh Underground Railroad. Kisahnya lebih straightforward, tidak terlalu banyak dibumbui oleh unsur drama, terutama karena memang diangkat dari kejadian nyata. Saya masih bisa merasakan kepedihan dan keputusasaan Elwood, nasib yang tidak berpihak padanya dan akan mengubah keseluruhan hidupnya. Saya juga bisa bersimpati pada Turner, dengan segala sikap apatis namun praktisnya.

Namun menurut saya ada beberapa hal yang hilang dari buku ini. Mungkin karena kisahnya yang terbilang singkat, sehingga mengurangi waktu saya untuk benar-benar bisa relate dengan para karakternya, terutama Elwood dan Turner. Namun The Nickel Boys, seperti juga karya Colson Whitehead lainnya, tetap sarat kritik sosial terutama menyangkut ketidakadilan yang dialami oleh kaum kulit hitam di Amerika. Bahkan di institusi seperti Nickel Academy, ketidakadilan yang mereka alami berada di level terendah, dan tetap lebih tidak adil dibandingkan perlakuan yang diterima oleh anak-anak kulit putih, meski status mereka sama-sama diangkap “kriminal muda”.

Di era Black Lives Matter, The Nickel Boys memang terasa sangat relevan. Betapa banyaknya hal yang masih dialami oleh orang kulit hitam di Amerika seperti yang terjadi di era 1960-an. Prejudice polisi, diskriminasi, dan sistem institusi koreksional yang masih jauh dari berperikemanusiaan.

Buku ini, meski terasa lebih singkat, tetap sarat akan kontemplasi. Dan itulah yang membuat Colton Whitehead tetap menjadi salah satu penulis terbaik versi saya di abad ini.

Submitted for:

Category: A book about Black history in America