Tags

, , , , , , ,

Judul: A Dance with Dragons (A Song of Ice and Fire #5)

Penulis: George R.R. Martin

Penerbit: Bantam Books (2012)

Halaman: 1112p

Beli di: Gramedia Mal Taman Anggrek (IDR 75k, bargain!)

And here we are. The last book of the series that currently exists. But the story is far from finished.

Kisah A Dance with Dragons berlangsung paralel dengan kisah di buku sebelumnya, A Feast for Crows. Hanya saja, kali ini kita akan diajak mengikuti perjalanan para tokoh yang sebagian besar berada di luar King’s Landing.

Tyrion, yang sedang dalam pelarian akibat pembunuhan ayahnya, Tywin Lannister, menyelundup ke dunia baru, hingga ke Valyria. Dalam perjalanannya, Tyrion bertemu dengan berbagai tokoh yang banyak memegang peranan penting dalam perang dan revolusi yang sedang terjadi di Westeros, termasuk tokoh-tokoh yang sudah dianggap meninggal di masa lalu. Namun petualangan Tyrion yang terakhir membawanya mendekat ke Daenerys, membuatnya bertekad untuk bertemu dengan the Mother of Dragons.

Daenerys sendiri sesungguhnya sedang berada dalam kondisi yang penuh kemelut. Ia yang kini berbasis di Meereen, menghadapi perang yang tak henti-hentinya, baik dari para pemberontak, pendukung perbudakan, bahkan para pengkhianat di dalam istananya sendiri. Daenerys juga merasa kalut karena tidak bisa mengontrol naga-naganya, yang sudah mulai merenggut nyawa manusia. Di buku ini, beberapa laki-laki bersaing menjadi calon pasangan Daenerys, mendekatinya dengan agenda mereka masing-masing.

Dan di The Wall- Jon Snow tidak kalah stress. Ancaman the Others semakin nyata, dan ia harus mengambil keputusan sulit: menjadikan para wildlings sebagai sekutu, atau tetap menganggap mereka sebagai musuh? Perseteruan Night Watch dengan wildlings sudah berlangsung bergenerasi-generasi, dan tidak semudah itu bagi Jon untuk meyakinkan rekan persaudaraannya melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya: mengundang wildlings masuk ke sisi dalam tembok.

Selain ketiga tokoh utama ini, kita juga akan diajak melihat perjalanan beberapa tokoh lainnya, yang sebagian di antaranya merupakan karakter baru. Dan di bagian akhir buku, plot cerita kembali menyatu dengan akhir buku Feast for Crows, sehingga kita diberi kesempatan untuk kembali melihat apa yang terjadi pada karakter lainnya, termasuk keluarga Greyjoy dari Iron Islands (Theon! Apa yang terjadi dengan Theon?), Arya Stark dengan kegiatannya yang misterius, serta Bran Stark yang harus menghadapi takdirnya. Juga jangan lupa dengan Cersei! Cersei yang kini harus menghadapi segala dosan-dosanya, tapi apakah betul ia akan berhenti di sana?

So much more needs to happen, tapi sayangnya George R.R Martin malah sibuk bergelut dengan serial TV Game of Thrones dibandingkan menulis bukunya. Saat ini jalan cerita serial GoT sudah jauh melampaui kisah di bukunya, dan terus terang sangat mengganggu kenikmatan membaca bukunya, karena kita seolah dicekoki plot yang belum terjadi. Saya juga bingung kenapa Martin mau saja menulis skrip film yang sudah jelas melenceng (atau melampaui) buku yang merupakan karya orisinilnya sendiri. Mungkin maksudnya ingin menjangkau fans yang lebih luas lagi, tapi dengan melupakan fans buku yang sudah setia menunggu bertahun-tahun untuk kelanjutan kisahnya.

A Dance with Dragons sendiri terasa sangat kental aura Martinnya, tidak selambat buku sebelumnya tapi tetap padat dan memikat. Beberapa keputusan bodoh, terutama yang dilakukan oleh Jon Snow dan Daenerys, memang sempat membuat gemas, tapi saya yakin ada makna lain di balik kekacauan mereka.

Saya sendiri kepingin tetap membaca sampai akhir saga ini, sebelum benar-benar mengakui kalau plot yang di serial TV memang terjadi. Tapi ya itu, di PHP in George Martin sungguhlah tidak enak, terutama karena sepertiya dia tidak berniat untuk cepat-cepat menyelesaikan The Winds of Winter!

Submitted for:

Category: The next book in a series you started