Tags

, , , , , , ,

sad cypressJudul: Sad Cypress (Mawar Tak Berduri)

Penulis: Agatha Christie

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (2013)

Pages: 352p

Beli di: Gramedia Mal Taman Anggrek (IDR 55k)

Buku ini adalah salah satu kasus yang paling heartbreaking dari semua kisah Agatha Christie, khususnya yang ditangani oleh Hercule Poirot. Dan sepertinya dulu aku merasa sangat related dengan Elinor, tokoh utama cerita ini, karena sedang mengalami kisah cinta yang sama. Nostalgia deh judulnya :p

 

Anyway.

Elinor Carlisle dan Roddy Welman sepertinya memiliki masa depan cerah: teman masa kecil yang sudah kenal lama, kini bertunangan, tinggal menunggu pernikahan, dan bibi mereka yang kaya raya, Mrs. Welman, akan meninggalkan warisan sangat banyak kepada mereka setelah meninggal.

Namun Elinor dan Roddy tidak memperhitungkan kehadiran gadis cantik bernama Mary Gerrard, yang sangat disayang oleh Mrs. Welman dan bahkan dianggapnya seperti anak sendiri. Saat Elinor dan Roddy menerima surat kaleng yang memperingatkan mereka akan kemungkinan jatuhnya warisan ke tangan Mary, mereka memutuskan untuk menjengkuk Mrs. Welman.

Ternyata kejutan lain menyambut Elinor: Roddy jatuh cinta pada Mary, dan dunia Elinor pun serasa runtuh. Terutama karena selama ini rasa cintanya pada Roddy terasa sangat besar dibandingkan perasaan Roddy pada dirinya. Di tengah keputusasaannya, Elinor kembali mendapat pukulan saat Mery Gerrard terbunuh, dan ia menjadi tersangka utamanya.

Untunglah ada Hercule Poirot, yang siap menyelami misteri ini. Apakah kasus ini merupakan kasus balas dendam dan sakit hati seperti yang banyak dibicarakan oleh orang-orang? Atau ada hal tersembunyi yang belum terdeteksi?

Sad Cypress, seperti judulnya, merupakan kisah misteri dan tragedi yang berbalut unsur roman yang amat kental. Keputusasaan, sakit hati, cemburu, dan cinta yang menggebu-gebu, berhasil diramu oleh Agatha Christie dalam sebuah kasus pembunuhan yang romantis dan melankolis.

Dan Elinor merupakan salah satu tokoh favoritku di antara buku-buku Christie, terutama karena aku bisa menyelami perasaannya dengan sempurna, penggambaran Christie begitu pas: tidak playing victim, masih tetap likable, tapi ada kesan misterius yang terus membuat kita bertanya-tanya apakah ia benar-benar bersalah atau tidak?

Poirot berhasil menuntaskan kasus ini meski dengan tersendat-sendat – perannya sebagai Papa Poirot yang berusaha untuk mengambil hati Elinor namun terus ditolak oleh sikap dingin Elinor, membuatku semakin gemas dan bertanya-tanya. Kesimpulan akhirnya, meski sedikit bisa tertebak, tetap membuat kaget. Dan beneran deh, pengen nampar si Roddy juga sekali-sekali 😀

Ini adalah buku yang akan aku rekomendasikan untuk pencinta roman yang ingin berkenalan dengan karya-karya Agatha Christie 🙂