Tags

, , , , , , ,

Skipping-Christmas11Judul: Skipping Christmas (Melewatkan Natal)

Penulis: John Grisham

Penerjemah: Diah Nugraheny P

Penerbit: Amara Books (2002)

Halaman: 283p

Luther Krank adalah seorang akuntan, dan ia merasa muak dengan angka yang muncul dalam laporan keuangan keluarganya setiap Natal. Lebih dari $6000 dikeluarkan untuk membeli hadiah, menyumbang kepolisian dan berbagai organisasi lainnya, membeli pohon Natal dan mengadakan pesta.

Fakta tersebut, ditambah kenyataan bahwa anak tunggalnya, Blair, mengikuti program Peace Corps di Peru dan akan absen dari Natal keluarga untuk pertama kalinya, membuat Luther mati-matian membujuk istrinya, Nora, untuk melewatkan perayaan Natal tahun tersebut. Sebagai gantinya, dana $6000 tadi akan mereka gunakan untuk liburan dengan kapal pesiar ke Karibia.

Siapa sangka rencana yang terlihat sederhana itu akan menemui banyak hambatan, mulai dari tetangga sekitar yang super kepo dan tidak rela salah satu warganya tampil beda dari yang lain, omongan orang-orang sekitar termasuk pendeta gereja, sampai berbagai kejutan yang harus mereka terima dan mengancam akan menggagalkan rencana mereka. Keluarga Krank akhirnya belajar bahwa ada hal-hal yang tidak bisa mereka prediksi, dan sebenarnya, makna Natal jauh lebih dalam dibandingkan hadiah dan pesta.

Ini adalah kali pertama aku membaca buku Grisham yang bertema non hukum. Kisah keluarga Krank dituturkan dengan sangat sederhana, sehingga awalnya aku sulit percaya bahwa buku ini ditulis oleh penulis yang sama dengan yang telah menghasilkan masterpiece semacam A Time to Kill atau The Client. Tapi bukan John Grisham namanya kalau tidak bisa mengubah kisah sederhana menjadi penuh makna.

Humor-humornya yang witty dan sarkastik masih menyelip di sana-sini, sementara twist di bagian ending, yang sempat bikin gemas dan hampir membuatku melempar buku ini, justru menambahkan elemen kejutan yang khas Grisham, dan akhirnya bisa diterima dengan senyum. Setting suasana liburan Natal juga terasa sangat kental di sini, di mana orang-orang heboh belanja dan berebut barang di menit-menit terakhir, lalu suasana suburban dengan para penduduk yang berlomba-lomba menghiasi rumah dan jalanannya supaya memenangkan hadiah, serta kilau artifisial kehebohan perayaan Natal yang terkadang menutupi makna Natal yang sesungguhnya.

Satu-satunya masalahku mungkin adalah tentang terjemahan. Buku ini sebenarnya diterbitkan juga oleh GPU, tapi versi yang kubaca masih merupakan terbitan lama Amara Books. Banyak terjemahan yang terasa janggal, seperti misalnya saat Nora mengobrol dengan pendeta gerejanya (aku berasumsi kata yang digunakan dalam bahasa Inggris adalah Father, yang merupakan panggilan pada Pendeta atau Pastor), terjemahannya adalah “Ayah”, padahal harusnya panggilan dalam bahasa Indonesia kepada pendeta adalah “Bapa”. Juga masih terdapat banyak typo dan kejanggalan tata bahasa lainnya yang sedikit mengurangi kenikmatan cerita ini.

Namun tetap saja Grisham berhasil membuktikan kepiawaiannya merangkai kisah liburan Natal di tengah serbuan kisah Natal mainstream lainnya.

Posting ini diikutsertakan dalam posting bersama Blogger Buku Indonesia bulan Desember dengan tema liburan. Happy holidays!

Juga disubmit untuk:

2013 christmas read