• About this blog
  • Clearance Sale!
  • Newbery Project
  • Popsugar Reading Challenge 2022
  • Previous Challenges
    • BBI Read and Review Challenge 2017
    • Challenges 2014
    • Challenges 2015
    • Lucky No.14 Reading Challenge
    • Lucky No.15 Reading Challenge
    • POPSUGAR Reading Challenge 2017
    • Popsugar Reading Challenge 2018
    • Popsugar Reading Challenge 2020
    • Popsugar Reading Challenge 2021
    • What’s in a Name 2018
    • Twenty-Ten Challenge
    • Challenges 2012
    • Challenges 2013
  • Round Ups
  • The Librarian

~ some books to share from my little library

Tag Archives: whodunnit

Murder is Easy by Agatha Christie

25 Tuesday May 2021

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ Leave a comment

Tags

agatha christie, british, classics, cozy mystery, mystery, read christie 2021, twist ending, whodunnit

Judul: Murder is Easy

Penulis: Agatha Christie

Penerbit: HarperCollinsPublishers LTD (2017, first published in 1938)

Halaman: 261p

Beli di: Kinokuniya iStyle (IDR 129k)

Luke Fitzwilliam sedang dalam perjalanan dengan kereta api ke London sepulangnya dari bertugas di Selat Mayang, ketika ia bertemu dengan Miss Pinkerton. Miss Pinkerton bercerita tentang kejadian-kejadian aneh di desanya, Wychwood, di mana banyak terjadi kematian tak terjelaskan, yang menurut Miss Pinkerton sebenarnya adalah pembunuhan yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki reputasi baik. Karena itulah Miss Pinkerton hendak pergi ke Scotland Yard dan berkonsultasi di sana.

Luke awalnya hanya menganggap Miss Pinkerton sebagai wanita tua nyentrik. Namun ketika ia melihat berita kematian Miss Pinkerton karena kecelakaan tabrak lari di London, rasa ingin tahunya terusik. Ia memutuskan untuk berkunjung ke desa Wychwood, menyamar sebagai penulis buku sambil menyelidiki ada rahasia apa sebenarnya di desa tersebut. Dan semakin Luke mengenal penduduk Wychwood, mulai dari Bridget, perempuan yang gayanya seperti tukang sihir, Ellsworthy pemilik toko antik yang memiliki rahasia terselubung, sampai Dr. Thomas muda yang penuh ide-ide progresif, Luke semakin curiga, karena desa yang tampak adem ayem ini menyimpan kekejian yang luar biasa.

Murder is Easy mengingatkan saya akan kisah-kisah Miss Marple. Settingnya di desa Inggris, karakter-karakternya yang khas (dokter, pemilik toko, petinggi desa/orang kaya, pendeta, pensiunan tentara, dan tentu saja – perawan tua). Pembunuhannya pun dilakukan oleh orang biasa, dengan metode yang juga tidak luar biasa, sesuai dengan judul buku ini. Murder is indeed easy!

Ketidakhadiran Poirot maupun Miss Marple digantikan oleh Luke Fitzwilliam, mantan polisi yang baru selesai bertugas di daerah koloni Inggris. Luke sendiri agak mengingatkan saya dengan Hastings sebenarnya, karena agak slow dan naif, hahaha. Malah Bridget yang lebih sharp, meski plot romansnya dengan Luke agak sedikit menjadi distraksi.

Twist buku ini sebenarnya adalah salah satu yang paling melodramatik di antara buku-buku Christie, dengan motif pembunuhan yang tak kalah dramatisnya. Tapi menurut saya bukunya sendiri cukup enjoyable, memberikan sedikit kesegaran bila kita ingin mencoba kisah Christie tanpa Poirot maupun Miss Marple.

Rating: 3/5

Recommended for readers who like: mystery with romance plot, melodramatic twist, idyllic setting, English post WWI, underrated Christie books

Submitted for:

April: a story set before WWII

Lord Edgware Dies by Agatha Christie

21 Wednesday Apr 2021

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ Leave a comment

Tags

agatha christie, british, classic, mystery, poirot, read christie 2021, rereading, twist, whodunnit

Judul: Lord Edgware Dies

Penulis: Agatha Christie

Penerbit: HarperCollins (2016, first published in 1933)

Halaman: 280p

Beli di: Kinokuniya Tokopedia (IDR 137k)

Jane Wilkinson sering mengutarakan keinginannya untuk membunuh suaminya, Lord Edgware, yang dia anggap menghalangi keinginannya untuk menikah dengan sang pujaan hati, Duke of Merton.

Suatu malam, Jane kembali berokar-koar tentang hal ini, kali ini di hadapan Poirot dan Hastings yang ia undang makan malam setelah menghadiri pertunjukan teater Carlotta Adams, bintang muda berbakat yang sangat mahir menirukan berbagai karakter, termasuk Jane sendiri.

Jane, yang adalah seorang aktris, dianggap Poirot hanya membual saja, sesuai dengan sifatnya yang melodramatis dan memang egoistis. Namun alangkah terkejutnya Poirot dan Hastings ketika tidak lama setelah pesta makan malam tersebut, Japp mendatangi mereka untuk meminta bantuan memecahkan kasus pembunuhan Lord Edgware! Yang lebih menakjubkan, saksi mata berani bersumpah kalau Jane Wilkinson lah yang terakhir melihat Lord Edgware dalam keadaan hidup, dan ia yang memiliki motif, bahkan menggembar-gemborkan ke semua orang kalau ia akan membunuh suaminya.

Namun- alibi Jane juga sangat solid, karena saat Lord Edgware terbunuh, Jane sedang duduk di antara belasan orang lain di sebuah pesta makan malam di rumah bangsawan terkenal, Sir Montagu. Siapa sebenarnya yang membunuh Lord Edgware?

Saya membaca ulang buku ini dalam rangka mengikuti #ReadChristie2021. Dan ternyata saya cukup menikmati kisah ini, karena sudah agak lama saya tidak membaca buku Agatha Christie yang dinarasikan oleh Kapten Hastings. Meski agak lamban, namun Hastings yang lucu selalu menambah kekocakan penyelidikan Poirot. Saya suka bantering antar Poirot dan Hastings, dan meski Hastings seringkali sebal dengan kecongkakan Poirot, pada akhirnya kekagumannya terhadap Poirot dan rasa sayang Poirot terhadap Hastings selalu menyelamatkan persahabatan mereka.

Saya juga suka dengan runutan penyelidikan Poirot di sini. Penuturan kisah Lord Edgware termasuk klasik Christie, di mana kita diajak mengikuti jalan pikiran Poirot yang kadang ajaib, pertanyaan-pertanyaan aneh dan tak masuk akal yang menurutnya merupakan bagian penting dari puzzle (dan selalu membuat Hastings bingung), serta interview dengan berbagai saksi dan tersangka yang selalu menyimpan clue di sana-sini, baik yang memang asli maupun hanya red herring.

And speaking about red herring, banyak sekali bertebaran di buku ini, meski tentu kita tidak menyadari bahwa petunjuk-petunjuk tersebut ternyata hanya pengalih perhatian semata. Sehingga twistnya pun, yang dirancang sedemikian rupa, berhasil mengelabui kebanyakan pembaca, dan cara Poirot mereveal pelakunya mungkin adalah salah satu yang paling kocak dan iseng dari semua kisahnya.

Overall, a nice experience with Poirot and Hastings!

Rating: 4/5

Recommended if you like: Poirot, red herrings, clever whodunit, British narrator, bro-bantering

Submitted for:

March: a story starring a society figure

Evil Under the Sun by Agatha Christie

21 Wednesday Oct 2020

Posted by astrid.lim in Uncategorized

≈ Leave a comment

Tags

agatha christie, british, classic, cozy mystery, poirot, popsugar summer RC 2020, series, twist ending, whodunnit

Judul: Evil Under the Sun (Pembunuhan di Teluk Pixy)

Penulis: Agatha Christie

Penerjemah: Joyce K. Isa

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (2014, cetakan ke-6)

Halaman: 288p

Beli di: @HobbyBuku (bagian dari bundle Agatha Christie)

Hercule Poirot sedang berlibur, dan seperti biasa, kejahatan tetap menghampirinya. Kadang-kadang saya tidak mengerti dengan para pembunuh yang ngotot melakukan pembunuhan padahal sudah tahu ada Poirot di sana XD

Evil Under the Sun berkisah tentang pembunuhan seorang perempuan “penggoda” di Teluk Pixy yang sunyi. Yang menarik, orang-orang yang paling dicurigai dan memiliki motif kuat untuk membunuh, justru adalah orang-orang yang mempunyai alibi paling kuat.

Ada suami Arlena (si korban), yang sedang mengetik surat saat pembunuhan berlangsung. Ada juga Patrick, korban terbaru Arlena yang tergila-gila dengannya, namun saat pembunuhan berlangsung ia sedang menunggu Arlena di pantai, dengan banyak saksi.

Tapi ada beberapa tersangka lain yang memiliki motif yang tidak terlalu mencolok, namun entah bagaimana Poirot bisa menemukannya 🙂 Dan seperti biasa, hanya Poirot lah yang bisa melihat dengan jelas sejak awal bagaimana sebenarnya kepribadian sang korban, mengapa ia perlu mati, dan siapa yang paling mungkin membunuhnya (dan tentu saja, cara pembunuhan dilakukan!).

Evil Under the Sun bukanlah karya paling superior dari Agatha Christie. Malah, plot dan pemecahan misterinya yang mengandalkan drama rumah tangga, romansa, dan kecemburuan, dibungkus oleh beberapa motif-motif lain yang tak terduga, sudah pernah dipakai di beberapa buku lain (yang agak sejenis misalnya Death on the Nile dan Endless Night). Tapi bukan Christie namanya kalau tidak bisa mendaur ulang bahan-bahannya menjadi suatu buku baru yang tak kalah gemilang.

Setting liburan di sini lumayan menghibur, terutama karena Poirot sering mengeluh tentang banyak hal, yang sudah menjadi ciri khasnya. Dan teman-teman bergosipnya di pantai juga menghadirkan dialog kocak meski agak stereityping.

Overall, buku ini cukup bisa dinikmati kalau kita sedang kangen dengan kisah klasik Poirot, karena di sini ia diberi porsi cukup banyak untuk menyelidiki, bercakap-cakap, dan tentu saja – membuat kesimpulan yang menakjubkan.

Submitted for:

Category: A book with “sun”,”sand”, or “waves” in the title

A Caribbean Mystery by Agatha Christie

21 Tuesday Jul 2020

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ Leave a comment

Tags

agatha christie, british, classic, cozy mystery, fiction, Gramedia, mystery, popsugar summer RC 2020, series, terjemahan, whodunnit

Judul: A Caribbean Mystery (Misteri Karibia)

Penulis: Agatha Christie

Penerjemah: Sudarto

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (2014, cetakan keenam)

Halaman: 320p

Beli di: @HobbyBuku (bagian dari bundel Agatha Christie)

A Caribbean Mystery adalah kisah Miss Marple yang tidak seperti biasanya. Kali ini Miss Marple (dengan biaya dari keponakannya, Raymond) berlibur ke Pulau St Honore di daerah Hindia Barat, dan tinggal di sebuah resort yang terdiri dari pasangan serta keluarga yang sedang berlibur.

Biasanya, bukua Agatha Christie dengan setting yang eksotik seperti ini lebih sering diperuntukkan bagi Hercule Poirot – dengan kegemarannya berjalan-jalan dan menikmati hidup, yang selalu diselingi dengan memecahkan berbagai kasus. Namun kali ini, Christie seperti ingin memberikan porsi bagi Miss Marple untuk keluar dari zona nyamannya di desa St. Mary Mead.

Miss Marple sendiri awalnya terasa agak kagok berada di tempat yang sangat asing baginya. Namun, setelah sukses membuat perbandingan dan persamaan antara para tamu resort dengan penduduk St. Mary Mead, Miss Marple mulai bisa menikmati suasana di sekelilingnya, terutama ketika ia menyadari kalau manusia di mana saja memiliki sifat-sifat yang sama.

Dan meski berada jauh dari rumah, Miss Marple tetap alert saat terjadi beberapa kematian tak terduga di resort tersebut. Dibantu oleh Mr. Rafiel, jutawan kaya raya yang merupakan tamu tetap di resoirt tersebut, Miss Marple berusaha menguak misteri pembunuhan yang melingkupi liburan mereka – berbekal pengetahuannya yang luar biasa tentang karakter dan sifat manusia. Dan memang benar- manusia di mana-mana memang sama saja, hanya bungkusnya saja yang berbeda.

Misteri Karibia memiliki beberapa elemen yang sudah tidak asing lagi bagi para pembaca Christie: karakter-karakter beraneka ragam dengan drama masing-masing (perselingkuhan, cinta segi tiga, keserakahan, dendam, dan sejenisnya), ditambah dengan motif yang berakar di masa lalu – kali ini, diawali dengan kisah Majjor Palgrave yang mengaku pernah kenal dengan seorang pembunuh- dan tak lama setelah pengakuan itu, ia sendiri pun meninggal tiba-tiba.

Berkat insting tajam Miss Marple, untunglah misteri berhasil dipecahkan. Yang menarik, kali ini partner Miss Marple adalah jutawan tua yang lumayan misogynist, Mr. Rafiel, yang awalnya menyebalkan tapi lama-lama mengundang simpati. Oya, nantinya nama Mr. Rafiel juga masih muncul di salah satu buku Miss Marple, Nemesis.

Beberapa bagian buku ini agak sedikit dipaksakan, terutama pembunuhan di bagian akhir, serta motif yang agak kurang kuat dari si pembunuh. Tapi suasana resort tepi pantai dengan beragam tamunya menjadi salah satu kekuatan buku ini, yang membuatnya tidak terlalu membosankan untuk diikuti, meski ada beberapa bagian yang bisa ditebak dengan mudah.

Komplain terbesar saya adalah terjemahan buku ini, yang merupakan salah satu yang terburuk dari buku-buku Agatha Christie terbitan Gramedia (GPU). Namun setelah saya konfirmasi ke pihak GPU, ternyata mereka sudah memperbaiki terjemahan buku ini (dan buku lainnya) di edisi mereka yang terbaru. Sebenarnya sih tetap disayangkan, karena edisi yang saya baca ini, yang merupakan bagian dari bundel Agatha Christie, sudah merupakan edisi keenam. Harusnya mereka sudah merivisi terjemahannya sejak edisi sebelum-sebelumnya, mengingat seringnya GPU mencetak ulang buku-buku Christie.

Masa sih saya harus beli lagi edisi cetakan terbaru gara-gara terjemahan yang berbeda? XD

Submitted for:

Category: A book set at the resort or hotel

Magpie Murders by Anthony Horowitz

25 Tuesday Sep 2018

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ Leave a comment

Tags

book about books, british, english, fiction, murder mystery, mystery, popsugar RC 2018, puzzle, thriller, whodunnit

Judul: Magpie Murders

Penulis: Anthony Horowitz

Penerbit: Orion (paperback edition, 2017)

Halaman: 234p

Beli di: The Book Depository (IDR 116,584)

Alan Conway adalah seorang penulis kisah misteri terkenal, yang menciptakan tokoh detektif legendaris, Atticus Pund.

Novelnya yang terakhir berjudul Magpie Murders, yang siap untuk direview oleh editornya, Susan Ryeland. Susan sendiri menjadi narator utama kisah ini, yang memperingatkan kita, pembaca, tentang betapa Magpie Murders bukanlah buku biasa, dan sudah mengubah total hidupnya.

Kita pun diajak masuk menelusuri kisah Magpie Murders, dan pembunuhan (atau kecelakaan?) yang terjadi di desa Saxon-on-Avon. Atticus Pund menyelidiki petunjuk demi petunjuk dan hampir berhasil mengungkap siapa pembunuh sesungguhnya, namun sayangnya bab terakhir Magpie Murders menghilang. Susan tentu saja tidak puas, apalagi karena kisah tersebut sedang seru-serunya.

Lebih parah lagi, Conway ditemukan meninggal dunia di rumahnya, dan bos Susan, Charles, menerima surat perpisahan dari Conway yang mengungkapkan alasannya bunuh diri.

Susan merasa ada yang janggal dengan semua kejadian ini. Conway yang ia kenal bukanlah orang yang memiliki kecenderungan bunuh diri- apalagi kariernya sukses dan ia baru akan menerbitkan buku yang fenomenal. Lalu, ke mana halaman-halaman manuskrip buku tersebut menghilang, dan apakah ada hubungannya dengan kematian Conway?

Magpie Murders adalah satu lagi karya jenius dari Anthony Horowitz, yang hingga saat ini belum berhasil mengecewakan saya lewat kemampuannya menciptakan jalinan kisah yang rumit, menggigit dan penuh kejutan tak terduga. Susan berperan sebagai detektif amatir di sini, dan bagaimana ia mencocokkan misteri di dalam buku dengan misteri sesungguhnya yang ia hadapi, adalah salah satu daya tarik utama kisah ini. Buku di dalam buku, misteri di dalam misteri- adalah salah satu tema favorit saya yang untungnya berhasil dipaparkan dengan gemilang oleh Horowitz.

Kepingan demi kepingan puzzle dipasangkan dengan hati-hati, dan Horowitz mengajak kita pembaca ikut bermain mencari petunjuk bersama Susan, menebak-nebak bagaimana kisah ini berakhir, dan bagaimana dua misteri besar akan menyatu dalam jawaban yang mengejutkan.

Anthony Horowitz, yang juga menjadi penulis pastiche buku-buku Sherlock Holmes dengan keberhasilan yang luar biasa, adalah salah satu penulis kisah misteri terbaik saat ini. Kemampuannya mengolah ide yang unik, dengan karakter dan setting yang seringkali menjadi homage bagi kisah whodunit klasik, serta tidak lupa twist tak terduga namun masuk akal, yang seringkali mengecoh pembaca, merupakan kekuatan utamanya yang mengingatkan saya pada Agatha Christie. Salah satu impian saya adalah suatu hari nanti Horowitz akan menulis pastiche Hercule Poirot, karena terus terang saja saya cukup kecewa dengan Sophie Hannah yang sudah memorakporandakan kisah detektif Agatha Christie ini. Namun mau tahu apa jawaban Horowitz?

Super LOL 😀

Submitted for:

Category: A book with alliteration in the title

Hallowe’en Party by Agatha Christie

16 Thursday Mar 2017

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ 5 Comments

Tags

agatha christie, bbi review reading 2017, british, Gramedia, klasik, mystery, poirot, popsugar RC 2017, terjemahan, whodunnit

Judul: Hallowe’en Party (Pesta Hallowe’en)

Penulis: Agatha Christie

Penerjemah: Ny. Suwarni

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (2007)

Halaman: 343p

Beli di: @HobbyBuku (bagian dari bundel Agatha Christie)

Poirot dan Mrs. Oliver merupakan kombinasi yang selalu seru. Poirot dengan kerapian dan metodenya, serta Mrs. Oliver yang cerdas tapi kacau – what’s not to love about them?

Tak terkecuali di Hallowe’en Party, atau yang diterjemahkan oleh Gramedia sebagai “Pesta Hallowe’en”. Mrs. Oliver, si penulis kisah misteri terkenal, diundang oleh temannya, Mrs. Butler, untuk menginap di Woodleigh Common, kota kecil yang tidak begitu jauh dari London. Di sana, ia ikut serta dalam persiapan Pesta Hallowe’en, yang diselenggarakan di rumah Mrs. Drake. Pesta ini dibuat untuk anak-anak usia 11 tahun ke atas, dengan berbagai permainan tradisional yang menarik.

Di tengah persiapan tersebut, pembicaraan beralih ke masalah pembunuhan (karena Mrs. Oliver adalah penulis kisah pembunuhan), dan salah seorang anak yang bernama Joyce Reynolds, berkisah kalau ia pernah menyaksikan pembunuhan. Tidak ada yang percaya dengan bualan Joyce (yang memang terkenal suka membual). Namun saat pesta selesai dilangsungkan malam harinya, Joyce ditemukan sudah meninggal – ditenggelamkan di dalam ember yang berisi apel terapung yang menjadi bagian dari permainan Hallowe’en.

Mrs. Oliver menganggap kasus ini sebagai serangan pribadi bagi dirinya. Bukan saja terbunuhnya Joyce disebabkan karena bualannya pada Mrs. Oliver, namun cara pembunuhnya beraksi – menggunakan ember berisi apel!!- sangat menyinggung Mrs. Oliver, yang amat menggemari apel dan menjadi trauma dengan makanan favoritnya itu.

Mrs. Oliver segera menghubungi temannya, Hercule Poirot, yang tentu saja memenuhi permintaannya dan datang ke Woodleigh Common. Dibantu juga oleh rekannya, pensiunan Scotland Yard yang juga menetap di kota tersebut, Inspektur Spence, Poirot memulai penyusuran jejaknya. Bukan saja mencari pembunuh Joyce- tapi juga mengungkit kasus-kasus pembunuhan masa lalu di daerah itu untuk mengusut pembunuhan manakah yang pernah dilihat oleh Joyce? Atau… benarkah ada pembunuhan yang pernah dilihat oleh Joyce?

Pesta Hallowe’en merupakan salah satu kisah klasik ala Agatha Christie- setting di kota agak kecil, pembunuhan akibat kasus masa lalu, Poirot yang mengusut sana-sini dan tentu saja, beragam karakter kota kecil yang semuanya tampak mencurigakan. Twist di bagian endingnya lumayan mengejutkan, meski mungkin agak bisa tertebak untuk yang sudah biasa bergaul dengan misteri ala Agatha. Tapi memang ada satu unsur twist yang sepertinya agak terlalu dipaksakan – seperti biasa, Agatha Christie sering tidak tahan untuk tidak menambahkan detail melodramatis di bagian akhir kisah, di mana Poirot dengan sambil lalu mengungkap satu fakta mengejutkan yang terlalu luar biasa, tidak ada hubungannya dengan kasus yang ditangani, tapi tetap saja meninggalkan kesan mendalam (yang kadang menyebalkan) terhadap pembaca 😀

Kisah ini bukan yang terbaik dari Poirot, tapi cukup decent- porsi penyelidikan Poirot lumayan banyak, dan diseimbangkan dengan peran Mrs. Oliver. Alasan pembunuhannya- meski agak berlebihan, juga masih bisa dimaklumi.

Satu hal yang saya agak tidak suka adalah cover edisi Gramedia yang saya baca kali ini. Cover versi warna monokrom ini memang bukan favorit saya dari Gramedia, karena seringkali kurang bisa mewakili isi bukunya. Bahkan kadang, unsur yang diambil di cover sebenarnya malah bisa menjadi spoiler. Saya lebih suka cover abstrak warna-warni (edisi setelahnya), atau cover versi hitam yang jaman dulu banget.

Ini versi edisi bahasa Inggris yang klasik tapi mengena menurut saya

Nah ini edisi Gramedia jadul. Lucu sih.. tapi saya suka kumis Poirot di sini haha

Submitted for:

Category: A book set around a holiday other than Christmas

Kategori: Lima Buku dari Penulis yang Sama (1)

From the bookshelf

Categories

Looking for Something?

Enter your email address to follow Books to Share and receive notifications of new posts by email.

Join 1,036 other followers

Currently Reading

I’m a Proud Member! #BBI 1301004

Wishful Wednesday Meme

Fill your Wednesdays with wishful thinking =)

Popsugar Reading Challenge 2018

bookworms

  • aleetha
  • althesia
  • alvina
  • ana
  • annisa
  • bzee
  • dewi
  • dion
  • fanda
  • Ferina
  • helvry
  • inne
  • Kobo
  • maya
  • mei
  • melmarian
  • mia
  • ndari
  • nophie
  • oky
  • peri hutan
  • ren
  • Reygreena
  • sel sel kelabu
  • sinta
  • tanzil
  • tezar
  • yuska

shop til you drop

  • abe books
  • Amazon
  • better world books
  • book depository
  • BukaBuku
  • Buku Dedo
  • bukukita
  • vixxio

Top Posts & Pages

  • Red, White & Royal Blue by Casey McQuiston
    Red, White & Royal Blue by Casey McQuiston
  • Circe by Madeline Miller
    Circe by Madeline Miller
  • The Secret History
    The Secret History
  • Heartless by Marissa Meyer
    Heartless by Marissa Meyer
  • Lima Sekawan - The Series
    Lima Sekawan - The Series

Recent Comments

When the Stars Go Da… on The Paris Wife
Hapudin Bin Saheh on Insomniac City: New York, Oliv…
The Case of the Pecu… on The Case of the Left-Handed La…
astrid.lim on Lorong Waktu by Edward Pa…
nina on Lorong Waktu by Edward Pa…

Create a free website or blog at WordPress.com.

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
  • Follow Following
    • perpuskecil.wordpress.com
    • Join 1,036 other followers
    • Already have a WordPress.com account? Log in now.
    • perpuskecil.wordpress.com
    • Customize
    • Follow Following
    • Sign up
    • Log in
    • Report this content
    • View site in Reader
    • Manage subscriptions
    • Collapse this bar
 

Loading Comments...