Tags
america, chicago, english, fiction, mystery/thriller, review 2014, science, secondhand books, serial killer, time travel
Penulis: Lauren Beukes
Penerbit/Edisi: Harper/Paperback edition (2013)
Halaman: 416p
Beli di: @BaliBooks (IDR 40k)
Pertama kali Kirby bertemu dengan Harper adalah tanggal 17 Juli 1974, saat Harper menghadiahinya sebuah boneka kuda. Dan Kirby bertemu kembali dengan Harper tanggal 23 Maret 1989, saat Harper berusaha membunuhnya.
Awalnya Kirby tidak tahu kalau dia adalah korban Harper satu-satunya yang selamat, berkat pertolongan tak terduga dari anjing peliharaannya. Namun pengalamannya yang traumatis itu membuat Kirby terus berusaha mencari tahu tentang Harper, siapakah sosok misterius tersebut dan bagaimana cara untuk menangkap si pembunuh berantai. Dibantu oleh Dan, wartawan senior di Chicago Sun-Times, Kirby berusaha melacak jejak Harper yang seolah bisa lenyap ditelan bumi. Betapa kagetnya mereka saat menyadari kalau Harper mustahil ditangkap- karena ia bisa berjalan melintasi waktu!
Shining Girls merujuk pada gadis-gadis korban Harper- gadis dari segala zaman yang memiliki “sinar” masing-masing, yang hidupnya penuh semangat dan menginspirasi orang lain, sekaligus menjadi tanda bagi Harper untuk memusnahkan mereka. Buku ini adalah jenis buku yang tidak bisa direview dengan menyeluruh, saking banyaknya hal yang bisa menjadi spoiler. Yang perlu dilakukan adalah membaca dan menikmatinya, mencermati tiap keping puzzle hingga membentuk satu jawaban utuh di bagian akhir- yang akan membuatmu menggeleng-gelengkan kepala – bisa jadi karena kagum atau justru frustrasi dengan endingnya. Iya, endingnya memang memaksa kita untuk mengintrepretasikannya sendiri. Jadi kalau tidak suka dengan buku yang “menggantung”, lebih baik hindari buku ini 😀
Satu hal yang saya suka dari buku ini adalah settingnya yang mendetail. Mengambil setting kota Chicago, Lauren Beukes berhasil menghadirkan suasana kota ini dari masa ke masa- mulai dari zaman depresi di tahun 30-an sampai ke era modern 90-an.
Menggabungkan unsur misteri dengan science fiction, Beukes cukup teliti dalam menyusun perjalanan para tokohnya- terutama Harper- menyusuri satu zaman ke zaman lain. Mengingatkan saya akan ketelitian Audrey Niffenegger dalam Time Traveler’s Wife, yang juga berhasil bermain-main dengan tema time traveling. Tanggal-tanggalnya yang melompat-lompat cukup tepat dan menyisakan jawaban akhir- meski ada beberapa hal yang tetap menjadi tanda tanya besar.
Yang agak kurang mendapat perhatian menurut saya adalah karakter-karakter dalam buku ini. Kirby lumayan meyakinkan sebagai tokoh utama yang tough-meski kadang sedikit annoying. Tapi hubungannya yang tidak begitu jelas dengan Dan yang jauh lebih tua agak mengganggu juga. Sementara karakter Harper -entah sengaja atau tidak- malah tidak digali terlalu dalam. Apapun yang menjadi alasannya membunuhi sinar para gadis korbannya, tidak ada jawaban yang memuaskan untuk itu. Untunglah, Beukes memberikan porsi yang cukup pada korban-korban Harper – The Shining Girls – memberikan kita kesempatan untuk melihat sendiri kilau mereka.
If you love a good mystery with a hint of sci-fi, twisted ending and uncommon plot, this one is for you. Ini adalah pengalaman pertama saya mencicipi karya Lauren Beukes, dan saya cukup menikmatinya.
TRIVIA
MRC dan Appian Way, production company milik Leonardo DiCaprio, telah membeli hak televisi untuk Shining Girls. Yeay!