• About this blog
  • Clearance Sale!
  • Newbery Project
  • Popsugar Reading Challenge 2022
  • Previous Challenges
    • BBI Read and Review Challenge 2017
    • Challenges 2014
    • Challenges 2015
    • Lucky No.14 Reading Challenge
    • Lucky No.15 Reading Challenge
    • POPSUGAR Reading Challenge 2017
    • Popsugar Reading Challenge 2018
    • Popsugar Reading Challenge 2020
    • Popsugar Reading Challenge 2021
    • What’s in a Name 2018
    • Twenty-Ten Challenge
    • Challenges 2012
    • Challenges 2013
  • Round Ups
  • The Librarian

~ some books to share from my little library

Tag Archives: read christie 2021

Midsummer Mysteries by Agatha Christie

16 Tuesday Nov 2021

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ Leave a comment

Tags

agatha christie, british, classic, english, fiction, poirot, read christie 2021, short stories, summer

Judul: Midsummer Mysteries

Penulis: Agatha Christie

Penerbit: HarperCollins Publisher (2021)

Halaman: 255p

Beli di: Waterstones.com (£ 14.99)

First of all – the cover art of this edition is gorgeous!!! Dari mulai pemilihan font yang playful, kombinasi warna kuning dan biru cerah yang berkesan amat summery, sampai desain endpapers nya, semua terasa pas dan menjadikan buku ini amat collectible.

Dan memang, ke-12 kisah berlatar belakang musim panas dalam buku ini sudah pernah diterbitkan di buku atau kumpulan cerpen Agatha Christie sebelumnya, sehingga tujuan utama saya membeli buku ini (selain ikut dalam #ReadChristie2021 edisi bulan Agustus) memang untuk mengoleksinya. Kebetulan, saya juga membeli Midwinter Murders dengan edisi cover yang sama.

Midsummer Mysteries, sesuai dengan judulnya, dikurasi berdasarkan musim yang melatarbelakangi cerita, yaitu musim panas. Dan memang, aura kisah-kisah dalam buku ini kebanyakan lebih ringan dan ceria dibandingkan karya Christie pada umumnya. Pemilihan kisahnya sendiri cukup bervariasi, ada yang menampilkan Poirot, Miss Marple, Parker Pyne, Tommy dan Tuppence, bahkan Mr. Quin yang jarang-jarang muncul.

Beberapa favorit saya termasuk “Jane in Search of a Job”, yang ringan dan berbau petualangan, tentang seorang gadis yang ditawarkan pekerjaan unik, namun ternyata memiliki konsekuensi yang sinister. Lalu ada juga Rajah’s Emerald, mungkin merupakan salah satu kisah paling kocak yang pernah ditulis Christie, tentang seorang pemuda bernama James Bond (really!) yang menemukan permata curian saat sedang berlibur di pantai.

Tidak semua kisah dalam buku ini berbau petualangan seru dengan bumbu romans, karena ada beberapa cerita yang lebih gelap, sangat kontras dengan latar belakang musim panas yang biasanya ceria. “The Idol House of Astarte” diambil dari kumpulan kisah The Thirteen Problems yang menampilkan Miss Marple, bercerita tentang pembunuhan yang terjadi saat malam musim panas yang dihantui oleh legenda superstitions setempat. Lalu ada juga “The Incredible Theft”, di mana Poirot menangani sebuah kasus yang amat kental muatan politiknya, dan tema mata-mata serta pengkhianatan menjadi bumbu utamanya.

Secara keseluruhan, meski ke-12 kisah dalam buku ini tidak bisa dibilang karya kelas A Agatha Christie, namun nuansanya sangat pas dengan tema Midsummer Mystery. Saya merekomendasikannya untuk pembaca yang ingin membaca karya-karya underrated Christie, atau yang ingin bersantai ditemani segelas air jeruk dingin.

Rating: 4/5

Recommended if you want to read: summery stories, light mysteries, underrated Agatha’s with various detectives

Submitted for:

August: A Story Set by the Seaside

Murder at the Vicarage by Agatha Christie

21 Tuesday Sep 2021

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ 1 Comment

Tags

agatha christie, british, classics, cozy mystery, english, fiction, mystery, read christie 2021, twist ending

Judul: Murder at the Vicarage

Penulis: Agatha Christie

Penerbit: Harper (2016)

Halaman: 298p

Beli di: Boemz, Tokopedia (IDR 159k)

Ini adalah buku pertama yang ditulis Agatha Christie untuk Miss Marple, dan saya menyarankan pembaca yang memang baru mau mulai berkenalan dengan buku-buku Christie, khususnya Miss Marple, untuk memulai dari Murder at the Vicarage.

Dalam buku ini, Chirstie memperkenalkan setting desa kecil St. Mary Mead, tempat tinggal Miss Marple dan sejumlah “perawan tua” yang memiliki sifat khas wanita terhormat yang hidup di pedesaan Inggris dan masih memegang teguh norma-norma kesopanan.

Narator buku ini, sang vicar, terasa sangat tepat membawakan kisah misteri pembunuhan di St. Mary Mead. Keluguannya berpadu pas dengan ketajaman Miss Marple, didampingi oleh sejumlah karakter memorable yang nantinya akan menjadi penghuni tetap kisah-kisah Miss Marple, seperti tiga sekawan Miss Hartnell, Mrs. Price Ridley, dan Miss Wetherby yang selalu tahu gosip terbaru, juga Dr. Haydock yang setia, yang merupakan kawan lama Miss Marple.

Misterinya sendiri bisa dibilang cukup seru, dengan red herring yang cerdas, dan formula yang nantinya akan dipakai lagi oleh Christie di beberapa bukunya. Kolonel Proterhoe, yang dibenci semua orang, ditemukan mati terbunuh di ruang kerja sang vicar. Yang dicurigai tentu saja istrinya, Anne Proterhoe, serta seniman muda yang dicurigai memiliki affair dengannya, Lawrence Redding. Namun, mereka sama-sama memiliki alibi kuat, sementara fakta tentang waktu kematian tidak dapat diganggu gugat.

Kecurigaan beralih pada orang-orang di sekitar sang kolonel: Lattice, anak perempuannya yang jauh lebih cerdas dibanding yang ia tunjukkan, Dr. Stone, arkeologis misterius yang sedang ada proyek di dekat rumah Kolonel, Mrs. Lestrange, pendatang baru yang menyimpan rahasia masa lalu, bahkan Griselda, istri vicar yang masih muda.

Murder at the Vicarage merupakan salah satu karya Christie yang paling kaya akan karakter, karena semua karakter memiliki porsi yang sama, dan peran masing-masing dalam drama yang terjadi. Setiap gosip, rumor, penggalan percakapan, bahkan suara mencurigakan, memiliki penjelasannya sendiri. Dan di sini Miss Marple, yang berpartner dengan vicar, menunjukkan kepiawaiannya dalam mengobservasi, sekaligus ketajamannya dalam menganalisis setiap peristiwa.

Sifat manusia, adalah salah satu hal yang menjadi favorit Miss Marple, dan memang merupakan keahliannya yang akan terus berguna dalam memecahkan kasus-kasus di buku-buku berikutnya. Namun, di buku pertama inilah, kita diajajk untuk mengenal Miss Marple lewat lingkungannya yang paling dekat, yang akan membantunya membentuk gaya khasnya dalam memecahkan misteri.

Rating: 4/5

Recommended if you like: Agatha Christie, cozy mysteries, OG characters, British village settings, red herrings, lots of them!, quirky narrator

Read my previous review here

Submitted for:

July: a story starring a vicar

Nemesis by Agatha Christie

13 Friday Aug 2021

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ Leave a comment

Tags

agatha christie, british, classic, english, fiction, mystery, read christie 2021, reread, twist

Judul: Nemesis

Penulis: Agatha Christie

Penerbit: HarperCollins (2002 Signature Edition)

Halaman: 367p

Beli di: Kinokuniya (IDR 137k)

Miss Marple terkejut saat mendapat pesan dari Mr. Rafiel, kenalan yang sempat ia jumpai saat berlibur ke Karibia. Mr. Rafiel yang baru meninggal dunia, mewariskan sejumlah uang pada Miss Marple, dengan catatan, ia harus memecahkan suatu kasus yang berhubungan dengan masa lalu Mr. Rafiel.

Masalahnya, Mr. Rafiel sangat tidak jelas dalam wasiatnya. Kasus seperti apa, dan bagaimana ia mengharapkan Miss Marple bisa mengusut sampai tuntas, tidak dirinci sama sekali. Miss Marple hanya dipesankan tiket untuk mengikuti tur berkeliling Inggris mengunjungi rumah dan taman terkenal.

Maka, di usianya yang sudah lanjut, Miss Marple memberanikan diri keluar dari comfort zonenya, dan bergabung bersama peserta tur. Beberapa peserta tur menarik perhatiannya, ada mantan kepala sekolah yang ternyata mengenal Mr. Rafiel, ada sepasang wanita paruh baya yang sangat mencurigakan, juga ada orang asing yang kelihatannya menyembunyikan sesuatu. Miss. Marple juga tertarik pada The Old Manor House, bangunan tua yang ditempati oleh tiga bersaudara yang mengenal Mr. Rafiel. Dan di sana, Miss Marple mulai mendengar beberapa kasus kematian dan tragedi di masa lalu, yang sepertinya berkaitan dengan perburuannya.

Nemesis tidak seperti kisah Miss Marple yang biasa. Tidak ada St. Mary Mead yang familiar, karakter-karakter yang sudah amat dikenal, ataupun gosip para spinster dan warga desa. Awalnya, buku ini terasa agak lambat, terutama di beberapa bab pertama yang dihabiskan untuk membahas dan menebak apa keinginan Mr. Rafiel. Dan butuh kesabaran hingga akhirnya kita dibawa pada penyelidikan Miss Marple.

Kasus pembunuhan yang terjadi juga tidak terlalu menarik, sebenarnya. Yang lebih menarik adalah kisah yang melatarbelakangi kejahatan tersebut, yang erat kaitannya dengan cinta dan hubungan manusia. Dan memang, nuansa melankoli amat kuat di sepanjang buku ini, termasuk penyelesaiannya yang cukup membuat tercekat.

Satu hal yang bisa saya sarankan bila ingin membaca Nemesis adalah silakan membaca Caribbean Mystery terlebih dahulu, supaya bisa lebih nyambung dengan ceritanya, karena banyak kilas balik yang menceritakan asal usul hubungan Miss Marple dengan Mr. Rafiel, yang terjadi di buku Caribbean Mystery. Kita juga bisa lebih mengenal karakter Mr. Rafiel lewat buku tersebut.

Read my old review here.

Rating: 4/5

Recommended for: Agatha Christie lovers, Miss Marple enthusiasts, if you like cozy mysteries and British atmosphere

Submitted for:

June: a story featuring garden

A Pocket Full of Rye by Agatha Christie

14 Wednesday Jul 2021

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ Leave a comment

Tags

agatha christie, british, classics, cozy mystery, english, fiction, mystery, read christie 2021, reread, twist

Judul: A Pocket Full of Rye

Penulis: Agatha Christie

Penerbit: HarperCollins Publishers (2016)

Halaman: 249p

Beli di: Kinokuniya (IDR 137k)

Sing a song of sixpence,
A pocket full of rye,
Four and twenty blackbirds
Baked in a pie.

When the pie was opened
The birds began to sing—
Wasn’t that a dainty dish
To set before the king?

The king was in the counting-house
Counting out his money,
The queen was in the parlor
Eating bread and honey

The maid was in the garden
Hanging out the clothes.
Along came a blackbird
And snipped off her nose.

Nursery rhyme adalah salah satu tools yang sering dipakai oleh Agatha Christie, dengan hasil yang cukup beragam. Ada yang berhasil karena temanya pas, ada juga yang agak sedikit maksa.

Menurut saya, A Pocket Full of Rye masuk ke kategori pertama, karena antara nursery rhyme dengan plot kisah pembunuhan dalam buku ini sangat berkaitan erat.

Kisahnya diawali dari Rex Fortescue, pengusaha kaya yang meninggal mendadak di kantornya setelah minum secangkir teh. Hasil autopsi mendapatkan jejak tanaman yew yang beracun di tubuh Rex. Siapa yang ingin membunuh Rex Fortescue?

Jawabannya, ternyata: banyak. Ada istrinya yang masih muda dan disinyalir memiliki affair dengan laki-laki lain, ada anak sulungnya yang merasa sang ayah merugikan perusahaan, ada anak laki-laki yang sudah sekian lama menghilang dan kini kembali untuk memulihkan hubungannya dengan keluarganya, dan ada dendam masa lalu dari sosok misterius yang sepertinya kembali menghantui keluarga Rex Fortescue.

Ketika setelahnya kembali terjadi beberapa pembunuhan, sesuai dengan skenario nursery ryhme di atas, Miss Marple, yang mengenal salah satu korban, akhirnya mendatangi Yew Lodge dan bertekad akan menyelidiki kasus tersebut. Serunya, kali ini ia bekerja sama dengan Inspektur Neele, yang tidak seperti kebanyakan polisi yang ditemui Miss Marple dalam kasus-kasus lain, cukup menghargai kehadiran Miss Marple dan bahkan menganggapnya sebagai partner yang setara.

Di buku ini, peran Miss Marple juga cukup berarti, dan seperti biasa, deduksi dan analisisnya benar-benar on point. Kalau dibandingkan dengan kasus-kasus Poirot yang seringkali spektakular dan pemecahannya out of the box, biasanya kasus-kasus Miss Marple lebih down to Earth, semua memiliki penjelasan dan pemecahannya pun sebenarnya tidak terlalu aneh, hanya saja kelengahan kita membuatnya tetap menjadi twist yang mengejutkan.

Keluarga Fortescue adalah keluarga kaya dysfunctional yang tidak bahagia, salah satu ciri khas keluarga ciptaan Christie yang juga muncul di beberapa kisah lain.

Saya sendiri amat menikmati A Pocket Full of Rye, dan ternyata perasaan ini tidak berubah sejak saya menulis review di blog ini beberapa tahun lalu.

Rating: 4/5

Recommended if you like: cozy mystery, dysfunctional family, murder with some twists, juicy plot

Submitted for:

February: a story featuring tea

Murder is Easy by Agatha Christie

25 Tuesday May 2021

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ Leave a comment

Tags

agatha christie, british, classics, cozy mystery, mystery, read christie 2021, twist ending, whodunnit

Judul: Murder is Easy

Penulis: Agatha Christie

Penerbit: HarperCollinsPublishers LTD (2017, first published in 1938)

Halaman: 261p

Beli di: Kinokuniya iStyle (IDR 129k)

Luke Fitzwilliam sedang dalam perjalanan dengan kereta api ke London sepulangnya dari bertugas di Selat Mayang, ketika ia bertemu dengan Miss Pinkerton. Miss Pinkerton bercerita tentang kejadian-kejadian aneh di desanya, Wychwood, di mana banyak terjadi kematian tak terjelaskan, yang menurut Miss Pinkerton sebenarnya adalah pembunuhan yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki reputasi baik. Karena itulah Miss Pinkerton hendak pergi ke Scotland Yard dan berkonsultasi di sana.

Luke awalnya hanya menganggap Miss Pinkerton sebagai wanita tua nyentrik. Namun ketika ia melihat berita kematian Miss Pinkerton karena kecelakaan tabrak lari di London, rasa ingin tahunya terusik. Ia memutuskan untuk berkunjung ke desa Wychwood, menyamar sebagai penulis buku sambil menyelidiki ada rahasia apa sebenarnya di desa tersebut. Dan semakin Luke mengenal penduduk Wychwood, mulai dari Bridget, perempuan yang gayanya seperti tukang sihir, Ellsworthy pemilik toko antik yang memiliki rahasia terselubung, sampai Dr. Thomas muda yang penuh ide-ide progresif, Luke semakin curiga, karena desa yang tampak adem ayem ini menyimpan kekejian yang luar biasa.

Murder is Easy mengingatkan saya akan kisah-kisah Miss Marple. Settingnya di desa Inggris, karakter-karakternya yang khas (dokter, pemilik toko, petinggi desa/orang kaya, pendeta, pensiunan tentara, dan tentu saja – perawan tua). Pembunuhannya pun dilakukan oleh orang biasa, dengan metode yang juga tidak luar biasa, sesuai dengan judul buku ini. Murder is indeed easy!

Ketidakhadiran Poirot maupun Miss Marple digantikan oleh Luke Fitzwilliam, mantan polisi yang baru selesai bertugas di daerah koloni Inggris. Luke sendiri agak mengingatkan saya dengan Hastings sebenarnya, karena agak slow dan naif, hahaha. Malah Bridget yang lebih sharp, meski plot romansnya dengan Luke agak sedikit menjadi distraksi.

Twist buku ini sebenarnya adalah salah satu yang paling melodramatik di antara buku-buku Christie, dengan motif pembunuhan yang tak kalah dramatisnya. Tapi menurut saya bukunya sendiri cukup enjoyable, memberikan sedikit kesegaran bila kita ingin mencoba kisah Christie tanpa Poirot maupun Miss Marple.

Rating: 3/5

Recommended for readers who like: mystery with romance plot, melodramatic twist, idyllic setting, English post WWI, underrated Christie books

Submitted for:

April: a story set before WWII

Lord Edgware Dies by Agatha Christie

21 Wednesday Apr 2021

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ Leave a comment

Tags

agatha christie, british, classic, mystery, poirot, read christie 2021, rereading, twist, whodunnit

Judul: Lord Edgware Dies

Penulis: Agatha Christie

Penerbit: HarperCollins (2016, first published in 1933)

Halaman: 280p

Beli di: Kinokuniya Tokopedia (IDR 137k)

Jane Wilkinson sering mengutarakan keinginannya untuk membunuh suaminya, Lord Edgware, yang dia anggap menghalangi keinginannya untuk menikah dengan sang pujaan hati, Duke of Merton.

Suatu malam, Jane kembali berokar-koar tentang hal ini, kali ini di hadapan Poirot dan Hastings yang ia undang makan malam setelah menghadiri pertunjukan teater Carlotta Adams, bintang muda berbakat yang sangat mahir menirukan berbagai karakter, termasuk Jane sendiri.

Jane, yang adalah seorang aktris, dianggap Poirot hanya membual saja, sesuai dengan sifatnya yang melodramatis dan memang egoistis. Namun alangkah terkejutnya Poirot dan Hastings ketika tidak lama setelah pesta makan malam tersebut, Japp mendatangi mereka untuk meminta bantuan memecahkan kasus pembunuhan Lord Edgware! Yang lebih menakjubkan, saksi mata berani bersumpah kalau Jane Wilkinson lah yang terakhir melihat Lord Edgware dalam keadaan hidup, dan ia yang memiliki motif, bahkan menggembar-gemborkan ke semua orang kalau ia akan membunuh suaminya.

Namun- alibi Jane juga sangat solid, karena saat Lord Edgware terbunuh, Jane sedang duduk di antara belasan orang lain di sebuah pesta makan malam di rumah bangsawan terkenal, Sir Montagu. Siapa sebenarnya yang membunuh Lord Edgware?

Saya membaca ulang buku ini dalam rangka mengikuti #ReadChristie2021. Dan ternyata saya cukup menikmati kisah ini, karena sudah agak lama saya tidak membaca buku Agatha Christie yang dinarasikan oleh Kapten Hastings. Meski agak lamban, namun Hastings yang lucu selalu menambah kekocakan penyelidikan Poirot. Saya suka bantering antar Poirot dan Hastings, dan meski Hastings seringkali sebal dengan kecongkakan Poirot, pada akhirnya kekagumannya terhadap Poirot dan rasa sayang Poirot terhadap Hastings selalu menyelamatkan persahabatan mereka.

Saya juga suka dengan runutan penyelidikan Poirot di sini. Penuturan kisah Lord Edgware termasuk klasik Christie, di mana kita diajak mengikuti jalan pikiran Poirot yang kadang ajaib, pertanyaan-pertanyaan aneh dan tak masuk akal yang menurutnya merupakan bagian penting dari puzzle (dan selalu membuat Hastings bingung), serta interview dengan berbagai saksi dan tersangka yang selalu menyimpan clue di sana-sini, baik yang memang asli maupun hanya red herring.

And speaking about red herring, banyak sekali bertebaran di buku ini, meski tentu kita tidak menyadari bahwa petunjuk-petunjuk tersebut ternyata hanya pengalih perhatian semata. Sehingga twistnya pun, yang dirancang sedemikian rupa, berhasil mengelabui kebanyakan pembaca, dan cara Poirot mereveal pelakunya mungkin adalah salah satu yang paling kocak dan iseng dari semua kisahnya.

Overall, a nice experience with Poirot and Hastings!

Rating: 4/5

Recommended if you like: Poirot, red herrings, clever whodunit, British narrator, bro-bantering

Submitted for:

March: a story starring a society figure

Parker Pyne Investigates by Agatha Christie

03 Wednesday Mar 2021

Posted by astrid.lim in Uncategorized

≈ Leave a comment

Tags

agatha christie, british, classics, mystery, read christie 2021, short stories, twist

Judul: Parker Pyne Investigates

Penulis: Agatha Christie

Penerbit: HarperCollins (2017, first published in 1934)

Halaman: 260p

Beli di: Kinokuniya (IDR 135k)

Bulan Februari kemarin, tema #readchristie2021 adalah bukua Agatha Christie yang memiliki unsur romens atau percintaan, dan pilihan resmi dari @officialagathachristie adalah Parker Pyne Investigates. Saya sendiri sudah pernah membaca buku ini versi terjemahan Bahasa Indonesia-nya, tapi ini kali pertama saya membacanya dalam versi bahasa Inggris.

Mr. Parker Pyne adalah pensiunan pegawai negeri, tepatnya departmen statistik, yang membuka biro konsultasi pribadi. Iklan yang ia pasang di koran sangat singkat namun mengena:

Are you happy? If not, consult Mr. Parker Pyne, 17 Richmond Street.

And that’s it! Tidak ada keterangan apa pun, tapi justru karena itulah orang jadi penasaran, dan untuk mereka yang merasa tidak berbahagia (dengan berbagai alasan), terinspirasi untuk menyambangi Mr.Pyne. Menurut Mr. Pyne, ada 5 penyebab utama seseorang tidak bahagia, dan meski ia menyebutkan beberapa di antaranya, Mr. Pyne tidak pernah menerangkan dengan jelas apa 5 penyebab ini, membuat saya bertanya-tanya di sepanjang buku.

Kisah-kisah dalam buku ini merupakan kumpulan kasus-kasus yang pernah ditangani oleh Mr. Pyne, dan meski judul buku ini menyiratkan kasus-kasus yang melibatkan penyelidikan, tidak semua cerita mengandung unsur misteri atau kriminal. Beberapa kisah (yang super hilarious) justru lebih kental nuansa dramanya, baik itu percintaan, rumah tangga atau domestik hubungan ibu dan anak. Meski demikian, semuanya masih tetap bisa dinikmati meski sedikit berbeda dari kisah Agatha Christie pada umumnya.

Bagian kedua buku ini mengambil setting di Timur Tengah, karena Parker Pyne sedang berlibur. Dan seperti juga Poirot, Mr, Pyne tidak bisa berlibur dengan tenang karena pasti dihadapkan pada kasus, dari mulai pembunuhan hingga penipuan.

Buku Parker Pyne Investigates mungkin adalah salah satu buku Christie yang tidak terlalu “aging well” – karena beberapa cerita di dalamnya memang cukup ketinggalan jaman, dan tidak semua metode Mr. Pyne terasa masuk akal bila dilihat dari perspektif masa kini. Karena itu, saya menyarankan pembaca untuk menikmati buku ini with a grain of salt. Tidak usah terlalu kritis, karena ingat saja kalau buku ini diterbitkan pertama kali tahun 1934. Beberapa contoh kisah yang agak absurd misalnya adalah kisah penukaran identitas di “The Case of the Rich Woman” – terasa mustahil bila dilakukan saat ini, dan bahkan bisa dituntut karena memalsukan identitas dianggap sebagai tindakan penipuan. Lalu di kisah “The Case of Discontented Soldier”, Christie memakai tokoh kulit hitam (yang disebut Negroes atau Darkies) sebagai penjahat yang sangat stereotype.

Namun, ada beberapa kisah yang termasuk favorit saya – seperti “The Case of Middle-Aged Wife” dan “The Case of rge Discontented Husband” yang lumayan mirip, namun berbeda sudut pandang saja (sama-sama tentang pernikahan yang tidak memuaskan, satu dari sudut pandang sang istri dan satu dari suami). Saya juga lumayan suka beberapa kisah misteri berlatar belakang Timur Tengah, yang mengingatkan saya akan kisah-kisah Poirot.

Yang juga unik, ada beberapa tokoh di buku ini yang nantinya juga akan muncul di kisah-kisah Poirot – Mrs. Oliver membantu Mr. Pyne membuatkan skrip untuk kasus-kasusnya, sementara Miss Lemon muda yang sudah terlihat efisien berperan sebagai sekretaris Mr. Pyne. Saya menyayangkan Mr. Pyne tidak diberi kesempatan bertemu dan berkolaborasi dengan Poirot, karena pasti akan seru juga melihat kedua pria brilian ini bekerja sama memecahkan kasus-kasus!

Rating: 3/5

Recommended if you want to try: lighter Agatha Christie, cheeky short stories, delightful mysteries, Roald Dahl plot twist vibes, funny characters

Submitted for:

February: a story featuring love

The Hollow by Agatha Christie

13 Wednesday Jan 2021

Posted by astrid.lim in Uncategorized

≈ Leave a comment

Tags

agatha christie, british, classics, dysfunctional family, mystery/thriller, poirot, read christie 2021, series, twist

Judul: The Hollow

Penulis: Agatha Christie

Penerbit: HarperCollins (paperback edition, 2015)

Halaman: 308p

Beli di: Kinokuniya iLotte (IDR 129k)

Saya memutuskan untuk ikut ReadChristie2021 reading challenge – membaca satu buku Agatha Christie setiap bulan sesuai tema yang telah ditentukan. Bulan Januari, temanya adalah “a story set in a grand house”. Dan sesuai dengan official pick dari @officialagathachristie, maka The Hollow lah yang menjadi buku pertama challenge ini.

Saya sudah pernah membaca The Hollow, dan kesan yang saya ingat adalah ini bukan buku Christie favorit saya. Tapi, kali ini saya memutuskan untuk membaca versi bahasa Inggrisnya, dan membuka pikiran saya untuk menelaah apakah ketidaksukaan saya pada buku ini masih bertahan, dan kalaupun iya, apa yang menyebabkannya?

Sir Henry Angkatell dan istrinya, Lucy, tinggal di sebuah rumah besar di pinggiran kota London yang bernama The Hollow. Weekend kali ini, mereka mengundang beberapa teman dekat dan kerabat untuk bersantai menikmati liburan di pedesaan. Ada Midge Hardcastle, sepupu muda Lucy yang miskin, Henrietta Savernake, sepupu lain yang juga seorang pemahat berbakat, Edward Angkatell yang mewarisi Answick, rumah besar keluarga Angkatell, David Angkatell yang masih muda dan pemarah, serta John Christow dan istrinya, Gerda, yang merupakan teman lama keluarga Angkatell.

Kisah dimulai dengan perkenalan terhadap karakter-karakter ini, hubungan antar mereka, perasaan yang dipendam dalam hati, serta persiapan mereka menghadapi weekend tersebut. Ada yang dengan tegang, dengan terpaksa, dan dengan bahagia. Namun satu hal yang pasti, ada ketegangan tersembunyi di antara para karakter ini, yang mulai menunjukkan tanda-tanda akan munculnya sebuah tragedi.

Tragedi tersebut terjadi di hari Minggu siang, saat Poirot, yang tinggal di dekat The Hollow, diundang untuk makan siang bersama keluarga Angkatell dan tamu-tamu mereka. Ia disambut oleh pemandangan yang membuatnya muak. Sesosok mayat terbaring di tepi kolam renang, dan seorang wanita berdiri di sampingnya sambil memegang pistol. Poirot awalnya mengira ini semua hanyalah permainan yang ditujukan untuknya. Dan sikapnya yang sudah sinis dari awal, semakin pahit menanggapi “pertunjukan” di depannya ini. Namun ia kaget juga saat menyadari kalau yang terjadi adalah pembunuhan sungguhan. Sosok John Christow lah yang terbaring di tepi kolam, dan istrinya, Gerda, yang memegang pistol dengan linglung di sebelahnya.

Sekilas, kasus ini tampak begitu sederhana. Tentu saja Gerda yang membunuh John, meski tak ada yang tahu mengapa, karena ia sangat memuja suaminya. Namun satu demi satu bukti bermunculan, membuat nama Gerda dicoret dari daftar tersangka, dan Poirot (bersama Inspektur Grange yang bingung) dihadapkan pada kasus yang luar biasa kompleks, dengan para saksi yang sangat tidak reliable.

Sekilas, The Hollow bisa disandingkan dengan kisah-kisah Christie lainnya yang melibatkan rumah besar, pembunuhan misterius, dan keluarga dysfunctional, yang biasanya memang menjadi spesialisasi Poirot. Namun di sini, kehadiran Poirot terasa agak dipaksakan. Perannya kecil, baru muncul di pertengahan buku, dan tidak ada penjabaran tentang penyelidikannya, karena kita lebih banyak dibawa masuk ke seluk beluk drama keluarga Angkatell. Lucy yang mengawang-awang, Midge yang sedih, Edward yang lemah, Henrietta yang egois, semuanya dibahas dengan detail, namun porsi Poirot memang sangat kurang di sini. Itulah salah satu sebabnya saya kurang menyukai The Hollow.

Sebab lainnya adalah anggota keluarga Angkatell yang semuanya menyebalkan, dengan drama-drama lebay yang membuat kesal. Yang paling mendingan adalah Midge, tapi perannya juga tidak terlalu besar di sini. Selain itu, saya juga tidak menyukai John Christow, sehingga sebagai korban pun dia tidak bisa mengambil simpati saya, hahaha.

Kesimpulannya, perasaan saya masih sama terhadap The Hollow. Not my favorite, especially compare to other Poirot books. Karena ini adalah rereading, saya juga sebenarnya sudah tahu plot cerita dan twistnya, sehingga bisa melihat dengan lebih objektif juga. Dan menurut saya, bahkan plot dan red herringnya juga termasuk lemah untuk ukuran Agatha Christie, karena sebenarnya bisa terlihat sejak awal.

Poirot sendiri terlihat agak letih di sini, lebih sinis dan tidak berada dalam kondisi terbaik. Bahkan ia tidak diberi kesempatan untuk memberikan kuliah singkat di akhir buku untuk mengungkap sang pembunuh. Hiks. Saya memang pernah membaca artikel yang menyatakan kalau Agatha Christie sebenarnya agak menyesal menampilkan Poirot di The Hollow, dan akhirnya memang karakter Poirot dihilangkan dari naskah untuk versi teater The Hollow. No wonder!

Rating: 3/5

Recommended for: Agatha Christie lovers who wanted to read less superior books of hers, if you like dysfunctional family stories set in old fashion mansion, and for family drama chasers.

Submitted for:

Category: Story set in a grand house

From the bookshelf

Categories

Looking for Something?

Enter your email address to follow Books to Share and receive notifications of new posts by email.

Join 1,036 other followers

Currently Reading

I’m a Proud Member! #BBI 1301004

Wishful Wednesday Meme

Fill your Wednesdays with wishful thinking =)

Popsugar Reading Challenge 2018

bookworms

  • aleetha
  • althesia
  • alvina
  • ana
  • annisa
  • bzee
  • dewi
  • dion
  • fanda
  • Ferina
  • helvry
  • inne
  • Kobo
  • maya
  • mei
  • melmarian
  • mia
  • ndari
  • nophie
  • oky
  • peri hutan
  • ren
  • Reygreena
  • sel sel kelabu
  • sinta
  • tanzil
  • tezar
  • yuska

shop til you drop

  • abe books
  • Amazon
  • better world books
  • book depository
  • BukaBuku
  • Buku Dedo
  • bukukita
  • vixxio

Top Posts & Pages

  • Red, White & Royal Blue by Casey McQuiston
    Red, White & Royal Blue by Casey McQuiston
  • Heartless by Marissa Meyer
    Heartless by Marissa Meyer
  • The Secret History
    The Secret History
  • Circe by Madeline Miller
    Circe by Madeline Miller
  • The False Prince by Jennifer A. Nielsen
    The False Prince by Jennifer A. Nielsen

Recent Comments

When the Stars Go Da… on The Paris Wife
Hapudin Bin Saheh on Insomniac City: New York, Oliv…
The Case of the Pecu… on The Case of the Left-Handed La…
astrid.lim on Lorong Waktu by Edward Pa…
nina on Lorong Waktu by Edward Pa…

Blog at WordPress.com.

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
  • Follow Following
    • perpuskecil.wordpress.com
    • Join 1,036 other followers
    • Already have a WordPress.com account? Log in now.
    • perpuskecil.wordpress.com
    • Customize
    • Follow Following
    • Sign up
    • Log in
    • Report this content
    • View site in Reader
    • Manage subscriptions
    • Collapse this bar
 

Loading Comments...