• About this blog
  • Clearance Sale!
  • Newbery Project
  • Popsugar Reading Challenge 2022
  • Previous Challenges
    • BBI Read and Review Challenge 2017
    • Challenges 2014
    • Challenges 2015
    • Lucky No.14 Reading Challenge
    • Lucky No.15 Reading Challenge
    • POPSUGAR Reading Challenge 2017
    • Popsugar Reading Challenge 2018
    • Popsugar Reading Challenge 2020
    • Popsugar Reading Challenge 2021
    • What’s in a Name 2018
    • Twenty-Ten Challenge
    • Challenges 2012
    • Challenges 2013
  • Round Ups
  • The Librarian

~ some books to share from my little library

Tag Archives: read along

Agatha Christie Read-A-Long

24 Tuesday Sep 2013

Posted by astrid.lim in challenge, read along

≈ 6 Comments

Tags

agatha challenge, agatha christie, read along

Agatha Christie Button Meme 1

Yeaaay 🙂 Bulan ini banyak banget event seru, sampai bingung mau ikutan yang mana 😀 Thanks to Mbak Maria Hobby Buku, aku bisa puas baca buku-buku penulis favoritku sepanjang masa, Agatha Christie, selama 3 bulan ke depan 🙂

Agatha Christie Read-A-Long adalah event baca bareng (sekaligus merupakan bagian dari Mystery Reading Challenge yang juga dihost oleh Mbak Maria) dan tentunya giveaway donkkkk 😀 Selama bulan September-Desember ini, kita bisa memilih sebanyak mungkin buku Agatha sesuai tema yang ditentukan.

Inilah rencana bacaanku (yang bisa berubah sesuai keinginan, hihi):

September 15 -October 15, 2013: Hercule Poirot (Part I) –> Dead Man’s Folly, Five Little Pigs

October 17 – November 17, 2013: Jane Marple –> At Bertram’s Hotel, The Mirror Crack’d From Side to Side, A Pocket Full of Rye, The Moving Finger

November 18 – December 8, 2013: Freebies –> The Pale Horse, Why Didn’t They Ask Evans?, N or M?, Murder Is Easy, Sparkling Cyanide

December 10, 2013 – January 10, 2014: Hercule Poirot (Part II) –> Hercule Poirot’s Christmas,

BONUS: The Complete Christie (Matthew Bunson)

Now, let the Christie months, begin! 🙂

The Child Thief

13 Monday May 2013

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ 14 Comments

Tags

bahasa indonesia, fairy tales, fantasy, fiction, gift, Gramedia, read along, retelling, terjemahan

THE CHILD THIEFJudul: The Child Thief

Penulis: Brom

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (2012)

Halaman: 936p

Gift from: @GramediaFantasi

Plot:

Nick berada dalam masalah besar. Ia dikejar-kejar geng narkoba yang menyewa kamar di rumahnya. Pertemuannya dengan Peter, seorang anak misterius, sepertinya menjadi jalan keluar yang sempurna. Nick pun memutuskan ikut dengan Peter ke sebuah negeri aneh berselimut sihir, di mana anak-anak liar yang menyebut diri mereka “iblis” berusaha memenangkan peperangan melawan kelompok “pemakan daging”. Namun dunia ini pun ternyata tidak lepas dari masalah- iri hati dan dengki, keinginan untuk menjadi penguasa, dan pertempuran tanpa akhir yang tidak jelas juntrungannya, membuat Nick mulai menyesali keberadaannya di sana. Apalagi, sepertinya sihir tidak bekerja dengan baik di dunia yang sedang sekarat tersebut, dan Nick menyadari keputusannya ikut dengan Peter mungkin adalah kesalahan yang sangat besar – apalagi saat ia semakin mengenal siapa Peter sebenarnya. Si Pencuri Anak- apakah benar?

My thoughts:

Membaca buku setebal hampir 1000 halaman ini ternyata tidak semengerikan yang aku bayangkan sebelumnya. Ukuran fontnya yang agak besar, ditambah spasi yang lebar dan alur yang mengalir cepat, membuat buku ini bisa ditamatkan dalam waktu singkat. Kisah yang merupakan retelling selalu menarik untukku, tapi banyak di antara retelling tersebut yang kurang original, atau justru terlalu mengada-ada.

Child Thief adalah interpretasi Brom terhadap kisah legendaris Peter Pan. Brom mengaku sangat tertarik dengan Peter si anak yang tidak pernah dewasa, dan memang banyak faktor cukup “gelap” yang bisa digali dari kehidupan misterius Peter, sangat cocok dengan gaya menulis serta ilustrasi yang digambar oleh Brom.

Peter, the Child Thief. Pic from here.

Peter, the Child Thief. Pic from here.

Kenapa Peter tidak ingin dewasa? Ada kekecewaan apa di masa kecilnya yang membuat ia tidak ingin tumbuh dewasa, dan bahkan membenci manusia dewasa secara umum? Dan siapakah para Lost Boys- anak-anak pengikut setianya, yang dlm buku ini dikenal sebagai para Iblis, yang selalu menyertai petualangannya dan memuja Peter sang pemimpin sedemikian hebatnya? Lalu, bagaimana asal mula permusuhan abadi Peter dengan Captain Hook- yang di buku ini diwakili oleh sosok Sang Kapten dari kelompok pemakan daging?

Brom meramu kisah anak-anak Peter Pan menjadi dongeng orang dewasa yang penuh kekerasan, pertumpahan darah, kekecewaan dan kenyataan hidup yang pahit. Apakah perbuatan Peter merekrut anak-anak dari dunia nyata merupakan pertolongan bagi mereka dan menjadikannya sosok pujaan anak-anak itu? Atau justru merenggut anak-anak tersebut dari kehidupan yang seharusnya mereka jalani di dunia nyata?

Dilema ini diwakili dengan sempurna lewat sosok Nick, yang awalnya mengikuti Peter untuk melarikan diri dari hidupnya yang menyedihkan di New York, tapi setelah tiba di dunia Peter, Nick menyadari kalau hal terbaik adalah menghadapi hidup, dan bukan melarikan diri dari hadapannya. Nick melihat sosok Peter dari kacamata lain- bukan sekadar pahlawan yang dipuja-puja oleh pengikutnya, melainkan sosok egois yang memaksa anak-anak ikut berjuang dalam peperangan pribadinya demi mengembalikan dunia ajaib yang dicintainya- tanpa peduli apa yang dikorbankan anak-anak tersebut untuknya.

Yang aku suka dari Brom adalah kepiawaiannya meramu kisah fantasi dengan bumbu makhluk-makhluk menakjubkan seperti faery dan para penyihir, dengan kisah sejarah termasuk perang agama, konflik misionaris dan pencarian terhadap dunia baru alias benua Amerika. Dengan jeli Brom menelaah tiap karakternya sehingga pembaca juga bisa memahami masing-masing dilema mereka, termasuk Sang Kapten dengan kisah hidupnya yang penuh tragedi. Tidak ada tokoh yg 100 persen baik dan 100 persen jahat disini, yang ada hanyalah orang-orang yang ingin memperjuangkan kebahagiaan mereka masing-masing, seberat dan sepahit apapun hal-hal yang harus mereka korbankan.

Tapi di samping segala point positif di atas, ada dua hal yang kurang aku sukai dalam buku ini:

1. Beberapa bagian dalam terjemahan. Secara keseluruhan terjemahan buku ini bisa dibilang baik, alur yang cepat tidak terganggu oleh hasil penerjemahannya. Namun ada beberapa bagian, khususnya kata-kata umpatan yang cukup banyak bertebaran dalam buku ini, yang diterjemahkan dengan agak “maksa”. Kata “anjrit” misalnya, yang sering sekali diucapkan disini, terasa kurang sreg buatku. Apakah berasal dr kata “f*ck” dalam bahasa Inggrisnya? Hal ini mengingatkanku saat membaca Motherless Brooklyn dulu, di mana kata umpatan yang sama diterjemahkan menjadi “dancuk” berkali-kali. Terasa mengganggu dan kurang pas. Apa ya kata Indonesia yang tepat sebagai padanan umpatan ini?

2. Ending yang agak dipaksakan. Klimaks di bagian akhir buku sebenarnya sudah sangat seru, mewakili peperangan terakhir antara dua kubu. Namun ketika gerombolan dunia mereka memindahkan pertempuran ke New York, apalagi dengan kematian salah satu tokoh yang sebenarnya tidak perlu, semuanya terasa semakin di luar kendali. Serasa menonton film Jurrasic Park 2 yang endingnya anti klimaks.

 

Gerald Brom (lahir 9 Maret, 1965 di Albany, Georgia), dikenal sebagai Brom, merupakan artis dan ilustrator gothic fantasy yang karya-karyanya meliputi role-playing games, novel, dan komik. Brom kini tinggal di Seattle, Washington, bersama istri dan kedua anak laki-lakinya.

 

Lima Sekawan – The Series

19 Friday Apr 2013

Posted by astrid.lim in fiction, young readers

≈ 57 Comments

Tags

adventures, bahasa indonesia, challenge, children, classic, fiction, FYE challenge, Gramedia, read along, series, terjemahan

5 sekawan boxsetJudul: Lima Sekawan

Penulis: Enid Blyton

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (cetak ulang cover baru, 2010-2011)

Harga: IDR 25k – IDR 30k

Usia kelayakan baca: 8 y.o and up!

Lima Sekawan, yaitu Julian, Dick, George, Anne dan Timmy, menjadi teman-teman pertamaku dari dunia buku. Perkenalanku yang pertama terjadi lebih dari 20 tahun lalu, saat seorang sepupu menghibahkan buku-buku dari serial ini kepadaku. Cetakan awal yang diterbitkan oleh Gramedia tersebut memiliki ciri khas cover dengan warna-warna solid, ilustrasi yang agak kuno, serta kesan yang sedikit gloomy. Namun mereka langsung menjadi favoritku: sekelompok anak-anak Inggris yang kerap kali terlibat dalam petualangan seru, selalu didampingi oleh anjing besar mereka yang setia.

Cover versi lama, pic from here

Cover versi lama, pic from here

Enid Blyton tampaknya tahu benar apa yang diinginkan pembacanya: petualangan di laut, di pulau, mencari harta terpendam, berkemah dan bertemu orang-orang ajaib dari kelompok sirkus atau karnaval, serta tak lupa: piknik dengan makanan super lezat!

Makanya ketika Gramedia menerbitkan ulang serial ini dengan cover baru, aku bertekad untuk mengumpulkannya. Tidak sekaligus tentu, karena cukup menguras kantong juga, meski akhirnya terbit versi boxset yang tetap bikin ngiler 🙂 Setiap bulan aku memberikan jatah satu atau dua buku Lima Sekawan di kantong belanjaanku, dan setelah sekitar dua tahun, voila, lengkaplah sudah koleksiku. Cover baru dari Gramedia memiliki warna-warni pastel yang lebih ceria, dengan gambar seperti komik yang cukup imut. Namun ilustrasi di dalamnya masih mengikuti ilustrasi versi buku lama.

Inilah sedikit sinopsis dari setiap buku:

1. Di Pulau Harta

Julian dan kedua adiknya, Dick dan Anne pertama kali bertemu sepupu mereka, Georgina (yang hanya mau dipanggil George dan sangat tomboy) saat berlibur di Kirrin. Dari awal yang kurang menyenangkan, persahabatan mereka pun berkembang, terutama saat mereka menemukan petunjuk tentang adanya harta karun yang terpendam di Pulau Kirrin, pulau kepunyaan George.

2. Beraksi kembali

Lima Sekawan kembali ke Pondok Kirrin dalam liburan Natal, yang sayangnya sedikit rusak karena harus diisi oleh pelajaran tambahan. Namun minat mereka tergugah saat Pak Roland sang guru menunjukkan minat berlebih pada pekerjaan Paman Quentin (ayah George yang seorang ilmuwan) dan melakukan tindak-tanduk yang mencurigakan!

3. Minggat

Liburan musim panas Lima Sekawan di Pondok Kirrin berubah suram ketika Bibi Fanny, ibu George, sakit keras dan mereka harus ditinggal sendiri bersama pengurus rumah yang menyebalkan. Akhirnya mereka memutuskan untuk minggat ke Pulau Kirrin- namun terkejut mendapati ada orang lain di sana!

4. Ke Sarang Penyelundup

Lima Sekawan menghabiskan liburan Paskah mereka di rumah tua tempat tinggal teman mereka, si Hangus- yang bernama Sarang Penyelundup. Rumah itu terletak di puncak sebuah bukit di daerah berawa-rawa, yang dulu terkenal sebagai pusat penyelundupan. Petualangan mereka dimulai saat mereka memergoki adanya sinar-sinar aneh di tengah malam- masihkah ada penyelundup di jaman sekarang?

5. Berkelana

5 sekawan berkelanaPetualangan seru Lima Sekawan dimulai saat mereka berlibur dengan karavan melintasi daerah pedesaan Inggris- dan berkemah di dekat rombongan sirkus. Meski memiliki teman-teman baru, termasuk anak sirkus dengan simpansenya yang kocak, Lima Sekawan juga direcoki oleh beberapa anggota rombongan yang sepertinya memiliki niat jahat misterius!

 

6. Rahasia di Pulau Kirrin

Paman Quentin meminjam Pulau Kirrin untuk melakukan eksperimen penting dan super rahasia. Namun suatu hari, ia menghilang di pulau itu, menyebabkan Lima Sekawan bertekad untuk turun tangan.

7. Memburu Kereta Api Hantu

Yeay, Lima Sekawan pergi berkemah ke padang belantara! Namun liburan yang seharusnya menyenangkan, berubah mencekam saat mereka memergoki kereta api hantu yang sudah lama menjadi legenda di sekitar sana beroperasi kembali! Ada kejadian apa di baliknya?

8. Nyaris Terjebak

Lima Sekawan menghabiskan liburan mereka mengembara dengan sepeda. Namun sebuah insiden menyebabkan Dick diculik – dan Lima Sekawan mendadak terlibat dalam petualangan yang menegangkan.

9. Jo Anak Gelandangan

George dan Timmy menghilang saat Lima Sekawan ditinggalkan berlibur sendiri di Pondok Kirrin. Selain itu, ada pencuri yang membongkar ruang kerja Paman Quentin. Bagaimana Lima Sekawan bisa beraksi- padahal mereka tinggal bertiga?

10. Rahasia Harta Karun

5 sekawan harta karunSaat Lima Sekawan melakukan hiking di liburan singkat mereka, Dick dan Anne tersesat di sebuah pondok tua- dan malah tidak sengaja menerima pesan dari seorang narapidana yang sedang kabur! Pesan misterius itu merupakan petunjuk tempat terkuburnya harta curian, berhasilkan Lima Sekawan menemukannya?

 

11. Sarjana Misterius

Lima Sekawan kembali berlibur dengan karavan, kali ini berkemah dekat sebuah puri tua yang hampir runtuh. Liburan mereka berubah menjadi petualangan seru saat mereka menangkap bayangan seseorang di puri yang sudah terlantar itu. Mungkinkah ada hubungannya dengan para sarjana ilmuwan yang dikabarkan menghilang?

12. Dalam Lorong Pencoleng

Kali ini Lima Sekawan berlibur cukup jauh ke daerah pesisir Cornwall yang terpencil. Liburan yang seharusnya tenang dan menyenangkan terganggu saat mereka memergoki ada cahaya berkelap-kelip dari menara tua yang sudah tidak dihuni lagi. Masa sih, ada pencoleng yang kembali beraksi memasang suar palsu untuk menyesatkan kapal-kapal agar terdampar?

13. Rawa Rahasia

Lima Sekawan berkumpul kembali dan menghabiskan liburan dengan berkelana di Rawa Rahasia. Banyak kaum kelana berkeliaran di sana, melakukan kegiatan misterius mereka di tengah kabut misterius. Dan Lima Sekawan tak tahan untuk tidak ikut menyelidiki kegiatan kaum kelana, sampai akhirnya kabut pun membuat mereka tercerai-berai.

14. Menyamarkan Teman

Seorang ilmuwan teman Paman Quentin menitipkan anaknya di Pondok Kirrin, karena diancam oleh penculik. Lima Sekawan membantu menyamarkan teman baru mereka- dan segera terseret ke dalam petualangan penuh bahaya yang melibatkan penculik dan rahasia negara!

15. Melacak Jejak Rahasia

Karena Timmy sedang dalam masa penyembuhan, Lima Sekawan menyepi dan berkemah di taman tua dekat Pondok Kirrin. Namun cahaya menyeramkan dari rumah tua dekat kemah mereka membuat Lima Sekawan terlibat dalam petualangan seru melacak jejak misterius mencari harta tersembunyi!

16. Ke Bukit Billycock

Lima Sekawan berkemah di Bukit Billycock dan berkenalan dengan Jeff, seorang pilot pesawat tempur yang masih muda dan baik hati. Namun alangkah kagetnya Lima Sekawan ketika Jeff tiba-tiba menghilang dan dituduh membawa kabur rahasia negara!

17. Rahasia Logam Ajaib

Saat liburan musim dingin, Lima Sekawan yang baru sembuh dari wabah flu memulihkan kesehatan mereka di daerah Wales. Main ski dan kereta salju benar-benar menyenangkan, tapi ada sesuatu yang misterius di bangunan aneh yang terletak dekat pondok mereka. Seraut wajah menatap mereka dari balik jendela!

18. Memperjuangkan Harta Finniston

5 sekawan finnistonLiburan di rumah pertanian Keluarga Finniston berubah menjadi petualangan seru saat Lima Sekawan membantu keluarga ini mencari harta yang sudah terpendam berabad-abad, dan berlomba dengan peminat lainnya.

 

 

19. Karang Setan

Liburan di mercu suar tentu merupakan petualangan menarik bagi Lima Sekawan. Terutama ketika mereka dan si Utik, teman mereka si pemilik mercu suar, menemukan kepingan uang yang diduga berasal dari harta peninggalan bajak laut masa lampau!

20. Di Pulau Seram

Lima Sekawan tak sengaja terdampar di Pulau Seram, padahal tak seorang pun yang mendarat di sana akan kembali! Pulau itu menyimpan banyak misteri- termasuk patung menyeramkan dan pintu rahasia di dinding sumur.

21. Sirkus Misterius

Lima Sekawan kembali berjumpa dengan si Utik dan berkemah di lapangan dekat rumahnya. Ternyata, ada rombongan sirkus yang juga sedang berkemah di sana. Namun beberapa kejadian aneh membuat Lima Sekawan curiga bahwa sirkus itu bukanlah sirkus biasa!

 

My Thoughts and Highlights

Membaca ke-21 buku Lima Sekawan merupakan pengalaman menyenangkan, membawaku kembali ke masa kanak-kanak di mana buku menjadi sumber petualangan menarik dan tak pernah membosankan. Setelah membaca ulang di usia dewasa, ternyata kesan yang diperoleh tetap mendalam. Petualangannya tetap seru, karakternya menarik, dan settingnya itu lho – menggiurkan! Siapa sih yang nggak mau naik ke mercu suar, punya pulau sendiri, atau berkelana dengan karavan? *sigh*

Tapi, ada juga beberapa hal yang baru aku sadari ketika membaca ulang serial ini di usia ibu-ibu seperti sekarang. Ini beberapa di antaranya:

1. Character Development

Di buku-buku awal, terasa sekali dominasi karakter George di serial ini. George menjadi sentral cerita dengan karakternya sebagai anak tunggal yang keras kepala, tomboy, mau menang sendiri, namun juga berani dan setia kawan. Ketergantungannya pada Timmy juga terasa sangat berlebihan, mungkin karena ia anak tunggal sehingga cenderung kesepian. Blyton pernah mengakui kalau karakter George memang sedikit-banyak merupakan adaptasi karakternya di dunia nyata. Mungkin karena itu pula ia lebih mudah masuk ke dalam karakter George dan menjadikannya kurang lebih sebagai tokoh utama. Namun semakin ke belakang, Blyton membuat karakter-karakternya lebih seimbang. George dibuat lebih subtle di beberapa buku, lebih pengalah dan tidak terlalu menonjolkan diri. Bahkan di beberapa kisah, kunci keberhasilan mereka terletak di pundak Dick dan Anne, yang sebenarnya lebih jarang dibahas dibanding George atau Julain (yang merupakan tokoh tertua). Aku pribadi lebih suka saat kisah-kisah di buku ini sudah berimbang karakterisasinya, yang memang terjadi di separo buku-buku terakhir.

2. How Old Are They?

Di buku pertama, disebutkan kalau Julian berusia 12 tahun, Dick dan George yang sepantaran berusia 11 tahun, sedangkan Anne yang paling bontot berusia 10 tahun.  Namun semakin ke belakang, disebutkan juga kalau Julian sudah semakin dewasa, dan tanggung jawab yang diberikan padanya juga lebih besar. Misalnya saja, ia sudah dipercaya membawa sepupu dan adik-adiknya naik karavan atau bersepeda tanpa didampingi orang dewasa. Namun, tidak disebutkan hingga buku terakhir, berapa usia masing-masing anak. Dan kalau menghitung jumlah liburan musim panas yang sudah mereka lalui bersama-sama, harusnya sih petualangan mereka sudah mencakup 10 tahun lebih! Well, itulah keistimewaan buku fiksi dan cerita anak-anak. You can freeze the characters whenever you like 🙂

3. Gender Issue

Enid Blyton secara tersembunyi juga banyak membahas issue gender di buku ini. Terutama melalui keinginan George untuk dianggap sebagai anak laki-laki. Menurut George, anak lelaki tidak perlu memasak, pergi ke dapur, dan mengurus rumah. Kontras sekali dengan Anne, yang merupakan cerminan perempuan ideal: suka masak, beres-beres rumah, dan mengurus perbekalan selama mereka bertualang. Anne juga digambarkan pengalah dan penurut, dan senang dilindungi oleh kakak-kakaknya. Sikap yang sama memang ditunjukkan oleh anak-anak lelaki dalam buku ini. Di beberapa buku, malah dikisahkan kalau anak-anak lelaki sengaja meninggalkan George dan Anne yang dianggap tidak pantas ikut melakukan pengintaian di malam hari, atau kegiatan sejenisnya. George sempat memberontak dan ingin membuktikan kalau ia sama beraninya dengan anak lelaki, namun di beberapa buku terakhir, dikisahkan perubahan sifat George yang sudah lebih “perempuan”, mau ditinggalkan di malam hari, ikut membantu Anne mencuci piring atau berbelanja.

4. Back Into The Days..

Blyton menulis serial Lima Sekawan antara tahun 1942-1962. Dan di beberapa buku, terasa juga pengaruh tahun-tahun saat penulisan serial ini. Misalnya saja, isu rahasia negara, mata-mata, dan penelitian rahasia, banyak disinggung sebagai bagian dari petualangan Lima Sekawan. Banyak kasus menyangkut penculikan dengan tebusan eksperimen atau rahasia penelitian, terutama yang dilakukan Paman Quentin. Ada juga kasus yang membahas tentang ilmuwan yang berkhianat, pilot yang dianggap mata-mata, atau pencurian surat-surat berharga berupa penelitian untuk negara. Tahun-tahun menjelang dan setelah Perang Dunia II terasa mewarnai buku-buku ini dengan isu-isu tersebut. Yang juga terasa adalah perbedaan kondisi tahun 40-an sampai 60-an, di mana pedesaan masih menonjol, dan keamanan masih terjaga baik. Terbukti dari mudahnya Lima Sekawan (yang relatif masih anak-anak) berlibur sendirian ke manapun mereka mau. Kalau di jaman sekarang sih, mana mungkin orang tua merelakan anaknya yang berusia 11 tahun berkelana naik karavan dan bergaul dengan rombongan sirkus, atau berkemah menumpang di lumbung pertanian? Ahh…those wonderful years 🙂

5. Secret Passages and New Friends

Hampir di setiap buku, Blyton menghadirkan elemen favorit para pencinta petualangan: jalan rahasia! Kadang berupa lorong rahasia, atau tempat persembunyian rahasia semacam gua atau terowongan. Pokoknya jalan atau ruangan yang gelap dan biasanya berada di bawah tanah. Favoritku adalah lorong yang menyambungkan Pulau Kirrin dengan daratan – terowongan bawah laut! Imajinasi Blyton memang luar biasa. Satu elemen penting lain yang sering ditambahkan Blyton di serial ini adalah tokoh-tokoh baru, yang kebanyakan sepantaran Lima Sekawan. Beberapa awalnya menyebalkan, tapi akhirnya malah menjadi teman baik Lima Sekawan, dan muncul beberapa kali sepanjang seri ini, seperti Jo si anak gelandangan, atau si Utik dengan monyetnya yang bandel.

6. Food Galore!

Siapapun penggemar Enid Blyton pasti hafal dengan salah satu ciri khasnya, yaitu menyelipkan adegan makan yang serba menggiurkan! Yang paling sering itu adalah limun jahe (ginger ale gitu ya?), tomat dan telur rebus, daging asap, roti lapis isi daging, perkedel daging, dan kue buah. Yummy!! Bahkan, JK Rowling pernah berujar di salah satu interview, kalau ia terinspirasi dari Blyton dalam mendeskripsikan secara detail makanan yang ada di buku Harry Potter. Yep, you can’t get enough of those delicious food! Lidah kaleng dan sardencis, anyone?

7. Fantastic Titles

Aku juga baru sadar kalau judul Lima Sekawan versi terjemahan bahasa Indonesia ternyata jauh lebih menarik daripada judul asli dalam bahasa Inggris. Sebagai contoh, Memburu Kereta Api Hantu judul aslinya adalah Five Go Off to Camp. Lalu, Dalam Lorong Pencoleng, memiliki judul asli Five Go Down to the Sea. Sedangkan Sarjana Misterus, judul aslinya adalah Five Have a Wonderful Time. Zzzzz…kurang kreatif bikin judul yah, Ibu Enid ini 😀

 

Overall, Lima Sekawan adalah serial klasik yang tak akan lekang oleh waktu. Selalu dapat dinikmati, dan menimbulkan kenangan manis yang berharga. I will totally recommend the series to my kid, when he’s old enough to read them. Dan memang, di tengah gempuran petualangan fantasi yang serba heboh, kembali ke serial old school kayak gini sangat menyegarkan. Misterinya tidak secerdas Trio Detektif atau semenggelitik Pasukan Mau Tahu, tapi Lima Sekawan tetap memiliki tempat tersendiri, terutama sebagai pionir kisah-kisah petualangan sepanjang masa.

Review ini disubmit juga untuk:

Come join the event!

Come join the event!

Read-A-Long Children

 

 

 

Hotter Potter January Meme

15 Tuesday Jan 2013

Posted by astrid.lim in meme, read along

≈ 11 Comments

Tags

BBI, hotter potter, meme, read along

hotter-potter-logo-1

Tahun 2013 tampaknya akan semakin menyenangkan karena ada event Hotter Potter yang dihost oleh Melisa. Selain read a long buku-buku Harry Potter, setiap bulannya juga ada meme yang serba seru, dengan hadiah yang nggak kalah seru (Books to Share juga akan jadi sponsor di salah satu meme lho!).

Untuk bulan Januari ini, pertanyaannya adalah:

“Jika kamu menjadi salah satu guru di Hogwarts, kamu ingin menjadi siapa? Alasannya?”

Ihhhh susah deh pertanyaannya. Bukan karena nggak ada guru yang menarik, tapi justru karena semua guru memiliki keunikan masing-masing yang sama-sama menarik. Akhirnya, setelah menimbang dan merenung, aku memilih guru paling favoritku sepanjang sejarah Hogwarts:

Profesor Remus Lupin

Guru Pertahanan terhadap Ilmu Hitam yang (sayangnya) hanya mengajar satu tahun saja, ketika Harry duduk di kelas tiga. Pertahanan terhadap Ilmu Hitam adalah salah satu ilmu paling penting yang dipelajari Harry, terutama untuk mempersiapkan pertarungannya dengan Lord Voldemort di masa depan. Namun sayangnya, guru Pertahanan terhadap Ilmu Hitam tidak pernah ada yang benar. Ada yang malah anak buah Voldemort, ada yang narsis ala selebritis, ada yang kaki tangan kementerian sihir…

Untunglah, meski hanya sebentar, Harry sempat merasakan pelajaran Pertahanan terhadap Ilmu Hitam yang sesungguhnya bersama dengan Lupin. Lupin adalah tipikal guru yang sangat mencintai pekerjaannya, mempersiapkan pelajaran dengan serius dan berusaha membuat pelajaran di kelas menjadi semenarik mungkin.

Favoritku adalah pelajaran mengenai Boggart, di mana setiap anak diminta Lupin untuk mengatasi “mimpi terburuk” masing-masing yang dimunculkan oleh Boggart. Lupin bisa membuat Nevile menjadi lebih percaya diri, dan tidak pilih kasih pada Harry yang jelas-jelas adalah anak sahabatnya sendiri.

Lupin in his office

Lupin in his office

Lupin juga mempersiapkan salah satu ujian paling keren di Hogwart, memunculkan makhluk-makhluk semacam Grindylow dan Boggart. Dan dari Lupin juga Harry berlatih Patronus yang membantunya melawan Dementor.

Yang membuat Lupin keren adalah di balik kecintaannya mengajar dan dedikasinya sebagai guru, Lupin tidak pernah lupa akan masa mudanya di Hogwarts: salah satu pencetus Peta Perompak dan anggota geng nya James Potter yang populer.

Sayangnya, fakta bahwa Lupin merupakan manusia serigala (yang sebenarnya bukan merupakan masalah bagi Dumbledore) membuat Lupin akhirnya mengundurkan diri dari Hogwarts. Tapi jangan salah, perannya sangat penting dalam pertempuran di akhir kisah. He’s the coolest teacher ever at Hogwarts – probably only Dumbledore could beat him on that! But Dumbledore didn’t really teach when Harry in Hogwarts, sooo… too bad! =p

Not only me who thinks Lupin is a cool teacher =)

Not only me who thinks Lupin is a cool teacher =)

From the bookshelf

Categories

Looking for Something?

Enter your email address to follow Books to Share and receive notifications of new posts by email.

Join 1,037 other followers

Currently Reading

I’m a Proud Member! #BBI 1301004

Wishful Wednesday Meme

Fill your Wednesdays with wishful thinking =)

Popsugar Reading Challenge 2018

bookworms

  • aleetha
  • althesia
  • alvina
  • ana
  • annisa
  • bzee
  • dewi
  • dion
  • fanda
  • Ferina
  • helvry
  • inne
  • Kobo
  • maya
  • mei
  • melmarian
  • mia
  • ndari
  • nophie
  • oky
  • peri hutan
  • ren
  • Reygreena
  • sel sel kelabu
  • sinta
  • tanzil
  • tezar
  • yuska

shop til you drop

  • abe books
  • Amazon
  • better world books
  • book depository
  • BukaBuku
  • Buku Dedo
  • bukukita
  • vixxio

Top Posts & Pages

  • Red, White & Royal Blue by Casey McQuiston
    Red, White & Royal Blue by Casey McQuiston
  • Lima Sekawan - The Series
    Lima Sekawan - The Series
  • Lorong Waktu by Edward Packard
    Lorong Waktu by Edward Packard
  • The Book Thief by Markus Zusak
    The Book Thief by Markus Zusak
  • The Picture of Dorian Gray by Oscar Wilde
    The Picture of Dorian Gray by Oscar Wilde

Recent Comments

When the Stars Go Da… on The Paris Wife
Hapudin Bin Saheh on Insomniac City: New York, Oliv…
The Case of the Pecu… on The Case of the Left-Handed La…
astrid.lim on Lorong Waktu by Edward Pa…
nina on Lorong Waktu by Edward Pa…

Create a free website or blog at WordPress.com.

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
  • Follow Following
    • perpuskecil.wordpress.com
    • Join 1,037 other followers
    • Already have a WordPress.com account? Log in now.
    • perpuskecil.wordpress.com
    • Customize
    • Follow Following
    • Sign up
    • Log in
    • Report this content
    • View site in Reader
    • Manage subscriptions
    • Collapse this bar
 

Loading Comments...