• About this blog
  • Clearance Sale!
  • Newbery Project
  • Popsugar Reading Challenge 2023
  • Previous Challenges
    • BBI Read and Review Challenge 2017
    • Challenges 2014
    • Challenges 2015
    • Lucky No.14 Reading Challenge
    • Lucky No.15 Reading Challenge
    • POPSUGAR Reading Challenge 2017
    • Popsugar Reading Challenge 2018
    • Popsugar Reading Challenge 2020
    • Popsugar Reading Challenge 2021
    • Popsugar Reading Challenge 2022
    • What’s in a Name 2018
    • Twenty-Ten Challenge
    • Challenges 2012
    • Challenges 2013
  • Round Ups
  • The Librarian

~ some books to share from my little library

Tag Archives: puzzle

The Golden Tresses of the Dead by Alan Bradley

17 Friday Jan 2020

Posted by astrid.lim in fiction, young readers

≈ 2 Comments

Tags

british, cozy mystery, middle grade, mystery, popsugar RC 2020, puzzle, series, young adult

Judul: The Golden Tresses of the Dead

Penulis: Alan Bradley

Penerbit: Delacorte Press (2019)

Halaman: 327p

Beli di: Periplus.com (IDR 42,500)

Tidak terasa, serial Flavia de Luce sudah mencapai buku ke 10! Rasanya masih ingat saat saya pertama kali bertemu dengan Flavia dan terkagum-kagum oleh kejeniusannya memecahkan misteri.

Banyak yang sudah terjadi dalam hidup Flavia selama 10 buku ini, termasuk kematian ayahnya dan sedikit kejelasan tentang misteri ibunya yang menhilang.

Di buku ini, Flavia kembali dihadapkan pada perubahan dalam keluarganya. Kakak tertuanya, Feely, menikah dan akan bepergian ke luar negeri dalam waktu yang cukup lama.

Namun, insiden terjadi saat resepsi pernikahan: ditemukan sepotong jari manusia di dalam wedding cake! Flavia -yang kini berkolaborasi dengan mantan asisten ayahnya, Dogger- langsung menyambar misteri itu dengan bersemangat. Belum lagi mendapat kejelasan, mereka sudah didatangi seorang klien baru, Mrs. Prill, yang mengaku kehilangan surat-surat pribadinya- dan secara mengejutkan, ia terbunuh tak lama setelah berkonsultasi dengan Flavia dan Dogger. Adakah hubungan antara misteri jari dalam kue dan meninggalnya Mrs. Prill?

Misteri yang awalnya sederhana ini ternyata menyimpan sesuatu yang lebih besar dan gelap, yang melibatkan beberapa orang penting si Bishop’s Lacey. Namun apakah Flavia dan Dogger cukup mampu mengungkap kasus kolaborasi pertama mereka?

Terus terang, buku ini tidak semenggigit beberapa buku Flavia sebelumnya. Misterinya agak terlalu berputar-putar, dengan beberapa pertanyaan yang masih tak terjawab di bagian akhir buku (saya bahkan masih tidak yakin apa alasan utama Mrs.Prill harus dilenyapkan). Selain itu, chemistry antara Dogger dan Flavia (yang biasanya bekerja sendiri), juga agak terlihat canggung di beberapa bagian. Flavia seolah terlihat menahan diri karena berusaha mendapat persetujuan dari Dogger. Padahal dia masih setajam biasanya.

Mungkin ini adalah pemanasan dari awal mula kolaborasi Flavia dan Dogger- dan saya berharap ini bukan menjadi buku Flavia yang terakhir. Alan Bradley sendiri sudah mengungkapkan niatnya untuk mengurangi produktivitas buku Flavia (dengan alasan umur dan kesehatan), meskipun belum menyatakan akan mengakhiri serial ini. Semoga saja ia masih akan produktif menghasilkan beberapa kisah lanjutan Flavia de Luce yang tak pernah membosankan ini.

Let’s hope for more juicy Flavia stories coming up in the future!!

Submitted for:

Kategori: A book with “gold,” “silver,” or “bronze” in the title

Magpie Murders by Anthony Horowitz

25 Tuesday Sep 2018

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ Leave a comment

Tags

book about books, british, english, fiction, murder mystery, mystery, popsugar RC 2018, puzzle, thriller, whodunnit

Judul: Magpie Murders

Penulis: Anthony Horowitz

Penerbit: Orion (paperback edition, 2017)

Halaman: 234p

Beli di: The Book Depository (IDR 116,584)

Alan Conway adalah seorang penulis kisah misteri terkenal, yang menciptakan tokoh detektif legendaris, Atticus Pund.

Novelnya yang terakhir berjudul Magpie Murders, yang siap untuk direview oleh editornya, Susan Ryeland. Susan sendiri menjadi narator utama kisah ini, yang memperingatkan kita, pembaca, tentang betapa Magpie Murders bukanlah buku biasa, dan sudah mengubah total hidupnya.

Kita pun diajak masuk menelusuri kisah Magpie Murders, dan pembunuhan (atau kecelakaan?) yang terjadi di desa Saxon-on-Avon. Atticus Pund menyelidiki petunjuk demi petunjuk dan hampir berhasil mengungkap siapa pembunuh sesungguhnya, namun sayangnya bab terakhir Magpie Murders menghilang. Susan tentu saja tidak puas, apalagi karena kisah tersebut sedang seru-serunya.

Lebih parah lagi, Conway ditemukan meninggal dunia di rumahnya, dan bos Susan, Charles, menerima surat perpisahan dari Conway yang mengungkapkan alasannya bunuh diri.

Susan merasa ada yang janggal dengan semua kejadian ini. Conway yang ia kenal bukanlah orang yang memiliki kecenderungan bunuh diri- apalagi kariernya sukses dan ia baru akan menerbitkan buku yang fenomenal. Lalu, ke mana halaman-halaman manuskrip buku tersebut menghilang, dan apakah ada hubungannya dengan kematian Conway?

Magpie Murders adalah satu lagi karya jenius dari Anthony Horowitz, yang hingga saat ini belum berhasil mengecewakan saya lewat kemampuannya menciptakan jalinan kisah yang rumit, menggigit dan penuh kejutan tak terduga. Susan berperan sebagai detektif amatir di sini, dan bagaimana ia mencocokkan misteri di dalam buku dengan misteri sesungguhnya yang ia hadapi, adalah salah satu daya tarik utama kisah ini. Buku di dalam buku, misteri di dalam misteri- adalah salah satu tema favorit saya yang untungnya berhasil dipaparkan dengan gemilang oleh Horowitz.

Kepingan demi kepingan puzzle dipasangkan dengan hati-hati, dan Horowitz mengajak kita pembaca ikut bermain mencari petunjuk bersama Susan, menebak-nebak bagaimana kisah ini berakhir, dan bagaimana dua misteri besar akan menyatu dalam jawaban yang mengejutkan.

Anthony Horowitz, yang juga menjadi penulis pastiche buku-buku Sherlock Holmes dengan keberhasilan yang luar biasa, adalah salah satu penulis kisah misteri terbaik saat ini. Kemampuannya mengolah ide yang unik, dengan karakter dan setting yang seringkali menjadi homage bagi kisah whodunit klasik, serta tidak lupa twist tak terduga namun masuk akal, yang seringkali mengecoh pembaca, merupakan kekuatan utamanya yang mengingatkan saya pada Agatha Christie. Salah satu impian saya adalah suatu hari nanti Horowitz akan menulis pastiche Hercule Poirot, karena terus terang saja saya cukup kecewa dengan Sophie Hannah yang sudah memorakporandakan kisah detektif Agatha Christie ini. Namun mau tahu apa jawaban Horowitz?

Super LOL 😀

Submitted for:

Category: A book with alliteration in the title

Curiosity House: The Screaming Statue (Lauren Oliver & H.C. Chester)

27 Friday Jul 2018

Posted by astrid.lim in fiction, young readers

≈ 3 Comments

Tags

children, english, fiction, middle grade, mystery, new york, puzzle, series

Judul: Curiosity House: The Screaming Statue

Penulis: Lauren Oliver & H.C. Chester

Penerbit: HarperCollins Children’s Books (First paperback Edition, 2017)

Halaman: 361p

Beli di: Better World Books (USD 6.48)

Setelah petualangan seru yang dialami oleh empat sahabat Max, Pippa, Sam dan Thomas di buku sebelumnya, kini mereka hadir kembali dengan petualangan selanjutnya yang tak kalah seru.

Dumfrey’s Dime Museum of Freaks, Oddities, and Wonders, mengalami masa-masa suram dan nyaris bangkrut, terlepas sari publisitas singkat yang sempat mereka dapatkan dari petualangan keempat sahabat tersebut di buku pertama. Max, Pippa, Sam dan Thomas terancam akan kehilangan rumah mereka. Musibah juga bertambah dengan terbunuhnya salah satu teman terbaik mefeka, pematung terkenal Siegfried Eckleberger alias Freckles. Penyelidikan keempat anak ini membawa mereka pada kasus pembunuhan lain yang sedang banyak dibicarakan di kota New York saat itu, yaitu pembunuhan pewaris keluarga kaya yang menghebohkan.

Sementara itu, musuh lama mereka (yang juga terkait erat dengan masa lalu mereka yang misterius), Nicholas Rattigan, kabarnya sudah pergi dari Chicago dan kemungkinan sedang menuju ke New York. Dengan segala kekacauan yang mereka hadapi, Pippa, Max, Thomas dan Sam berusaha mengerahkan tenaga (dan kemampuan unik mereka!) untuk menyelamatkan museum yang mereka cintai, sekaligus memecahkan kasus-kasus pembunuhan pelik yang mengancam keberlangsungan hidup mereka.

The Screaming Statue masih membawa formula yang sama dengan buku pertamanya, Shrunken Head. Lauren Oliver memang piawai merangkai petualangan dan misteri seru serta tema keluarga dan persahabatan, yang tentu saja diselingi dengan setting dan detail menarik dari Museum Dumfrey yang legendaris.

Perkembangan karakter keempat tokoh utama kisah ini juga dieksplorasi dengan lebih dalam, terutama yang menyangkut masa lalu mereka serta asal mula munculnya kemampuan super yang membawa mereka menjadi penghuni museum. Dan kehadiran tokoh baru, Howie, yang juga memiliki kemampuan unik, menambah konflik yang menguji persahabatan mereka.

Tidak sabar rasanya melanjutkan buku ke-3, The Fearsome Firebird, yang syukurlah sudah terbit saat ini.

Submitted for:

Category: A book by two authors

 

The Ghosts of Tupelo Landing by Sheila Turnage

05 Tuesday Dec 2017

Posted by astrid.lim in fiction, young readers

≈ 1 Comment

Tags

america, bbi review reading 2017, children, english, fiction, ghost story, middle grade, mystery, mystery/thriller, puzzle, series, young adult

Judul: The Ghosts of Tupelo Landing

Penulis: Sheila Turnage

Penerbit: Puffin Books (2014)

Halaman: 352p

Beli di: Kinokuniya Ngee Ann City (SGD 14.45)

Mo and Dale are back!!!

Setelah mengikuti petualangan mereka yang seru di buku sebelumnya, kini kita diajak untuk kembali menghadapi misteri yang tak kalah menarik di buku kedua serial ini.

Mo dan Dale yang membentuk Desperado Detectives mendapatkan kasus terbaru saat Miss Lana (ibu angkat Mo) membeli penginapan tua yang dilelang di kota kecil tempat tinggal mereka, Tupelo Landing. Masalahnya, penginapan tersebut dihantui oleh sesosok makhluk halus yang keberadaannya amat misterius namun sudah terkenal di mana-mana.

Mo dan Dale menyelidiki jauh ke masa lalu para penduduk Tupelo Landing, untuk menyibak asal usul hantu mereka, yang disinyalir merupakan anak perempuan yang tinggal di Tupelo Landing bertahun-tahun lalu dan meninggal secara tragis.

Yang lebih seru lagi, Mo dan Dale sudah sesumbar pada teman-teman sekelas mereka, bahwa untuk tugas pelajaran sejarah mewawancarai penduduk Tupelo Landing, mereka akan mewawancarai sang hantu!

Di sela-sela penyelidikan, tentu banyak pihak-pihak lain yang berkepentingan terhadap penginapan tua serta misteri yang tersimpan di dalamnya, dan mereka berusaha menjegal Mo dan Dale. Kedua detektif kita juga mendapatkan teman (atau musuh?) baru, anak laki-laki bernama Harm yang tiba-tiba muncul di Tupelo Landing.

Secara keseluruhan, buku kedua ini masih tetap seru, kocak dan menarik seperti pendahulunya. Namun, tidak seperti buku pertama yang murni merupakan kisah detektif, di buku kedua ini Sheila Turnage bermain-main dengan unsur supernatural dan menambahkan plot kisah hantu yang sedikit berbeda. Jadi jangan kaget kalau penyelesaian misterinya pun tidak seperti yang dibayangkan.

Setting kota kecil Tupelo Landing terasa amat familiar, dengan tokoh dan karakter yang digali makin dalam sehingga kita semakin mengenal para penduduk kota ini. Namun ada juga beberapa karakter baru yang tak kalah unik dan menggugah rasa ingin tahu.

Yang juga masih dibahas adalah misteri keberadaan orang tua Mo- apakah ibunya masih hidup setelah terpisah darinya saat banjir bertahun-tahun yang lalu? Mo masih sering menulis surat untuk ibunya, namun di buku kedua ini ia memang lebih fokus pada keluarga Tupelo Landing yang sudah dianggapnya sebagai rumahnya sendiri.

Buku selanjutnya, The Odds of Getting Even, sudah terbit dan melanjutkan petualangan seru Desperado Detectives yang tidak ada habisnya 🙂

PS: Yang saya suka juga dari serial ini adalah covernya yang very very collectible 😀

Submitted for:

Kategori : Children Literature

 

 

The Last Anniversary by Liane Moriarty

11 Wednesday Oct 2017

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ 1 Comment

Tags

australia, bbi review reading 2017, borrowed, drama, english, family, fiction, mystery, puzzle, romance, women

Judul: The Last Anniversary

Penulis: Liane Moriarty

Penerbit: Penguin Books (2005)

Halaman: 402p

Borrowed from: Ferina

Liane Moriarty. Nama yang akhir-akhir ini semakin populer berkat novel-novelnya yang juicy, yang beberapa malah sudah diangkat ke laya kaca. Tidak banyak penulis asal Australia yang berhasil menembus popularitas global dan Moriarty masih menjadi salah satunya.

The Last Anniversary tetap menggunakan ramuan jagoannya: rahasia keluarga, karakter-karakter yang quirky, konflik dan intrik rumah tangga serta pertemanan yang tak seindah kelihatannya.

Kisah berputar di sekitar pulau Scribbly Gum yang berlokasi di dekat kota Sydney. Pulau milik keluarga Doughty tersebut menjadi terkenal sejak era Depresi, saat Rose dan Connie Doughty, kakak beradik yang tinggal di sana, menemukan seorang bayi yang ditelantarkan oleh orang tuanya, Mr. dan Mrs. Munro yang sempat tinggal di pulau tersebut. Bayi itu kemudian dikenal sebagai Munro Baby. Dan sejak saat itu, hingga puluhan tahun kemudian, ‘Munro Baby Mystery’ membawa Scribbly Gum menjadi salah satu tempat wisata yang paling diminati di area Sydney, terutama acara tahunan mereka yang memperingati anniversary Baby Munro, selalu padat oleh pengunjung. Enigma, si bayi Munro, juga sudah berkeluarga dan memiliki anak-anak dan cucu yang sebagian ikut tinggal di pulau tersebut.

Namun tahun ini segalanya terasa berbeda. Connie, yang merupakan otak bisnis Scribbly Gum, meninggal dunia, dan mewariskan rumahnya pada Sophie Honeywell, mantan pacar salah satu cucu Enigma, Thomas, dan tentu saja keputusan Connie untuk mewariskan rumahnya pada orang luar yang bukan anggota keluarga, menimbulkan pro dan kontra.

Sophie sendiri amat terkejut dengan hal luar biasa ini. Sejak putus dengan Thomas, fokus hidupnya adalah mencari pasangan hidup yang bisa diajak berkeluarga, dan entah kenapa, Scribbly Gum sepertinya menjanjikan awal yang baru -termasuk dalam area romans- pada hidup Sophie.

Namun ternyata, ada rahasia-rahasia masa lalu keluarga Scribbly Gum yang Sophie mau tak mau terjebak di dalamnya. Dan semuanya meledak di malam Anniversary Sribbly Gum yang penuh drama!

Kekuatan utama Lianne Moriarty adalah meramu intrik-intrik rahasia ke dalam plot yang juicy dan membuat penasaran. Terkadang ramuan ini benar-benar sukses membuat pembaca menebak-nebak, seperti yang saya lakukan saat membaca The Husband’s Secret. Tapi dalam The Last Anniversary, saya merasa plotnya masih agak lemah. Rahasia yang ditutup-tutupi entah kenapa mudah tertebak sejak bagian pertengahan buku, dan pengungkapannya pun terasa amat flat. Semacam menimbulkan komentar “Nggak penting ah—” setelah rahasia tersebut terungkap.

Untunglah banyak karakter di buku ini yang cukup menarik sehingga agak mengobati kekecewaan terhadap keseluruhan plotnya. Grace yang bergumul dengan postnatal depression, dan Veronica yang selalu marah-marah, adalah beberapa karakter yang justru bisa menjadi favorit saya. Sementara karakter Sophie dan keluarganya agak terlalu membosankan menurut saya, dibuat komikal tapi tidak meyakinkan. Untungnya Moriarty tidak bermain-main terlalu detail dengan topik pencarian pasangan hidup Sophie sehingga saya masih bisa sabar mengikuti kisah ini.

Saya membaca di suatu tempat kalau The Last Anniversary adalah salah satu buku yang ditulis Moriarty di awal kariernya. Mungkin itu juga salah satu alasan plot lemah dan beberapa ganjalan lain, yang merupakan hasil eksperimen awal si penulis. Saya sendiri masih tetap tertarik untuk melanjutkan membaca karya Moriarty lainnya terutama yang ditulis belakangan ini.

Submitted for:

Kategori Ten Point: Buku Penulis Lima Benua (Australia)

 

Wishful Wednesday [222]

08 Wednesday Mar 2017

Posted by astrid.lim in meme

≈ 3 Comments

Tags

children, meme, mystery, puzzle, wishful wednesday, wishlist

Huaaaa angka Wishful Wednesdaynya cantik ya kali ini… Jadi pingin ngadain giveaway lagi… tapi belum ada modal, hahaha… Sabar ya guys, ngumpulin modal dulu XD

As usual, saya suka buku-buku anak yang menarik hati- terutama dari genre misteri, historical fiction dan sejenisnya yang banyak teka-teki, puzzle dan twist ending yang seru!

Kali ini, saya jatuh cinta dengan cover dan premis buku yang satu ini:

The Gallery (Laura Marx Fitzgerald): A riveting historical art mystery for fans of Chasing Vermeer and The Westing Game, set in the Roaring Twenties!

It’s 1929, and twelve-year-old Martha has no choice but to work as a maid in the New York City mansion of the wealthy Sewell family. But, despite the Gatsby-like parties and trimmings of success, she suspects something might be deeply wrong in the household—specifically with Rose Sewell, the formerly vivacious lady of the house who now refuses to leave her room. The other servants say Rose is crazy, but scrappy, strong-willed Martha thinks there’s more to the story—and that the paintings in the Sewell’s gallery contain a hidden message detailing the truth. But in a house filled with secrets, nothing is quite what it seems, and no one is who they say. Can Martha follow the clues, decipher the code, and solve the mystery of what’s really going on with Rose Sewell . . . ?

Inspired by true events described in the author’s fascinating note, The Gallery is a 1920s caper told with humor and spunk that readers will love.

Saya sendiri sudah pernah membaca salah satu buku Fitzgerald sebelumnya, Under The Egg, tapi belum sempat mereviewnya di sini… Yang jelas, saya cukup terkesan dengan buku itu dan jadi penasaran ingin membaca buku-buku Fitzgerald selanjutnya. Dan ternyata…. yeay, ada buku baru yang diterbitkan. Mudah-mudahan aja cepat keluar versi paperbacknya yang nggak mahal 😀 Inilah ruginya kalau punya wishlist buku baru terbit, suka nggak sabar menunggu versi yang lebih murah, hehe.

Kalau kamu, apa WW mu minggu ini?

  • Silakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu =)
  • Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) atau segala hal yang berhubungan dengan kebutuhan bookish kalian, yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku/benda itu masuk dalam wishlist kalian ya!
  • Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post). Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian.
  • Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)

 

The Red House Mystery by A.A. Milne

23 Monday Jan 2017

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ 2 Comments

Tags

audiobook, bbi review reading 2017, british, classic, crime, english, fiction, mystery, popsugar RC 2017, puzzle

red-house-mysteryJudul: The Red House Mystery

Penulis: A.A. Milne

Penerbit: LibriVox (Audiobook, 2007) – first published: 1922

Narrator: Kristin Hughes

Running time: 6:55:46

Download for free: https://librivox.org/the-red-house-mystery-by-a-a-milne/

Pertama-tama, saya mau pengakuan dulu nih: Sebelumnya, saya tidak pernah mencoba mendengarkan audiobook XD

Kenapa? Seperti yang pernah saya singgung sebelumnya: Saya terlalu snob dan kuno untuk mau mencoba menikmati buku melalui format selain printed books. Ternyata, harus saya akui, saya sudah kehilangan banyak hal! Karena, mendengarkan audiobook rupanya memiliki keasyikan tersendiri yang tidak bisa dibandingkan dengan membaca buku cetak. Thanks to Popsugar Reading Challenge for pushing me to enjoy an audiobook!

Yang pasti, audiobook bisa dinikmati dengan lebih fleksibel: saya mendengarkannya sambil lari atau jalan pagi, sambil di atas ojek saat pulang kantor, sambil tidur-tiduran di rumah, dan lain-lain. Memang butuh konsentrasi tinggi karena saya tidak biasa mendengarkan dengan intensif – tapi untunglah saya memilih buku yang tepat untuk eksperimen pertama ini.

The Red House Mystery bercerita tentang pembunuhan yang terjadi di sebuah rumah di daerah pedesaan Inggris, yang bernama Red House. Pemiliknya, Mark Ablett, adalah seorang penulis dan seniman yang memperoleh kekayaannya dari ibu angkatnya. Ia rutin mengundang teman-temannya untuk menghabiskan liburan di rumah tersebut, sambil melakukan berbagai kegiatan seperti bowling, teater, main golf atau billiard.

Suatu hari, Mark terkejut karena kakak laki-lakinya yang sudah lama pindah ke Australia (dan selalu menjadi kambing hitam keluarga), mendadak ingin berkunjung ke Red House. Saat itu Mark sedang menjamu beberapa temannya yang menghabiskan liburan di sana. Meski terganggu, Mark memutuskan untuk menemui abangnya, sementara tamu-tamunya bermain golf di lapangan yang terletak agak jauh dari Red House.

Namun sebuah tragedi terjadi saat Robert, kakak laki-laki Mark tiba di Red House. Terdengar tembakan dari dalam ruangan tempat mereka bertemu. Saat itu, Anthony Gillingham, seorang pria yang kebetulan sedang berada di desa tersebut dan ingin mengunjungi temannya, Bill Beverley yang adalah salah satu tamu Mark, tiba di Red House dan mendapati suasana yang sangat aneh. Matthew Cayley, sepupu Mark yang juga merupakan pengurus rumah tangganya, sedang menggedor ruangan yang terkunci. Dan lebih aneh lagi, saat Anthony dan Matthew berhasil masuk ke ruangan tersebut, ternyata hanya ada jenazah Robert, sedangkan Mark menghilang entah ke mana! Apakah Mark melarikan diri setelah menembak Robert? Tapi ke mana ia menghilang?

Anthony, yang tadinya tidak ada urusan apapun dengan Red House, jadi ikut terlibat menyelidiki kasus tersebut, dibantu temannya yang masih muda, Bill. Ala-ala Sherlock dan Watson, penyelidikan mereka cukup enak untuk diikuti, sementara kepingan-kepingan puzzle semakin banyak bermunculan dan membawa mereka ke tempat-tempat dan kesimpulan yang tak terduga.

The Red House Mystery ditulis oleh A.A. Milne, yang terkenal dengan cerita-ceritanya tentang Christopher Robin dan Winnie the Pooh. Namun, di sini Milne menunjukkan sisinya yang lain, karena ternyata ia juga mampu menyajikan kisah detektif klasik yang cerdas namun tidak berbelit-belit. Plotnya mengingatkan saya akan cerita misteri Agatha Christie, ditambah settingnya di rumah besar di pedesaan Inggris yang memang sering menjadi setting cerita Poirot atau Miss Marple.

Dialog dan hubungan antara Anthony serta Bill juga menyenangkan untuk diikuti, terutama humor-humor segar yang berasal dari Bill yang naif namun mudah untuk disukai. Saya sendiri sudah bisa menebak arah cerita sejak di pertengahan buku, tapi penyelesaiannya tetap menarik dan termasuk memuaskan.

Narator buku ini, Kristin Hughes, adalah narator yang sudah sering berkontribusi pada audiobook LibriVox, yang semuanya sudah berada di public domain dan bisa didownload gratisss (rata-rata memang buku klasik ya, genrenya). Hughes berhasil membawakan cerita ini dengan cemerlang, dengan intonasi yang tepat, ucapan yang jelas, aksen British yang pas dan mudah dimengerti, dan beberapa suara yang dibuat berbeda saat dialog berlangsung sehingga pendengar gampang membedakan pemilik masing-masing suara.

Sekarang, saya jadi bersemangat ingin mendownload beberapa kisah misteri klasik lainnya 🙂

Submitted for:

Category: An Audiobook

Category: An Audiobook

 

 

 

 

 

 

Kategori: Thriller and Crime Fiction

Kategori: Thriller and Crime Fiction

 

 

 

Three Times Lucky by Sheila Turnage

09 Monday Jan 2017

Posted by astrid.lim in fiction, young readers

≈ 2 Comments

Tags

america, bbi review reading 2017, children, detective, english, fiction, middle grade, mystery, popsugar RC 2017, puzzle, series

three-times-luckyJudul: Three Times Lucky

Penulis: Sheila Turnage

Penerbit: Puffin Books (2012)

Halaman: 312p

Beli di: Periplus.com ( IDR 112k)

Mo LoBeau kini berumur 11 tahun, tinggal di kota kecil Tupelo Landing di North Carolina, dan terobsesi berat mencari tahu siapa ibu kandungnya.

Kisah hidup Mo memang cukup unik. Ia terpisah dari ibunya saat banjir besar 11 tahun yang lalu, hanyut di sungai dan ditemukan oleh seorang laki-laki yang dikenal sebagai Colonel serta memiliki masa lalu misterius, lalu diangkat anak oleh seorang perempuan baik hati bernama Miss Lana.

Colonel dan Miss Lana membuka sebuah cafe di kota kecil mereka, dan Mo menganggap mereka adalah keluarganya yang terdekat, namun bagaimanapun, ia tetap penasaran ingin bertemu dengan ibu kandungnya, yang ia yakin tinggal di tepian sungai. Mo rutin menulis surat yang dimasukkan ke dalam botol, dan meminta tolong siapapun yang bepergian ke luar kota untuk melempar botol tersebut ke berbagai bagian sungai, dengan harapan sang ibu akan menemukan dan membaca suratnya suatu saat nanti.

Satu hari di musim panas, ketenangan kota kecil Tupelo Landing terganggu dengan kehadiran seorang detektif dari kota besar Winston-Salem. Joe Starr sedang menyelidiki kasus pembunuhan yang membawanya ke Tupelo Landing. Namun belum lagi kasus tersebut berhasil dipecahkan, sudah terjadi lagi kasus pembunuhan lainnya yang kini korbannya adalah salah satu penduduk Tupelo Landing.

Mo bersama sahabatnya, Dale, bertekad akan memecahkan kasus tersebut sebelum Joe Starr, dan mereka mendirikan Desperados Detective, agen detektif yang siap untuk menyelidiki kasus pembunuhan pertama mereka. Namun mereka tidak menyangka, berbagai bahaya siap menanti mereka di ujung misteri rumit tersebut.

Three Times Lucky menerima penghargaan Newbery Honor dan saya bisa mengerti alasannya. Sheila Turnage berhasil mengangkat kisah kota kecil yang charming dan membalutnya dengan cerita misteri middle grade yang menyenangkan, sambil menyelipkan beberapa isu yang cukup serius seperti kesenjangan sosial, kemiskinan, bahkan kekerasan dalam rumah tangga, namun tetap sesuai dengan audiens middle grade.

Saya langsung suka dengan Mo, anak kecil dengan gaya bicara khas Selatan yang sok tahu, kadang menyebalkan namun juga sangat likable. Mo mengingatkan saya dengan Flavia de Luce, namun alih-alih setting desa Inggris jaman dulu, petualangan Mo kini digantikan dengan setting kota kecil di Southern America.

Kisah misterinya pun sangat mengasyikkan untuk diikuti, tidak terlalu simpel tapi tetap mudah dimengerti. Penuh twist yang tak terduga namun pas menjawab semua pertanyaan.

Yang lebih seru, Turnage sudah menerbitkan sequel kisah Mo lewat buku Ghost in Tupelo Landing. Ahhh tidak sabar rasanya mengikuti kisah Mo berikutnya. Looks like I found a new favorite series!

Submitted for:

Category: A Book Recommended by a Librarian (NYPL)

Category: A Book Recommended by a Librarian (NYPL)

Kategori: Children Literature

Kategori: Children Literature

 

Book Scavenger by Jennifer Chambliss Bertman

22 Friday Jul 2016

Posted by astrid.lim in fiction, young readers

≈ 1 Comment

Tags

america, BBI, book about books, children, english, fiction, middle grade, mystery, Posting Bareng BBI 2016, puzzle, series

Lokasi: Jalan tol Cipularang, otw to Bandung :)

Lokasi: Jalan tol Cipularang, otw to Bandung 🙂

Judul: Book Scavenger

Penulis: Jennifer Chambliss Bertman

Penerbit: Square Fish (2015)

Halaman: 350p

Beli di: The Last Bookstore Los Angeles (USD 7.99)

Orangtua Emily bertekad akan tinggal di 50 negara bagian di Amerika Serikat, dan mereka mendokumentasikan perjalanan dan mimpi mereka ke dalam sebuah blog yang memiliki banyak penggemar. Awalnya, kehidupan unik ini terasa menarik bagi Emily, tapi lama kelamaan, ia hanya menginginkan kehidupan normal di mana ia bisa benar-benar memiliki rumah yang tetap dan teman baik yang dikenalnya lebih dari satu tahun. Satu-satunya hiburan Emily adalah Book Scavenger, permainan menyembunyikan dan berburu buku dengan mengikuti petunjuk dan teka teki.

Ketika keluarga Emily pindah ke San Francisco, Emily cukup bersemangat karena itu adalah kota asal Garrison Griswold, pencipta permainan Book Scavenger. Mungkin ia akhirnya bisa menghadiri salah satu event Griswold yang terkenal, yang selalu diadakan di San Francisco. Emily juga berharap San Francisco akan lebih menyenangkan dari kota-kota lain tempat ia tinggal sebelumnya, karena ia mendapat teman baru, James, yang tinggal di apartemen di atasnya. Lebih seru lagi, James adalah penggemar berat teka-teki, puzzle dan permainan kata, sehingga cukup nyambung dengan Emily dan mau membantunya dalam permainan Book Scavenger.

Namun, tragedi terjadi saat Garrison Griswold ditemukan cedera setelah percobaan perampokan di stasiun kereta bawah tanah. Secara tidak sengaja, Emily mengetahui kalau perampokan itu bukan perampokan biasa, karena para perampok mengincar buku berharga yang ada hubungannya dengan event permainan berikut yang diciptakan oleh Griswold – yang hadiah utamanya sepertinya sangat luar biasa.

Dibantu oleh James serta kakak Emily, Matthew, mereka berusaha mengikuti petunjuk yang diberikan oleh Mr. Griswold untuk memecahkan teka-teki game yang belum diketahui oleh siapapun. Selain itu, mereka juga harus menghindari kejaran para perampok yang sepertinya mengincar hal yang sama!

Book Scavenger mengingatkan saya akan buku-buku sejenis seperti The Westing Game atau Mr. Lemoncello’s Library. Penuh teka-teki, permainan, dan pekerjaan detektif yang dipadukan dengan dunia buku, Book Scavenger memang ditulis oleh dan untuk pencinta buku. Banyak referensi tentang penulis dan literatur dalam kisah ini, yang pastinya akan terasa relate dengan para bookworms di seluruh dunia.

Permainan Book Scavenger sendiri, menurut penulis buku ini, terinspirasi oleh BookCrossing, gerakan bertukar dan berburu buku yang memang sudah eksis bertahun-tahun lamanya di banyak negara di dunia. Saya sendiri pernah menulis tentang BookCrossing dan bersinggungan dengan komunitas ini saat tinggal di Belanda dulu.

Dari segi konflik dan misteri, Book Scavenger tidak terlalu menyisakan kejutan, tapi daya tariknya justru datang dari perjalanan Emily menyusuri petunjuk-petunjuk tersebut di sekitar kota San Francisco. Setelah membaca begitu banyak buku sejenis berlatar kota New York, ternyata San Francisco cukup memberikan kesegaran tersendiri. Saya juga suka para karakter di buku ini, yang diberi kesempatan sama besarnya untuk unjuk gigi, termasuk Matthew, kakak Emily yang awalnya tampak menyebalkan tapi ternyata memberi warna kekocakan tersendiri.

Kabar gembira datang dari Jennifer Bertman karena buku kedua serial ini, The Unbreakable Code, sudah terbit dan pastinya menyimpan lebih banyak keseruan dari dunia Book Scavenger!

Submitted for:

Banner Posbar 2016

 

Ready Player One by Ernest Cline

19 Thursday May 2016

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ 4 Comments

Tags

adventures, dystopia, english, fiction, geeks, mystery, puzzle, science fiction

ready player oneTitle: Ready Player One

Writer: Ernest Cline

Publisher: Broadway Paperbacks (2011)

Pages: 374p

Bought at: Better World Books (USD 10.98)

It is the year of 2044 and the Earth becomes more and more hostile. Energy crisis, degrading environment and human moral problems, make the world a not so nice place to live anymore. Fortunately, there’s a virtual reality called OASIS, where people can create their own avatars and live in a whole new life in a utopian world, including go to school, battle a combat, collect money and treasures, and even find a girlfriend and get married- all without having to move from their chairs, using their OASIS consoles.

Wade Watts is one of the most dedicated OASIS users- not only because his life really sucks, but because he’s sure, the only thing he could do to get a better life is by winning the OASIS ultimate game, the Halliday’s Easter Eggs.

James Halliday, the founder of OASIS, left an unpredictable, crazy will when he died. He will leave his company (along with billions of dollars worth of shares and stocks) to the user who will be successfully finding his Easter eggs, and solving all the puzzles that were hidden somewhere in the OASIS universe. ‎Because James Halliday grew up in the 80s and very into anything 80’s related- from pop culture like movies and songs, to the geekdom like games and techno things, the puzzles are also related to that era.

Considering that the OASIS universe is really huge and the users of OASIS are very eager to win this prize, Wade doesn’t seem to have too much chance. But he’s not gonna give up.

And along his journey, Wade also met with some incredible characters- some become his new friends and some are the worst enemies he’s ever known- especially when his life ‎-not his avatar’s life, but his real life- is threatened by this ruthless enemy who doesn’t care if he needs to kill someone for the prize.

Ready Player One is a nerd galore, full of surprises and unexpected twists and turns. I myself grew up in the 80s, and know some of the references mentioned in this book. I played Atari with my brother, had a cute obsession with Pac Man, and I watched most of John Hughes’s movies. But even though there are things that I’m not familiar with in this book, ‎I can still enjoy the story very much, because this book could relate with mostly everyone, especially all the nerds, bookworms, ans geeks out there 🙂

The puzzles itself are pretty good, and the solutions are satisfying. Wade is the underdog that every reader will root for because he reminds us so bad about ourselves, a nerd who just wants to have a better life (Revenge of the nerds mode on!).

Despite the fun storyline, Ready Player One also plays with more serious issues though- a contemplation for all of us, people who love virtual world more than our real life- people who use the utopia to run away from our own harsh reality. And I think it’s really really relevant for current days.

For me, a book that can combine the fun with some serious talks without being pretentious is a book worth of praise, and I can’t clap hard enough for Ready Player One. Very recommended.

MOVIE!

As many bestseller books, Ready Player One will be adapted into the movie, with no other than Stephen Spielberg as the director. The movie will be opened in March 2018 and Ernest Cline -thankfully- will act as the screenwriter.

Looking forward to seeing this!

← Older posts

From the bookshelf

Categories

Looking for Something?

Enter your email address to follow Books to Share and receive notifications of new posts by email.

Join 1,036 other subscribers

Currently Reading

I’m a Proud Member! #BBI 1301004

Wishful Wednesday Meme

Fill your Wednesdays with wishful thinking =)

Popsugar Reading Challenge 2018

bookworms

  • aleetha
  • althesia
  • alvina
  • ana
  • annisa
  • bzee
  • dewi
  • dion
  • fanda
  • Ferina
  • helvry
  • inne
  • Kobo
  • maya
  • mei
  • melmarian
  • mia
  • ndari
  • nophie
  • oky
  • peri hutan
  • ren
  • Reygreena
  • sel sel kelabu
  • sinta
  • tanzil
  • tezar
  • yuska

shop til you drop

  • abe books
  • Amazon
  • better world books
  • book depository
  • BukaBuku
  • Buku Dedo
  • bukukita
  • vixxio

Top Posts & Pages

  • Red, White & Royal Blue by Casey McQuiston
    Red, White & Royal Blue by Casey McQuiston
  • The Secret History
    The Secret History
  • Klara and the Sun by Kazuo Ishiguro
    Klara and the Sun by Kazuo Ishiguro
  • The Monogram Murders by Sophie Hannah
    The Monogram Murders by Sophie Hannah
  • Puddin' by Julie Murphy
    Puddin' by Julie Murphy

Recent Comments

Puddin’ by Jul… on Dumplin’ by Julie M…
jesica on Abarat 2: Days of Magic, Night…
jesica on Abarat 2: Days of Magic, Night…
When the Stars Go Da… on The Paris Wife
Hapudin Bin Saheh on Insomniac City: New York, Oliv…

Create a free website or blog at WordPress.com.

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
  • Follow Following
    • perpuskecil.wordpress.com
    • Join 1,036 other followers
    • Already have a WordPress.com account? Log in now.
    • perpuskecil.wordpress.com
    • Customize
    • Follow Following
    • Sign up
    • Log in
    • Report this content
    • View site in Reader
    • Manage subscriptions
    • Collapse this bar
 

Loading Comments...