Penulis: Emma McLaughlin and Nicola Kraus
Penerbit/edisi: Aria International export edition (June 2010)
Halaman: 477p
Beli di: Indonesia Book Fair (IDR 60k)
Postingan ini diikutsertakan dalam posting bareng Blogger Buku Indonesia dengan tema “buku ber-rating rendah versi Goodreads”.
Sejujurnya, rating Nanny Returns tidak rendah-rendah amat (2,8). Tapi karena tidak punya buku dengan rating lebih rendah lagi, akhirnya terpaksa si Nanny yang dikorbankan.
Sekuel dari The Nanny Diaries ini mengambil setting 12 tahun sejak Nan meninggalkan Grayer di New York, di tengah-tengah kekacauan kedua orang tuanya, Mr. dan Mrs. X. Kini Nan telah berusia 33 tahun, menikah dengan Ryan alias Harvard Hottie yang ditemuinya saat menjadi Nanny Grayer, dan baru kembali lagi ke NY setelah 12 tahun mendampingi Ryan yang bekerja di PBB bertugas di berbagai belahan dunia.
Nan mengalami culture shock yang membuat usahanya beradaptasi kembali dengan kehidupan NY terasa begitu sulit. Rumah yang dibelinya bersama Ryan di Harlem membutuhkan renovasi besar-besaran, kariernya sebagai konsultan HR menemukan tantangan berupa klien yang menyebalkan, Ryan kembali ditugaskan ke Afrika, dan puncaknya adalah kembalinya Grayer, yang kini sudah berusia 16 tahun, ke tengah kehidupan Nan yang semrawut.
Keluarga X sedang berada di tengah kekacauan besar, dan yang lebih parah, kini Grayer memiliki adik laki-laki, Stilton, yang baru berusia 7 tahun. Nan serasa mengalami deja vu ketika secara tiba-tiba terjun kembali ke tengah keluarga X, kali ini bertekad ingin memperbaiki kesalahannya meninggalkan Grayer 12 tahun yang lalu. Tapi apakah itu berarti ia harus mengorbankan kehidupannya sendiri?
Sekuel ini sebenarnya tidak buruk-buruk amat, meski memang tidak sesegar buku pertamanya. Gaya duo penulis buku ini masih terasa sama: lincah, dinamis, dengan pace yang cepat dan tidak membosankan.
Hanya saja, plotnya sendiri terasa agak dipaksakan. Layaknya film Hollywood yang sudah menuai sukses dan dipaksakan pembuatan sekuelnya meski sudah tidak ada lagi hal menarik yang bisa digali (Bridget Jones? Sex and The City?).
Nanny Returns pada dasarnya mengulang kembali segala yang telah terjadi di buku pertama: orang tua elite yang tidak bertanggung jawab, anak-anak keluarga kaya yang siap mengikuti jejak orang tuanya.. Yang berbeda hanyalah sudut pandang Nan, kini berusia 33 tahun dan mengalami dilema apakah ia siap menjadi seorang ibu, sementara kasus-kasus parenting di sekelilingnya terlihat sangat suram dan tidak memberikan semangat.
Klise, mungkin itu kata yang tepat menggambarkan buku ini. Bahkan karakter Nan sendiri tidak sesegar buku pertama, dan tidak mengalami perkembangan berarti selain rasa traumanya menjadi orang tua.
Tapi apakah buku ini layak masuk rating rendah? Well, menurut saya, setidaknya rating 3 masih bisa disematkan untuk Nanny Returns. Dialog yang cerdas, setting NYC yang hidup, dan kesan nostalgia bagi penggemar buku The Nanny Diaries, masih bisa menyelamatkan buku ini dari kriteria rating rendah.
Submitted for: