• About this blog
  • Clearance Sale!
  • Newbery Project
  • Popsugar Reading Challenge 2022
  • Previous Challenges
    • BBI Read and Review Challenge 2017
    • Challenges 2014
    • Challenges 2015
    • Lucky No.14 Reading Challenge
    • Lucky No.15 Reading Challenge
    • POPSUGAR Reading Challenge 2017
    • Popsugar Reading Challenge 2018
    • Popsugar Reading Challenge 2020
    • Popsugar Reading Challenge 2021
    • What’s in a Name 2018
    • Twenty-Ten Challenge
    • Challenges 2012
    • Challenges 2013
  • Round Ups
  • The Librarian

~ some books to share from my little library

Tag Archives: opini bareng

Opini Bareng: Sassy Sidekicks!

28 Tuesday Jul 2015

Posted by astrid.lim in list, my story

≈ 6 Comments

Tags

BBI, list, my story, opini 2015, opini bareng

opini bareng bbi 2015

Sesuai tema Opini Bareng bulan Juli ini, yang akan dibahas adalah tentang sidekick. Sidekick, alias karakter pendamping, biasanya bertugas untuk mendampingi si karakter utama dalam sebuah kisah, melalui tingkah polahnya yang menciptakan suasana yang lebih segar.

Biasanya. sidekick memiliki sifat atau kebiasaan unik yang akan membedakannya dari si karakter utama, entah lebih konyol, atau lebih serius, atau bahkan lebih annoying. Tapi tanpa kehadirannya, si karakter utama tidak akan mampu mendapatkan pelajaran berharga atau menyelesaikan misinya.

Untuk saya pribadi, karakter pendamping ini lebih berkesan di beberapa genre tertentu, seperti di genre petualangan, misteri atau thriller. Pokoknya kisah yang biasanya merupakan perjalanan, di mana karakter utama dan sidekicknya menjalani suatu journey bersama-sama.

Di bawah ini adalah beberapa karakter pendamping alias sidekick yang membuat saya berkesan, bahkan kadang lebih saya sukai dibandingkan karakter utamanya sendiri.

Ron & Hermione, Harry Potter Series

ron harry hermione

Membicarakan sidekicks sepertinya tidak bisa lepas dari kisah fenomenal karya JK Rowling ini. Tanpa Ron dan Hermione, Harry nggak akan pernah bisa mengatasi Voldemort dan kengerian yang menimpa masyarakat sihir. Dan memang, Ron yang santai, agak pemalas namun super setia kawan, cukup kontras dengan Hermione yang rajin, jenius, dan sedikit jutek. Tapi keduanya benar-benar loyal, memiliki kelebihan masing-masing yang nantinya akan membantu Harry menjalani ujian demi ujian hidupnya.

Samwise Gamgee, Lord of the Rings Series

samwise gamgee

Ahhh… Samwise ini bener-bener wise sesuai namanya deh. Karakternya ideal banget sebagai seorang sidekick: loyal, strong, positive thinking, dan motivator yang andal. Kalau bukan karena Sam, sepertinya nggak mungkin Frodo berhasil menghancurkan cincin pembawa bencana yang menjadi sentral kisah trilogi ini. Bahkan, Frodo sempat sudah hampir tergoda dengan cincin itu sendiri, satu hal yang Sam tidak pernah alami. Tekad Sam cuma satu, yaitu membantu Frodo sampai akhir petualangan mereka. Salah satu adegan favorit saya yaitu saat Sam menemui happy ending nya yang diceritakan di bab terakhir buku ketiga.

Kapten Hastings, Hercule Poirot Series

Duuuh… Kapten Hastings mungkin adalah salah satu sidekick paling telmi yang pernah ada, apalagi kalau disandingkan dengan sel-sel kelabunya Hercule Poirot. Tapiii… dia juga yang paliiing cocok banget mendampingi Poirot dalam kasus-kasusnya. Karena seperti kata Poirot, Hastings itu mewakili manusia pada umumnya banget. Jadi, kalau ada pembunuh yang mau menipu dan Hastings tertipu, Poirot langsung bisa memastikan niat si pembunuh tersebut. Hihihi… paling kasian kalau Poirot sudah iseng merahasiakan penemuannya dari Hastings dan menantang Hastings untuk mengambil kesimpulan sendiri, yang biasanya makin ngaco abis. Puk puk, Hastings…

Dean Moriarty, On The Road

Dean ini tipe cowok gokil yang takut komitmen dan selalu dalam pencarian. Narator buku ini, Sal Paradise, bersahabat dengan Dean dan menjadi teman seperjalanannya meski banyak juga ketidaksepahaman di antara mereka. Tapi satu yang pasti, keduanya tekun mencari “IT” atau sesuatu yang hilang dari hidup mereka, dan Dean yang gila-gilaan seringkali berhasil mempengaruhi Sal yang lebih tenang dan berpikiran panjang.

Adso, The Name of The Rose

Aaahhh Christian Slater!! Very 80s :)

Aaahhh Christian Slater!! Very 80s ๐Ÿ™‚

Tokoh utama buku ini, Brother William of Baskerville, adalah seorang penyelidik sekaligus biarawan yang karismatik, cerdas, dan lawan yang tangguh bagi para penjahat. Tapi sidekicknya, Adso, berhasil mencuri hati saya sepenuh hati ๐Ÿ™‚ Biarawan muda yang masih polos banget, naif, dan sangat likable, beberapa tingkah lakunya malah memberikan inspirasi penyelidikan bagi Brother William. Dan narasi Adsolah yang akhirnya membuat saya betah menghabiskan buku lumayan tebal dan padat ini..

Kalau kamu, siapa sidekick favoritmu?

Opini Bareng Setting Dalam Buku: New York, New York!

09 Tuesday Jun 2015

Posted by astrid.lim in list, my story

≈ 8 Comments

Tags

BBI, list, my story, new york, non review, opini 2015, opini bareng

opini bareng bbi 2015

Kalau yang rajin mantengin blog saya (siapa juga??), pasti tahu deh saya cinta berat sama buku-buku yang punya setting di New York City. The Big Apple, The City That Never Sleeps… Pokoknya buat saya, kota NY itu semacam punya daya magis yang sangat tinggi dan selalu bisa bikin saya bermimpi-mimpi untuk merasakan tinggal di sana.

Saya beruntung sudah berkesempatan menginjakkan kaki di NY, tapi rasanya masih belum puas karena begitu banyaknya yang bisa dijelajahi, orang-orang yang diamati, budaya yang diresapi, tempat-tempat legendaris, dan berbagai keasyikan lainnya yang rasanya nggak ada habis-habisnya.

new-york-city

Karena belum ada kesempatan untuk tinggal di NY, saya akhirnya “terpaksa” memuaskan diri dengan cara membaca sebanyak mungkin buku dengan setting kota ini. Di Goodreads, saya punya shelf khusus bertanda “New York” untuk buku-buku tersebut. Dan inilah beberapa yang menjadi favorit saya:

Summer and The City (Candace Bushnell)

Buku kedua dari serial Carrie Diaries ini benar-benar memanjakan imajinasi saya tentang New York di kala summer. Carrie Bradshaw, yang baru pertama kalinya menginjakkan kaki di kota tersebut, membawa kita menjelajahi NY melalui tempat-tempat yang tidak biasa: toko-toko vintage, taman dan cafe yang tersembunyi. Ditambah lagi, Carrie mengobservasi orang-orang NY yang sangat berbeda dengan penduduk kota kecil tempat ia tinggal. Fresh point of view with very delightful setting.

Walls Within Walls (Maureen Sherry)

Kisah teka-teki dan petualangan untuk middle grade selalu jadi favorit saya. Apalagi yang satu ini bersetting di kota New York, dengan deskripsi tempat yang cukup detail, mulai dari NY Public Library sampai stasiun subway yang terbengkalai. Seru, apalagi kita diajak melompat dari satu tempat ke tempat lain dengan petunjuk-petunjuk yang serba misterius. Untuk yang penasaran pengen menjelajahi NY tanpa kisah yang berat, buku ini pas banget jadi pilihan.

Let The Great World Spin (Colum McCann)

Buku ini…. bikin speechless. Menangkap keseharian warga NY lewat salah satu momen bersejarah yang menjadi bagian kisah kota ini. Yang membuat saya terkagum-kagum adalah gaya si penulis dalam bercerita, nggak penuh dengan deskripsi visual seperti layaknya buku-buku bersetting kuat, tapi justru menggambarkannya lewat para karakter utama kisah ini, yang begitu menyatu dengan NY, dan menjadi representasi dari kota tersebut. Keren banget.

Dash & Lily’s Book of Dares (Rachel Cohn, David Levithan)

Awww.. buku ini adalah salah satu buku yang bikin saya jatuh cinta bukan karena plot atau karakternya, tapi karena settingnya yang banyak mengambil tempat di Strand, toko buku legendaris di kota New York. Di sanalah kisah Dash dan Lily berawal, dua anak nerdy yang sama-sama kesepian di tengah musim panas kota NY. Setelahย  Strand, Dash dan Lily berkeliling kota NY, meninggalkan sebuah buku catatan Moleskine di tempat-tempat favorit mereka beserta tantangan-tantangan yang saling mereka lempar. Unyu banget ๐Ÿ™‚

Strand_Bookstore_

From The Mixed-Up Files of Mrs. Basil E. Frankweiler (E.L. Konigsburg)

Kalau Dash & Lily’s membuat saya kepingin banget menginjakkan kaki di The Strand, buku From The Mixed-Up ini benar-benar membuat saya penasaran dengan Metropolitan Museum of New York, atau yang sering disebut sebagai The Met, tempat Claudia dan adiknya bersembunyi saat melarikan diri dari rumah. Bahkan, di Met sendiri ada tour yang rutenya mengikuti petualangan Claudia lho, kyaaa…pingiin!!

met museum

Meski tidak semua buku bersetting New York City berhasil memikat hati saya, namun unsur setting kota yang tak pernah tidur ini merupakan additional point yang selalu membuat saya penasaran untuk membuka lembar-lembarnya. Dan ketika plot cerita yang keren sukses berpadu dengan setting kota ini, hmm… di situlah kenikmatan membaca yang sesungguhnya bisa saya rasakan ๐Ÿ™‚

Opini Bareng Realita Sosial: Indo in Books

28 Thursday May 2015

Posted by astrid.lim in my story

≈ 4 Comments

Tags

BBI, list, my story, opini 2015, opini bareng

Saya selalu tertarik bila segala sesuatu yang berhubungan dengan Indonesia disebut-sebut di sebuah novel karya penulis asing. Kadang saya tertawa miris bila mendapati fakta tidak benar tentang Indonesia, atau prejudice yang sudah telanjur melekat di benak dunia tentang negara kita ini.

Realita sosial Indonesia yang sebenarnya seringkali jauh dari apa yang disinggung oleh para penulis ini. Yang paling sering, Indonesia digambarkan sebagai negara yang masih terbelakang, rawan konflik, sarang teroris bahkan penuh chaos.

Biasanya saya suka mencatat sendiri berbagai cuplikan terkait Indonesia yang terdapat di buku-buku impor atau terjemahan. Saya sudah berniat ingin mempublikasikan kompilasi catatan tersebut ke dalam sebuah posting, tapi sayangnya, catatan yang saya simpan di memo handphone tersebut malah terhapus (thanks to Yofel!!). Jadi, terpaksa saya memulai mengumpulkan dari awal lagi, dan agak lama juga prosesnya.

Meskipun belum lengkap seperti dulu, saya tetap ingin berbagi tentang beberapa cuplikan terkait Indonesia yang sempat muncul di buku non-Indonesia, dan hubungannya dengan realita sosial yang ada saat ini.

The Lake of Dreams (Kim Edwards)

Buku ini bercerita tentang hubungan Lucy dengan pacarnya, Yoshi, yang dimulai saat keduanya bekerja di NGO asing di Jakarta. Tidak seperti kebanyakan penulis lain yang mengambil setting Indonesia sekelebatan saja tanpa riset mendalam, Kim Edwards tampak seolah tahu benar apa yang ia bicarakan saat membahas masalah kepadatan penduduk di Jakarta, banjir tahunan yang melanda kota, bahkan suka duka kehidupan ekspatriat di ibu kota kita. Dia bersikap cukup netral tanpa harus menjudge Jakarta atau Indonesia, namun bisa menggambarkan kehidupan yang ada dengan cukup baik, bahkan sesuai dengan realita sosial Jakarta masa kini.

100 year old manThe Hundred-Year-Old Man Who Climbed Out The Window and Disappeared (Jonas Jonasson)

Bergaya humor satir yang hilarious, buku ini mengisahkan petualangan kakek tua Allan Karlsson saat melarikan diri dari panti jompo tempat ulang tahunnya yang ke-100 akan dirayakan. Sambil bertualang, Allan mengingat-ingat petualangan di masa mudanya yang membawanya keliling dunia, sampai ke Indonesia. Indonesia di sini dikisahkan di era Suharto yang penuh korupsi dan nepotisme. Allan bertemu dengan seorang wanita bodoh luar biasa yang berkat segala jenis suap dan korupsi berhasil terpilih menjadi gubernur. Suatu hal yang agak kurang mungkin di era Suharto sebenarnya, seorang perempuan bisa memimpin suatu daerah. Tapi sentilan tentang korupsinya cukup mengena meskipun terasa cukup miris juga mengingat sekarang pun kasus serupa masih suka terjadi XD

dash-and-lilyDash & Lily’s Book of Dares (Rachel Cohn & David Levithan)

Hanya sedikit Indonesia disinggung di buku ini, yaitu ketika orang tua Lily dikisahkan menerima pekerjaan sebagai guru sekolah internasional di Fiji, tempat para ekspatriat yang bekerja di Indonesia menyekolahkan anak mereka. Hal yang agak kurang tepat menurut saya, karena rata-rata ekspat di Indonesia (khususnya Jakarta dan kota besar lainnya) sangat puas dengan kualitas international school di negara kita, dan sepertinya tidak akan repot-repot mengirim anaknya ke Fiji yang jelas-jelas in the middle of nowhere, hehe…

Freedom (Jonathan Franzen)

Di sini, Indonesia juga disentil sedikit aja tapi bikin agak kesel. Disebutkan di salah satu bagian tentang seorang tokoh yang berkarakter kuat dan bahkan akan bisa menang di acara Survivor (reality show) yang diadakan di Indonesia. Kesannya Indonesia tuh negara yang penuh dengan hutan dan keterbelakangan banget pokoknya. Tapi betul deh, banyak orang asing yang kaget setelah pertama menginjakkan kaki di Jakarta. Gedung pencakar langit, mall super besar dan jalanan yang sibuk selalu membuat mereka terbengong-bengong. Mungkin mereka pikir Indonesia memang hanya terdiri dari hutan aja!

Tinker, Tailor, Soldier, Spy (John Le Carre)

Di sini, Indonesia hanya disebut beberapa kali (sebagai “Djakarta”), tempat di mana beberapa agent Inggris bercokol di era perang dingin. Asia memang sudah menjadi salah satu area “basah” bagi negara-negara Barat sejak jaman baheula, dan tentunya seiring perkembangan jaman, Asia kini semakin berperan di dunia ekonomi dan politik dunia, dan taruhan deh, intel yang ada juga semakin banyak ๐Ÿ˜€

Submitted for:

opini bareng bbi 2015

Opini Bareng Hubungan dengan Pembaca: Bookish Books

04 Monday May 2015

Posted by astrid.lim in list, my story

≈ 3 Comments

Tags

BBI, book about books, list, opini bareng

opini bareng bbi 2015

Tema opini bareng bulan ini adalah hubungan dengan pembaca. Buku apa yang membuatmu merasa terhubung dan relate saat membacanya?

Untuk saya, yang -ngakunya- seorang pencinta (dan penimbun) buku, tentu buku yang paling bisa membuat saya terhubung adalah yang bercerita tentang… buku.

Yes, books about books selalu membuat saya langsung merasa “ceritanya gue banget nih!” Apalagi kalau setting ceritanya memang berkisah tentang buku yang saya tau, atau toko buku yang sepertinya bikin ngiler.

Banyak banget buku tentang buku yang masuk ke wishlist saya, tapi beberapa yang sudah saya baca dan meninggalkan kesan mendalam adalah berikut ini:

mr lemoncello1. Escape from Mr. Lemoncello’s Library (Chris Grabenstein)

Perpustakaan Mr. Lemoncello sungguh amat sangat bikin saya ngiler! Bayangkan saja, ada petugas perpus dalam bentuk hologram, tangga yang berfungsi seperti lift, ruangan berisi games, rak buku menjulang sampai langit-langit… Pokoknya impian banget deh! Ditambah lagi, saya merasa amat relate dengan buku ini karena banyak menyebut judul-judul buku anak yang menjadi favorit saya, sebagai bagian dari puzzle/quote di dalam cerita. Sukaaaa XD

2. The City of Dreaming Books (Walter Moers)

Oke, mungkin ini adalah salah satu buku yang paling underrated di abad ini. Padahal, ceritanya keren banget! Dan sangat passs sekali untuk para kutu buku. Kapan lagi kamu akan diajak berjalan-jalan di kota yang penuh dengan segala jenis buku, dari mulai kafe buku, toko buku langka, sampai katakomba penuh buku berbahaya ๐Ÿ˜€ A very good fantasy, indeed.

3. Mr. Penumbra’s 24-hr-Bookstore (Robin Sloan)

Ahhh buku ini keren. Cool. Benar-benar menggabungkan teknologi modern (e-books, iPad, Google) dengan buku tradisional (secret community, secret library, secret books). Sosok Penumbra yang misterius juga serba bikin penasaran. Membawa kita bertualang dari San Francisco ke New York, bersama para nerds dan kutu buku. Hihiy!

The-Shadow-of-the-Wind-4. The Shadow of The Wind (Carlos Ruiz Zafon)

Buku ini berhasil membuat saya super penasaran dengan satu tempat bernama Cemetery of Forgotten Books. Meski ini hanya tempat fiksional, saya seolah benar-benar bisa merasakan berada di dalamnya. Menyelamatkan buku langka dan menjaganya seumur hidup, tampak seperti sebuah tugas yang mampu menggerakkan hati setiap pencinta buku. Oya, salah satu karakter utama di buku ini tinggal di toko buku lho!

 

 

5. Inkspell Trilogy (Cornelia Funke)

Sayang saya belum sempat mereview serial ini (mungkin pertanda saya harus baca ulang!), tapi yang jelas Meggie yang punya kemampuan untuk masuk ke dalam buku cerita saat membaca keras-keras, benar-benar membuat saya kepingin merasakan kemampuannya itu. Masuk ke dalam buku cerita? Siapa sih yang nggak mau? Tapi tapi… asal jangan banyak orang jahatnya ya XD

 

Opini Bareng Alur Cerita: A Perfect Puzzle

30 Monday Mar 2015

Posted by astrid.lim in event, my story

≈ 8 Comments

Tags

BBI, event, list, my story, opini 2015, opini bareng

opini bareng bbi 2015

Bulan ini tema opini bareng BBI adalah tentang alur cerita. Bukan tema yang gampang, mengingat scope nya yang agak sempit.

Bicara tentang alur cerita, saya paling suka dengan alur yang tidak biasa, namun dieksekusi dengan baik. Alur maju-mundur, lompat-lompat, ataupun bergantian diceritakan dari sudut pandang yang berbeda, selalu menarik perhatian saya. Dengan catatan: dieksekusi dengan baik.

Dan apa yang saya maksud dengan eksekusi yang baik?

Artinya, alur yang “berantakan” dan “kacau” tadi dirangkai sedemikian rupa sehingga pada akhirnya, membentuk sebuah kepingan puzzle yang utuh dan sempurna. Nggak gampang sih, memang. Ada buku-buku yang alurnya njelimet, lalu eksekusinya memusingkan, sehingga sampai akhir buku, hanya bisa bikin pembacanya menggeleng-geleng kepala saking bingungnya. Ada juga yang berusaha tampil smart, tapi pada akhirnya banyak meninggalkan lubang-lubang yang malah tidak menjawab pertanyaan.

Ada beberapa buku yang saya suka alurnya, sekaligus memiliki eksekusi yang baik sehingga bisa dibilang cukup memorable. Berikut di antaranya:

The Time Traveler’s Wife (Audrey Niffenegger)

Ini adalah salah satu dari sedikit buku romance favorit saya. Ceritanya, karena berkisar tentang time traveling alias perjalanan menembus waktu, jadi meloncat-loncat ke sana kemari, sesuai perjalanan Henry sang tokoh utama. Tapi serunya, biarpun tampak rumit dan tidak linear, Niffenegger tidak meninggalkan lubang-lubang pada alurnya. Justru, di akhir cerita, semuanya terangkai dengan sempurna, menciptakan sebuah puzzle yang utuh.

Cloud Atlas (David Mitchell)

cloud atlasIni mungkin salah satu buku dengan alur paling “gila” yang pernah saya baca. Dikisahkan bergantian setiap babnya, dari era yang berbeda dan dengan format yang berbeda-beda pula (ada surat, transkrip interview, diary, etc), dari jaman dahulu dan maju hingga ke masa depan; lalu di pertengahan, alur kembali mundur, terus, terus, sampai ke bab terakhir yang dikisahkan oleh orang yang sama dengan yang membuka buku ini. David Mitchell menggambarkan alur kisah ini sebagai “boneka Rusia”, yang berlapis-lapis dan selalu menyimpan misteri baru. A very ambitious book, but very memorable!

Five Little Pigs (Agatha Christie)

Madam yang satu ini memang tidak pernah berhenti membuat saya kagum. Salah satu bukunya yang memiliki alur terunik menurut saya adalah Five Little Pigs, atau Mengungkit Pembunuhan versi terjemahannya. Yang membuat unik adalah buku ini terdiri dari lima bab besar yang dinarasikan oleh lima karakter berbeda (suspect), namun mereka semua menarasikan satu hari yang sama, lewat sudut pandang masing-masing dan dengan gaya bahasa masing-masing. Ada yang teliti, ada yang penuh bumbu, ada yang to the point. Buku semacam ini bisa menjadi sangat membosankan, tapi yang luar biasa, Christie berhasil membuatnya tetap menarik.

The Shadow of The Wind (Carlos Ruiz Zafon)

Buku di dalam buku! Saya selalu suka alur semacam ini, karena kenikmatan membaca juga jadi berlipat ganda. Selain dapat kisah “besar” nya, ada kisah “sempalan” berupa novel yang memiliki alurnya sendiri. It’s sooo meta XD Yang membuat saya terkesima adalah betapa puzzle di dalam novel “besar” dan novel “sempalan” sama-sama saling melengkapi dan akhirnya menjawab berbagai pertanyaan yang ada. Neat.

Night Film (Marisha Pessl)

intense cover!

intense cover!

Yesss… salah satu buku favorit sepanjang masa yang bermain-main dengan mix media pada alurnya. Alur keseluruhannya sih memang linear, tapi karena kisahnya menyangkut misteri keberadaan seorang sutradara nyentrik, jadi banyak potongan-potongan berita, interview, artikel majalah, website, forum fans, dll yang menjadi bagian dari alur cerita. Penyampaiannya yang sangat kreatif dan meyakinkan membuat saya malah suka lupa kalau sedang membaca kisah fiksi…

 

Itulah daftar beberapa buku menurut saya yang memiliki alur yang cukup unik, dengan eksekusi yang baik. Memang, untuk menciptakan alur yang tidak biasa, dibutuhkan kerja keras, ketelitian, kreativitas dan kesabaran – terutama dalam mengeksekusinya sehingga bisa menciptakan puzzle yang utuh dan sempurna ๐Ÿ™‚

Opini Bareng Karakter Utama: Lovely Heroines!

23 Monday Feb 2015

Posted by astrid.lim in list, my story

≈ 14 Comments

Tags

BBI, character, opini 2015, opini bareng

opini bareng bbi 2015

Tema posting Opini Bareng-nya Blogger Buku Indonesia untuk bulan ini adalah Karakter Utama. Saya sendiri termasuk yang susaaah untuk jatuh cinta atau rooting sama karakter utama (terutama karakter perempuan), karena saya gampang sebel sama karakter yang annoying, dan biasanya karakter perempuan memang punya sifat yang sering annoying ๐Ÿ˜€ (Bella Swan anyone?)

Makanya setiap ketemu karakter perempuan yang menyenangkan, saya langsung bahagia, karena biasanya karakter tersebut akan menempel lama di ingatan saya. Saking jarangnya saya ketemu karakter utama perempuan (alias heroine) yang saya suka, saya akhirnya mempunyai shelf tersendiri di Goodreads, yang judulnya “Lovely Heroine”.

Syarat-syaratnya masuk ke shelf ini apa? Yah.. sebenernya nggak ada yang khusus, tapi saya suka karakter yang strong, nggak menye-menye, apa adanya, tapi masih memiliki vulnerability, jadi nggak super hero segala bisa banget.

Dan inilah beberapa yang paling berkesan menurut saya:

Blue van Meer (Special Topics in Calamity Physics, Marisha Pessl).

Ini adalah salah satu buku favorit saya sepanjang masa, yang salah satu alasannya yaitu karena saya bisa sangat relate dengan karakter utamanya, Blue van Meer. Saya membayangkan Blue dan saya sepertinya bisa bersahabat di dunia nyata. Karakter Blue yang cerdas, nerd, tapi tidak sombong, membuat saya mudah menyukainya. Dan yang lebih penting, saya hanya ingin kisah Blue berakhir bahagia.

Cassandra Mortmain (I Capture The Castle, Dodie Smith)

i capture the castleBuku ini adalah salah satu buku klasik paling underrated sepanjang sejarah, and it deserves better! Begitu pula dengan karakter utamanya, Cassandra, remaja perempuan di Inggris yang tinggal di rumah besar yang tak terawat, dengan ayahnya yang seorang penulis yang sudah di ambang kebangkrutan. Kekuatan utama kisah ini adalah narasi Cassandra yang mudah mengundang simpati tanpa harus berkesan menyedihkan. Cassandra adalah tipikal perempuan yang instead of mengeluh tentang hidupnya, malah berusaha mencari sisi positif dari segala hal. She’s a survivor, and I like her for that.

Katniss Everdeen (Hunger Games Trilogy, Suzanne Collins)

katnissSiapa sih yang nggak kepincut (KEPINCUT) sama Katniss? Si tangguh dari distrik 12 yang jago berburu, juara Hunger Games, apa adanya, tapi tetap… dapet cintanya Peeta. Hihiy! Meskipun kayaknya suka labil, sok pahlawan, sok tegar dan impulsif, saya ternyata susah sebel sama si Katniss, karena sepertinya karakternya yang apa adanya justru menjadi daya tarik utamanya. Dan tidak melulu bertipe pahlawan, Katniss juga masih punya sisis vulnerable yang digambarkan dengan cukup pas oleh Suzanne Collins.

Flavia de Luce (Flavia de Luce Mysteries, Alan Bradley)

Bukan rahasia lagi kalau saya penggemar berat detektif cilik yang sok tahu, nyebelin tapi super jenius ini. Anehnya, beberapa teman yang saya rekomendasikan buku ini, rata-rata bilang nggak suka hahaha… Apa mungkin saya suka Flavia karena mengingatkan saya dengan karakter saya sendiri waktu masih kecil dulu (minus jeniusnya)??? Yang pasti, saya suka Flavia karena selain nerdy berat, kesibukannya sebenarnya menunjukkan satu hal yang tak terelakkan: perasaan kesepiannya. Oh well. Flavia masih akan balik lagi di kisah-kisah selanjutnya dan saya berharap dia bakal ketemu happy ending.

Jeannette Walls (The Glass Castle, Jeannette Walls)

Ini sebenarnya agak kurang adil, karena Jeannette Walls adalah karakter nyata yang menulis biografinya sendiri. Tapi dalam memoarnya tersebut, Jeannette benar-benar bisa melukiskan kehidupannya – yang penuh penderitaan karena orang tua yang abusive- tanpa berkesan pathetic. Tegar, penuh humor, dan optimis, membuat saya sebagai pembaca mudah merasa simpati pada Jeannette, dan kesuksesan yang datang belakangan juga tetap digambarkan dengan penuh humble.

Opini Bareng Ekspektasi: Hello Hype!

23 Friday Jan 2015

Posted by astrid.lim in list, my story

≈ 15 Comments

Tags

BBI, list, opini 2015, opini bareng

opini bareng bbi 2015

Sebagai bagian dari program Blogger Buku Indonesia (BBI), kini selain Baca/Posting Bareng, ada juga Opini Bareng, yang temanya tiap bulan berbeda-beda. Bulan Januari waktunya bercerita tentang Ekspektasi.

Saya sendiri termasuk yang jaraaaang banget ketemu buku yang sesuai ekspektasi. Terutama, untuk buku yang berbau-bau hype, alias disukai banyak orang di mana-mana. Mungkin juga karena sudah telanjur memiliki ekspektasi tinggi setelah membaca review orang-orang, atau mendapat rekomendasi dari mana-mana, akhirnya malah kecewa sendiri karena buku tersebut tidak sesuai dengan harapan.

Tapi, ada juga lho, buku-buku yang di luar ekspektasi, yang menurut orang biasa-biasa saja, atau yang saya pikir bakal menjadi “another so called hype”, namun ternyata justru saya suka banget!

Berikut adalah beberapa buku-buku hype yang berada di luar ekspektasi saya – baik yang akhirnya sebal atau malah jadi suka ๐Ÿ™‚

1. The Fault In Our Stars (John Green)

tfiosBuku ini banyaaaaak banget yang suka. Apalagi sejak filmnya rilis, makin populer dan menjadi hype di kalangan readers maupun bukan. Saya sendiri sempat berharap banyak, apalagi saat membaca buku ini, saya baru membaca buku John Green lain yang kebetulan saya suka banget. Jadi nggak salah ya, kalau cukup berharap banyak… Tapi, kenyataannya, selera orang memang nggak bisa dipaksakan. Saya merasa karakter-karakter dalam buku ini terlalu pretensius, dengan dialog yang terlalu witty untuk ukuran anak remaja. Mungkin juga saya yang ketuaan, dan nggak bisa relate lagi dengan cinta ala anak sekolahan? Entahlah. Review lengkap saya , (dan cerita bagaimana tweet saya sempat dibalas oleh @realjohngreen), bisa dibaca di sini.

2. Me Before You (Jojo Moyes)

Yang ini juga sama, banyak banget yang review bagus di mana-mana, belum lagi hypenya bergaung di dalam dan luar negeri. Isunya yang kontroversial dan kisah cintanya yang nggak biasa, membuat buku ini dipuja-puja. Saya sendiri penasaran, apakah saya akan suka dengan buku ini, mengingat saya bukan termasuk romance lover? Ternyata jawabannya… nggak. Beneran, saya juga sebenernya pengeeeen bisa suka buku ini, tapi romancenya terlalu lebay menurut saya dan karakter di buku ini sebagian besar tidak likable. So.. another downer for me! Curhat tentang buku ini bisa dibaca di sini.

3. Eleanor & Park (Rainbow Rowell)

Lagi-lagi masalah selera. Sepertinya saya memang sudah ketuaan untuk bisa menyukai jenis cerita cinta innocent macam begini, terutama yang tokoh orang tuanya terasa amat tidak meyakinkan seperti orang tua Eleanor dan Park XD Setting 80-an nya sih lumayan mengobati kangen masa remaja, tapi hmm.. saya tetap tidak sreg dengan cerita di buku ini. Entahlah. Mungkin saya harus mencoba buku-buku Rowell yang ditujukan untuk pembaca dewasa. Review saya tentang buku ini: di sini.

4. The Casual Vacancy (JK Rowling)

Buku yCasual_Vacancyang satu ini justru sebaliknya. Saya mendengar selentingan yang kurang enak dari buku pertama JK Rowling yang BUKAN tentang Harry Potter ini. The Casual Vacancy terlalu berat dan gelap menurut orang-orang, yang mungkin masih mengharapkan gaya Rowling seperti di buku-buku Harry Potter. Tapi ternyata, saya sangat enjoy membaca buku ini! Mungkin karena tidak punya ekspektasi berlebih dan sudah membayangkan yang terburuk, akhirnya malah saya jadi suka beneran sama buku ini XD Saya suka temanya yang tentang politik, intrik-intrik gila dan karakter aneh yang diselipkan Rowling dalam buku ini, yang anehnya, tetap terasa magical buat saya, meski buku ini tidak ada unsur sihirnya sama sekali. Well, people said, when you expect the least, you’ll get more! Silakan baca review saya di sini.

5. We Were Liars (e. lockhart)

Young Adult? Populer? Sepertinya jenis buku hype yang selalu saya hindari karena seringkali berakhir dengan kekecewaan. Tapi, karena masih penasaran dengan sinopsisnya, saya akhirnya nekat membacanya. Dan ternyata, sukaaa! Saya klop banget dengan ceritanya, karakternya, settingnya, dan terutama, endingnya yang super twisted tapi heartbreaking. Entahlah, mungkin pas baca buku ini, jiwa remaja saya lagi naik ke permukaan XD Silakan baca puji-puji saya di sini.

Akhirnya… semua memang kembali lagi ke selera. Ada yang jadi malas berekspektasi, tapi ada juga yang masih suka menaruh ekspektasinya tinggi-tinggi, dan berharap ekspektasi tersebut menjadi kenyataan. Kamu sendiri, termasuk yang mana?

From the bookshelf

Categories

Looking for Something?

Enter your email address to follow Books to Share and receive notifications of new posts by email.

Join 1,037 other followers

Currently Reading

I’m a Proud Member! #BBI 1301004

Wishful Wednesday Meme

Fill your Wednesdays with wishful thinking =)

Popsugar Reading Challenge 2018

bookworms

  • aleetha
  • althesia
  • alvina
  • ana
  • annisa
  • bzee
  • dewi
  • dion
  • fanda
  • Ferina
  • helvry
  • inne
  • Kobo
  • maya
  • mei
  • melmarian
  • mia
  • ndari
  • nophie
  • oky
  • peri hutan
  • ren
  • Reygreena
  • sel sel kelabu
  • sinta
  • tanzil
  • tezar
  • yuska

shop til you drop

  • abe books
  • Amazon
  • better world books
  • book depository
  • BukaBuku
  • Buku Dedo
  • bukukita
  • vixxio

Top Posts & Pages

  • Red, White & Royal Blue by Casey McQuiston
    Red, White & Royal Blue by Casey McQuiston
  • A Feast for Crows by George R.R. Martin
    A Feast for Crows by George R.R. Martin
  • Dongeng-Dongeng Grimm Bersaudara
    Dongeng-Dongeng Grimm Bersaudara
  • Five Little Pigs
    Five Little Pigs
  • Station Eleven by Emily St.John Mendel
    Station Eleven by Emily St.John Mendel

Recent Comments

When the Stars Go Da… on The Paris Wife
Hapudin Bin Saheh on Insomniac City: New York, Oliv…
The Case of the Pecu… on The Case of the Left-Handed La…
astrid.lim on Lorong Waktu by Edward Pa…
nina on Lorong Waktu by Edward Pa…

Blog at WordPress.com.

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
  • Follow Following
    • perpuskecil.wordpress.com
    • Join 1,037 other followers
    • Already have a WordPress.com account? Log in now.
    • perpuskecil.wordpress.com
    • Customize
    • Follow Following
    • Sign up
    • Log in
    • Report this content
    • View site in Reader
    • Manage subscriptions
    • Collapse this bar
 

Loading Comments...