Tags
british, feminist, historical fiction, lovely heroine, middle grade, movie tie in, mystery, series, young adult
Judul: The Case of the Missing Marquess (Enola Holmes Mystery #1)
Penulis: Nancy Springer
Penerbit: Puffin Books (2011, reissued edition)
Halaman: 216p
Beli di: Periplus (IDR 106k)
Enola Holmes adalah adik perempuan Sherlock dan Mycroft Holmes, yang usianya terpaut cukup jauh dengan kedua abangnya. Ia tinggal berdua dengan ibunya di estate keluarga Holmes, dan nyaris tidak pernah bertemu dan mengenal kedua saudara laki-lakinya.
Saat ulang tahunnya yang ke-14, Enola dikejutkan oleh peristiwa menghilangnya ibunya, tanpa petunjuk apapun, selain fakta yang menyatakan bahwa ibunya pergi dengan keinginan sendiri, bukan diculik atau terlibat kejahatan lainnya.
Enola menghubungi kedua abangnya, namun alih-alih mendapat perlindungan dan dukungan seperti yang ia harapkan, Enola malah dipaksa untuk masuk ke sekolah anak perempuan, terutama setelah Mycroft menyadari kalau uang yang selama ini ia kirim kepada sang ibu tidak digunakan untuk pendidikan Enola seperti yang ia perintahkan, tapi malah disimpan ibunya untuk tujuan misterius.
Enola, yang tidak mau terkurung di sekolah anak perempuan dan kehilangan kebebasan yang amat ia cintai, memutuskan untuk ikut kabur dari rumah, dan menyelidiki misteri ini sendiri. Namun, di tengah pelarian dan penyelidikannya, Enola malah dihadapkan oleh kasus lain, yaitu menghilangnya seorang Marquess, anak laki-laki bangsawan yang juga lenyap tanpa jejak.
Mengandalkan kecerdikan dan kemampuan untuk berpikir mandiri, seperti yang diajari ibunya, Enolla pun mengikuti petunjuk demi petunjuk, namun apa yang disangkanya adalah peristiwa kaburnya anak laki-laki dari rumah, ternyata menyimpan misteri yang lebih pelik. Sementara itu, Enola juga harus berpikir cepat supaya kedua abangnya, terutama sang detektif ulung, bisa mencium jejaknya di kota London.
Enola Holmes adalah serial yang menyegarkan, dan merupakan salah satu favorit saya dari banyaknya spinoff atau pastiche kisah-kisah Sherlock Holmes. Sosok Enolla yang mandiri, keras kepala, namun lugu, cerdik namun seringkali mengambil keputusan yang terlalu nekat, sangat menyenangkan untuk diikuti. Ia pun masih digambarkan manusiawi, penuh flaws, dan keinginan terpendamnya supaya bisa memiliki keluarga utuh, terutama bisa dekat dengan abang yang amat ia kagumi (namun sepertinya tidak peduli dengan dirinya), juga kerap mengundang simpati.
Nancy Springer banyak membahas tentang isu feminisme di buku ini, terutama berkaitan dengan kegiatan sufragist di Inggris, saat kaum perempuan masih dianggap sebelah mata dan berjuang super keras untuk mendapatkan hak-hak mereka. Enola sedikit banyak dipengaruhi oleh pemikiran ibunya yang amat progresif, namun ia juga berusaha mencari tahu sendiri apa yang ia inginkan di dunia ini, di usianya yang masih terbilang muda.
Untuk yang sudah menonton filmnya di Netflix, saya rasa akan bisa menikmati lebih lanjut petualangan Enola lewat buku-bukunya. Kisah filmnya tidak sama persis dengan buku, dan ada lebih banyak bumbu romans ala remaja di versi film, dibandingkan versi buku yang lebih dalam membahas pencarian jati diri Enola. Saya sendiri mau tidak mau terus membayangkan sosok Millie Bobby Brown sebagai Enola, yang memang terasa sangat pas memerankan tokoh tersebut.
Serial Enola Holmes terdiri dari 6 buku, dan saya rasa Netflix tertarik untuk mengadaptasi semua (atau sebagian besarnya) dalam versi film. Hopefully they will do the justice to them, like they did to the first movie.
Meanwhile, let’s dig the books more!
Rating: 4/5
Recommended if you like: middle grade mysteries, strong female character, historical London, good Sherlock Holmes spin-off