• About this blog
  • Clearance Sale!
  • Newbery Project
  • Popsugar Reading Challenge 2022
  • Previous Challenges
    • BBI Read and Review Challenge 2017
    • Challenges 2014
    • Challenges 2015
    • Lucky No.14 Reading Challenge
    • Lucky No.15 Reading Challenge
    • POPSUGAR Reading Challenge 2017
    • Popsugar Reading Challenge 2018
    • Popsugar Reading Challenge 2020
    • Popsugar Reading Challenge 2021
    • What’s in a Name 2018
    • Twenty-Ten Challenge
    • Challenges 2012
    • Challenges 2013
  • Round Ups
  • The Librarian

~ some books to share from my little library

Tag Archives: gothic

The Familiars by Stacey Halls

24 Monday Jan 2022

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ Leave a comment

Tags

british, english, fiction, gothic, historical fiction, paranormal, popsugar RC 2022, secondhand books, witch, women

Judul: The Familiars

Penulis: Stacey Halls

Penerbit: Zaffre (2019)

Halaman: 420p

Beli di: @therebutforthebooks (IDR 96k)

Fleetwood Shuttleworth adalah perempuan 17 tahun yang menikah dengan tuan tanah pemilik Gawthorpe Hall di Lanchashire. Keinginan utamanya adalah memberikan keturunan bagi suaminya, namun Fleetwood sudah tiga kali keguguran, dan ia mulai panik, apalagi saat menemukan sepucuk surat dari dokter yang menyatakan ia tidak akan survive bila hamil lagi.

Dan ketika Fleetwood menyadari ia kembali hamil, ia bertekad untuk bisa melahirkan bayinya dengan sukses, dan sekaligus bertahan hidup. Secara tidak sengaja, Fleetwood bertemu dengan Alice Gray, bidan muda yang akhirnya ia angkat sebagai bidan pribadinya. Namun latar belakang Alice yang misterius membuat Fleetwood penasaran, apalagi saat Alice dituduh terlibat dalam perkumpulan penyihir, yang sedang marak di Lancashire, dan ingin ditumpas habis oleh para penguasa setempat.

Bayinya adalah prioritas Fleetwood, dan ia melakukan segala cara untuk menyelamatkan Alice, yang artinya menyelamatkan ia dan bayinya juga, meski ia harus menempuh berbagai bahaya.

Kisah berlatar belakang penyihir di abad ke-17 selalu menarik. Apakah benar para penyihir itu ada, atau hanya sekumpulan perempuan yang memiliki keahlian khusus (obat-obatan, penyembuhan, dan bercocok tanam) yang membuat mereka dicurigai sebagai penyihir? Belum lagi, banyak motif politik yang kerap menjadi dasar penangkapan dan pengadilan penyihir, yang digunakan penguasa untuk mencari muka di hadapan pengikutnya.

The Familliars sendiri awalnya menjadi kisah yang cukup menjanjikan. Saya suka atmosfer Gawthorpe Hall dan desa di sekitarnya, juga penggambaran beberapa karakter di awal. Namun, semakin ke belakang, saya semakin tidak bersimpati dengan Fleetwood, yang menurut saya tidak pas menjadi karakter utama. Lemah, plin plan, dan banyak mengambil keputusan yang membuat saya ingin mengguncang-guncangnya. Fleetwood juga lumayan sering melakukan hal-hal yang sepertinya tidak mungkin (atau sulit) dilakukan perempuan sekelasnya di abad ke-17, seperti berkeliaran ke mana-mana naik kuda sendirian, bahkan di saat sedang hamil besar, atau mengobrol dengan tokoh-tokoh bangsawan seolah ia sepantar dengan mereka, padahal usianya masih muda dan ia adalah seorang perempuan.

Di satu sisi, saya suka spirit Fleetwood yang ingin membuktikan bahwa perempuan bukan makhluk lemah, dan keinginannya mendobrak stereotype tentang perempuan bangsawan rumahan. Namun, seringkali spirit ini tidak konsisten dibarengi dengan tindakan dan pengambilan keputusan yang sesuai, sehingga lama-lama saya jadi skeptis dengannya.

Saya rasa, kisah ini akan jauh lebih seru bila mengambil sudut pandang Alice, yang hidupnya lebih berwarna, dan sikap serta karakternya setidaknya lebih konsisten dengan apa yang ia perjuangkan. It’s actually a shame!

Oiya, saya juga tidak begitu suka ending kisahnya, karena sekali lagi menegaskan pendapat saya tentang karakter Fleetwood yang lemah, dan membaca endingnya sama sekali tidak memuaskan!

Rating: 3/5

You might like it if you like: historical England, witches story, atmospheric setting, some elements of surprise

Submitted for:

A book about witches

The Broken Girls by Simone St. James

31 Tuesday Aug 2021

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ Leave a comment

Tags

america, bargain book!, campus life, ebook, english, fiction, gothic, horror, mystery, popsugar RC 2021, thriller, twist ending

Judul: The Broken Girls

Penulis: Simone St. James

Penerbit: Berkley (2018, Kindle Edition)

Halaman: 336p

Beli di: Amazon.com (USD 1.99, bargain!)

Vermont, 1950:

Idlewild Hall adalah bangunan tua yang dijadikan gedung sekolah berasrama bagi gadis-gadis dengan kondisi tertentu: mereka yang dibuang oleh keluarga, yang sulit beradaptasi dengan masyarakat, yang tidak bisa masuk ke kelompok manapun, bahkan yang memiliki catatan kriminal. Idlewild Hall diharapkan dapat mengubah nasib para gadis ini menjadi lebih baik. Namun, keempat teman sekamar yang memiliki masa lalu serba suram, tidak yakin tentang hal ini, dan bertekad akan keluar dari Idlewild secepat mungkin. Namun, tragedi menghampiri mereka saat salah seorang dari keempat sahabat itu tiba-tiba menghilang tanpa jejak.

Vermont, 2014:

Fiona, jurnalis freelance di media lokal, tidak bisa melupakan tragedi keluarganya, yaitu saat kakak perempuannya terbunuh di lapangan dekat Idlewild Hall yang saat itu sudah menjadi bangunan kosong terbengkalai. Fiona selalu merasa ada sesuatu yang sinister dengan bangunan Idlewild, apalagi saat ia mendengar bangunan tersebut dihantui sesosok perempuan misterius.

Ketika Idlewild Hall dibeli oleh janda seorang jutawan, Fiona merasa curiga, dan bertekad akan menyelidiki apakah ada hubungan antara pembeli Idlewild dengan pembunuhan kakaknya. Berkedok sebagai jurnalis lokal, Fiona menelusuri sejarah Idlewild Hall ke masa lalu, namun yang ia temukan ternyata jauh lebih menyedihkan dan menyeramkan dari yang ia kira.

Ini pertama kalinya saya membaca buku karya Simone St. James, and I was hooked! Broken Girls berhasil memadukan untuk sejarah, gothic, misteri pembunuhan, hingga aura supranatural ke dalam sebuah kisah yang apik dan menegangkan. Menurut saya, St. James sukses menjaga keseimbangan antara plot yang kuat, karakter yang menarik, dan ending yang terbilang memuaskan.

Saya sebenarnya lebih tertarik mengikuti kisah keempat sahabat Idlewild di masa lalu, tapi untungnya penyelidikan Fiona di masa gini tetap seru untuk diikuti, terutama karena St. James tidak kehilangan fokus dan tetap konsisten menjaga atmosfer kisah yang dipenuhi aura gothic dan kesan horor.

Sebenarnya saya bukan fans kisah misteri-supranatural, dan lebih suka penjelasan yang logis dan rasional. Tapi secara keseluruhan, plot tentang haunted building sangat pas dengan kisah Broken Girls, dan menurut saya masih bisa dimaklumi karena tidak terasa dipaksakan.

Ternyata, misteri-supranatural dengan nuansa gothic memang menjadi spesialisasi Simone St. James. Can’t wait to read more of her books!

Rating: 4/5

Recommended if you like: thriller, gothic mystery, supernatural touch, eerie atmosphere, haunted buildings, twisted ending

Submitted for:

Category: A book with something broken on the cover

The Strange Case of Dr Jekyll & Mr Hyde by Robert Louis Stevenson

22 Wednesday Jan 2020

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ 4 Comments

Tags

bargain book!, british, classic, fiction, gothic, Gramedia, popsugar RC 2020, terjemahan

Judul: The Strange Case of Dr Jekyll & Mr Hyde

Penulis: Robert Louis Stevenson

Penerjemah: Julanda Tantani

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (2011)

Halaman: 128p

Beli di: Gramedia Sale (IDR 15k)

Rasa-rasanya saya sudah menonton cukup banyak film adaptasi novel ini, baik yang mengacu dengan cukup akurat pada kisah aslinya, maupun yang sudah disadur menjadi film komedi atau kontemporer. Namun saya memang belum pernah membaca novel aslinya, dan bahkan sudah lupa kalau memiliki buku ini (alasan klasik penimbun buku).

Kisah Dr Jekyll dan Mr Hyde sudah amat melegenda sehingga tanpa membaca bukunya pun sepertinya kebanyakan orang sudah bisa menceritakan plotnya dengan cukup tepat. Tapi ternyata ada kesan tersendiri yang saya peroleh saat membaca langsung karya Robert Louis Stevenson ini.

Yang pertama tentu saja kesan gothic yang amat kental. Cerita ini berlangsung tahun 1800-an di kota London yang berkabut. Dr. Jekyll yang menutup diri dari dunia luar akibat obsesinya terhadap eksperimen rahasianya, tinggal di sebuah rumah besar yang dilengkapi oleh laboratorium kuno yang menjadi tempat kerjanya. Bagaimana ia mengurung diri dan menjadi korban dari eksperimennya sendiri, digambarkan dengan cukup detail oleh Stevenson, termasuk adegan memorable malam mencekam yang mengakhiri kisah ini. Penantian, kegelisahan dan keputusasaan di tengah malam gelap dan rumah yang suram, benar-benar memberikan suasana yang terasa nyata.

Selain itu, seperti kebanyakan buku klasik dari era yang sama, kisah Dr Jekyll dan Mr Hyde menyentuh tema yang amat digandrungi oleh penulis pada masa itu: moralitas, pilihan antara kebaikan dan kejahatan, serta batas-batas tak kasat mata antara keduanya.

Dr Jekyll bergumul dengan filosofi tersebut, bagaimana bisa seorang manusia memiliki sifat baik dan jahat sekaligus, dan apakah mungkin kedua sifat itu sebenarnya bisa dipisahkan dan masing-masing membentuk pribadi yang berbeda. Bagaimana jadinya bila seorang manusia hanya terdiri dari sifat jahat saja? Apakah esensi jahat tersebut bisa membentuk entitas pribadi baru yang sama sekali terpisah dari pribadi manusia sebelumnya?

Pemikiran itulah yang membawa Dr Jekyll pada eksperimen yang akan menghancurkan hidupnya, dan memunculkan sosok Mr Hyde yang mengerikan. Yang lebih menarik adalah gambaran Dr Jekyll akan godaannya untuk kembali lagi dan lagi pada sosok Mr Hyde bahkan setelah ia bertobat dan berubah menjadi Dr Jekyll. Karena memang, berbuat jahat adalah godaan yang tak pernah hilang dan akan terlalu mudah kembali lagi pada diri kita- terutama saat kita dihadapkan pada pilihan yang dilematis.

Meski buku ini termasuk singkat, tapi isinya cukup padat. Gaya bahasa Stevenson dapat diterjemahkan dengan cukup baik oleh penerjemah buku ini, satu hal yang cukup sulit ditemui pada terjemahan buku-buku klasik. Syukurlah, GPU termasuk cukup konsisten menerbitkan buku-buku klasik dengan kualitas terjemahan yang baik.

Submitted for:

Kategori: The first book you touch on a shelf with your eyes closed

Wishful Wednesday [226]

05 Wednesday Apr 2017

Posted by astrid.lim in meme

≈ 1 Comment

Tags

classic, fantasy, gothic, meme, wishful wednesday, wishlist

Hello!! Selamat hari Rabu dan ketemu lagi di Wishful Wednesday 🙂

Minggu ini, saya kepingin satu buku yang gagal saya dapatkan waktu ikutan giveaway Mbak Fanda di Facebook kemarin ini. Hahaha… Sepertinya random.org belum berpihak pada saya.

The Magic Toyshop (Angela Carter): ‘This crazy world whirled around her, men and women dwarfed by toys and puppets, where even the birds are mechanical and the few human figures went masked…She was in the night once again, and the doll was herself.’ One night Melanie walks through the garden in her mother’s wedding dress. The next morning her world is shattered. Forced to leave the home of her childhood, she is sent to live with relatives she has never met: gentle Aunt Margaret, mute since her wedding day; and her brothers, Francie and Finn. Brooding over all is Uncle Philip, who loves only the toys he makes in his workshop: clockwork roses and puppets that are life-size – and uncannily life-like.

Berbau-bau fantasi, gothic dengan sedikit bumbu horror- my kind of read banget niiih… Ngintip harganya di Bookdepository sih di bawah IDR100k. I’m one click away of having this book, LOL. We’ll see ya…

Share WW mu juga yuk!

  • Silakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu =)
  • Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) atau segala hal yang berhubungan dengan kebutuhan bookish kalian, yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku/benda itu masuk dalam wishlist kalian ya!
  • Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post). Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian.
  • Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)

 

The Picture of Dorian Gray by Oscar Wilde

17 Monday Oct 2016

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ 2 Comments

Tags

borrowed, british, classic, dramatic, english, fiction, gothic

dorian-grayJudul: The Picture of Dorian Gray

Penulis: Oscar Wilde

Penerbit: Penguin Books (1994, first published 1891)

Halaman: 256p

Borrowed from Fanda

Rasanya sudah lama sekali sejak terakhir kalinya saya membaca (dan mereview) buku klasik. ‎Buku klasik memang tricky, kadang ceritanya bagus tapi bahasa Inggrisnya njelimet. Membaca terjemahan, kadang susah dapat feelnya, karena keterbatasan penggunaan bahasa yang berbeda. Ada juga yang pesan-pesannya bagus, tapi narasinya membosankan. Makanya saya agak pemilih untuk urusan buku klasik.

Kebetulan buku yang saya baca kali ini, The Picture of Dorian Gray, sudah saya pinjam dari Mbak Fanda lebih dari satu tahun yang lalu (sungkem mohon maaf). Jadi memang sepertinya sudah harus dibaca dan dikembalikan 😀

Saya mendengar banyak puja puji tentang novel Oscar Wilde yang disebut-sebut sebagai karyanya yang paling fenomenal ini. Apakah verdictnya sesuai ekspektasi?

Dorian Gray adalah seorang laki-laki muda yang baru saja mendapatkan warisan dari keluarganya. Kaya raya, masuk dalam golongan upper class, ditambah dengan wajahnya yang luar biasa ganteng dan pembawaannya yang polos menyenangkan, menjadikan Dorian sebagai favorit semua orang.

Tak terkecuali Basil Hallward, pelukis jenius yang tak kuasa melawan pesona Dorian, dan menjadikan Dorian sebagai model lukisannya yang terbaru, bahkan mengidolakannya dengan berlebihan. Suatu hari, saat Dorian sedang berpose untuk Basil di studio lukis, ia diperkenalkan dengan Lord Henry, teman Basil yang berasal dari golongan bangsawan. Lord Henry adalah seorang pria nyentrik yang gemar mengamati kehidupan, menganalisis kepribadian orang-orang sekitarnya dan menikmati drama-drama yang terjadi di sekelilingnya.

Lord Henry menganggap Dorian Gray, dengan segala kenaifannya, sebagai studi kasus yang menarik. Ia mulai mempengaruhi Dorian lewat pandangan-pandangan sinisnya tentang kehidupan, kemewahan yang dibawa oleh masa muda, serta betapa beruntungnya orang-orang yang tidak akan menjadi tua.

Pandangan tersebut sangat membekas pada diri Dorian, sehingga saat lukisan dirinya selesai, ia memanjaatkan permohonan agar ia bisa selalu semuda dan sepolos sosok dalam lukisan itu, sementara lukisannya sendirilah yang akan bertambah tua dan jelek.

Tak disangka, permohonan Dorian terkabul, dan hari demi hari, tahun demi tahun, lukisan tersebut semakin menampakkan jiwanya yang menggelap, sementara Dorian sendiri tetap tampil muda dan polos, meski tak terhitung lagi sudah berapa kali ia menyakiti orang-orang dan menyebabkan berbagai skandal dan tragedi di sekelilingnya. Semakin ia melihat potret dirinya yang mengerikan, semakin bersemangat Dorian untuk menjadi jahat, kejam dan mengerikan, seolah menjual jiwanya pada dunia gelap untuk memperoleh wajah dan penampilan yang selalu cemerlang.

Oscar Wilde adalah salah satu pionir penulis klasik abad ke-19 yang berani mengkritik moralitas kaum borjuis Inggris, yang dinilainya penuh dengan kemunafikan. Penampilan luarlah yang dinilai, sementara sifat-sifat baik seseorang seolah tidak ada artinya. Wilde dengan berani mengangkat tema yang cukup sensitif di jamannya ini melalui metafora pergumulan Dorian Gray melawan kegelapan hatinya, yang diwakili oleh lukisan karya Basil.

Beberapa simbol dan motif yang digunakan dalam buku ini (lukisan vs cermin, seni sebagai alat pemengaruh-baik melalui buku maupun lukisan), cukup jelas terlihat dan tidak disampaikan dengan terlalu rumit seperti banyak buku klasik lainnya, membuat saya bisa terhubung dengan lebih mudah pada cerita Dorian Gray.

Ada beberapa bagian, terutama yang mengangkat kontemplasi Dorian Gray terhadap pergumulan internalnya, juga pengamatan Lord Henry dan curahan hati Basil Hallward, agak terlalu panjang sehingga lumayan membosankan. Tapi bagian-bagian lainnya, terutama dialog Dorian dan Lord Henry yang dibuat witty, cukup bisa mengundang tawa. Saya sendiri jadi lumayan penasaran dengan edisi terjemahan bahasa Indonesianya yang menurut beberapa review dinilai cukup baik. Karena tidak mudah lho, menerjemahkan kisah klasik seperti Dorian Gray yang cukup kental simbolismenya.

Satu lagi yang cukup menarik bagi saya adalah tema homoseksual yang disampaikan Wilde dengan cukup subtle. Kekaguman Basil terhadap Dorian yang sudah seperti rasa cinta, serta hubungan Lord Henry dan Dorian yang lebih dari sekadar sahabat- semuanya merupakan pandangan Wilde, yang juga seorang gay, terhadap kepalsuan gaya hidup kaum borjuis Inggris saat itu, yang menyembunyikan semua hal yang belum diterima oleh masyarakat umum. Studi yang cukup menarik sebenarnya bila digali lebih dalam.

 

Happy Birthday, Oscar!

Ternyata, saya menyelesaikan buku ini tepat di hari ulang tahun Oscar Wilde, yaitu tanggal 16 Oktober. Oscar dilahirkan tahun 1854 di Dublin, Irlandia, dan pindah ke Inggris saat kuliah di Oxford di pertengahan 1870-an. Oscar menulis banyak puisi, sonet dan play, tapi karyanya yang paling terkenal adalah novel The Picture of Dorian Gray.

Di tengah puncak kariernya, Oscar tersandung skandal saat kedapatan berhubungan dengan anak Marquees Queensberry, Douglas Queensberry. Oscar dituduh melakukan perbuat asusila dan tindakan kriminal sodomi, yang akhirnya berlanjut ke beberapa pengadilan, disusul pula oleh kasus lain sejenis. Tragedi ini berakhir dengan Oscar yang dipenjara selama dua tahun atas tuduhan tersebut.

Banyak kontroversi mengenai apakah sebenarnya Oscar Wilde adalah seorang homoseksual, karena ia juga menikah dan memiliki anak-anak (yang akhirnya tercerai dari dirinya setelah Wilde dipenjara). Yang jelas, hukum di Inggris saat itu membuat Wilde harus mengalami kejadian pahit yang nantinya akan terus membekas di dirinya, bahkan mempengaruhi kesehatannya selama di penjara dan setelah keluar dari penjara, hingga meninggal di pengasingan pada tahun 1900. What a life.

Wishful Wednesday [160]

08 Wednesday Jul 2015

Posted by astrid.lim in meme

≈ 4 Comments

Tags

gothic, meme, mystery, wishful wednesday, wishlist

wishful wednesday

Hai semuaaa… Maaf yaaa sudah 2 minggu ini Wishful Wednesday menghilang..Yang punyanya baru pulang dari perantauan soalnya hehe..

Senang juga sudah balik lagi ke kehidupan nyata, meski masih banyak kerjaan yang harus dikejar (dan timbunan review yang belum dibuat!!). Mari kita mulai dari postingan WW dulu ya, sebelum meneruskan dengan postingan lain yang tertunda…

Minggu ini, sebenarnya agak overwhelmed karena sudah kebanyakan belanja buku, LOL. Jadi agak feeling guilty mau menambah wishlist.. Tapi… sudah 2 minggu nggak ber Wishful Wednesday, masa iya sekarang mau skip lagi? Nggak seru donk!!

Jadi, WW minggu ini jatuh pada buku The Winter People (Jennifer McMahon), kisah misteri yang sepertinya pas dengan mood saya saat ini. Berikut sinopsisnya:

winter peopleWest Hall, Vermont, has always been a town of strange disappearances and old legends. The most mysterious is that of Sara Harrison Shea, who, in 1908, was found dead in the field behind her house just months after the tragic death of her daughter, Gertie. Now, in present day, nineteen-year-old Ruthie lives in Sara’s farmhouse with her mother, Alice, and her younger sister, Fawn. Alice has always insisted that they live off the grid, a decision that suddenly proves perilous when Ruthie wakes up one morning to find that Alice has vanished without a trace. Searching for clues, she is startled to find a copy of Sara Harrison Shea’s diary hidden beneath the floorboards of her mother’s bedroom. As Ruthie gets sucked deeper into the mystery of Sara’s fate, she discovers that she’s not the only person who’s desperately looking for someone that they’ve lost. But she may be the only one who can stop history from repeating itself.

Rating yang tinggi di Goodreads semakin membuat saya penasaran. Kayaknya sudah lumayan lama nggak pernah baca kisah misteri-gothic semi horror yang membuat tercengang-cengang dengan twisted endingnya 😀

Share WW mu juga yuk!

  • Silakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu =)
  • Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) atau segala hal yang berhubungan dengan kebutuhan bookish kalian, yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku/benda itu masuk dalam wishlist kalian ya!
  • Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post). Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian.
  • Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)

 

The House With a Clock in Its Walls by John Bellairs

02 Thursday Apr 2015

Posted by astrid.lim in fiction, young readers

≈ Leave a comment

Tags

bargain book!, children, CL/YA, classic, fantasy, gothic, mystery, review15, secondhand books, series

house clockJudul: The House With a Clock in Its Walls

Penulis: John Bellairs

Penerbit: Puffin Books (2004), first published in 1973

Halaman: 179p

Beli di: Better World Book (USD 4.78- bargain book!)

Lewis Barnavelt sangat kesepian ketika kedua orangtuanya meninggal dalam kecelakaan mobil. Untunglah, Uncle Jonathan bersedia menampungnya di rumahnya di kota New Zebedee.

Selama ini Lewis belum pernah bertemu dengan pamannya itu, dan hanya mendengar cerita-cerita “aneh” tentangnya. Untunglah, ternyata Uncle Jonathan sangat menyenangkan- dan tinggal di sebuah rumah yang menarik. Namun, Lewis tidak menyangka kalau pamannya menyimpan rahasia yang lebih seru lagi- ternyata Uncle Jonathan, serta tetangga sekaligus sahabatnya Mrs. Zimmermann, adalah penyihir!

Dan yang lebih hebat lagi, mereka memiliki musuh abadi, Mr dan Mrs Izard yang super kejam. Meski Mr Izard sudah meninggal, sepertinya ia meninggalkan “warisan” mengerikan di rumah Uncle Jonathan: sebuah jam di dalam dinding yang bisa mengakibatkan kehancuran manusia. Sekarang tinggal terserah pada Uncle Jonathan (dan Lewis tentunya), bagaimana cara menemukan dan menghancurkan jam tersebut.

Buku ini merupakan salah satu buku klasik dari John Bellairs, yang spesialisasinya memang buku misteri anak-anak. Menggabungkan unsur magic, misteri, petualangan dan sedikit unsur horor, Bellairs berhasil menciptakan kisah-kisah gothic untuk konsumsi anak-anak- yang menjadi klasik pada waktunya.

Jangan membayangkan cerita yang sensasional seperti Harry Potter, karena kisah ini ditulis jauuuh sebelum munculnya serial anak yang serba fenomenal di masa kini. Namun dalam kesederhanaan idenya, masih terdapat unsur-unsur kejutan yang nantinya akan dipakai juga oleh para penulis modern.

Lewis sendiri merupakan tipikal hero yang tidak terlihat seperti hero: nerdy, pendiam dan sering dibully. Tapi petualangannya membuat ia terpaksa mengerahkan seluruh kecerdasannya- satu hal yang juga membuat buku ini bisa relate dengan pembaca.

John Bellairs meninggal tahun 1991, dan mewariskan kisah-kisah gothic untuk anak-anak jauh sebelum serial Goosebumps muncul. Beberapa serialnya yang terkenal adalah Johnny Dixon Mysteries, Lewis Barnavelt Mysteries dan Anthony Monday Mysteries.

Oiya, postingan ini masih dibuat dalam rangka 13 Days Reading Children & Young Adult Literatures 🙂

banner 13 days cl-ya

The Angel’s Game

27 Tuesday Aug 2013

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ 1 Comment

Tags

english, europe, fiction, gothic, history, mystery/thriller, series

angels gameJudul: The Angel’s Game

Penulis: Carlos Ruiz Zafon

Penerbit: Phoenix (2010)

Penerjemah: Lucia Graves

Halaman: 504p

Beli di: Kinokuniya Centralworld, Bangkok (266 Baht)

Masih dengan gaya gothic dan setting Barcelona di masa lalu yang menonjol, Carlos Ruis Zafon kembali memukauku lewat sekuel dari The Shadow of The Wind. Sebenarnya, buku berjudul The Angel’s Game ini lebih cocok disebut dengan prekuel, karena bersetting sekitar 40 tahun sebelum buku pertamanya.

Kisah diceritakan dari sudut pandang seorang penulis muda berbakat, David Martin. Latar belakang David yang berasal dari golongan miskin membuatnya sulit meraih mimpinya menjadi seorang novelis sukses, sehingga akhirnya ia terpaksa menerima tawaran mentornya, penulis terkenal Pedro Vidal, untuk menulis kisah-kisah sensasional berlatar Barcelona dengan menggunakan pseudonim. Buku-buku tersebut laris di pasaran, dan David membeli sebuah rumah tua yang sudah terbengkalai sebagai tempat tinggalnya.

Di sinilah berbagai keganjilan mulai muncul. Diawali dengan hadirnya sosok misterius yang memaksa David untuk menulis sebuah buku dengan tema religius yang akan menantang iman para pembaca, sekaligus mengguncangkan dunia, diikuti dengan misteri tentang rumah tua itu sendiri, yang dulunya ternyata merupakan tempat tinggal seorang penulis juga. David semakin dalam terlibat dalam jalinan rumit masalah yang tidak sepenuhnya ia mengerti, dan ketika berusaha untuk keluar, ia baru sadar sudah terjerat terlalu erat.

The Angel’s Game memiliki nuansa yang mirip, namun sekaligus berbeda, dengan Shadow of The Wind. Kekentalan suasana Barcelona masih terasa, di buku ini kita juga diperkenalkan dengan toko buku Sempere & Son serta Cemetery of Forgotten Books yang berperan besar dalam kehidupan David (dan muncul juga di buku Shadow). Hadirnya sosok Isabella, calon penulis yang ingin menjadi asisten David, awalnya sangat menjengkelkan, namun lama kelamaan cukup menghibur dengan beberapa adegan humor yang sedikit mempercerah nuansa kelam buku ini.

Kisah yang masih berbalut misteri juga sedikit mirip dengan buku pertama, namun bila Shadow of The Wind lebih menekankan pada kisah sejarah, Angel’s Game justru bermain-main dengan unsur mistis, religi, dan supranatural, sehingga endingnya pun terasa agak surreal. Bagi yang berharap buku ini akan mengulang formula yang sama persis dengan pendahulunya, silakan bersiap-siap untuk kecewa. Namun jika ingin merasakan kembali suasana misterius Barcelona masa lampau, dengan setting buku-buku kuno penuh rahasia, dan alunan kalimat indah khas Carlos Ruiz Zafon, silakan bersiap untuk terpukau.

Kudos juga untuk sang penerjemah, Lucia Graves yang telah berhasil mentransformasi untaian kalimat indah Zafon ke dalam bahasa Inggris dengan gemilang.

Secret Garden

30 Tuesday Jul 2013

Posted by astrid.lim in fiction, young readers

≈ 22 Comments

Tags

bahasa indonesia, BBI, british, children, classic, fiction, FYE challenge, gothic, Gramedia, terjemahan

secret garden1Judul: Secret Garden (Taman Rahasia)

Penulis: Frances Hodgson Burnett

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (2010)

Halaman: 320p

Beli di: Pesta Buku Gramedia Citiwalk (IDR 35k disc 20%)

Usia kelayakan baca: 8 yo and up

Ketika Mary Lennox datang ke Inggris dari India sebagai seorang anak yatim piatu, ia bukanlah sosok yang menyenangkan. Di India, Mary tidak diperhatikan oleh orang tuanya yang selalu sibuk, sehingga ia menjelma sebagai anak yang manja dan sakit-sakitan. Setelah orang tuanya meninggal, Mary diungsikan ke rumah paman yang tak pernah dikenalnya, Mr Archibald Craven, yang tinggal di Inggris. Rumah tua bernama Misselthwaite Manor itu terletak di daerah Yorkshire, di tepi padang moor.

Awalnya Mary membenci rumah dengan 100 buah kamar yang tampak selalu sepi itu, apalagi pamannya merupakan sosok menyeramkan yang tidak pernah terlihat bahagia sejak ditinggalkan oleh istrinya 10 tahun lalu. Namun Mary mulai berubah setelah mengenal Dickon, anak laki-laki Yorkshire yang sangat mencintai alam. Dari Dickon pula Mary belajar banyak tentang kebun, tumbuhan serta binatang, hal-hal yang sebelumnya tak pernah ia perhatikan. Kehidupan di Misselthwaite Manor juga bertambah menarik ketika Mary mendengar ada sebuah taman misterius yang sudah ditutup rapat 10 tahun lamanya. Ditambah lagi, ia beberapa kali mendengar suara tangisan di malam hari. Ada rahasia apa sebenarnya di rumah itu?

Secret Garden adalah salah satu buku anak klasik terbaik yang tidak pernah bosan

Versi Gramedia tahun 80an, jadul!

Versi Gramedia tahun 80an, jadul!

kubaca berulang kali. Versi pertama yang aku punya adalah terbitan Gramedia tahun 80-an. Dan aku sangat senang ketika Gramedia kembali menerbitkan buku ini sebagai salah satu serial klasiknya dengan cover yang cantik. Nuansa gothic yang ada dalam buku ini terasa sangat pas dengan alur cerita yang gelap dan misterius. Rumah tua yang serba tertutup, taman rahasia, sosok paman yang bungkuk dan tak bahagia, tangisan di tengah malam..

Karakter Mary yang awalnya menyebalkan juga perlahan bisa membuat kita simpati padanya. Secret Garden memberikan banyak pesan tentang kebahagiaan, kecintaan pada alam sekitar, serta kemauan untuk bertahan hidup. Setting musim semi ceria yang menggantikan musim dingin yang suram seolah ingin mengimbangi nuansa gelap yang terdapat di bagian awal buku. Tak ada yang menghalangi kita untuk hidup- kecuali ketidakmauan untuk bertahan dan menjalani hidup!

Terinspirasi dari Mbak Truly yang memiliki koleksi buku Little Women dalam berbagai versi cover dan bahasa, aku berniat untuk pelan-pelan mengumpulkan Secret Garden dalam berbagai edisi. Dan sudah ada beberapa cover yang menjadi incaran! 🙂

Suka sama nuansa cokelat ranting-rantingnya.

Suka sama nuansa cokelat ranting-rantingnya.

Yang ini imut bangeeet :D

Yang ini imut bangeeet 😀

Ini paling bikin mupeng!!

Ini paling bikin mupeng!!

Postingan ini disubmit untuk posting bareng Blogger Buku Indonesia bulan Juli dengan tema buku anak, juga disubmit untuk FYE Children Literature yang dihost oleh BZee.

Disubmit juga untuk event Back to Children Classic’s Literature yang dihost oleh Hobby Buku.

back to children lit

Charles Dickens’ Ghost Stories

09 Tuesday Apr 2013

Posted by astrid.lim in fiction, young readers

≈ 11 Comments

Tags

bahasa indonesia, christmas, classic, gift, gothic, short stories, terjemahan

dickens-ghost-stories 1Judul: Charles Dickens’ Ghost Stories

Penulis: Charles Dickens

Penerbit: Mediakita (2013)

Pages: 256p

Gift from Mediakita 🙂

Ada tiga kisah hantu dalam buku ini. Tapi untuk yang penakut seperti aku, berbahagialah karena ternyata kisah-kisah ini bukan merupakan cerita horor yang mengerikan, melainkan kisah tentang refleksi, penyangkalan diri dan pertobatan.

Cerita pertama, Kidung Natal (terjemahan dari A Christmas Carol), sudah tidak asing lagi untuk kebanyakan orang, karena telah diadaptasi berulang kali dalam film atau media lainnya. Berkisah tentang Ebenezer Scrooge, si tua kikir yang hidupnya tidak bahagia karena tidak mencintai seorang pun. Hantu masa lalu, masa kini dan masa depan mengubah hidupnya, ketika datang di malam Natal dan mengingatkannya akan hal-hal penting dalam hidup. Meski sudah pernah menonton beberapa versi filmnya, ini adalah pertama kalinya aku membaca Christmas Carol. Dan ternyata tetap mengesankan.

Kisah kedua, Anak Yang Memimpikan Bintang, sangat singkat namun menyentuh, tentang kematian dan kehidupan yang menanti kita selanjutnya. Ini adalah kisah yang menghibur orang-orang yang berduka dan harapan untuk bertemu kembali dengan kekasih-kekasih yang sudah meninggalkan mereka lebih dahulu.

Sedangkan kisah terakhir berjudul Lelaki Yang Dihantui & Penawaran Sang Hantu. Masih bercerita tentang penyesalan dan kesalahan di masa lalu, kali ini tokohnya bernama Redlaw, profesor penyendiri yang tidak bisa bahagia akibat ingatan-ingatan mengerikan tentang masa lalunya. Sesosok hantu datang padanya di malam Natal, menawarkan kesepakatan yang sekaligus merupakan kutukan. Apakah Redlaw akan menerimanya – demi melupakan kenangan buruknya di masa lalu?

Dickens menempatkan malam Natal sebagai setting dari sebagian besar kisah dalam buku ini, mungkin untuk melambangkan saat yang tepat bagi kita berefleksi dan bertobat. Salah satu contohnya adalah Scrooge, yang tadinya membenci Natal, di akhir cerita malah seolah menjelma menjadi Bapak Natal sendiri. Begitu pula dengan setting bangunan gelap, sepi dan dingin, tempat menetap tokoh-tokoh yang kaya namun tidak bahagia, seperti di kisah pertama dan terakhir, sangat kontras dengan rumah yang kecil namun hangat, diramaikan dengan keluarga yang miskin tapi penuh berkat. Pesannya jelas, kekayaan tidak membawa kebahagiaan, tanpa adanya cinta kasih dan keluarga yang akan membawa kedamaian. A nice little treat for Christmas time, I guess!

Versi terjemahan buku ini cukup baik, bisa menggambarkan cerita keseluruhan secara jelas di antara kalimat-kalimat Dickens yang kadang berbelit-belit dan panjang lebar. Namun beberapa typo yang berulang mungkin dapat diperbaiki untuk edisi selanjutnya. Misalnya saja kata “menggigil” yang sangat sering ditulis “mengigil”, lalu “merubah” yang harusnya “mengubah”.

Thanks to @Mediakita and @gila_buku for this book!

← Older posts

From the bookshelf

Categories

Looking for Something?

Enter your email address to follow Books to Share and receive notifications of new posts by email.

Join 1,037 other followers

Currently Reading

I’m a Proud Member! #BBI 1301004

Wishful Wednesday Meme

Fill your Wednesdays with wishful thinking =)

Popsugar Reading Challenge 2018

bookworms

  • aleetha
  • althesia
  • alvina
  • ana
  • annisa
  • bzee
  • dewi
  • dion
  • fanda
  • Ferina
  • helvry
  • inne
  • Kobo
  • maya
  • mei
  • melmarian
  • mia
  • ndari
  • nophie
  • oky
  • peri hutan
  • ren
  • Reygreena
  • sel sel kelabu
  • sinta
  • tanzil
  • tezar
  • yuska

shop til you drop

  • abe books
  • Amazon
  • better world books
  • book depository
  • BukaBuku
  • Buku Dedo
  • bukukita
  • vixxio

Top Posts & Pages

  • Lima Sekawan - The Series
    Lima Sekawan - The Series
  • The Picture of Dorian Gray by Oscar Wilde
    The Picture of Dorian Gray by Oscar Wilde
  • Circe by Madeline Miller
    Circe by Madeline Miller
  • Red, White & Royal Blue by Casey McQuiston
    Red, White & Royal Blue by Casey McQuiston
  • Matilda
    Matilda

Recent Comments

When the Stars Go Da… on The Paris Wife
Hapudin Bin Saheh on Insomniac City: New York, Oliv…
The Case of the Pecu… on The Case of the Left-Handed La…
astrid.lim on Lorong Waktu by Edward Pa…
nina on Lorong Waktu by Edward Pa…

Create a free website or blog at WordPress.com.

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
  • Follow Following
    • perpuskecil.wordpress.com
    • Join 1,037 other followers
    • Already have a WordPress.com account? Log in now.
    • perpuskecil.wordpress.com
    • Customize
    • Follow Following
    • Sign up
    • Log in
    • Report this content
    • View site in Reader
    • Manage subscriptions
    • Collapse this bar
 

Loading Comments...