• About this blog
  • Clearance Sale!
  • Newbery Project
  • Popsugar Reading Challenge 2023
  • Previous Challenges
    • BBI Read and Review Challenge 2017
    • Challenges 2014
    • Challenges 2015
    • Lucky No.14 Reading Challenge
    • Lucky No.15 Reading Challenge
    • POPSUGAR Reading Challenge 2017
    • Popsugar Reading Challenge 2018
    • Popsugar Reading Challenge 2020
    • Popsugar Reading Challenge 2021
    • Popsugar Reading Challenge 2022
    • What’s in a Name 2018
    • Twenty-Ten Challenge
    • Challenges 2012
    • Challenges 2013
  • Round Ups
  • The Librarian

~ some books to share from my little library

Tag Archives: crime

When the Stars Go Dark by Paula McLain

06 Thursday Jan 2022

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ Leave a comment

Tags

america, crime, e-book, english, fiction, historical fiction, mystery/thriller, popsugar RC 2022, thriller

Judul: When the Stars Go Dark

Penulis: Paula McLain

Penerbit: Ballantine Books (2021, Kindle edition)

Halaman: 384p

Beli di: Amazon.com (USD 2.99, bargain!)

Saya pertama mengetahui karya Paula McLain saat membaca The Paris Wife, dan langsung nge-fans berat. She’s a good storyteller, yang mampu menggabungkan antara plot yang intricate, karakter yang terasa amat hidup, dan prosa yang menawan namun tidak berlebihan.

Ketika tahu ia menerbitkan buku baru, saya langsung penasaran ingin membacanya, tapi saya tidak menyangka kalau McLain terjun ke genre baru: thriller.

Ia masih menyelipkan unsur historical di sini, karena setting kisah buku ini adalah di tahun 1993 (betul, dekade 90-an kini sudah termasuk historical, hahaha). Tokoh utamanya, Anna Hart, adalah seorang detektif kepolisian di San Francisco dengan masa lalu kelam, yang sedang “dipaksa” break dari pekerjaannya akibat tragedi keluarga yang menimpanya.

Anna yang bingung dan putus asa akhirnya berlabuh di Mendocino, kota kecil di California Utara tempatnya tumbuh besar bersama keluarga angkatnya. Anna tidak pernah kembali ke kotanya sejak ia kuliah, dan Mendocino banyak meninggalkan kenangan sedih untuknya.

Namun, napak tilas Anna yang ia harapkan akan membantunya pulih dari traumanya, malah berkembang ke arah tak terduga, ketika Will, teman lama yang kini menjabat sebagai sheriff Mendocino, meminta bantuannya memecahkan kasus hilangnya seorang anak perempuan bernama Cameron. Anna yang memang seorang spesialis kasus anak hilang dan penculikan, tergerak membantu karena ia merasa hilangnya Cameron berhubungan erat dengan masa lalunya sendiri, baik sebelum ia tinggal di Mendocino maupun saat ia tumbuh besar di sana, dan berhubungan juga dengan berbagai misteri yang menyertai hidupnya.

Kesan pertama saya saat membaca buku ini, this book is very well written. Meski mencoba genre baru, McLain tetap setia dengan gaya penulisannya yang exquisite, beautiful, atmospheric, dan karakter-karakter yang kuat. Setiap bagian ditulis dengan hati-hati, setiap detail memiliki makna, dan McLain bahkan mengambil sebuah kasus nyata, penculikan Polly Klaas, yang heboh di California tahun itu, dan memasukkannya ke dalam plot dengan effortless.

Saya juga suka dengan karakter Anna, yang merupakan penyegaran dari karakter detektif laki-laki dengan masa lalu kelam. Selain itu, karena akhir-akhir ini saya kebanyakan membaca genre cozy mystery yang didominasi oleh detektif amatir, membaca thriller dengan karakter detektif yang solid terasa melegakan, karena saya dihadapkan pada prosedur yang jelas, penyelidikan yang runut, dan kondisi yang realistis.

Meski saya berhasil menebak pelakunya sebelum buku berakhir, menurut saya penyelesaian buku ini tetap terasa memuaskan, karena menguak tidak saja misteri menghilangnya Cameron, tapi juga masa lalu Anna.

It’s well crafted and well written, dan menggali lebih dalam tentang isu penculikan anak, child traficking, serta perkembangan internet yang mengubah dunia kepolisian dalam menyelidiki kasus orang hilang.

Rating: 4/5

Recommended if you like: well crafted thriller, atmospheric setting, dark and brooding characters

Submitted for:

Category: a book with a reflected image on the cover or “MIRROR” in the title

A is for Arsenic by Kathryn Harkup

28 Wednesday Jul 2021

Posted by astrid.lim in non fiction

≈ Leave a comment

Tags

agatha christie, bargain book!, crime, ebook, english, non fiction, science

Judul: A is for Arsenic: The Poisons of Agatha Christie

Penulis: Kathryn Harkup

Penerbit: Bloomsbury Sigma (2015, Kindle edition)

Halaman: 320p

Beli di: Amazon.com (USD 1.99, bargain!)

Salah satu metode pembunuhan yang paling sering dipakai oleh Agatha Christie dalam buku-bukunya adalah racun, dan hal inilah yang mengilhami Kathryn Harkup untuk menulis buku tentang racun-racun yang digunakan oleh Agatha Christie.

Premis buku ini sangat menarik, terutama untuk penggemar kisah Agatha Christie seperti saya. Harkup memilih beberapa racun menarik yang memang digunakan di lebih dari satu kisah-kisah Christie, lengkap dengan latar belakang ceritanya.

Dari mulai arsenik hingga sianida dan veronal, Harkup yang memang memiliki latar belakang kimia sangat fasih menjelaskan detail racun-racun tersebut, termasuk asal muasal racun, bagaimana racun itu bekerja, kasus di dunia nyata, dan tentu saja, cara Christie menerapkan keunikan racun tersebut ke dalam ceritanya.

Meski topiknya menarik, dan saya banyak mendapatkan fakta serta informasi baru, ada beberapa bagian di buku ini yang menurut saya terlalu dry, terutama ketika Harkup menjelaskan tentang bagaimana racun bekerja. Mungkin karena latar belakang science yang kental, di sini Harkup banyak menggunakan jargon kimia dan biologi yang membuat saya merasa seperti kembali ke bangku sekolah (dan menjalani ulang salah satu mata pelajaran dan kuliah yang paling saya benci: kimia organik!!). Meski Harkup berusaha menjabarkan bagian teknis ini dengan bahasa yang mudah dicerna, tetap saja beberapa bagian terasa sangat alot bagi saya XD

Hal lain yang saya kurang sreg adalah saat Harkup menyinggung kisah Christie yang berhubungan dengan racun yang ia bahas. Ia tampak ingin membuat bukunya spoiler free, tapi menurut saya malah terasa gantung, karena memang agak mustahil bisa membahas tuntas detail tentang penggunaan racun dan relevansinya dengan cerita yang dimaksud, tanpa membuka spoiler twist maupun pelaku pembunuhan di buku tersebut. Saya sendiri lebih prefer kalau Harkup sekalian saja memberi warning spoiler alert, dan membahas segalanya dengan tuntas. Bagaimanapun, kebanyakan target pembacanya pastilah fans Agatha Christie yang sudah membaca sebagian besar bahkan semua buku karrya the Queen of Crime.

Namun, secara keseluruhan A for Arsenic tetap merupakan buku yang menarik. Satu hal yang saya tangkap dari buku ini adalah pujian Harkup terhadap Christie, yang menurutnya cukup konsisten dalam menggunakan racunnya secara akurat. Christie, yang memang pernah bekerja di bagian farmasi di masa perang, melakukan risetnya dengan mendalam, dan hampir semua fakta serta teknik tentang racun yang ia gunakan dalam bukunya benar-benar akurat. Satu hal yang mengagumkan, mengingat jaman dulu belum ada Google ataupun sumber lain yang mudah diakses.

Rating: 3.5/5

Recommended if you like: true crime, chemistry, science, Agatha Christie, poison!

The Girls in the Garden by Lisa Jewell

22 Thursday Jul 2021

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ Leave a comment

Tags

british, crime, dysfunctional family, e-book, english, fiction, mystery, psychology, thriller, twist

Judul: The Girls in the Garden

Penulis: Lisa Jewell

Penerbit: Atria Books (2015, Kindle edition)

Halaman: 321p

Beli di: Amazon.com (USD 1.99, bargain!)

Saya pertama kali familiar dengan Lisa Jewell ketika ia masih menulis novel bergaya chicklit, dengan tema drama domestik berbumbu romance. Namun beberapa tahun terakhir ini, nama Jewell justru besar karena genre thriller/mystery, dan ia termasuk produktif menerbitkan buku hampir setiap tahun.

The Girls in the Garden adalah buku pertama Jewell yang saya baca setelah sekian tahun, terutama yang bergenre misteri. Kesan pertama saya adalah alangkah unik dan menariknya setting yang dipakai Jewell di buku ini. Lingkungan perumahan komunal, dengan rumah teras/apartemen bergaya Victoria, yang kini ditempati banyak keluarga muda yang mencari affordable housing, maupun pemilik lama yang tidak mau berpisah dari tempat tinggal keluarga yang sudah diwariskan turun temurun. Yang membedakan Virginia Terrace dari lingkungan perumahan sejenis adalah adanya taman komunal yang bisa diakses oleh penghuni.

Area taman ini memiliki playground, taman bunga, bahkan pojok cantik untuk duduk-duduk membaca buku. Saya sendiri senang dengan referensi peta yang digambarkan di bagian awal buku, sehingga memudahkan saya untuk membayangkan setting kisah ini.

Sayangnya, di taman yang terlihat tenteram dan damai inilah sebuah tragedi terjadi, seusai pesta midsummer yang diadakan oleh para penghuni. Grace, yang baru pindah ke Virginia Terrace, ditemukan tergeletak tak sadarkan diri dan setengah telanjang. Apa yang terjadi? Bukankah lingkungan mereka adalah lingkungan perumahan yang aman?

Pip, adik Grace yang berusia 11 tahun, merasa ada yang aneh dengan para penghuni Virginia Terrace. Adele dan Leo, beserta anak-anak mereka, yang terlihat seperti keluarga sempurna namun menyimpan rahasia masa lalu yang gelap, Dylan yang ditaksir Grace, beserta kakaknya yang memiliki kondisi mental terbelakang, serta Tyler, anak perempuan sok jago yang selalu merasa paling tahu tentang segalanya. Semuanya memiliki dinamika yang aneh, yang menurut Pip menguarkan aura sinis, mungkin karena ia dan keluarganya adalah pendatang baru yang tidak mengerti sejarah masa lalu para penghuni lama Virginia Terrace.

Dan meski kulminasi The Girls in the Garden adalah tentang misteri kejahatan yang menimpa Grace, serta siapa yang berada di balik insiden tersebut, namun saya merasa Jewell lebih fokus untuk menggali drama dan dinamika antara karakter para penghuni Virginia Terace. Masa lalu mereka, tragedi mirip yang pernah terjadi sebelumnya, tokoh-tokoh yang sudah meninggal, yang kembali lagi setelah sekian tahun, atau yang masih menetap di perumahan tersebut, semua memiliki kisah menarik yang cukup berhasil diramu oleh Jewell.

Tapi, menurut saya, Jewell jadi agak keteteran di bagian unsur misternya sendiri, karena crime yang terjadi rasanya tidak bisa dikategorikan ke dalam genre psychological suspense atau thriller yang selama ini digadang-gadang sebagai spesialisasi Jewell. Saya sendiri mengategorikan kisah ini lebih seperti kisah-kisah drama domestik ala Lianne Moriarty atau Jodi Picoult. Juicy, page turner, tapi tidak memiliki gigitan yang sama dengan crime stories pada umumnya.

Let’s see if I have another opinion with Jewell’s other books.

Rating: 3.5/5

Recommended if you like: mystery, juicy neighbor drama, domestic semi-thriller, tamped down crime story, unique setting, other side of London’s life

The Round House by Louise Erdrich

02 Friday Jul 2021

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ Leave a comment

Tags

america, crime, culture, english, fiction, indigenous, legal, mystery/thriller, native smerican, popsugar RC 2021

Judul: The Round House

Penulis: Louise Erdrich

Penerbit: Harper Perennial (2013)

Halaman: 321p

Beli di: Books and Beyond (IDR 70k, bargain!)

Di musim semi tahun 1988, di sebuah reservasi Indian di North Dakota, Geraldine Coutts diserang dan nyaris terbunuh. Kasus ini semakin sulit ditelurusi karena Geraldine yang amat trauma dengan insiden tersebut tidak mau memberikan informasi kepada suaminya maupun pada pihak polisi.

Anak Geraldine, Joe, merasa putus asa. Ia ingin melindungi ibunya, namun ia juga ingin mencari tahu siapa pelaku penyerangan tersebut. Karena frustrasi dengan perkembangan penyelidikan pihak berwajib, termasuk ayahnya yang adalah seorang tribal judge, Joe dibantu oleh sahabat-sahabatnya, Cappy, Zack, dan Angus, menemukan jawaban atas misteri tersebut.

Penyelidikan membawa mereka ke Round House, gedung pertemuan yang dianggap sakral bagi suku Ojibwe. Namun ketika mereka menyangka sudah memecahkan kasus, ternyata hal itu baru merupakan langkah awal, karena mereka dihadapkan pada kenyataan pahit: sistem hukum yang tidak memihak kaum Indian.

Saya masih cukup jarang membaca buku tentang Native American, dan beberapa buku yang sudah saya baca lebih banyak berkisah tentang identitas dan budaya Native American. The Round House menawarkan sisi lain: di sini saya diajak melihat kehidupan nyata kaum Indian di era 80-an, dan bagaimana sistem hukum Amerika mempengaruhi hidup mereka.

Tidak seperti kisah thriller/crime pada umumnya, The Round House, meski memiliki unsur misteri dan twist yang cukup cerdas, lebih banyak berkutat tentang apa pengaruh sistem hukum Amerika terhadap keadilan yang diharapkan oleh para Native American. Lokasi terjadinya kejahatan bisa menentukan apakah kasus tersebut ditangani oleh pemerintah federal atau polisi tribal, yang akan menentukan juga proses pengadilan selanjutnya. Tidak cukup hanya mengalami diskriminasi rasial dalam kehidupan sehari-hari, di”singkir”kan ke reservasi Indian, dan dipersulit dalam mengakses hak-hak sebagai warga negara Amerika Serikat, para Native American pun harus mengalami diskriminasi di sistem peradilan.

Buku ini benar-benar membuka mata saya tentang sulitnya menjadi suku Indian di Amerika Serikat, khususnya di era 80-an. Dan narasi yang dibawakan Joe terasa sangat pas di sini. Meski usianya baru 13 tahun, Joe dipaksa untuk menjadi lebih cepat dewasa akibat lingkungan sekitar dan situasi yang ia hadapi. Dan persahabatannya dengan ketiga anak laki-laki dari reservasi juga memberikan nuansa yang lebih humane, meski cukup heartbreaking.

Louisa Erdirch adalah pencerita yang hebat, dan kisahnya diperkuat dari pengalaman keluarganya yang memang masih keturunan Native American. Saya tidak sabar untuk membaca buku-bukunya yang lain.

Rating: 4/5

Recommended if you want to read about: Native American culture, slow burn thriller/crime, heartbreaking friendship, superb narrator, nostalgic 80s vibes

Submitted for:

Category: A book by an Indigenous author

My Sister, the Serial Killer by Oyinkan Braithwaite

21 Tuesday Apr 2020

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ Leave a comment

Tags

africa, crime, culture, english, fiction, popsugar RC 2020, suspense/thriller, women

Judul: My Sister, the Serial Killer

Penulis: Oyinkan Braithwaite

Penerbit: Atlantic Books (2019)

Halaman: 226p

Beli di: Readings Melbourne (AUD 19.99, disc 25%)

Judul buku ini sangat menarik. Premisnya, tentang seorang perempuan yang berusaha melindungi adiknya yang adalah seorang pembunuh berantai, juga menguak rasa ingin tahu. Dan settingnya di Nigeria pun merupakan sesuatu yang unik dan termasuk jarang ditemui di jejeran buku best seller international.

Intinya, semua tentang buku ini meneriakkan pesan “READ ME, YOU’LL BE SATISFIED!”

Namun, entah ekspektasi saya yang jadi terlalu tinggi, atau memang buku ini kurang nendang (saya menemukan beberapa review di Goodreads yang satu pandangan dengan saya), yang jelas kesan saya memang datar-datar saja terhadap buku ini.

Korede, tokoh utama di buku ini, bekerja sebagai perawat di salah satu rumah sakit di Lagos. Korede adalah perempuan yang serius, bertanggung jawab, dan bisa diandalkan, terutama setelah keluarganya bergantung padanya sepeninggal sang Ayah.

Namun, Korede memiliki masalah besar. Adiknya, Ayoola, memiliki kebiasaan buruk: membunuh para pria yang dekat dengannya, dengan alasan self defense. Apakah ini merupakan alasan yang bisa dibenarkan atau tidak, Korede tidak pernah tahu. Namun ia terpaksa selalu membereskan masalah Ayoola, ikut membersihkan TKP dan menciptakan alibi bagi adiknya. Apapun alasan Ayoola menjadi seorang pembunuh berantai, Korede hanya tahu satu hal: ia harus melindungi adiknya.

Apa alasan Korede mengambil keputusan seperti itu, sampai-sampai ia rela mengorbankan kariernya dan bahkan memilih untuk tidak dekat dengan lelaki manapun? Perlahan-lahan, sejarah keluarga Korede dan Ayoola dibuka, dan kita diajak masuk menyelami rahasia yang membuat kakak beradik ini mengambil keputusan-keputusan yang tak bisa dipahami sebelumnya.

Sampai di satu titik, Ayoola jatuh cinta dengan Tade, dokter yang bekerja di rumah sakit yang sama dengan Korede, dan yang sudah dicintai oleh Korede diam-diam sejak lama. Apakah Korede masih mau melindungi adiknya, dengan resiko Tade juga akan menjadi korban selanjutnya? Atau sudah saatnya Korede mengambil sikap yang akan mengubah hubungannya dengan Ayoola?

Satu hal yang saya sayangkan dari buku ini adalah minimnya pendalaman karakter-karakter yang ada. Buku ini menggunakan sudut pandang Korede sebagai narator, namun saya tidak pernah bisa merasa terhubung dengannya. Seolah Korede yang kita kenal hanyalah di permukaan saja, sehingga apapun keputusan yang ia ambil, saya jadi tidak begitu merasa peduuli.

Oversimplified mungkin adalah kata yang paling bisa menggambarkan kesan saya terhadap buku ini. Entah mengapa, Braithwaite lebih senang menggunakan kalimat-kalimat dan bab yang serba singkat. Kadang satu bab hanya terdiri dari dua halaman, dengan penggalan kalimat-kalimat pendek yang serba menggantung. Mungkin ini dianggap sebagai gaya penulisan yang modern atau penuh terobosan? Namun menurut saya malah jadi kurang kena ke plot keseluruhan buku. Karena jenis buku seperti ini, yang masuk ke ranah thriller dan misteri, masalah gaya penulisan yang serba modern bukanlah concern utama pembaca. Yang saya cari adalah plot yang rapi, karakterisasi yang mendalam, dan twist yang mengejutkan.

Sayangnya, saya tidak merasakan elemen-elemen tersebut di buku ini. Unsur kultur nya pun tidak dikupas sedemikian mendalam. Ya, memang sempat dibahas tentang KDRT dan kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan yang menjadi salah satu isu utama di Nigeria. Tapi harapan saya akan penggambaran mendetail (mungkin sejenis buku-buku thriller dan crime dari Jepang yang suka bermain dengan tema yang sama), tidak kesampaian.

Semoga saja buku-buku selanjutnya dari Oyinkan Braithwaite akan lebih “kena” ke ekspektasi saya, karena sebenarnya potensi penulis ini masih amat besar.

Submitted for:

Kategori: A book published the month of your birthday

The Snowman by Jo Nesbo

13 Monday Jan 2020

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ 2 Comments

Tags

crime, europe, fiction, mystery, mystery/thriller, nordic noir, popsugar RC 2020, series

Judul: The Snowman

Penulis: Jo Nesbo

Penerbit: Vintage Crime/ Black Lizard (2016 edition)

Halaman: 516p

Beli di: Better World Books (USD 6.48)

Buku ketujuh serial Harry Hole ini mungkin adalah yang paling terkenal dan kontroversial, bahkan disebut sebagai salah satu buku terbaik karya Jo Nesbo.

Saya sendiri masih terbagi, antara setuju dan tidak. Setuju, karena buku ini adalah salah satu yang paling kuat mengupas tuntas karakter Harry, dan memiliki unsur perkembangan karakter yang paling dominan dibandingkan buku-buku sebelumnya. Namun di lain pihak, beberapa bagian dari buku ini agak terlalu bertele-tele, dengan twist yang cukup mudah tertebak dari mulai pertengahan buku, sampai red herring yang terlalu banyak sehingga mengganggu ketegangan kisah secara keseluruhan.

Untuk pertama kalinya, Harry Hole berhadapan dengan pembunuh berantai di negara kelahirannya sendiri, Norwegia, yang nyaris tidak pernah mengalami kasus pembunuhan berantai sepanjang sejarah berdirinya negara tersebut.

Pembunuh yang dijuluki Snowman ini mengincar perempuan yang sudah menikah dan memiliki anak, dan pembunuhan selalu dilakukan di musim dingin saat salju sedang turun, ditandai dengan sosok boneka salju yang selalu ia tinggalkan di TKP.

Harry merasa pembunuh berantai ini mengenalnya secara personal, karena ia sempat menerima surat tantangan dari si Snowman yang seolah langsung menunjuknya sebagai lawan utama dalam permainan ini. Sementara itu, kehidupan pribadi Harry tidak membuat keadaan bertambah mudah- hubungannya yang rumit dengan Rakel, mantan kekasihnya, serta staff baru di timnya, Katerine Bratt yang misterius, kadang mengganggu fokus Harry yang kerap kali sulit memisahkan kehidupan personal dengan pekerjaannya.

Di buku ketujuh ini, Nesbo seolah bersenang-senang dengan Harry Hole, mengembangkan karakter ciptaannya itu ke arah yang ia mau, tapi tanpa terlalu kehilangan fokus pada jalan cerita, meski menurut saya, tetap ada bagian-bagian yang bisa dipersingkat dan dihilangkan dari buku ini.

Bagaimanapun, The Snowman merupakaan sebuah titik tolak baru dari Harry Hole, yang pastinya akan mempengaruhi kisah-kisah selanjutnya. Kudos to Nesbo, yang bisa menjaga ritme dan konsistensi serial ini tanpa kehilangan momentum yang berarti.

Submitted for:

Kategori: A book recommended by your favorite blog, vlog, podcast, or online book club (@crimebythebook)

 

 

The Lock Artist by Steve Hamilton

11 Thursday Oct 2018

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ Leave a comment

Tags

action, america, crime, english, fiction, heist, mental health, popsugar RC 2018, psychology, suspense, thriller

Judul: The Lock Artist

Penulis: Steve Hamilton

Penerbit: Orion Paperback (2011)

Halaman: 408p

Beli di: Betterworldbooks.com (USD 7.98, dics 20%)

Miracle Boy adalah julukan yang diberikan publik pada Michael, akibat suatu tragedi mengerikan yang dialami keluarganya saat ia kecil, dan ia adalah satu-satunya korban yang selamat.

Namun sejak kejadian tersebut, Michael tidak bisa bicara. Berbagai terapi dan konsultasi psikologis sudah ia jalani, tapi tetap saja- pita suaranya seolah berhenti untuk berfungsi.

Di tengah kesunyian hidupnya, Michael menemukan bakat tersembunyi yang tak terduga: ia bisa membuka kunci apapun; dari mulai gembok sederhana hingga brankas yang super rumit. Keahliannya ini sayangnya memancing gerombolan penjahat untuk memanfaatkannya, dan kejadian demi kejadian akhirnya malah menjerumuskan Michael ke sindikat kejahatan berbahaya yang mengancam kehidupannya dan orang-orang yang disayanginya. Michael berusaha melarikan diri dan bersembunyi- namun ia harus melakukan suatu pekerjaan terakhir, pekerjaan membongkar kunci yang paling berbahaya dan beresiko tinggi yang pernah ia hadapi.

Saya lupa siapa yang merekomendasikan buku ini pada saya- mungkin saya membaca reviewnya di salah satu blog atau website buku. Yang pasti, saya tidak pernah membaca buku karya Steve Hamilton sebelumnya, jadi saya tidak punya ekspektasi apa-apa terhadap buku ini.

Ternyata, Hamilton mampu menghipnotis saya lewat gaya penulisannya yang lancar dan tidak bertele-tele. Michael adalah karakter utama yang mudah mengundang simpati (meski ada beberapa keputusannya yang cukup bodoh), dan buku ini semakin enak untuk diikuti setelah saya merasa terhubung dengan Michael.

Salah satu kunci utama keberhasilan buku bergenre mystery, thriller atau crime, adalah kemampuan sang penulis untuk membuat kisahnya bisa dipercaya. Meyakinkan pembaca bukanlah hal yang mudah, dan inilah yang berhasil dilakukan oleh Hamilton dalam The Lock Artist. Penjelasannya tentang kehidupan sindikat para penjahat, serta penjahat freelance seperti Michael, dituturkan dengan cukup meyakinkan, dan detail tentang cara-cara menbuka kunci dan gembok mengasyikkan untuk diikuti (meski menurut si penulis, ia mengabaikan beberapa detail penting yang menjadikan deskripsinya tidak mungkin diikuti oleh para calon penjahat yang terinspirasi ingin mengikuti jejak Michael).

Secara keseluruhan, Steve Hamilton berhasil memikat saya. Meski tokoh Michael menurut saya masih terlalu muda mengingat kisah ini lumayan banyak mengulas topik yang sebenarnya lebih cocok untuk pembaca dewasa, namun hal ini sesekali malah menimbulkan efek simpati yang mungkin memang menjadi tujuan Hamilton menciptakan karakter berusia 18 tahun yang juga prodigy sindikat para penjahat. Sepertinya buku jni bisa dipertimbangkan oleh Hollywood untuk diangkat ke layar lebar!

Submitted for:

Category: A book involving a heist

In Cold Blood by Truman Capote

04 Thursday Oct 2018

Posted by astrid.lim in non fiction

≈ Leave a comment

Tags

america, crime, english, history, non fiction, popsugar RC 2018, psychology, thriller, true crime

Judul: In Cold Blood

Penulis: Truman Capote

Penerbit: Penguin Essentials (2012)

Halaman: 343p

Beli di: Big Bad Wolf Jakarta 2018 (IDR 70k)

Tanggal 15 November 1959 adalah hari yang tidak akan pernah dilupakan oleh penduduk kota kecil Holcomb di Kansas. Pada malam naas itu, salah satu keluarga yang terpandang, keluarga Clutter, tewas dibunuh oleh orang-orang tak dikenal.

Mr. dan Mrs. Clutter serta kedua anak remaja mereka tidak menyangka sedikitpun mereka akan menjadi korban kekejian berdarah yang menghabisi nyawa mereka.

Kasus ini diselidiki oleh Agent Al Dewey, yang memutar otak namun hanya menemukan sedikit sekali petunjuk, serta tidak adanya motif yang meyakinkan, karena keluarga Clutter bukanlah keluarga yang dibenci, bahkan sebaliknya, mereka sangat dihargai di kota kecil tersebut. Apakah ini perbuatan orang-orang yang tidak dikenal, atau ada musuh lama muncul dari masa lalu?

Truman Capote is a master of storytelling. Meski buku ini diangkat dari kisah nyata, namun penulisannya yang mengalir lancar, penuh dengan detail kecil tapi penting, sangat menarik untuk diikuti, dan seringkali saya lupa bahwa buku ini adalah non fiksi, saking serunya alur yang dipaparkan oleh Capote.

Sejak awal, kita sudah diajak menyusuri kisah seram ini dari dua sudut pandang: para korban dan para pelaku. Memang, tidak ada twist atau kejutan di sini karena kita sudah tahu siapa pelaku dan korban. Namun, dengan lihai Capote membawa kita mengenal satu per satu karakter yang terlibat di sini, mengupas kepribadian mereka, keseharian mereka, pandangan orang-orang tentang mereka. Dan secara tidak sadar, kita serasa berada langsung di tempat kejadian dan terhubung langsung dengan orang-orang tersebut.

The chilling factornya adalah bagaimana Capote merekonstruksi kejadian dari sudut pandang para pembunuh dengan sangat meyakinkan. Mulai dari saat mereka merencanakan perbuatan ini, apa yang ada di benak mereka dan saat-saat terakhir mereka memutuskan untuk berhenti atau jalan terus. Saya seolah bisa melihat langsung jalan pemikiran mereka, berusaha memahami dan menyadari dengan terkejut bahwa pembunuh berdarah dingin itu ada, dan mereka terlihat normal dalam kesehariannya seperti orang lain pada umumnya.

Banyak yang menganggap bahwa Capote terlalu banyak memasukkan unsur fiksi dan imajinasi serta menuliskan interpretasinya sendiri dalam buku ini, tapi menurut saya Capote sudah melakukan tugasnya dengan baik, mewawancarai berbagai sumber dan benar-benar mencari tahu setiap detail yang terungkap.

Buku ini juga membahas tentang hukuman mati, pro dan kontranya terutama di negara bagian Kansas, yang saat kasus ini terjadi, masih menerapkan hukuman gantung. Nyawa ganti nyawa- apakah relevan?

Saya merekomendasikan buku ini untuk pembaca yang ingin mencicipi genre true crime, atau yang ingin menulis buku bergenre kriminal. This is a real masterpiece indeed.

Truman Capote dan Harper Lee

Mungkin banyak yang sudah tahu bahwa Truman Capote bersahabat erat dengan Harper Lee, penulis masterpiece lain, To Kill a Mockingbird. Mereka adalah teman sejak kecil dan tumbuh besar di kota Monroeville di Alabama. Beberapa tokoh dalam kisah fiksi Capote terinspirasi dari karakter Lee, dan Capote (yang sudah lebih dulu dikenal di dunia sastra) bahkan disebut-sebut membantu Lee dalam menulis karya epiknya tersebut.

Capote dan Lee, ca 1960s

Namun mungkin banyak yang belum tahu kalau hubungan Capote dan Lee menjadi retak sejak terbitnya In Cold Blood. Lee berperan aktif dalam penulisan buku ini sebagai research assistant Capote, namun ia sangat tersinggung karena namanya hanya dimasukkan ke dalam halaman Acknowledgement saja, dan tidak diakui sebagai co-author.

Kisah persahabatan mereka diangkat ke layar lebar lewat film Capote yang diperankan oleh Philip Seymour Hoffman.

Submitted for:

Category: True crime

 

 

 

 

Sent from my Samsung Galaxy smartphone.

The Bat by Jo Nesbo

01 Thursday Mar 2018

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ 2 Comments

Tags

australia, crime, english, fiction, harry hole, jo nesbo, nordic noir, popsugar RC 2018, scandinavian, secondhand books, series, thriller

Judul: The Bat

Penulis: Jo Nesbo

Penerbit: Vintage (2013, first published 1997)

Halaman: 425p

Beli di: Better World Books (USD 6.98 disc 20%)

Detektif Harry Hole datang jauh-jauh dari Norwegia ke Sydney untuk menyelidiki pembunuhan seorang gadis Norwegia. Harry menjadi anggota kehormatan tim polisi Sydney yang bertugas menyelidiki kasus tersebut. Penyelidikan membawa mereka pada kemungkinan bahwa pembunuhan ini merupakan hasil tangan dingin pembunuh berantai.

Harry, dibantu oleh rekannya yang juga keturunan Aborigin, Andrew Kensington, terseret masuk ke dalam lika-liku dunia gelap Sydney, termasuk perdagangan narkoba, pelacuran, hingga konflik rasial dengan kaum Aborigin. Namun ternyata kasus pembunuhan yang mereka tangani menyimpan rahasia besar yang lebih kelam dari yang dibayangkan.

Ini adalah pengalaman pertama saya membaca petualangan Harry Hole, sekaligus berkenalan dengan Jo Nesbo. Hampir semua sumber yang saya mintakan rekomendasi buku Nordic Noir (yang saya baca sebagai bagian Popsugar Reading Challenge) menyarankan saya membaca karya Jo Nesbo, the King of Nordic Noir.

Saya sendiri sebenarnya tidak terlalu tertarik dengan genre Nordic Noir, kisah misteri/thriller karya para penulis Skandinavia. Kesan yang biasanya saya dapat: kisahnya kelam, lambat, dengan adegan gory yang cukup eksplisit, serta unsur kekejaman yang terlalu diekspos. Saya bahkan tidak melanjutkan membaca The Girl with the Dragon Tattoo yang saya nilai tidak sesuai ekspektasi saya.

Bagaimana dengan Harry Hole?

Well, kesan saya masih mirip sih, sebetulnya. Alur yang lambat dan berkesan muter-muter, tokoh detektif misterius dengan masa lalu kelam (yang cukup klise), serta twist yang agak terlalu dipaksakan, membuat saya tidak bisa memberikan lebih dari 3 bintang pada buku ini. Kisahnya tersendat-sendat dan bahkan agak kehilangan arah di bagian pertengahan buku. Setting Australia yang dipilih untuk kisah debut Harry Hole juga agak aneh, karena pembaca seolah tidak diberi kesempatan untuk mengenal Harry di habitat aslinya, dan membiasakan diri dengan kondisi Norwegia- kita malah tiba-tiba dijerumuskan ke setting Australia yang sama sekali berbeda, dan berusaha memahaminya dari sudut pandang orang Norwegia yang sebetulnya juga terasa asing (at least bagi pembaca non Skandinavia).

Tapi dari beberapa review dan komentar yang saya baca, rupanya beberapa buku awal Harry Hole memang lebih lambat dan tidak seseru buku-buku setelahnya. Bahkan ada penggemar Jo Nesbo yang menyarankan saya untuk langsung loncat ke beberapa buku berikutnya  dan tetap bertahan hingga kisah-kisah Hole yang terbaru, yang dinilai jauh lebih seru dan penulisannya juga lebih memikat.

Jadi… saya memutuskan untuk bertahan dulu dengan Harry- saya sudah memesan buku kedua- apalagi saya lumayan suka juga dengan si tokoh detektif mellow yang satu ini. Mari kita lihat apakah opini para pembaca lain terbukti sama dengan saya!

Nordic Noir

Nordic Noir, atau Scandinavian Noir, adalah subgenre crime fiction yang ditulis dari sudut pandang polisi. Gaya bahasanya simpel, dengan setting lansekap yang suram dan mood yang gelap serta penuh konflik moral. Genre ini difokuskan pada ketegangan antara kondisi sosial yang tenang dan datar di Skandinavia, dengan pembunuhan, kejahatan sadis, perkosaan dan rasisme yang berada di bawah permukaannya. Genre ini bisa dibilang cukup kontras dengan gaya whodunit klasik misteri pembunuhan ala Inggris.

Jo Nesbo dan Harry Hole

Jo Nesbo adalah salah satu penulis yang mempopulerkan genre Nordic Noir, terutama lewat serial Harry Hole yang hingga tahun 2017 sudah mencapai jilid ke-11. Meski di buku-buku awal Harry Hole tidak terlalu mendapat sambutan yang antusias, namun kini ia dianggap sebagai salah satu ikon detektif polisi Skandinavia yang legendaris dan selalu ditunggu-tunggu petualangan terbarunya. Untungnya, Nesbo merupakan penulis yang cukup produktif dan kisah serial Harry Hole diterbitkan rata-rata setiap 2 tahun.

Submitted for:

Category: Nordic noir

 

 

 

 

Burnt Paper Sky by Gilly Macmillan

29 Tuesday Aug 2017

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ 1 Comment

Tags

bbi review reading 2017, british, crime, english, fiction, mystery/thriller

Judul: Burnt Paper Sky

Penulis: Gilly Macmillan

Penerbit: Piatkus (2015)

Halaman: 483p

Beli di: Big Bad Wolf Jakarta (IDR 65k)

Rachel Jenner menghabiskan suatu sore di musim gugur bersama anaknya yang berusia 8 tahun, Ben. Mereka berjalan-jalan di hutan seperti biasa, tanpa bisa mengira tragedi yang akan menimpa mereka.

Ketika Ben berlari mendahului Rachel menuju ayunan yang biasa ia naiki, Rachel masih merasa semua baik-baik saja. Namun ketika ia tiba di ayunan dan Ben tidak terlihat di manapun, saat itulah Rachel merasa dunianya seolah runtuh.

Insiden tersebut langsung bereskalasi menjadi kasus besar yang menarik perhatian seluruh negeri. Orang-orang di sekitar Rachel, mulai dari kakaknya,Nicky, mantan suaminya John, dan sahabatnya Laura, semua berusaha membantu. Tapi siapa sangka ternyata mereka masing-masing menyimpan rahasia dan fakta tersembunyi yang tidak menutup keterlibatan mereka dalam kasus ini?

Detektif yang menangani kasus Ben, Jim Clemo yang dibantu oleh petugas polisi muda, Emma, berusaha berkejaran dengan waktu, karena menurut teori kasus penculikan atau anak hilang, semakin lama anak tersebut ditemukan, maka semakin kecillah kemungkinan ia hidup.

Buku ini bergantian menggunakan sudut pandang Rachel, yang menuturkan kejadian sesuai kronologis, dan sudut pandang Clemo, berupa catatan pribadi dan wawancaranya dengan psikiater kepolisian seusai kasus selesai.

Saya sendiri berharap cukup banyak dengan buku ini karena reviewnya yang bagus di mana-mana. Dan memang, separo buku saya lahap dengan cepat karena cukup berhasil memikat rasa ingin tahu saya.

Namun setelah pertengahan buku, beberapa lubang kecil di sana-sini semakin menganga besar, ditambah lagi banyaknya subplot dan subtwist yang dimunculkan oleh si penulis, yang lama kelamaan terasa agak terlalu berlebihan.

Sementara itu, saya tidak menemukan tokoh yang bisa saya sukai. Rachel Jenner bukanlah sosok yang mudah mengundang simpati- ke-whiny-annya mengingatkan saya pada karakter utama The Girl on The Train (yang sama-sama bernama Rachel). Sementara itu sebenarnya saya ingin menjagokan Jim Clemo, yang digambarkan persis seperi karakter polisi di buku-buku crime: gelap, frustrasi, penyendiri namun haus kasih sayang. Dan di beberapa bagian, Clemo masih lebih menonjol dibanding Rachel. Namun arogansi dan pertimbangannya yang terasa mengada-ngada membuat saya lama kelamaan kehilangan minat saya.

Dan jadilah saya terkatung-katung membaca buku ini, dengan karakter-karakter yang sulit untuk disukai dan twist yang sudah bisa tertebak di pertengahan buku. Namun saya bertahan sampai akhir, hanya sekadar ingin membuktikan bahwa dugaan saya tentang pelaku kejahatan ini memang benar 😀

Submitted for:

Kategori: Thriller and Crime Fiction

← Older posts

From the bookshelf

Categories

Looking for Something?

Enter your email address to follow Books to Share and receive notifications of new posts by email.

Join 1,036 other subscribers

Currently Reading

I’m a Proud Member! #BBI 1301004

Wishful Wednesday Meme

Fill your Wednesdays with wishful thinking =)

Popsugar Reading Challenge 2018

bookworms

  • aleetha
  • althesia
  • alvina
  • ana
  • annisa
  • bzee
  • dewi
  • dion
  • fanda
  • Ferina
  • helvry
  • inne
  • Kobo
  • maya
  • mei
  • melmarian
  • mia
  • ndari
  • nophie
  • oky
  • peri hutan
  • ren
  • Reygreena
  • sel sel kelabu
  • sinta
  • tanzil
  • tezar
  • yuska

shop til you drop

  • abe books
  • Amazon
  • better world books
  • book depository
  • BukaBuku
  • Buku Dedo
  • bukukita
  • vixxio

Top Posts & Pages

  • Spooktober Read (2): The Turn of the Screw by Henry James
    Spooktober Read (2): The Turn of the Screw by Henry James
  • The Rainmaker by John Grisham
    The Rainmaker by John Grisham
  • A Dance with Dragons by George R.R. Martin
    A Dance with Dragons by George R.R. Martin
  • The Best of Nancy Drew, Classic Collection Vol.1
    The Best of Nancy Drew, Classic Collection Vol.1
  • Popsugar Reading Challenge 2023
    Popsugar Reading Challenge 2023

Recent Comments

Puddin’ by Jul… on Dumplin’ by Julie M…
jesica on Abarat 2: Days of Magic, Night…
jesica on Abarat 2: Days of Magic, Night…
When the Stars Go Da… on The Paris Wife
Hapudin Bin Saheh on Insomniac City: New York, Oliv…

Blog at WordPress.com.

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
  • Follow Following
    • perpuskecil.wordpress.com
    • Join 1,036 other followers
    • Already have a WordPress.com account? Log in now.
    • perpuskecil.wordpress.com
    • Customize
    • Follow Following
    • Sign up
    • Log in
    • Report this content
    • View site in Reader
    • Manage subscriptions
    • Collapse this bar
 

Loading Comments...