• About this blog
  • Clearance Sale!
  • Newbery Project
  • Popsugar Reading Challenge 2022
  • Previous Challenges
    • BBI Read and Review Challenge 2017
    • Challenges 2014
    • Challenges 2015
    • Lucky No.14 Reading Challenge
    • Lucky No.15 Reading Challenge
    • POPSUGAR Reading Challenge 2017
    • Popsugar Reading Challenge 2018
    • Popsugar Reading Challenge 2020
    • Popsugar Reading Challenge 2021
    • What’s in a Name 2018
    • Twenty-Ten Challenge
    • Challenges 2012
    • Challenges 2013
  • Round Ups
  • The Librarian

~ some books to share from my little library

Tag Archives: boxset

The Island of Adventure by Enid Blyton

19 Tuesday May 2020

Posted by astrid.lim in fiction, young readers

≈ 1 Comment

Tags

adventures, boxset, british, children, classic, english, enid blyton, fiction, popsugar RC 2020, series

Judul: The Island of Adventure

Penulis: Enid Blyton

Penerbit: Macmillan Children’s Books (2015)

Halaman: 276p

Beli di: Big Bad Wolf Jakarta (IDR 420k, part of a bundle)

The Adventure series dari Enid Blyton tidaklah seterkenal karya-karya sejenisnya yang lain, seperti Lima Sekawan atau Pasukan Mau Tahu. Tidak ada yang terlalu orisinil dengan kisah petualangan ini, karakter-karakternya medioker, dan jalan ceritanya pun mudah ditebak.

Namun, karena saya baru saja kehilangan banyak sekali koleksi buku Enid Blyton akibat banjir yang melanda rumah awal tahun kemarin, saya bertekad untuk mengumpulkan ulang buku-buku Blyton. Dan ketika saya melihat satu set bundel serian Adventures ini di bazaar buku Big Bad Wolf beberapa bulan lalu, saya tak pikir panjang untuk membelinya. Kebetulan covernya pun menarik, dan diterbitkan ulang sebagai bagian dari perayaan 70 tahun serial Adventure.

Kisahnya simpel: Philip harus mengikuti sekolah musim panas karena ia sempat sakit dan ketinggalan pelajaran semester yang lalu. Di sana, ia berkenalan dengan kakak beradik yang unik, Jack dan Lucy-Ann, serta burung kakaktua piaraan Jack yang bernama Kiki. Karena Jack dan Lucy-Ann adalah anak yatim piatu yang tidak bahagia tinggal bersama paman mereka yang galak, mereka memutuskan untuk kabur dan ikut dengan Philip pulang ke rumah Craggy-Tops, tempat Philip tinggal bersama Dinah, adiknya, serta paman dan bibinya. Ayah Philip juga sudah meninggal, sedangkan ibunya bekerja di kota lain untuk mencukupi kebutuhan mereka.

Craggy-Tops, seperti namanya yang mengasyikkan, merupakan rumah menyerupai kastil tua peninggalan zaman dahulu yang terletak di puncak tebing. Banyak sekali petualangan yang menanti kelompok mereka: mulai dari berenang di laut, menjelajahi gua, hiking ke bukit, bahkan belajar berlayar.

Sayangnya Joe, laki-laki yang membantu Aunt Polly di Craggy-Tops, bukanlah orang yang menyenangkan. Ia tidak mengizinkan anak-anak meminjam perahu layarnya, dan ia bahkan selalu merecoki dan membuntuti mereka seolah ingin merusak setiap kesenangan yang ada.

Untunglah, anak-anak bertemu dengan Bill, pria yang tinggal di bukit. Bill mengajari mereka berlayar, namun mereka harus berjanji tidak akan pergi ke pulau misterius Isle of Gloom. Tapi tentu saja bukan Enid Blyton bila tidak ada petualangan seru di pulau misterius, lengkap dengan sinyal cahaya di waktu malam, lorong rahasia, dan orang-orang berbahaya yang berkeliaran di pulau itu.

Membaca kisah ini memang rasanya seperti membaca kisah petualangan Lima Sekawan rasa KW alias versi tiruan XD

Philip, Dinah, Jack dan Lucy-Ann bukanlah anak-anak yang digambarkan memiliki karakter khas seperti George dan sepupu-sepupunya. Philip penyayang binatang, Jack pencinta burung, Dinah pemarah dan sering bertengkar dengan Philip, sedangkan Lucy-Ann mengingatkan saya pada Anne, sangat penurut dan memuja abangnya. Namun bagaimanapun formula Enid tetaplah menyenangkan untuk diikuti, terutama bila sedang mencari bacaan ringan dengan unsur nostalgia yang kental.

Tidak ada misteri yang terlalu mengejutkan di sini, tapi penyelesaiannya dibuat dengan cukup baik, lengkap dengan adegan penangkapan yang menegangkan, kejar-kejaran dan sejenisnya. Oiya, settingnya juga menyenangkan, sedikit lebih liar dari Pulau Kirrin, namun masih menyisakan kenangan akan ciri khas Enid Blyton.

Not remarkable, but quite enjoyable. A great choice for comfort reading in this difficult time.

Submitted for:

Kategori: A book by an author who has written more than 20 books

Wishful Wednesday [49]

13 Wednesday Mar 2013

Posted by astrid.lim in meme

≈ 20 Comments

Tags

boxset, wishful wednesday, wishlist

wishful wednesdayOh gosh…dalam satu minggu yang hectic ini – biztrip to Bangkok, kerjaan kantor yang numpuk, keluarga di Bandung yang gantian masuk rumah sakit akibat virus baru yang menyerupai DBD tapi bukan (take care, guys!) – akhirnya aku baru sempet posting lagi.

Ada 5 hutang review, plus pengen sedikit cerita tentang perjalanan ke Bangkok kemarin (yang berhubungan tentang buku tentunya!). Tapi first thing first deh, mari membuka minggu ini dengan berandai-andai bersama Wishful Wednesday (sorry juga belum sempet blogwalking ke peserta WW minggu lalu!).

Minggu ini, buku inceran jatuh pada kategori “buku langka yang udah susaaah banget nyarinya”. Boxset Malory Towers-nya Enid Blyton yang dicetak ulang oleh Gramedia. Inget banget, dulu sempet mengoleksi versi jaman dulu serial ini (masih ada sih buku-bukunya, tapi berceceran di Bandung sana). Dan sempet tergoda untuk beli boxsetnya yang dicetak ulang kemarin, tapi akibat menunda-nunda, hiks…akhirnya nggak pernah kesampaian =(

Cari di berbagai tokobuku, online maupun fisik, nggak ada juga. Katanya sih sudah habis stoknya…Sedih sekaliii…Kalau ada yang punya info tentang keberadaan boxset ini, mau banget yaaa =D

malory-towers

Sekarang, yuk ikutan ber Wishful Wednesday!

  1. Silakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu =)
  2. Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku itu masuk dalam wishlist kalian ya!
  3. Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post). Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian.
  4. Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)

Matilda

26 Monday Mar 2012

Posted by astrid.lim in fiction, young readers

≈ 18 Comments

Tags

bargain book!, BBI, boxset, children, classic, fiction, terjemahan

Judul: Matilda

Penulis: Roald Dahl

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (2010)

Halaman: 264 p

Bagian dari boxset Roald Dahl yang dibeli di bazaar Gramedia (IDR 75k)


Melanjutkan Character Thursday yang kemarin, sekaligus posting barengan BBI edisi buku anak, sekarang gilirannya Matilda untuk direview. Matilda adalah salah satu buku Roald Dahl yang termasuk favoritku saat kecil dulu, dan ternyata setelah membacanya saat udah jadi ibu-ibu, buku ini tetap menyenangkan, meskipun terasa lebih absurd, lebih gila, dan lebih aneh dibandingkan waktu aku membacanya jaman dulu. Membayangkan buku ini ditulis untuk anak dan dibaca untuk anak, memang sedikit rancu sih, karena banyak adegan yang super edan, haha…tapi itulah ciri khas Roald Dahl and I love his books for that!

Matilda Wormwood adalah seorang anak yang jenius. Dan betul-betul jenius, karena di usia 4 tahun dia sudah bisa membaca, nggak tanggung-tanggung nih, buku-buku Dickens dan Kipling pun dilahapnya! Sayang, Matilda bernasib sial karena mempunyai orang tua yang tidak peduli, egois, tidak bertanggung jawab, dan tidak layak diberi peran sebagai orang tua. Ayahnya, penjual mobil bekas, hanya sibuk membanggakan bisnisnya yang sebenarnya sukses akibat kelihaiannya menipu pelanggan. Sedangkan ibunya justru tidak pernah berada di rumah, bukan karena bekerja, tapi bermain Bingo! Mungkin kalau orang tua semacam ini benar-benar ada jaman sekarang, sudah dituntut oleh Komnas Perlindungan Anak! =p

Orang tua Matilda menganggap kebiasaan membaca anaknya sangat menjengkelkan, dan sebagai keluarga yang mengagungkan televisi, bahkan makan malam di depan televisi setiap hari, mereka sama sekali tidak mengerti mengapa Matilda lebih menyukai buku dibandingkan acara TV.

Ketika Matilda masuk sekolah, sepertinya hari-harinya lebih cerah, karena mendapatkan peluang belajar, apalagi diajar oleh seorang guru yang manis dan baik hati, Miss Honey, yang jauh lebih peduli pada Matilda dibandingkan orang tuanya sendiri. Namun, sayangnya di sekolah pun Matilda harus bertemu dengan sosok menyebalkan, Miss Trunchbull, kepala sekolah mengerikan yang hobinya menyiksa anak-anak kecil. Hukuman yang diberikannya pada anak-anak sangat gila, misalnya mengayunkan kepang rambut anak perempuan dan melemparnya seperti martil, atau menyuruh seorang anak yang kedapatan mencuri kuenya untuk memakan satu loyang kue raksasa di depan seisi sekolah. Lagi-lagi, kalau ada guru seperti ini di dunia nyata, kayaknya sudah diserbu semua orang tua deh!

Cerita semakin seru saat Matilda menemukan fakta menarik tentang kemampuan supernatural yang diam-diam dimilikinya. Dengan maksud hendak membalas perlakuan jahat Miss Trunchbull, Matilda pun berusaha menggunakan kekuatannya. Berhasilkah dia?

Roald Dahl selalu berhasil membuatku terkagum-kagum dengan ceritanya yang luar biasa out of the box. Karakter yang hiperbola, imajinasi yang liar, absurditas plot cerita, semuanya merupakan hal-hal yang membuat bukunya sangat mengasyikkan untuk dibaca, terutama saat aku masih kecil dulu. Namun membacanya ulang saat ini membuatku bertanya-tanya juga, sejauh apa imajinasi itu bisa ditangkap oleh anak kecil?

Mungkin kekhawatiran itu juga yang dirasakan oleh penerbit saat menerjemahkan buku ini pertama kalinya tahun 1991 lalu, karena di bagian depan buku ada catatan dari penerjemah, Agus Setiadi, yang menegaskan bahwa cerita ini hanyalah fiksi dan tidak mungkin terjadi di dunia nyata =) Aku pikir, buku-buku anak semacam inilah yang membuat bimbingan orang tua sangat penting dalam mendampingi anaknya mengeksplorasi dunia buku yang menyenangkan. Jangan dilarang, tapi jangan juga dilepas sendirian.

Anyway, satu lagi yang lucu dari buku Matilda versi terjemahan ini adalah betapa asingnya judul-judul buku bacaan Matilda yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia: Harapan-Harapan Besar (Great Expectations?), Cerita-Cerita Iseng (Just So Stories?), dan masih banyak lagi yang bikin senyum-senyum. Mungkin kalau dibuat edisi revisi terjemahan, bagus juga bila judul asli buku-buku tersebut tetap ditampilkan sebelum diterjemahkan.

Oya, buku ini adalah bagian dari boxset Roald Dahl yang diterbitkan Gramedia dan secara baik hati didiskon hingga IDR 75,000 saja di salah satu bazaar Gramedia. Bener-bener nggak rugi dan sangat recommended untuk dikoleksi para pencinta buku anak, apalagi dengan cover seru warna-warni dan ilustrasi keren dari Quentin Blake!

From the bookshelf

Categories

Looking for Something?

Enter your email address to follow Books to Share and receive notifications of new posts by email.

Join 1,037 other followers

Currently Reading

I’m a Proud Member! #BBI 1301004

Wishful Wednesday Meme

Fill your Wednesdays with wishful thinking =)

Popsugar Reading Challenge 2018

bookworms

  • aleetha
  • althesia
  • alvina
  • ana
  • annisa
  • bzee
  • dewi
  • dion
  • fanda
  • Ferina
  • helvry
  • inne
  • Kobo
  • maya
  • mei
  • melmarian
  • mia
  • ndari
  • nophie
  • oky
  • peri hutan
  • ren
  • Reygreena
  • sel sel kelabu
  • sinta
  • tanzil
  • tezar
  • yuska

shop til you drop

  • abe books
  • Amazon
  • better world books
  • book depository
  • BukaBuku
  • Buku Dedo
  • bukukita
  • vixxio

Top Posts & Pages

  • Red, White & Royal Blue by Casey McQuiston
    Red, White & Royal Blue by Casey McQuiston
  • Lorong Waktu by Edward Packard
    Lorong Waktu by Edward Packard
  • The Book Thief by Markus Zusak
    The Book Thief by Markus Zusak
  • The Secret History
    The Secret History
  • A Dance with Dragons by George R.R. Martin
    A Dance with Dragons by George R.R. Martin

Recent Comments

When the Stars Go Da… on The Paris Wife
Hapudin Bin Saheh on Insomniac City: New York, Oliv…
The Case of the Pecu… on The Case of the Left-Handed La…
astrid.lim on Lorong Waktu by Edward Pa…
nina on Lorong Waktu by Edward Pa…

Blog at WordPress.com.

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
  • Follow Following
    • perpuskecil.wordpress.com
    • Join 1,037 other followers
    • Already have a WordPress.com account? Log in now.
    • perpuskecil.wordpress.com
    • Customize
    • Follow Following
    • Sign up
    • Log in
    • Report this content
    • View site in Reader
    • Manage subscriptions
    • Collapse this bar
 

Loading Comments...