• About this blog
  • Clearance Sale!
  • Newbery Project
  • Popsugar Reading Challenge 2022
  • Previous Challenges
    • BBI Read and Review Challenge 2017
    • Challenges 2014
    • Challenges 2015
    • Lucky No.14 Reading Challenge
    • Lucky No.15 Reading Challenge
    • POPSUGAR Reading Challenge 2017
    • Popsugar Reading Challenge 2018
    • Popsugar Reading Challenge 2020
    • Popsugar Reading Challenge 2021
    • What’s in a Name 2018
    • Twenty-Ten Challenge
    • Challenges 2012
    • Challenges 2013
  • Round Ups
  • The Librarian

~ some books to share from my little library

Tag Archives: blog

Furiously Happy by Jenny Lawson

08 Monday Nov 2021

Posted by astrid.lim in non fiction

≈ 3 Comments

Tags

blog, english, funny haha, memoir, mental health, non fiction, popsugar RC 2021

Judul: Furiously Happy

Penulis: Jenny Lawson

Penerbit: Picador (2015)

Halaman: 256p

Beli di: Big Bad Wolf (IDR 60k)

Sejujurnya, saya ingin menyukai buku ini. Saya berusaha membuka pikiran saya selama membaca Furiously Happy, dan berjanji untuk tidak judgmental. Jenny Lawson, di kata pengantarnya, sudah mengingatkan pembaca: either this book is for you, or not.

Dan ternyata, this is not for me.

Mungkin karena saya tidak mengenal sosok Jenny Lawson sebelumnya, tidak pernah membaca bukunya, atau follow dia di media sosial manapun, maka saya merasa kurang relate dengannya.

Jenny yang memiliki multiple mental illness, termasuk depresi dan anxiety disorder, menceritakan tentang perjuangannya sehari-hari lewat kisah-kisah yang absurd dan dipenuhi unsur komedi. Karena ia memang terkenal sebagai penulis komedi, terutama melalui blognya (yang membuatnya terkenal dengan sebutan The Bloggess) – maka sepertinya itulah yang menjadi kekuatan utamanya dalam menulis, dan yang memang disukai oleh para pembacanya. Dan di sinilah saya merasa lost, karena memang saya tidak pernah membaca karyanya yang lain.

Gaya Jenny yang penuh hiperbola mungkin menjadi coping mechanism-nya dalam menghadapi pergumulannya melawan penyakit yang dideritanya. Bagaimana ia memiliki rakun yang diawetkan dan menjadi semacam maskotnya, bagaimana ia kerap melakukan hal-hal aneh bersama kucing-kucingnya, dan bagaimana ia membuat suaminya (yang digambarkan amat pengertian) geleng-geleng lebih dari sepuluh kali dalam sehari – itulah inti kisah buku ini.

Ada beberapa bagian yang menurut saya cukup bagus, terutama saat Jenny menulis chapters yang lebih raw dan jujur tentang mental illness serta physical illness yang dideritanya. Namun, karena pada dasarnya Jenny adalah seorang komedian, bagian yang menyentuh seperti ini bisa dihitung dengan jari, dan tertimbun di antara kisah-kisah lainnya yang sarkastik dan penuh bumbu humor yang self deprecating.

Dan meski awalnya ada beberapa cerita yang masih bisa membuat saya tersenyum, lama kelamaan saya merasa lelah sendiri. Saya kebanyakan tidak bisa menemukan kelucuan tulisannya, dan semua adegan terutama yang menyangkut perdebatannya dengan Victor, suaminya, terasa over the top. Dan beberapa topik, yang mungkin lebih cocok di thread Twitter atau postingan blog, terasa amat random di buku ini dan malah meninggalkan kesan yang amat messy.

Bagaimanapun, dari review yang saya baca, banyak yang menyukai gaya tulisan Jenny, dan komunitas aktivis dan penderita mental illness termasuk target audience yang loyal pada tulisan Jenny Lawson. So I guess she was right: either this book is for you, or not.

Rating: 2.5/5

You might like this if you want to read about: quirky, sarcastic humor; unique perspective of mental health; short chapters read like blog/tweets, self deprecating jokes

Submitted for:

A book by a blogger, vlogger, YouTube video creator, or other online personality

The Naked Traveler 1-Year Round The World Trip by Trinity

07 Thursday May 2015

Posted by astrid.lim in non fiction

≈ Leave a comment

Tags

baca bareng, BBI, blog, humor, latin america, non fiction, posbar, review 15, series, south america, travel

TNT part1TNT part2Judul: The Naked Traveler 1-Year Round The World Trip

Penulis: Trinity

Penerbit: B First

Halaman: 246p (part 1), 262 (part 2)

Beli di: Gramedia Taman Anggrek (IDR 69k-part 1), gift from Ika (part 2)

Buku-buku Trinity selalu bikin mupeng, penasaran, dan ngiri berat, terutama karena pengalaman-pengalamannya yang luar biasa selama menjelajahi berbagai tempat di dunia. Saya sendiri sudah mengikuti sepak terjangnya sejak masih travel blogger, sampai sudah menerbitkan lebih dari 5 buku seperti sekarang ini.

Karena merupakan pionir travel blogger, Trinity berhasil mengumpulkan massa dan membuat namanya melambung jauh sebelum munculnya travel blogger di era sekarang ini. Keuntungannya? Ia bisa melakukan hal-hal yang bagi travel blogger lain masih sebatas mimpi. Salah satunya, traveling keliling dunia.

Melalui petualangan terbaru yang dibagi ke dalam dua buku ini, Trinity mengisahkan perjalanan gilanya ke negara-negara di Eropa Timur, Amerika Selatan dan Amerika Tengah, hingga berakhir di Amerika Serikat.Selama 6 bulan, Trinity (ditemani oleh Yasmin, teman seperjalanannya) menjelajahi berbagai tempat yang buat sebagian besar dari kita, masih sebatas angan-angan.

Di buku pertama, Trinity berkisah tentang petualangannya di negara-negara Eropa Timur (termasuk Rusia, Lithuania, Estonia), serta beberapa negara di Amerika Selatan, yaitu Brazil, Cile, Peru, dan Ekuador. Melalui kisah-kisahnya, mata saya jadi terbuka lebar tentang betapa uniknya negara-negara yang selama ini kurang begitu saya perhatikan. Misalnya, Brazil memiliki banyak pantai, Cile malah terletak di dataran tinggi, sedangkan Ekuador- well, sesuai namanya, memang terletak persis di garis khatulistiwa.

Sedangkan di buku kedua, perjalanan Trinity dilanjutkan ke Kolombia, Kuba, Jamaika, Meksiko, dan Guatemala. Kebanyakan negara ini terletak di bagian Amerika Tengah, dan kulturnya ternyata sudah berbeda juga dengan negara-negara di Amerika Selatan. Semacam peralihan dari Amerika Selatan ke Utara, dan Trinity membuktikan bahwa stereotip yang selama ini melekat di tiap negara (Kolombia dengan kartel narkoba nya, atau Kuba dengan komunismenya), justru menyisakan sisi lain yang tak kalah menarik.

Petualangan Trinity, seperti biasa, selalu diselingi oleh berbagai kejadian seru, aneh, sampai kocak. Salah satu favorit saya adalah “Perjalanan Sial 32 Jam” – tentang gilanya perjalanan darat menuju Guatemala beserta para imigran gelap 😀 Dijamin bakal bikin ketawa deh baca cerita ini, meski banyak deg-degannya juga.

Sementara itu, banyak juga kisah Trinity yang menjadi kritik untuk negara kita, meski itu ia lakukan karena mencintai Indonesia, terlebih setelah melihat sisi lain dunia, negara-negara yang sama juga merupakan dunia ketiga. Trinity sempat bercerita tentang anggota DPR yang doyan jalan-jalan, KBRI serba mewah, juga melempemnya paspor Indonesia terutama untuk mendapatkan visa.

Saya merasa perbedaan buku TNT RTW ini dibanding buku-buku sebelumnya adalah Trinity lebih banyak mendeskripsikan tempat-tempat yang ia kunjungi. Jadi tidak melulu berkisah tentang pengalaman kultur atau petualangan, tapi juga spesifik tentang pemandangan dan keindahan alam yang ia saksikan. Bagusnya lagi, banyak foto berwarna yang disertakan dalam buku ini, suatu kemajuan dibandingkan buku-buku sebelumnya yang pelit foto dan gambar.

Meski kadang gaya berbahasa Trinity masih ada yang terasa kurang sreg bagi saya (kadang deskripsinya terlalu panjang, satu kalimat bisa terdiri dari beberapa baris), namun secara keseluruhan saya dapat menikmati isi buku ini. Sayangnya, semua kisah yang telah dibukukan, sudah tidak bisa lagi ditengok di blog The Naked Traveler. Hanya segelintir postingan (tanpa sensor) saja yang masih dipertahankan di blog karena tidak bisa tampil di dalam buku, misalnya postingan tentang Hotel Esek-Esek yang lumayan bisa bikin mesem-mesem 🙂

Submitted for:

Baca Bareng April, Tema Buku dari Online

Baca Bareng April, Tema Buku dari Online

 

 

My (So Called) Book Heaven

09 Wednesday Nov 2011

Posted by astrid.lim in my story

≈ 4 Comments

Tags

BBI, blog, giveaway/quiz

Setiap pencinta buku pasti memiliki impian tentang “surga buku” versinya masing-masing. Menghabiskan sepanjang hari di ruangan penuh buku, dikelilingi harum lembaran buku tua, dan secangkir teh hangat, memang amat menyenangkan. Atau berkumpul dengan kawan-kawan sesama pencinta buku, sambil saling bertukar cerita dan bertukar buku, juga sangat menarik.

Tapi surga buku versiku adalah ketika aku berhasil menemukan sebuah buku yang benar-benar membuat aku terhanyut ke dalamnya, masuk ke dalam ceritanya, mengikuti dialog-dialognya dan berada di halaman yang sama dengan karakternya. Ada buku-buku yang membuat kita ingin berteman dengan karakternya, mengenalnya lebih jauh dan mengikutinya ke balik lembaran buku. Surga buku bagiku adalah bisa bangun di kastil Hogwarts, mengikuti Harry, Ron dan Hermione ke kelas Transfigurasi, mengobrol bersama mereka di kehangatan Menara Gryffindor, atau menonton pertandingan Quidditch beramai-ramai sambil meneguk Butterbeer (seperti apa rasa Butterbeer? It’s heaven if I could really taste it!). Surga buku juga berarti bersukaria bersama penghuni Mallory Towers, mengikuti petualangan Julian, Dick, George, Anne dan Timmy memburu kereta api hantu (sambil mencicipi daging asap dan roti isi tomat, ahhh), atau memeluk Katniss Everdeen dan berbisik padanya kalau “Peeta akan selalu ada untukmu” =)

Surga buku bagiku adalah bisa lepas sejenak dari kehidupan yang penat, rutinitas pekerjaan dan kenyataan pahit dalam hidup, dan masuk ke dalam dunia yang sama sekali berbeda. Dunia buku.

There are some good books and there are some bad ones. But for me, I found my heaven when I bumped into a great book, whose characters could be my best friends until the end of my time.

*ps: tulisan ini dibuat dalam rangka memeriahkan ulangtahun pertama blog Surga Bukuku milik salah seorang BBI-ers. Mel, boleh ya Paket B (Classic Fantasy) nya buat aku =) Happy blog-birthday!

 

My Virtual Library

27 Thursday Oct 2011

Posted by astrid.lim in my story

≈ 21 Comments

Tags

bahasa indonesia, BBI, blog

Kegiatan blogging sebenarnya bukan hal yang baru buat saya. Blog saya yang pertama di “luncur” kan pertama kali bulan Juni 2003. Tampilannya polos, dan belum ada fasilitas-fasilitas menarik dari Blogger. Bahkan untuk memposting gambar pun kita harus membuka site seperti geocities dulu, mensave gambar disana, baru mengambilnya untuk di blog. Rumit!

Namun dunia blogging semakin berkembang, dan semakin banyak fitur dan fasilitas unik yang ditawarkan. Saya sendiri bukan termasuk orang yang rajin mengupdate blog saya itu, tapi at least masih berusaha memaintainnya minimal sebulan sekali sampai saat ini. Sekadar meninggalkan jejak yang bisa ditelusuri kembali oleh anak-cucu nantinya =D

Setelah bertahun-tahun berkecimpung di dunia blogging, termasuk menandai blog-blog yang layak untuk dikunjungi, saya akhirnya berpapasan dengan para book blogger. Saya sudah lupa bagaimana awalnya, tapi ada beberapa blog buku yang selalu saya sambangi, seperti Reygreena dan Qyu. Menarik sekali membaca review tentang buku-buku di blog mereka.

Begitu pula saat beberapa waktu setelahnya, saya pun menemukan dunia yang lebih luas lagi, yaitu para blogger buku di luar negeri. Ada yang di Amerika Serikat, Inggris atau Kanada, ternyata mereka memiliki komunitas yang sangat kuat dan profesional. Review mereka selalu enak untuk dibaca, bahkan seringkali mereka mereview buku yang belum diterbitkan di pasaran. Wow!

Dan kerasa banget sebenarnya pengaruh blog-blog itu bagi pembaca buku seperti saya. Misalnya saja, saya dikenalkan pada serial The Chaos Trilogy yang akhirnya jadi salah satu favorit, karena membaca review di blog ini. Sementara buku Jellicoe Road yang luar biasa berkesan juga saya baca setelah kesengsem dengan review di sini. Para book blogger inilah yang akhirnya menginspirasi saya untuk membuat blog sendiri tentang buku. Book is one of my biggest passions, and I finally combine it with my other passion: writing.

Awalnya membuat blog buku ini adalah semacam iseng-iseng aja. Untuk share tentang buku-buku yang baru saya baca, dan sebagai virtual library saya di masa mendatang. Punya arsip digital semacam ini sangat membantu, apalagi di era internet seperti sekarang.

Siapa sangka yang awalnya iseng, saya malah menemukan hal-hal baru yang menyenangkan. Berkat blog buku ini, saya merasakan senangnya ketemu orang-orang baru yang punya passion yang sama dengan saya. Berkat blog ini juga saya merasakan asyiknya menerima “buntelan”, atau buku gratis dari penerbit. Dan pengalaman paling berharga adalah menjadi bagian dari komunitas Blogger Buku Indonesia, sekumpulan blogger dengan visi dan misi yang sama, passion yang sama, mimpi yang sama. Saat ini blogging bukan hanya kegiatan iseng-iseng lagi buat saya, tapi sudah jadi bagian hidup.

Selamat Hari Blogger Nasional! =)

posting ini dibuat dalam rangka memperingati hari blogger nasional 2011, sekaligus sebagai postingan bersama BBI dan berpartisipasi dalam #BerkatNgeblog. Keep on blogging!

Cheers, UK!

28 Thursday Oct 2010

Posted by astrid.lim in non fiction, young readers

≈ 7 Comments

Tags

bahasa indonesia, blog, non fiction, travel

Judul:Cheers, UK!

Penulis: Citra Dyah Prastuti

Penerbit:GagasMedia (2010)

Halaman: 347 p

Beli di: Gramedia Paris Van Java (IDR 44,000)

Citra adalah satu lagi teman jurnalis yang berhasil menerbitkan buku dari blognya. Setelah sebelumnya aku sudah mereview Inu dengan serial Pak Beye-nya yang fenomenal, kini giliran buku Citra yang penuh dengan cerita-cerita seru seputar pengalamannya bersekolah di SOAS, London, berbekal beasiswa Chevening dari pemerintah Inggris.

Kebetulan, saat Citra menempuh petualangannya di Inggris, yaitu tahun 2005-2006, bersamaan waktunya dengan masa-masa kejayaanku sekolah di Belanda. Hehehe…Dan aku adalah salah satu penggemar blognya yang selalu setia membaca postingan terbarunya saat itu (sayangnya, blog tersebut sudah ditutup untuk umum sejak bukunya diterbitkan). Jadi memang cerita-cerita Citra di buku ini terasa sangat relate denganku.

Kebanyakan ceritanya adalah tentang seluk beluk kota London, dan bagaimana menaklukkan kota mahal ini dengan uang beasiswa yang cukup ngepas, tanpa perlu kehilangan suka ria selama di sana. Seru, karena banyak hal-hal baru dan tip menarik seputar tempat-tempat layak kunjung di London, tanpa perlu membuat kita bangkrut. Yang juga menjadi ciri khas Citra adalah gaya bertuturnya yang lancar dan detail, termasuk segala persiapannya setiap kali ingin pelesir. Malah kadang, persiapannya bisa memakan halaman lebih banyak dibanding cerita tentang tempatnya itu sendiri, hahaha…

Tapi yang sedikit terasa hilang adalah gaya bahasa Citra yang asli di blognya, karena telah diedit untuk versi buku. Di blog, Citra lebih bertutur dengan santai, sedikit slengean dan mengalir seperti sedang bicara sehari-hari. Di buku, hal itu sedikit diperhalus (misalnya, mengganti kata “gw” dengan “saya”). Tentu saja hal ini terasa wajar, meski sedikit membuat kangen dengan blog orisinilnya =)

Yang pasti, membaca buku ini pasti membuat siapapun penasaran (dan juga iri!), ingin menginjakkan kaki di London, menonton Phantom of The Opera, menyusuri tepi sungai Thames, naik turun bis dan tube, sampai mengunjungi museum demi museum. Oya, buatku pribadi, membaca buku Citra juga mengingatkan aku lagi dengan masa-masa kuliah di Belanda (apalagi di era yang sama), berusaha menghemat uang dan memanfaatkan waktu semaksimal mungkin untuk jalan-jalan di sela-sela tumpukan tugas dan thesis. Kangen banget! Thank you Citra untuk membuat aku ketawa-tawa sambil sedikit terinspirasi mengumpulkan kepingan cerita selama berada di negeri kompeni. Hmm, setidaknya, kalaupun nggak bisa dijadikan buku, bisa jadi album kenangan untuk anak cucu! =)

Pak Beye dan Istananya

30 Thursday Sep 2010

Posted by astrid.lim in non fiction

≈ 3 Comments

Tags

bahasa indonesia, blog, non fiction, politics, twenty-ten challenge

Title: Pak Beye dan Istananya

Writer: Wisnu Nugroho

Publisher: Penerbit Buku Kompas (2010)

Pages: 256 p

Bought at:Kinokuniya Plaza Senayan (IDR 48,000)

Reading this book is a total pleasure for me. I’ve known Wisnu (or Inu) since I was still a journalist, several years ago. Unlike me, Wisnu is now still a dedicated journalist for Kompas, a major newspaper in Indonesia.

For five years he covered the news from President’s Palace or Istana Presiden, watching SBY going on his everyday life. This book tells us what Wisnu experienced when he was a regular visitor of the Palace. He doesn’t write heavy stuff, only some tidbits but very interesting. From the cook and gardener in the Palace, the lunch menu of Mr.President, to the fancy cars he often saw parked in front of the Palace. Wisnu also left some clues to the mysterious question: Who owned those cars? He has a guess, but he likes to have fun with the readers, by asking some tricky or rhetorical questions at the end of every chapter.

I like his witty style, sharp but funny at the same time. And I love how he could play with words, bringing the moral lessons without being pretentious. Every chapter was taken from his blog post in Kompasiana, a large blog network in Indonesia. The only thing I missed in this book is the color pictures. The pictures are nice but since they are black and white, there are some that not relevant with the story anymore (e.g. when SBY changed the color of the security team’s uniform into blue, like the color of his political party).

But that’s the only complaint I have =)

This book is actually one of the four books about SBY that Wisnu wrote (and he has one more book about the ex vice president, Jusuf Kalla) , and the rest of the books will be published later this year.

I read this book as a part of Twenty Ten Challenge, for Win!Win! Category

The Naked Traveler 2

30 Saturday Jan 2010

Posted by astrid.lim in non fiction

≈ 6 Comments

Tags

bahasa indonesia, blog, non fiction, travel

Judul: The Naked Traveler 2

Pengarang: Trinity

Penerbit: B-First PT Bentang Pustaka (2010)

Halaman: 348 p

Beli di: Gramedia Plaza Semanggi (Rp 58000)

Trinity mungkin termasuk salah satu sosok paling fenomenal, di dunia blog dan juga traveling di Indonesia. Pasalnya, karena blognya, The Naked Traveler, yang bercerita tentang petualangannya ber-backpacking ria keliling dunia, orang jadi ngeh, kalau traveling itu bukanlah mutlak untuk orang kaya saja. Masih banyak cara untuk bisa melihat dunia tanpa harus punya uang sebanyak Paman Gober. Trinity juga jadi bisa membuka mata para cewek, kalau backpacking itu bukan mutlak untuk laki-laki saja. Perempuan juga bisa berpetualang bermodalkan ransel dan uang seadanya.

Itulah yang dituangkan Trinity dalam blognya yang kini sudah punya banyak penggemar, yang biasa disebut NTers. Blog ini kemudian dituangkan dalam bentuk buku, The Naked Traveler, beberapa tahun yang lalu. Isinya sebagian besar merupakan petualangan Trinity yang memang seru, kocak, dan terkadang absurd. Ada juga beberapa tip traveling ala Trinity, yang nggak kalah seru, tapi bisa dipraktekkan kalau kamu memang berniat untuk mencoba ber-backpacking ria.

Karena buku pertamanya laku keras (apalagi sempat dibredel segala karena ada tulisan yang dianggap terlalu kontroverisal…whatttt???hari gini???) dan blognya semakin banyak pengikut, maka diterbitkanlah buku kedua. Isinya masih diangkat dari blog The Naked Traveler, tapi kali ini lebih dipilah-pilih berdasarkan topik tertentu. Dan karena pengalaman Trinity semakin banyak ke negara-negara aneh seperti Republik Palau, Turki, atau Dubai, jadi semakin seru aja cerita-ceritanya, meski ada beberapa joke yang sedikit garing =p Tapi overall, masih bisa dinikmati.

Yang agak disayangkan mungkin, untuk pembaca setia blognya, cerita-cerita yang dibagi dalam 8 bab ini sudah sangat familiar dan tidak ada yang terlalu baru. Seperti juga buku lain yang diangkat dari blog, yang dijual memang nilai koleksinya. Kita jadi bisa mengoleksi cerita Trinity tanpa harus masuk ke dalam blognya. Mungkin akan seru juga kalau untuk buku ketiga dan seterusnya (yang memang rencananya akan diterbitkan juga), diangkat beberapa cerita yang memang khusus ditulis untuk buku, atau ada bab khusus yang agak panjang berisi hal-hal yang sama sekali baru dan tidak ada di blognya.

Anyway, seperti biasa, setelah membaca tulisan-tulisan Trinity, hasrat jalan-jalan jadi tak tertahankan! Hehehe, ini efek samping yang harusnya ditulis sebagai warning di cover depan buku ini! =)


Lajang & Nikah: Sama Enaknya, Sama Ribetnya

04 Wednesday Nov 2009

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ 3 Comments

Tags

bahasa indonesia, blog, fiction

lajangdannikahJudul: Lajang & Nikah: Sama Enaknya, Sama Ribetnya

Pengarang: Nita Sellya & Okke Sepatumerah

Penerbit: ANDI (2009)

Halaman: 130 p

Beli di: KutuKutuBuku.com (Rp 20.400)

 

Awalnya tahu buku ini dari blog Lajang dan Menikah, asuhannya Nita Sellya dan Okke Sepatumerah. Websitenya sendiri cukup seru, berisi kisah (dan curhat colongan) para penulisnyaseputar kehidupan cewek lajang maupun menikah, suka dukanya, ribet-ribetnya, semua dikemas dalam gaya tulisan yang seru dan kocak.

Kehidupan cewek melajang diwakili oleh tokoh Alexa, yang menggambarkan cewek kota besar masa kini, sukses berkarir, menjalani kehidupan yang cukup bebas dengan pasangannya, dan memiliki sejuta jawaban konyol terhadap pertanyaan :Kapan nikah? yang kerap diajukan oleh orang-orang sekitar.

Sedangkan kehidupan cewek menikah diwakili oleh Adisti, ibu satu anak yang menjalani kehidupan sebagai wanita pekerja merangkap ibu rumah tangga. Semua keribetan hidup menikah dipaparkan Adisti dengan gaya yang tidak kalah seru, meskipun lebih kalem daripada Alexa.

Kumpulan cerita merekalah yang akhirnya disatukan dalam satu buku tipis bertitel Lajang & Nikah, Sama Enaknya Sama Ribetnya. Sayangnya, cerita yang sudah berkembang sedemikian seru dalam blognya, hanya bisa terwakili sedikit dalam bukunya. Jadi untuk penggemar yang sudah mengikuti sepak terjang Alexa dan Adisti di blognya sejak dulu, bisa jadi sedikit kecewa dengan minimnya porsi cerita mereka dalam buku ini.

Memang sih, kita masih bisa dibuat tertawa-tawa ataupun berkomentar, Gue Banget! setelah membaca kumpulan cerita Alexa dan Adisti dalam buku ini. Tapi, membaca buku ini ibarat makan kacang Bali cuman seperempat bungkus. Kurang puas! Rasanya masih berharap buku ini punya kelanjutannya, bukan hanya sekadar kumpulan curhat Alexa dan Adisti, tapi juga berbagai konflik sambung-menyambung yang sudah tersaji dengan gurihnya dalam blog mereka.

 

From the bookshelf

Categories

Looking for Something?

Enter your email address to follow Books to Share and receive notifications of new posts by email.

Join 1,037 other followers

Currently Reading

I’m a Proud Member! #BBI 1301004

Wishful Wednesday Meme

Fill your Wednesdays with wishful thinking =)

Popsugar Reading Challenge 2018

bookworms

  • aleetha
  • althesia
  • alvina
  • ana
  • annisa
  • bzee
  • dewi
  • dion
  • fanda
  • Ferina
  • helvry
  • inne
  • Kobo
  • maya
  • mei
  • melmarian
  • mia
  • ndari
  • nophie
  • oky
  • peri hutan
  • ren
  • Reygreena
  • sel sel kelabu
  • sinta
  • tanzil
  • tezar
  • yuska

shop til you drop

  • abe books
  • Amazon
  • better world books
  • book depository
  • BukaBuku
  • Buku Dedo
  • bukukita
  • vixxio

Top Posts & Pages

  • The Secret History
    The Secret History
  • ghostgirl
    ghostgirl
  • Daddy Long-Legs
    Daddy Long-Legs
  • A Tribute to Hercule Poirot
    A Tribute to Hercule Poirot
  • Lima Sekawan - The Series
    Lima Sekawan - The Series

Recent Comments

When the Stars Go Da… on The Paris Wife
Hapudin Bin Saheh on Insomniac City: New York, Oliv…
The Case of the Pecu… on The Case of the Left-Handed La…
astrid.lim on Lorong Waktu by Edward Pa…
nina on Lorong Waktu by Edward Pa…

Blog at WordPress.com.

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
  • Follow Following
    • perpuskecil.wordpress.com
    • Join 1,037 other followers
    • Already have a WordPress.com account? Log in now.
    • perpuskecil.wordpress.com
    • Customize
    • Follow Following
    • Sign up
    • Log in
    • Report this content
    • View site in Reader
    • Manage subscriptions
    • Collapse this bar
 

Loading Comments...