• About this blog
  • Clearance Sale!
  • Newbery Project
  • Popsugar Reading Challenge 2022
  • Previous Challenges
    • BBI Read and Review Challenge 2017
    • Challenges 2014
    • Challenges 2015
    • Lucky No.14 Reading Challenge
    • Lucky No.15 Reading Challenge
    • POPSUGAR Reading Challenge 2017
    • Popsugar Reading Challenge 2018
    • Popsugar Reading Challenge 2020
    • Popsugar Reading Challenge 2021
    • What’s in a Name 2018
    • Twenty-Ten Challenge
    • Challenges 2012
    • Challenges 2013
  • Round Ups
  • The Librarian

~ some books to share from my little library

Tag Archives: baca bareng

The Naked Traveler 1-Year Round The World Trip by Trinity

07 Thursday May 2015

Posted by astrid.lim in non fiction

≈ Leave a comment

Tags

baca bareng, BBI, blog, humor, latin america, non fiction, posbar, review 15, series, south america, travel

TNT part1TNT part2Judul: The Naked Traveler 1-Year Round The World Trip

Penulis: Trinity

Penerbit: B First

Halaman: 246p (part 1), 262 (part 2)

Beli di: Gramedia Taman Anggrek (IDR 69k-part 1), gift from Ika (part 2)

Buku-buku Trinity selalu bikin mupeng, penasaran, dan ngiri berat, terutama karena pengalaman-pengalamannya yang luar biasa selama menjelajahi berbagai tempat di dunia. Saya sendiri sudah mengikuti sepak terjangnya sejak masih travel blogger, sampai sudah menerbitkan lebih dari 5 buku seperti sekarang ini.

Karena merupakan pionir travel blogger, Trinity berhasil mengumpulkan massa dan membuat namanya melambung jauh sebelum munculnya travel blogger di era sekarang ini. Keuntungannya? Ia bisa melakukan hal-hal yang bagi travel blogger lain masih sebatas mimpi. Salah satunya, traveling keliling dunia.

Melalui petualangan terbaru yang dibagi ke dalam dua buku ini, Trinity mengisahkan perjalanan gilanya ke negara-negara di Eropa Timur, Amerika Selatan dan Amerika Tengah, hingga berakhir di Amerika Serikat.Selama 6 bulan, Trinity (ditemani oleh Yasmin, teman seperjalanannya) menjelajahi berbagai tempat yang buat sebagian besar dari kita, masih sebatas angan-angan.

Di buku pertama, Trinity berkisah tentang petualangannya di negara-negara Eropa Timur (termasuk Rusia, Lithuania, Estonia), serta beberapa negara di Amerika Selatan, yaitu Brazil, Cile, Peru, dan Ekuador. Melalui kisah-kisahnya, mata saya jadi terbuka lebar tentang betapa uniknya negara-negara yang selama ini kurang begitu saya perhatikan. Misalnya, Brazil memiliki banyak pantai, Cile malah terletak di dataran tinggi, sedangkan Ekuador- well, sesuai namanya, memang terletak persis di garis khatulistiwa.

Sedangkan di buku kedua, perjalanan Trinity dilanjutkan ke Kolombia, Kuba, Jamaika, Meksiko, dan Guatemala. Kebanyakan negara ini terletak di bagian Amerika Tengah, dan kulturnya ternyata sudah berbeda juga dengan negara-negara di Amerika Selatan. Semacam peralihan dari Amerika Selatan ke Utara, dan Trinity membuktikan bahwa stereotip yang selama ini melekat di tiap negara (Kolombia dengan kartel narkoba nya, atau Kuba dengan komunismenya), justru menyisakan sisi lain yang tak kalah menarik.

Petualangan Trinity, seperti biasa, selalu diselingi oleh berbagai kejadian seru, aneh, sampai kocak. Salah satu favorit saya adalah “Perjalanan Sial 32 Jam” – tentang gilanya perjalanan darat menuju Guatemala beserta para imigran gelap 😀 Dijamin bakal bikin ketawa deh baca cerita ini, meski banyak deg-degannya juga.

Sementara itu, banyak juga kisah Trinity yang menjadi kritik untuk negara kita, meski itu ia lakukan karena mencintai Indonesia, terlebih setelah melihat sisi lain dunia, negara-negara yang sama juga merupakan dunia ketiga. Trinity sempat bercerita tentang anggota DPR yang doyan jalan-jalan, KBRI serba mewah, juga melempemnya paspor Indonesia terutama untuk mendapatkan visa.

Saya merasa perbedaan buku TNT RTW ini dibanding buku-buku sebelumnya adalah Trinity lebih banyak mendeskripsikan tempat-tempat yang ia kunjungi. Jadi tidak melulu berkisah tentang pengalaman kultur atau petualangan, tapi juga spesifik tentang pemandangan dan keindahan alam yang ia saksikan. Bagusnya lagi, banyak foto berwarna yang disertakan dalam buku ini, suatu kemajuan dibandingkan buku-buku sebelumnya yang pelit foto dan gambar.

Meski kadang gaya berbahasa Trinity masih ada yang terasa kurang sreg bagi saya (kadang deskripsinya terlalu panjang, satu kalimat bisa terdiri dari beberapa baris), namun secara keseluruhan saya dapat menikmati isi buku ini. Sayangnya, semua kisah yang telah dibukukan, sudah tidak bisa lagi ditengok di blog The Naked Traveler. Hanya segelintir postingan (tanpa sensor) saja yang masih dipertahankan di blog karena tidak bisa tampil di dalam buku, misalnya postingan tentang Hotel Esek-Esek yang lumayan bisa bikin mesem-mesem 🙂

Submitted for:

Baca Bareng April, Tema Buku dari Online

Baca Bareng April, Tema Buku dari Online

 

 

Tinker Tailor Soldier Spy by John Le Carre

31 Tuesday Mar 2015

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ 12 Comments

Tags

1001 books, baca bareng, BBI, british, classic, english, fiction, review15, spy, suspense, thriller

tinker tailorJudul: Tinker Tailor Soldier Spy

Penulis: John Le Carre

Penerbit: Penguin Books (movie tie-in edition 2011, first published in 1974)

Halaman: 381p

Beli di: Drive Books Not Cars, Books and Beyond (IDR 80k)

Tinker

Tailor

Soldier

Sailor

Rich Man

Poor Man

Beggarman

Thief

(Nursery Rhymes)

Salah satu pertanyaan paling tua adalah “Who can spy on the spies?”

Siapa yang bisa memastikan kalau seorang mata-mata bukan merupakan mata-mata dari kubu lawan, alias si pengkhianat?

Buku ini bersetting di tahun 70-an, saat perang dingin sedang terjadi antara Rusia dan negara-negara Barat termasuk Inggris. Banyak desas-desus yang menyebutkan ada double agent di tengah organisasi intelijen Inggris yang biasa dijuluki Circus.

Pimpinan organisasi tersebut, yang dikenal dengan nama Control, mencurigai salah satu dari lingkaran dalamnya. Namun belum sempat kecurigaannya terbukti, sang double agent sudah mencium rencana Control dan malah mengacaukan misi membongkar kedok ini. Control meninggal dunia, seorang agent tertembak, dan George Smiley, tangan kanan Control, dipensiun-dinikan.

Namun beberapa tahun kemudian, George dipanggil kembali untuk membantu membongkar penyamaran sang double agent yang kemungkinan besar adalah salah seorang dari mantan rekan sekerjanya dulu. George berusaha membuat jebakan, adu cepat dengan sesama agen rahasia yang juga sudah mengerti benar segala jenis trik yang biasa digunakannya.

Buku ini adalah jenis buku yang sulit untuk dinikmati- bukan saja karena bahasanya yang sangat teknis (penulis adalah mantan anggota British Foreign Service), tapi alurnya yang sebenarnya cukup lambat (tidak fast paced seperti layaknya buku thriller/spy) dibuat cukup rumit, melompat ke sana ke mari sesuai penyelidikan George.

Kadang menelusuri masa lalu, jauh ke belakang menjajaki kisah rekan-rekannya sebelum mereka bergabung di Circus, lalu menyimpang ke masa kini, kadang diselingi memori George akan istrinya yang sudah meninggalkannya, semua campur aduk sehingga awalnya sulit untuk diikuti, sampai kita benar-benar familiar dengan tokoh-tokoh di dalamnya (yang jumlahnya cukup banyak).

George Smiley sendiri adalah tipikal anti-hero yang tidak pretentious, sangat introvert dan tidak menonjol, namun mudah untuk disukai. Penyelidikannya yang terkesan lambat sebenarnya menunjukkan betapa hebat otaknya merancang satu demi satu jebakan untuk sang pengkhianat.

Secara keseluruhan, buku ini cukup fenomenal di jamannya, bahkan masuk ke dalam daftar 1001 books to read before you die.

The Movie

Sayang, sampai saya menulis review ini, saya belum sempat menonton film yang diangkat dari buku fenomenal ini. Padahal kalau melihat castingnya, waduh…nama-namanya menggiurkan semua, mulai dari Gary Oldman, Colin Firth, sampai Bennedict Cumberbatch. Film ini masih akan ada di watch list saya, terutama karena sekarang saya sudah membaca bukunya, harusnya bisa lebih mengerti kisah filmnya (banyak yang mengeluh filmnya agak membingungkan kalau belum membaca bukunya).

tinker tailor2

tinker tailor3

Bonusss XD

 

Film yang dirilis tahun 2011 ini juga sempat mendapat tiga buah nominasi Oscar, termasuk Best Actor untuk Gary Oldman.

Trivia

– John Le Carre adalah pseudonym dari penulis Inggris, David John Moore Cornwell, yang dulu pernah bekerja di MI5 dan MI6, badan intelijen Inggris. Novel dengan genrey spy/thriller adalah spesialisasinya, dan George Smiley muncul sebagai karakter utama di lima novelnya.

– Istilah mole, yang berarti penyusup alias double agent- ternyata dipopulerkan melalui buku ini. Sebelumnya, mole hanya dikenal sebagai istilah kimia – atau bahkan jenis binatang 🙂

Submitted for:

Baca Bareng Maret, Tema Adaptasi Film/Buku

Baca Bareng Maret, Tema Adaptasi Film/Buku

 

The Imperfectionists by Tom Rachman

27 Friday Feb 2015

Posted by astrid.lim in adult, fiction

≈ 7 Comments

Tags

baca bareng, bargain books, BBI, dramatic, english, europe, fiction, literature, review 15

imperfectionistsJudul: The Imperfectionists

Writer: Tom Rachman

Penerbit/Edisi: Quercus paperback edition (2011)

Halaman: 355p

Beli di: Book Depository (USD3.88, bargain price!!)

Buku ini berkisah tentang sebuah kantor surat kabar berbahasa Inggris yang berpusat di Roma, Italia. Surat kabar ini awalnya didirikan pada tahun 1950-an dengan penuh passion oleh seorang pengusaha Amerika, sebagai bukti cintanya pada perempuan yang dikasihinya.

Tahun demi tahun berlalu dan surat kabar ini mengalami masa kejayaannya, saat berita koran masih dihargai dan kompetitor koran sejenis dalam bahasa Inggris masih sedikit. Namun kini, memasuki abad ke-21 dengan kehadiran internet dan berita instan, eksistensi surat kabar (termasuk koran ini) mulai terancam, apalagi mereka yang tidak memiliki website sendiri.

Dan The Imperfectionists mengisahkan dengan indah cerita perjuangan sebuah kantor surat kabar yang berusaha bertahan dalam kebersahajaannya, melalui 11 tokoh yang terlibat langsung di seputar surat kabar ini.

Kesebelas chapter yang ada sebenarnya masing-masing bisa menjadi cerita pendek tersendiri, karena memiliki tone yang berbeda, meski masih merupakan bagian dari sebuah kisah besar.

Melalui mereka, kita dibawa masuk langsung ke dalam hiruk-pikuk keseharian surat kabar yang hampir kolaps, dengan berbagai masalah dan keseruan sehari-hari, mulai dari kurangnya dana untuk mempekerjakan stringer di luar negeri, intrik antar redaktur yang memperebutkan posisi yang lebih bergengsi, sampai pihak manajemen yang harus mengambil keputusan sulit dalam memecat karyawannya akibat pemotongan budget.

Hectic, namun tetap poignant di dalam penceritaannya, Tom Rachman sepertinya bakal menjadi calon penulis favorit saya selanjutnya. Saya sendiri, karena dulu pernah bekerja sebagai wartawan (meski bukan di media surat kabar), sempat bernostalgia tentang hari-hari seru yang sudah berlalu. Ada sesuatu tentang profesi sebagai pekerja media yang memang tidak akan ditemukan di profesi lainnya: panggilan untuk menggali kebenaran, menuangkannya dalam tulisan yang akan membuat orang terkesan, meski mungkin sehari kemudian sudah terlupakan 🙂

Love this cover!

Love this cover!

Inside the Papers

Apa saja sih profesi yang digeluti oleh orang-orang yang bekerja di surat kabar? Tom Rachman membahas beberapa di antaranya dengan begitu jeli namun mudah untuk dibayangkan, meski oleh orang-orang yang tidak pernah berkecimpung di dunia media sekalipun. Berikut sebagian yang cukup menarik:

  1. Editor-In-Chief, alias pemimpin redaksi, yang di buku ini diwakili oleh karakter bernama Kathleen Solson. Ini adalah posisi tertinggi di kantor redaksi, yang langsung berada di bawah lini direktur/manajemen. Tugasnya tentu saja menentukan headline apa yang akan ditampilkan di edisi selanjutnya, memutuskan keseluruhan tone serta angle yang ingin diangkat oleh koran mereka.
  2. News Editor– tugasnya mengumpulkan dan mengedit berita secara keseluruhan dari para reporter. Biasanya para news editor ini adalah orang-orang yang workaholic, dan di buku ini, digambarkan dengan sempurna oleh karakter Craig Menzies.
  3. Corrections Editor– bertugas sebagai proofreader yang mengurusi ejaan penulisan seluruh artikel yang akan diterbitkan. Biasanya, surat kabar memiliki “kamus” sendiri sebagai panduan penulisan dan penggunaan kata-kata. Di buku ini, Herman Cohen si Corrections Editor menyebutnya sebagai “Bible”.
  4. Copy Editor– bertugas menata layout akhir sebelum koran bisa dicetak. Kadang-kadang, mereka harus menyesuaikan judul yang sudah ditulis editor dengan space yang ada tanpa mengubah keseluruhan konten. Copy editor seringkali diremehkan meski sebenarnya pekerjaan mereka sangat penting, satu fakta yang sangat dibenci oleh mereka, termasuk oleh Ruby Zaga di buku ini.
  5. Stringer– semacam kontributor lepas yang biasanya bertugas langsung di daerah-daerah di mana surat kabar tidak bisa mengirimkan reporternya langsung. Stringer haruslah tangguh, independen dan memiliki inisiatif tinggi dalam mendapatkan berita untuk disetorkan ke kantor surat kabar. Di buku ini, diceritakan kisah stringer newbie, Winston Cheung, yang kesulitan memperoleh berita di Cairo.

Masih banyak lagi yang diangkat oleh Rachman dalam buku ini, semuanya melalui kisah sehari-hari yang juga menggambarkan bagaimana profesi para pekerja koran ini mempengaruhi kehidupan pribadi mereka. A heartwarming, delightful read for all book lovers.

Submitted for:

Baca Bareng Februari, Tema Profesi

Baca Bareng Februari, Tema Profesi

From the bookshelf

Categories

Looking for Something?

Enter your email address to follow Books to Share and receive notifications of new posts by email.

Join 1,036 other followers

Currently Reading

I’m a Proud Member! #BBI 1301004

Wishful Wednesday Meme

Fill your Wednesdays with wishful thinking =)

Popsugar Reading Challenge 2018

bookworms

  • aleetha
  • althesia
  • alvina
  • ana
  • annisa
  • bzee
  • dewi
  • dion
  • fanda
  • Ferina
  • helvry
  • inne
  • Kobo
  • maya
  • mei
  • melmarian
  • mia
  • ndari
  • nophie
  • oky
  • peri hutan
  • ren
  • Reygreena
  • sel sel kelabu
  • sinta
  • tanzil
  • tezar
  • yuska

shop til you drop

  • abe books
  • Amazon
  • better world books
  • book depository
  • BukaBuku
  • Buku Dedo
  • bukukita
  • vixxio

Top Posts & Pages

  • Lima Sekawan - The Series
    Lima Sekawan - The Series
  • Lethal White by Robert Galbraith
    Lethal White by Robert Galbraith
  • Dongeng-Dongeng Grimm Bersaudara
    Dongeng-Dongeng Grimm Bersaudara
  • The House in the Cerulean Sea by T.J. Klune
    The House in the Cerulean Sea by T.J. Klune
  • Abarat 2: Days of Magic, Nights of War by Clive Barker
    Abarat 2: Days of Magic, Nights of War by Clive Barker

Recent Comments

When the Stars Go Da… on The Paris Wife
Hapudin Bin Saheh on Insomniac City: New York, Oliv…
The Case of the Pecu… on The Case of the Left-Handed La…
astrid.lim on Lorong Waktu by Edward Pa…
nina on Lorong Waktu by Edward Pa…

Blog at WordPress.com.

Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy
  • Follow Following
    • perpuskecil.wordpress.com
    • Join 1,036 other followers
    • Already have a WordPress.com account? Log in now.
    • perpuskecil.wordpress.com
    • Customize
    • Follow Following
    • Sign up
    • Log in
    • Report this content
    • View site in Reader
    • Manage subscriptions
    • Collapse this bar
 

Loading Comments...