Tags

, , , , , ,

Judul: Once Upon a River

Penulis: Diane Setterfield

Penerbit: Emily Bestler Books/Atria (2018, Hardcover)

eventfictionadultyoung readersgiveawaylistmememy storynon fictionpoetryread alongreadathonshoppingUncategorizedAdd New Category

Tags

Halaman: 464p

Beli di: Big Bad Wolf Tokopedia (IDR 70k)

Diane Setterfield telah memukau saya lewat karya masterpiecenya, The Thirteenth Tale (harus reread untuk direview, nih!). Dan dengan segala ekspektasi saya yang di atas rata-rata untuk sang penulis, untungnya Once Upon a River tidak mengecewakan.

The Swan adalah sebuah penginapan tua yang terletak di pinggir sungai Thames, tepatnya di daerah Radcot. The Swan terkenal karena di tempat ini orang-orang saling berbagi kisah, dari mulai legenda Battle of Radcot Bridge yang terkenal, sampai ke kisah-kisah lain, yang biasanya awalnya disampaikan oleh Joe Bliss, suami Margot Ockwell si pemilik penginapan.

Suatu malam, kisah-kisah tersebut dipotong oleh kejadian luar biasa, yang nantinya akan diteruskan menjadi salah satu kisah paling melegenda di sepanjang Thames. Di malam yang berangin, di tengah musim dingin, seorang pria tiba-tiba masuk ke The Swan, pingsan mendadak, dan menggendong seorang anak perempuan kecil yang tidak sadar.

Rita, perawat yang dipanggil ke The Swan, menyatakan anak perempuan tersebut sudah meninggal dunia, karena tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan lagi, termasuk detak jantung dan napas yang berhenti. Tapi ternyata, anak tersebut perlahan-lahan kembali bernapas, dan bahkan akhirnya hidup kembali, meski tidak bisa berbicara.

Belum hilang kekagetan orang-orang, anak tersebut kini menjadi rebutan beberapa pihak yang mengklaimnya sebagai anak mereka yang hilang. Mr. dan Mrs. Vaughan mengklaim anak tersebut adalah Amelia, anak perempuan mereka yang diculik orang beberapa tahun lalu. Robin Armstrong, yang baru kehilangan istrinya, berpikir bahwa anak perempuan tersebut adalah Alice, anaknya yang menghilang bersama sang istri. Sedangkan Lily, yang dihantui tragedi bertahun-tahun lalu, berharap anak itu adalah adik perempuannya yang dianggap sudah meninggal dunia.

Siapa identitas anak perempuan misterius tersebut menjadi kisah utama buku ini, namun tidak sesederhana kelihatannya, karena di balik kisah tersebut, terdapat lapisan kisah-kisah karakter lain yang tersangkut paut, bahkan hingga ke masa lalu. Dilatarbelakangi dengan setting sungai Thames, yang digambarkan seolah menjadi karakter tersendiri, Once Upon a River terasa amat magical, dan kembali mengukuhkan reputasi Setterfeld sebagai penulis andal.

Saya sendiri amat menikmati buku ini, berkenalan dengan karakter-karakternya, yang masing-masing memiliki rahasia kelam dan kelemahan yang menantang mereka untuk mengambil keputusan terbaik. Saya juga amat menyukai setting kisah ini, rasanya saya bisa mendengar aliran sungai yang menderas, merasakan kabut di musim dingin dan melihat beragam binatang yang bermunculan di musim panas. Once Upon a River tidak se-gothic The Thirteenth Tale, dan twistnya pun tidak segila buku tersebut, tapi tetap memiliki nuansa misterius dan magical yang membuat saya enggan berhenti membacanya, dan merasa kehilangan saat menutup halaman terakhir buku ini.

Rating: 4/5

Recommended if you love: magical realism, fairytale, mysterious stories, great character descriptions, beautiful setting

Submitted for:

Category: The book on your TBR list with the prettiest cover