Tags
america, bbi review reading 2017, contemporary, debut, dysfunctional family, english, fiction, popsugar RC 2017, special needs, unreliable narrator
Judul: Sorry to Disrupt the Peace
Penulis: Patty Yumi Cottrell
Penerbit: Mcsweeney’s San Francisco (2017)
Halaman: 263p
Beli di: Kramerbooks and Afterwords (USD 24)
Helen Moran berusia 32 tahun, single, tidak punya anak, lulusan universitas, dan bekerja sebagai pendamping bagi remaja bermasalah di New York.
Dari awal, kita disuguhi oleh narasi yang aneh, tidak meyakinkan, dan sangat gloomy, oleh sosok Helen yang penuh misteri. Sepanjang kisah kita diajak menebak-nebak ada apa yang salah dengan diri Helen. Dan semakin jauh kita dibawa ke dunia Helen, makin banyak pula lapisan absurditas yang terbuka satu demi satu.
Drama dimulai saat Helen menerima kabar dari seorang kerabatnya bahwa adik angkatnya meninggal dunia karena bunuh diri. Kabar ini mengejutkan Helen, meski ia sudah cukup lama tidak berhubungan dengan keluarga angkatnya yang tinggal di Milwaukee, di kota kecil bagian tengah Amerika Serikat.
Helen memutuskan untuk datang sendiri ke Milwaukee, menghadiri pemakaman adiknya dan menyelidiki alasan mengapa adiknya memutuskan untuk bunuh diri. Ia bertekad akan memecahkan misteri ini hingga selesai.
Namun perjalanan ke kota masa kecilnya membuat Helen mengalami flashback dan distraksi yang kerap mengganggunya dari penyelidikannya. Kedua orang tua angkatnya yang selalu bersikap dingin, para tetangga yang mencurigakan dan bahkan teman-teman adiknya yang tidak banyak, ternyata belum bisa memberikan pencerahan bagi Helen tentang misteri kematian adik angkatnya.
Namun perjalanan pulang ini juga membuka mata Helen tentang hidupnya sendiri, masa lalunya dan segala hal yang memengaruhi masa kini dan masa depannya. Dan ia harus bisa menerima kenyataan sepahit apapun itu, dan mengambil keputusan yang akan mengubah pandangannya tentang hidupnya dan hidup adik angkatnya.
Sorry to Disrupt the Peace adalah novel debut Patty Yumi Cottrell, yang menurut saya cukup berani bereksperimen dengan gaya penulisan yang tidak biasa. Nuansa gelap, depresif dan murung menjadi tone yang kuat menguasai keseluruhan kisah. Helen Moran adalah narator yang tidak bisa dipercaya, dengan suara yang kurang bisa disukai, tapi toh tetap memikat dengan keanehannya. Tidak adanya tanda baca yang menandai dialog menyebabkan buku ini terasa sunyi, sedikit mirip dengan kesan yang didapatkan saat membaca The Road (Cormac McCarthy).
Keunikan-keunikan Helen dan kehidupannya yang absurd juga membuat buku ini kadang terasa sulit untuk diikuti, karena pembaca akan dibuat bingung ke mana buku ini akan membawa mereka. Saran saya, lower your expectation and just enjoy the ride. Anggap saja perjalanan penuh kejutan yang akan membawa kita ke destinasi yang tak terduga.
Bukan debut yang terbaik, tapi cukup menjanjikan di kancah literatur kontemporer.
Submitted for:

Category: A book you bought on a trip

Kategori: Debut Authors
Pingback: 2017: A Year in Books |