Tags

, , , , , , , ,

Judul: The Call of The Wild (Panggilan Alam Liar)

Penulis: Jack London

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (2016)

Halaman: 160p

Beli di: Gramedia Mal Taman Anggrek (IDR 45k)

Buck adalah seekor anjing blasteran St Bernard dan anjing gembala, yang seumur hidupnya tinggal dengan nyaman di rumah Hakim Miller di California yang hangat. Namun, suatu hari seorang pegawai Hakim Miller menculik dan menjual Buck kepada agen yang memasok anjing-anjing besar ke daerah Canada.

Saat itu, akhir abad ke-19, memang sedang marak-maraknya para pemburu harta karun yang mencari emas ke daerah-daerah terpencil di Utara yang dingin. Para orang kaya baru banyak bermunculan akibat sukses menambang emas yang tersembunyi di alam liar.

Jasa-jasa anjing besar sangat dibutuhkan: sebagai penarik kereta luncur, kereta barang, membawa manusia, dan lain sebagainya. Buck, yang perawakannya besar dan kuat, menjadi komoditas berharga yang akhirnya berpindah-pindah dari satu tangan ke tangan lainnya.

Awalnya, Buck hidup menderita karena tiba-tiba harus bertahan di tengah kerasnya alam liar utara yang dingin membeku. Belum lagi persaingan dengan anjing-anjing lain yang kadang tak kalah kejam. Namun lama-kelamaan, naluri anjing liar yang bersemayam di dalam diri Buck mulai muncul ke permukaan. Nenek moyangnya yang masih berkerabat dengan serigala, ternyata menurunkan sifat liar pada Buck. Tak heran, akhirnya Buck malah menikmati kehidupannya di alam liar dan bisa mneyesuaikan diri dengan baik.

Namun tentu saja tetap banyak tantangan yang harus ia hadapi, mulai dari pembuktian sebagai pimpinan kawanan anjing, menghadapi tugas berat di tengah musim dingin dan alam yang tak terduga, serta manusia yang kadang bodoh dan kejam setengah mati. Tapi tantangan terberat adalah mengabaikan suara di hatinya yang memanggil-manggilnya kembali ke alam liar, bersatu dengan saudara-saudaranya. Apalagi saat Buck bertemu dengan seorang manusia yang amat menyayanginya, dan membuatnya sulit untuk mengambil keputusan.

The Call of The Wild agak mengingatkan saya dengan buku klasik lainnya, Black Beauty, yang juga mengisahkan kehidupan seekor hewan (kuda), suka-dukanya dan semua pengalaman kehidupannya yang mengharukan. Namun, kisah tentang Buck memang tidak terlalu penuh drama seperti kisah si Beauty, karena unsur petualangan alam liarnya lebih kental. Membayangkan kerasnya hidup di daerah utara yang dingin, tanpa teknologi canggih seperti sekarang ini, memang rasanya ngeri juga. Tapi justru hal itulah yang berhasil diangkat oleh Jack London ke dalam kisah yang memikat.

Meski sederhana dan to the point, The Call of The Wild masih bisa dinikmati- dan menurut saya, bisa menjadi salah satu pilihan buku klasik untuk anak-anak yang ingin mengeksplorasi genre ini. Versi terjemahan yang diterbitkan oleh Gramedia ini juga mudah dicerna, dan untungnya, tidak seperti kisah klasik pada umumnya yang kerap berbelit-belit dan monoton, kisah si Buck dikemas ke dalam prosa yang memiliki pace lumayan cepat. Endingnya pun memorable dan sangat sesuai dengan tone cerita secara keseluruhan.

Satu lagi yang saya suka dari versi terjemahan ini adalah covernya! Keren banget, dan bahkan menurut saya lebih bagus dibandingkan beberapa versi cover bahasa Inggrisnya. Semoga saja Gramedia tetap setia menerbitkan terjemahan kisah klasik segala umur dengan cover menawan seperti ini 🙂

Movie version

Ternyata, The Call of The Wild sudah beberapa kali dibuat versi filmnya, baik layar lebar maupun untuk konsumsi TV. Versi pertamanya ditayangkan pada tahun 1935, dibintangi oleh Clark Gable! Sedangkan versi yang lebih modern (tahun 1972) dibintangi oleh Charlton Heston. Yang terbaru adalah film seri TV tahun 2000 yang sempat mendapat nominasi Emmy Awards.

Submitted for:

Category: A book set in the wilderness

Kategori: Classic Literature