Tags

, , , , , , , ,

mycroft-holmesJudul: Mycroft Holmes

Penulis: Kareem Abdul Jabar & Anna Waterhouse

Penerjemah: Primadona Angela

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama (2016)

Beli di: HobbyBuku (IDR 85k, disc 20%)

Pastiche serta spin off biasanya ditulis karena sebuah serial mencapai popularitas yang cukup tinggi, sehingga para fansnya haus akan lebih banyak lagi kisah-kisah tentang karakter kesayangan mereka.

Sherlock Holmes mungkin adalah salah satu serial yang paling banyak dibuatkan spin off dan pastiche, dari mulai buku sampai film layar lebar dan film seri TV. Saya sendiri cukup menyukai beberapa di antaranya (meski sampai saat ini belum tertarik melanjutkan seri versi Benedict Cumberbatch hehe don’t shoot me!).

Namun sosok Mycroft Holmes, kakak laki-laki Sherlock memang masih agak jarang mendapat porsi besar dan dikupas lebih dalam. Itulah salah satu daya tarik buku Mycroft Holmes yang terjemahannya terbit tahun 2016 kemarin. Daya tarik lainnya adalah nama sang penulis, Kareem Abdul Jabar, bintang basket legendaris yang namanya tercetak di berbagai hall of fame NBA.

Kisah berawal di London, di mana Mycroft Holmes berusia 24 tahun, mengawali kariernya yang cemerlang sebagai Sekretaris Kementerian Perang, dan sedang dimabuk cinta pada tunangannya yang cantik jelita, Georgiana Sutton.

Namun ketenangannya terusik saat mendapat cerita sedih dari Cyrus Douglas, sahabat sekaligus pemilik toko tembakau favoritnya yang berasal dari Trinidad. Douglas gundah karena sudah beberapa lama tidak mendapat kabar dari keluarganya di Trinidad, dan kabar yang terakhir ia terima juga cukup mengkhawatirkan: pembunuhan misterius, korban anak-anak tak berdosa, dan ada jejak-jejak kaki kecil terbalik di sekitar TKP, yang mengesankan adanya keterlibatan makhluk-makhluk yang ditakuti dari legenda Trinidad: douen dan lougarou.

Saat menceritakan kisah ini pada Georgiana, yang keluarganya memiliki perkebunan di Trinidad, Mycroft terkejut karena Georgiana malah berkeras akan pulang, dan menolak untuk ditemani tunangannya. Khawatir akan keselamatan Georgiana dan curiga terhadap segala peristiwa misterius yang terjadi, Mycroft mengajak Douglas untuk bertolak ke Trinidad dan menyelidiki kasus tersebut.

Namun, ternyata berbagai bahaya sudah siap menghadang mereka, mulai dari perjalanan dengan kapal laut yang penuh ancaman maut, sekelompok pria yang terlihat terhormat namun memiliki niat jahat, sampai gerak-gerik Georgiana yang mencurigakan. Sebenarnya ada apa di balik itu semua?

Buku ini memiliki segala unsur yang diperlukan untuk menjadi film Hollywood yang berhasil: misteri rumit, keterkaitan berbelit satu fakta dengan fakta lainnya, adegan action, kejar-kejaran dan baku hantam yang terasa nyata, sampai dialog kocak antara Mycroft dan sidekicknya yang setia, Cyrus Douglas. Mungkin karena salah satu penulis buku ini, Anna Waterhouse, adalah penulis script film berpengalaman, sehingga saya tidak akan kaget kalau suatu hari nanti buku ini akan diangkat ke layar lebar.

Latar belakang kisah ini, yang menyelipkan sejarah Trinidad, kerajaan Inggris, sampai perbudakan dan masalah rasial, terasa masih cukup pas dengan keseluruhan misteri yang dihadirkan. Para penulis buku ini menyelesaikan pekerjaan rumah dengan baik, sehingga balutan fakta-fakta sejarah tersebut bukan hanya sebagai sempalan belaka, tapi masih bisa menyatu dengan seluruh kisah.

Saya juga suka dengan sedikit adegan antara Sherlock dan Mycroft, dan melihat Sherlock saat berusia 17 tahun dari sudut pandang sang abang terasa cukup menyegarkan juga.

Bukan spin off terbaik (masih kalah dengan karya-karya Anthony Horowitz), tapi lumayan untuk mengobati rasa kangen dengan kecerdasan keluarga Holmes.

Submitted for:

Category: A book with a red spine

Category: A book with a red spine

 

 

 

 

 

 

Kategori: Name in a Book

Kategori: Name in a Book