Tags

, , , , , , , , ,

impossible knifeJudul: The Impossible Knife of Memory

Penulis: Laurie Halse Anderson

Penerbit: Scholastic Children’s Books (2014)

Halaman: 374p

Beli di: Kinokuniya Nge Ann City (SGD 19.90)

How does it feel to live by fighting off your memories from the past?

Hayley tidak ingin mengingat masa lalunya- dia melawan segala hal yang bisa memicu kembalinya ingatan akan masa lalunya.

Hayley melawan ayahnya- seorang tentara veteran yang tidak mau mengakui kalau ia memiliki masalah besar karena trauma akan hari-harinya di medan perang. Hayley melawan guru-guru di sekolahnya- yang tanpa henti selalu berusaha membuatnya keluar dari cangkang. Hayley melawan Trish- ibu tiri yang dulu merawatnya dengan baik, namun sempat meninggalkannya sendirian. Dan Hayley bahkan melawan Finn- anak laki-laki nerdy dan baik hati yang tanpa sadar sudah merebut hatinya.

Hayley membenci dunia, namun ia lebih membenci keadaan ayahnya- yang bisa hidup seperti zombie dan selalu membuatnya ketakutan akan ditinggalkan sewaktu-waktu.

Dunia Hayley terasa semakin jungkir balik ketika satu demi satu, ingatan akan masa lalu yang selama ini berhasil dipendamnya, mulai muncul ke permukaan, memaksanya untuk menghadapi hidupnya dengan berani- bukan melawan, tapi menerima. Mampukah Hayley?

Laurie Halse Anderson. Satu nama yang -bagi saya- selalu merupakan jaminan mutu di salah satu genre yang biasanya sulit memuaskan saya- Young Adult.

Laurie selalu mampu mengangkat tema-tema serius tanpa harus berkesan pretensius alias berlebihan. Tema anorexia, pelecehan seksual, atau tekanan untuk masuk ke dunia kampus ivy league, berhasil ditulisnya dengan mulus, memorable, tapi tetap terasa light.

Kali ini Laurie mengangkat tema keluarga veteran- bagaimana perang bukan saja mempengaruhi korban di negara yang bersangkutan maupun para tentara yang berjuang, namun juga keluarga veteran tersebut. Rasa takut, trauma, ditambah pelarian menuju obat-obatan dan alkohol, adalah hal-hal yang biasa dihadapi oleh veteran perang- dan tentunya mempengaruhi keluarga mereka.

Laurie bermain-main dengan isu memori melalui penuturan yang cerdas: bagaimana memori Hayley dan Andy, ayahnya, saling bertaut dan bersilangan- menyusun keping-keping yang meski mereka coba lupakan, namun tak bisa disangkal, menjadi bagian erat hidup mereka.

Banyak dialog yang menyentuh antara Hayley dan Andy, yang membuat saya bisa melihat karakter mereka bukan hanya satu dimensi belaka. Dan hubungan antara ayah dan anak ini menjadi salah satu yang paling berkesan bagi saya.

Oya, bonus dari buku ini? Finn, cowok yang rasa-rasanya bisa menjadi kanditat kuat saya sebagai Book Boyfriend of The Year 😉 Saya jarang terpesona dengan karakter di buku YA, tapi Finn bisalah membuat saya serasa kembali ke jaman SMA 😀

Nih, saya kasih contekan sms-an ala Hayley dan Finn, setelah adegan unyu mereka melihat bintang 🙂

 “Flowers were sweet, stars spectacular, thx” (Hayley)

“Nxt to you, I didn’t notice any stars. Night” (Finn)

Swoon!!!!!

Submitted for:

Something New Category

Something New Category