Judul: Will Grayson, Will Grayson
Penulis: John Green & David Levithan
Penerbit: Speak (2011)
Halaman:310 p
Beli di: Kramers Books, Washington, D.C. (USD 8,99)
Buku ini bercerita tentang dua anak laki-laki yang bernama sama, Will Grayson. Will Grayson pertama adalah anak pemalu, introvert dan indifferent, selalu bersembunyi di balik sahabat gay-nya, Tiny Cooper, yang berbadan (dan berkepribadian) besar. Sementara itu, Will Grayson kedua sedang bergumul dengan depresinya, ditambah lagi berusaha mencerna identitasnya sebagai seorang gay.
Suatu malam yang aneh, takdir mempertemukan mereka di suatu tempat yang tak kalah aneh di Chicago. Dan ceritapun bergulir dari sana. Tentang persahabatan, cinta, identitas dan perbedaan. Semuanya berujung pada klimaks di akhir cerita – pertunjukan musikal heboh yang digagas oleh Tiny Cooper.
Membaca buku dengan genre LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender) merupakan pengalaman yang jarang kualami. Apalagi yang diperuntukkan untuk Young Adult. Wow! Rasa-rasanya cerita semacam ini tidak mungkin diterbitkan di Indonesia. Bagaimanapun, negara kita masih menganggap agama sebagai salah satu pedoman hidup terpenting, dan meskipun “kasih” termasuk unsur utama di setiap agama, tetap saja topik mengenai “orang-orang yang memiliki orientasi seksual berbeda” masih menuai pro-kontra. Apalagi bila segmen pembacanya adalah anak-anak muda!
Bagaimanapun, aku sendiri menyukai gaya penulisan buku ini, yang penuh dengan humor sedikit satir namun tetap pas untuk dinikmati. Terutama Will Grayson versi John Green yang terlihat begitu human, begitu lovable, dan terasa lebih relate denganku. Will Grayson versi David Levithan awalnya begitu gelap sehingga agak sulit untuk bersimpati padanya. Tapi tentu saja scene stealer-nya adalah Tiny Cooper! Aku sampai berharap-harap bisa punya teman seperti Tiny saat masih SMA dulu, hahaha…Apalagi adegan pertunjukan musikal yang sangat Glee, sangat Kurt, sangat…ah. Speechless =D
Untuk referensi genre yang tidak biasa, buku ini sangat recommended. Buka saja hati lebar-lebar saat membacanya, karena memang banyak adegan dan dialog yang cukup absurd di sini. Oya, entah kenapa, sosok para orang dewasa di buku ini juga sangat terbuka dan menyenangkan. Tidak ada yang keberatan anak-anak mereka gay atau bersahabat dengan gay. Well, sounds too good to be true sih sebenarnya, karena bahkan di negara maju seperti Amerika pun masih banyak orang tua yang menentang persamaan hak kaum gay. But it’s never hurt to have hopes! =)
PS1: jadi pengen baca buku-buku John Green lainnya nih. I’m a newbie, any recommendation?
PS2: cover buku ini passss banget sama isinya. entah kenapa, padahal nggak ada gambar, foto, karikatur atau simbol apapun. tapi sangat mewakili isinya. i love the glittery-glamor feeling!
PS3: aku selalu kagum sama buku-buku yang ditulis tandem, dan di bagian belakang ada dialog antara dua penulis Will Grayson yang menceritakan proses penulisan buku ini. Uber cool!
aaaak reviewnya keren!! pengen bacaaa 🙂 sepertinya buku John Green yg Looking for Alaska ratingnya tinggi deh, Astrid.
Kalau bisa buka hati dan pikiran buku semacam ini bagus ya? Aku pribadi sih tidak ada masalah dengan Gay dan sepertinya mereka sekarang lebih bisa diterima di masyarakat dibanding beberapa tahun lalu, walau yg kontra masih banyak sih dan frontal pulak.
yap, bener miaaa…sebenernya udah jadi salah satu tema umum sekarang ya, novel indonesia pun udah mulai mengangkat topik ini, meski audience nya bukan YA haha…Looking for Alaska masuk dlm wishlist =p
kayaknya yang paper town juga bagus *kayaknya* *belom pernah baca john green juga*
Btw, kayaknya susah untuk saya buat buka hati… masih rada-rada geli gitu kalo ngebayangin gay.. kalo lesbian mungkin masih bisa diterima.. kalo gay.. errrr… >,<
hahahaha mungkin nggak usah dibayangin na, hihihi…iya paper town juga bikin penasaran nih!
revieeewwwnya bagus nih..aku blm pernah baca buku john green satu pun,,apalagi buku dgn tema seperti ini jarang sekali kubaca. mungkin harus dicoba utk baca buku2 kyk gini
iya untuk alternatif aja ya si…masalahnya emang too many books too little time sih ya =)
Waaaaa… sepertinya ceritanya seru, jadi penasaran sama tokoh Tiny Cooper..
iya nis, mengingatkan sama kurt tapi dengan versi yang lebih heboh, haha
Pingback: [Posting Bareng BBI] : Ode to the Misfits | books to share
Pingback: Turtles All The Way Down by John Green |