Oke, postingan kali ini hanya survey kecil-kecilan sekaligus curhat =D Kalau selama ini fokusnya adalah berapa buku dalam sebulan yang kamu baca, sekarang pertanyaannya lebih menusuk: berapa buku baru dalam sebulan yang masuk ke dalam rumahmu? Well, kadang bisa berupa buku baru (atau buku seken!): beli di toko, di online shop, atau dari blog teman sesama pengumpul pembaca buku. Kadang bisa juga berupa buku gratisan, hasil swap (tuker-tukeran buku), hadiah kuis, atau buntelan alias kiriman dari penerbit yang ingin bukunya direview.

Saya selalu punya niat untuk mengurangi buku-buku baru masuk ke wilayah rumah. Seriously. Bukan saja karena memang kecepatan membaca saya tidak sebanding dengan kecepatan serbuan buku-buku itu (kemarin terakhir menghitung, angka buku yang belum dibaca sudah berada di 50 ke atas, yang artinya RED ALERT!), tapi juga karena memang sudah tidak ada tempat di rumah saya. Kebetulan saya tinggal di apartemen yang hmmm…seperti kandang burung ukurannya. Kadang suka berkhayal untuk tinggal di sebuah rumah yang punya ruangan khusus untuk perpustakaan..aaahhhh senangnya!!!! Tapi mungkin memang belum saatnya, bisa-bisa nanti serbuan buku semakin tidak terkendali.

Yang jelas, buku-buku saya menumpuk nggak karuan. Di atas meja, di dalam lemari, di rak bawah TV, sampai di kolong meja rias. Saking malesnya berantem sama suami, kadang saya nekat memasukkan buku-buku itu ke dalam tas-tas saya yang nggak kepake! (walaupun akhirnya sih ya ketauan juga. Susah juga punya suami yang hobi beberes. Hmph). Padahal, nggak semua buku-buku saya disimpan di apartemen lho. Sebagian masih ada di rumah Mama di Bandung, di kamar tidur saya yang dulu. Sebagian lagi di rumah mertua di Bogor. Gawat ya?

Makanya, menurut saya, penting banget niat untuk mengurangi timbunan buku. Sayang, layaknya shopaholic yang nggak tahan kalau nggak belanja tiap kali ke mal, saya pun masih belum bisa menahan godaan mengadopsi buku-buku ke rumah saya. Apalagi bazar buku murah semakin menjamur saja. Dari mulai yang berskala besar seperti Indonesian Book Fair (IBF), sampai yang kecil-kecilan seperti bazar buku penerbit Matahati. Ih, sadis lho mereka kalau kasih diskon. Bikin kita jadi nggak rela kalau nggak beli =D

Belum lagi kalau habis blogwalking, bawaannya pengen buku ini dan itu. Kalau mampir ke Gramedia atau Kinokuniya yang niatnya hanya sekedar mampir, biasanya akhirnya menenteng tas juga keluar dari toko (kecuali lagi beneran bokek berat alias nggak punya uang). Mengerikan memang.

Saya sempat punya ide untuk membatasi pembelian buku hanya sekali aja setiap bulan. Terutama kalau ada event-event besar seperti bazar gitu. Lumayan efektif sih, tapi pasti adaaaa aja yang akhirnya menggagalkan niat saya itu. Entah ada yang ngajak swap (dan tentu naluri swap terlalu menggiurkan untuk dicuekin begitu saja), menang kuis atau hal-hal aneh lainnya =D (yep, excuse, excuse, excuse).

Lalu suami saya pernah bilang, “udahlah, dijual aja, atau dilelang, atau dibagiin ke orang yang membutuhkan”. Dezig juga sih dengernya, karena kok kesannya saya egois banget ya?? Pengen sih bikin charity apa gitu sekalian mengosongkan isi rak (lalu membeli yang baru lagi!), tapi so far saya belum punya waktu untuk memilah mana buku yang benar-benar ingin saya koleksi dan diwariskan ke anak cucu, dan mana yang bisa saya berikan pada orang lain dengan rela hati. Tapi hal-hal kayak gini emang harus diniatin sih, kalau engga, pasti ada aja alasan untuk menundanya.

Jadi, berapa buku yang masuk ke rumah kamu bulan kemarin? Jangan sampai suatu hari nanti kamu tenggelam dalam buku lho!!! =)